From Home || NCT 127 [SUDAH T...

By bshskosufhf

2.8M 338K 70K

Setiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki... More

Casting
Prolog
1. The Youngest
2. Exam
3. They Never Believe Me
4. Polaroid
5. About Hurt
6. The Problem
7. The Mask
8. Corporate Rivals
ATTENTION⚠
9. Doyoung Hyung
10. Johnny Hyung
11. Yuta Hyung
12. Jungwoo Hyung
13. Bad People Can Get Hurt Too
14. About Haechan, and Pain
15. When Sorry Is No Longer Needed
17. Taeil Hyung
18. Taeyong Hyung
19. Jaehyun Hyung
20. Haechan's Last Birthday
21. The Last Week
22. Fight Again
23. The Last Exam
24. Mark Hyung
25. Winwin Hyung
26. Actual Events
27. Haechan's Secret
28. A Miracle
29. Our Last Moment
30. The Sorrowful Sun
31. Last Word
32. Our Fullsun, Lee Haechan
33. Epilog
ANSWER 1
ATTENTION⚠️
EXTRA CHAPTER!!!!
GOOD NEWS!!!!
EXTRA CHAPTER 2 !!!!!
NEW SAD STORY!!
🥳SEGERA TERBIT!!!🥳
VOTE COVER!!!
PRE ORDER!!!

16. He's Not Haechan

67.4K 9.1K 1.4K
By bshskosufhf

Haechan.....

Jangan takut jika kau dibenci banyak orang...
Yang harus kau takutkan...
Adalah saat kau membenci dirimu sendiri....

Haechan.....
Jika nanti hyung pergi dan mungkin tak kembali lagi....
Jangan salahkan dirimu...

Karena kepergian hyung....

Bukan salahmu.....






Bukan salahmu.......







Rumah.....

Yang seharusnya aku tinggali....
Yang seharusnya menjadi tempatku berlindung....

Kini hilang entah kemana.....

Winwin hyung......

Aku ingin ikut denganmu.....

Jangan.......

Kau harus bertahan......

Tapi.......

Sampai kapan?

Haechan sedang duduk di taman.

Hujan mengguyur dengan deras. Tetapi hal itu tak membuat Haechan meninggalkan tempatnya.

Tubuhnya basah.

Sesekali dia menutup matanya rapat rapat kalau mendengar suara petir.

Haechan.....

Jangan takut pada hujan.....

Menangislah saat hujan....

Dengan begitu, tak akan ada yang mendengar tangismu....

Haechan....

Lepaskan topengmu itu.....

Dan menangislah....

Menangislah sesukamu.....

Tangis itu keluar begitu saja dari mulut Haechan.

"Winwin hyung, mian....." Ucapnya pelan. Bahkan hampir tak terdengar.

Haechan......

Kau tahu?

Namamu itu.....

Hyung yang berikan...

Haechan....

Artinya matahari......

Haechan menangis keras dibawah air hujan.
Tangisnya benar benar pilu, bahkan siapapun yang mendengar tangisnya juga akan ikut merasakan kesedihan yang mendalam.

Haechan rindu hyung, ya?

"Aku rindu Winwin hyung......" Ucap Haechan di sela tangisnya.

Topengnya dibuka, ya?

Jangan berpura pura bahagia....

"Aku rindu Winwin hyung, Haechan.... Rindu Winwin hyung....."

"Bukan aku pelakunya....."

Memang bukan Haechan pelakunya.....

"Bukan aku, kan?"

Bukan kau Haechan.....

"Tapi tak ada yang percaya...."

Nanti mereka akan percaya......

"Haechan lelah....."

Sedikit lagi, ya?

Sedikit lagi saja Haechan bertahan.....

Kalau Haechan tak sanggup lagi,

Haechan bisa ikut dengan hyung....

Dimana mataharinya hyung?

"Haechan."

Haechan menoleh saat namanya dipanggil.

"Ayo pulang."

Haechan menggeleng pelan. Dia lalu bangkit dan pergi dari sana. Menjauh dari Jaehyun yang mencoba mengajaknya pulang.

Siapa yang mau memberi adiknya nama?

Bolehkah aku memberinya nama, eomma?

Winwin? Tentu saja boleh, sayang.....

Lee Haechan.

Haechan?

Haechan. Matahari.

