Kinara (Completed)

By cahyarmdnti

4M 363K 22.7K

Diusir dari rumah oleh keluarganya sendiri karna tidak sengaja menabrak seseorang, yang tidak lain adalah ana... More

Prolog
Kinara || 1
Kinara || 2
Kinara || 3
Kinara || 4
Kinara || 5
Kinara || 6
Kinara|| 8
Kinara|| 9
Kinara|| 10
Kinara || 11
Kinara|| 12
Kinara|| 13
Kinara|| 14
Kinara|| 15
Kinara|| 16
Kinara|| 17
Kinara|| 18
Kinara|| 19
Kinara|| 20
Kinara|| 21
Kinara|| 22
Kinara|| 23
Kinara|| 24
Kinara|| 25
Kinara|| 26
Kinara|| 27
Kinara|| 28
Kinara|| 29
Kinara|| 30
Kinara|| 31
Kinara|| 32
Kinara|| 33
Kinara|| 34
Kinara|| 35
Kinara|| 36
Kinara|| 37
Kinara|| 38
Kinara|| 39
Kinara|| 40
Kinara|| 41
Kinara|| 42
Kinara|| 43
Kinara|| 44
Kinara|| 45
Kinara|| 46
Kinara|| 47
Kinara|| 48
Kinara|| 49
Kinara|| 50
Kinara || 51
Kinara || 52
Kinara || 53
Kinara || 54
Kinara || 55
Epilog
Penting

Kinara || 7

103K 9.8K 365
By cahyarmdnti

Malam harinya sesuai janji Bella pada Rina dan Givan untuk pergi melihat kondisi Rey, Bella, Nara, Aldo, serta ayah dan bunda pergi melihat Rey.

Semua orang pasti akan beranggapan kalau Nara adalah kembaran Bella karena sekarang Bella dan Nara sangatlah mirip walaupun ada sedikit perbedaan.

"Bella Nara udah siap belum?" ucap bunda karena bunda ayah dan Aldo sudah siap dan sekarang hanya menunggu mereka.

"Udah bun Nara udah siap," ucap Nara dan berjalan kearah keluarga barunya itu.

"Bella juga udah bun," ucap Bella juga.

Sekarang mereka akan berangkat menuju rumah sakit untuk melihat Rey. Ayah, bunda, Bella dan Nara masuk kedalam mobil sedangkan Aldo menggunakan motornya.

Sampainya di rumah sakit mereka langsung menuju ruang rawat Rey. Saat menuju kesana ada sedikit rasa khawatir pada diri Nara.

Ia takut orang orang akan mengenalnya dengan nama Reina bukan Nara.

Saat sampai di depan ruangan Rey, ayah dan bunda langsung masuk diikuti oleh Bella dan Nara.

Aldo belum sampai disana karna ia ada sedikit urusan diluar, tapi ia akan segera menyusul ke rumah sakit.

"Assalamualaikum," ucap mereka serentak saat masuk kedalam ruangan Rey.

"Waalaikumsalam," jawab Rey dan orang yang ada di dalam ruangan Rey.

"Ehh Tasya, Dion, Bella, ini Nara ya?" ucap Rina.

"Iya tante,"

"Kamu cantik banget sayang,"

"Makasih tante, tante juga cantik,"

Nara masih belum menyadari kalau disana ada papa, mama, dan juga kakaknya.

"Kamu kenapa nggak bilang sih Sya kalau Bella punya kembaran."

"Ya kamu nggak nanya," jawab bunda dan pergi mendekati Rey.

"Lagian kamu juga sih Sya, kenapa anak sendiri nggak dikenalin sama sahabat sendiri,"

"Kamu tanya aja sama dia sendiri Rin kenapa nggak mau kesini, kenapa betah di Bali sama Almarhum kakek dan almarhum neneknya,"

Sebelum Rina menanyakan itu kepada Nara, Nara lebih dulu menjawab.

"Di Bali lebih enak tante dari pada disini, Nara lebih betah di sana. Lagian kalau nara di Bali Nara bisa jagain almarhum dan almarhumah kakek sama nenek," ucap Nara dan jangan lupa senyuman yang selalu ada di wajah cantiknya.

"Iya Rin, jadi karena mama sama papa udah meninggal aku sama mas Dion khawatir kalau Nara sendiri di sana, jadi kita paksa tinggal sama kita. Ya walaupun awalnya anaknya nolak," jelas bunda.

"Rey gimana keadaan kamu? Udah baikan?"

"Udah tante, cuma kaki Rey aja yang belum bisa jalan,"

"Semoga kamu cepat sembuh ya, kakinya cepat bisa jalan lagi,"

"Iya tante makasih."

Setelah itu Nara dan Bella juga ikut mendekati Rey sedangkan ayah duduk bersama Gavin papanya Rey. Dan saat itu juga Nara menyadari kalau di sana juga ada papa, mama, dan kakaknya.

Perasaan Nara tidak enak, Nara gelisah saat ini, ia takut penyamarannya ketahuan oleh keluarga kandungnya, sampai saat Aldo datang dan memegang bahu Nara dan Bella.

"Jangan gelisah, di sini ada kakak kamu nggak perlu khawatir mereka nggak akan mengenal kamu," bisik Aldo pada Nara.

"Loh, kak Aldo kapan datangnya?" ucap Nara seakan akan ia baru tau kedatangan Aldo.

"Iya kak Aldo kapan sampainya?"

"Barusan, kalian sih terlalu fokus sama Rey, kakaknya datang aja nggak sadar,"

"Gimana keadaan lo? Makin parah nggak? Gue doain sih makin parah," ucap Aldo pada Rey.

"Lo gimana sih, temennya sakit bukannya di doain cepat sehat malah di doain yang nggak nggak,"

"Loh ini siapa? Pacar lo? Gue nggak percaya kalau dia pacar lo, secarakan lo itu nggak mau kenal sama cewek," tanya Aldo saat melihat Vania yang duduk di dekat Rey.

"Ehh iya bunda baru sadar kalau ada cewek disini, ini siapa kamu Rey? Pacarnya ya?" ucap bunda juga.

"Ini nih bun cewek yang tadi ada disini juga, Bella mau intipin tapi malah ketauan sama tante Rina, nggak jadi deh acara intip mengintip," ucap bella dan di akhiri dengan kekehan.

"Kamu mau ngintipin kakak Bell?"

"Rencananya iya kak tapi ketahuan tante Rina, nggak jadi deh,"

"Dia siapa Do?" tanya Rey saat melihat Nara.

"Ohh ini, dia adek gue kembarannya Bella."

"Bella punya kembaran? Dari kapan?"

"Dari bayi lah, udah lo jangan alihin pembicaraan, cewe ini siapa?"

"Bentar, gue mau kenalan dulu sama adek lo,"

"Sejak kapan kak Rey mau kenalan sama cewe?" ucap Bella tiba-tiba.

"Sejak kamu punya kembaran."

"Hai namanya siapa? Kenalin nama kakak Reyvan panggil kak Rey aja,"

"Sok lembut lo," ucap Aldo.

"Iya ya kak, kenapa kak Rey berubah gini? Kepalanya kebentur batu waktu kecelakaan kak?" tanya Bella.

"Nggak Bell, kalian kenapa sih? Salah mulu gue,"

"Ya kita heran aja kak,"

"Nama aku Nara kak,"

"Ohh Nara,"

"Udah kan? Sekarang lo jelasin sama kita dia siapa?" ucap Aldo dan menunjuk Vania.

"Jadi gini nama dia Vania, dia nggak pacar gue, tapi kakak dari orang yang nabrak gue. Dia mau tanggung jawab karna kejadian itu jadi dia mau ngerawat gue sampai sembuh."

"Kenapa nggak adeknya aja?" tanya Aldo.

"Lo tau nggak adeknya judes banget, sebelum dia datang kesini adeknya lebih dulu datang kesini, tapi ya dia nyebelin, gue nggak mau lah dirawat sama dia."

"Gue doain lo jodoh sama adeknya," ucap Aldo yang membuat Nara dan Rey membelalakkan matanya tapi secepat mungkin Nara kembali menetralkan dirinya supaya orang-orang tidak mencurigainya.

"Lah kok jadi kaya gitu kak? Harusnya kak Aldo doain semoga kak Rey jodoh sama kakak ini,"

"Paling juga kak Aldo suka sama kak Vania, Vania kan nama kakak?" ucap Nara dan di angguki oleh Vania.

"Enak aja, jangan sembarangan ngomong kamu Ra,"

"Ya mungkin aja kan Bell?"

"Iya aku juga setuju sama kamu Ra,"

"Memangnya kenapa sampai kamu ketabrak Rey?" tanya bunda tiba tiba.

"Gini tan, kemaren itu Rey buru-buru jadi Rey nggak liat-liat dulu buat nyebrang, mungkin adek Vania ini juga bawa mobilnya nggak hati-hati, Jadi gak sepenuhnya salah dia tan."

"Ohh gitu, terus adek kamu mana? Gak kesini juga?" tanya bunda pada Vania, sebenarnya bunda sudah tau Vania itu kakaknya Nara, tapi ia pengen tau jawaban Vania kemana adeknya.

Sebelum Vania menjawab, Lasti-mama Vania lebih dulu menjawab.

"Reina kami pindahkan ke rumah neneknya buk, di bandung," ucap Lasti dan di angguki oleh bunda, bunda tau ia berbohong, karna Reina ada disana juga sekarang.

"Udah jangan bahas dia, oh iya Bella sama Nara mau kuliah dimana?"

"Bella mau di London tan,"

"Kalau Nara?"

Nara hanya diam, ia tidak tau menjawab apa, Nara belum kepikiran sekarang mau kuliah dimana. Karena Nara tidak menjawab, akhirnya bunda lah yang menjawab pertanyaan dari Rina.

"Ya pasti sama sama Bella Rin, Nara kesini kan karna mau kuliah bareng sama Bella."

"Ohh gitu, jadi Aldo tinggal disini sendiri?"

"Nggak tante, Aldo tinggal sama bunda sama ayah," ucap Aldo yang membuat semua orang tertawa kecuali ayah, papa Rey dan Papa Vania.

"Bukan itu maksud tante,"

"Aldo paham kok tan,"

"Bell kamu jangan dandan kaya nerd lagi kalau udah kuliah. Kasian kamunya di bully terus," ucap Rina, Rina memang mengetahui kalau Bella jadi Nerd di SMA.

"Nggak kok tan, Bella gak jadi nerd lagi,"

"Nara kenapa pakai kaca mata? matanya  minus?" tanya Rina.

"Enggak tan, sebenarnya mata Nara baik-baik aja. Tapi Nara nyaman aja pakai kaca mata, apalah Nara sering baca buku,"

"Kamu suka baca buku? Sama dong sama Rey," ucap Rina dan di angguki oleh Nara.

"Kamu lebih sering baca buku apa?" tanya Rina lagi.

"Nara lebih tertarik ke buku tentang bisnis sih Tan, kalau nggak ya baca Novel," ucap Nara.

Sebenarnya saat menjadi Reina, Nara paling anti sama yang namanya Buku. Mau buku pelajaran atau buku apapun. Prinsip Nara saat ini, udah pintar ngapain belajar.

"Udah malam nih, kita pulang dulu ya Rin. Rey kamu cepat sembuh, kan udah ada yang rawat," pamit bunda.

Setelah pamit, Nara dan keluarga langsung pulang karena tidak mau berlama lama disana.

Bunda, Ayah, Aldo dan Bella tau sedari tadi Nara gelisah karna ada kedua orang tuanya dan juga ada kakaknya.

TBC

Salam manis:)

@cahyarmdntii

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 81.8K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
3.5M 166K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
2.3M 72.3K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
4.2K 1.3K 46
𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : fiksi remaja | humor °°°°° "Lo ngapain ke sini?" "Mau ketemu papa. Papa udah pulang, bi?" "Papa siapa yang den maksud?" "Papanya Naya la...