Haechan, ya? Wahh bagus sekali!!!!

Haechan. Mulai sekarang namamu adalah Haechan. Sesuai yang Winwin hyung berikan.

Haechan, matahari nya kita semua....






KAU BUKANLAH MATAHARI YANG KAMI HARAPKAN!!!!!

KENAPA KAU MEMBUNUH WINWIN?!!!

DASAR SIALAN!!!!

AKU TAK PERNAH MEMBENCI MATAHARI SEBELUMNYA, TAPI AKU MENYESAL KARENA MATAHARI SEPERTIMU LAHIR KE DUNIA!!!!!

KAU HANYALAH MATAHARI PEMBAWA DUKA!!!







Haechan jangan membenci diri sendiri, ya?

Aku benci diriku.

Haechan harus kuat!

Aku lemah, hyung....

Kau harus bertahan, Haechan....

Demi siapa aku bertahan?

Kau bukan pembunuh, Haechan....

Aku membunuhmu, hyung.....

Haechan tengah belajar di kamarnya. Mengabaikan siapapun yang masuk ke kamarnya, baik itu Taeyong, ataupun yang lainnya.

Hari itu, setahun setelah pertengkaran hebat yang Haechan sebabkan.

Dan setahun sudah Haechan yang dulunya ramah dan jahil, yang takut dengan bentakan Taeyong, ataupun ancaman Taeil sudah lenyap.

Haechan yang ada kini, adalah patung berjalan yang datar dan dingin.

Tiap kali Taeyong memukulnya, Haechan diam. Seperti biasa.

Tapi tak ada lagi rasa takut yang terbersit di hatinya. Hatinya mati rasa. Tatapan dingin Taeyong, ancaman keji Taeil, ucapan pedas Doyoung, tatapan dendam Jaehyun, semuanya sudah menjadi angin lalu bagi Haechan.

Hubungan yang harusnya menghangat seiring berjalannya waktu, kini menjadi semakin dingin melebihi es.

Tak ada lagi canda tawa di meja makan meski tanpa kehadiran Haechan.

Bahkan dalam setahun bisa dihitung berapa kali mereka makan bersama.

Tak ada lagi yang selalu berdebat dan heboh saat bermain game di ruang tengah.

Bahkan televisi di ruang tengah sudah berdebu karena lama tak dinyalakan.

Haechan sudah naik kelas menjadi kelas 3 sekolah menengah akhir. Dia semakin dewasa, semakin tampan, dan semakin dingin.

Semenjak kenaikan kelas, Hyunjin dan teman temannya pindah sekolah. Mereka semua terpecah belah menuju tempatnya masing masing.

Entah Felix yang kembali ke Australia, Bangchan yang sekolah di Amerika, Hyunjin yang pindah ke Perancis, dan sisanya tak ada kabar. Lenyap bagaikan ditelan bumi.

Sementara gudang tempat tinggal Hyunjin yang ke 2 itu, sudah berdebu bersama perabotan nya. Haechan tak pernah lagi kesana.

Biasanya, jika Haechan pulang malam atau melakukan kesalahan, Taeyong selalu menghajarnya.

Kini Taeyong hanya menatapnya sebentar dan pergi meninggalkan Haechan begitu saja.

Biasanya, Taeyong selalu ada di kamar untuk mengerjakan pekerjaannya. Sekaligus menjadi alasan Haechan enggan berada di kamar.

Kini, lelaki itu bahkan jarang pulang ke rumah.

Taeil juga semakin sibuk dan lebih sering pergi ke luar negeri bersama Johnny.

Mansion mewah itu semakin sepi. Bahkan jarum jatuh saja bisa terdengar saking sunyinya.

Yuta dan Doyoung pun kini semakin sibuk membuka cabang caranya yang sudah tersebar dimana mana.

Atau Jaehyun yang jarang pulang ke rumah karena sibuk di rumah sakit.

Mark dan Jungwoo lebih sering menginap di apartemen teman teman mereka. Dan jarang pulang ke rumah.

Kini mansion mewah itu kosong. Hanya ada Haechan yang tinggal sendirian disana. Hari sudah malam. Dan hujan turun deras.

Semua lampu mati.

Hanya lampu dapur yang menyala. Dan Haechan yang sedang memakai ramyeon kesukaannya sendirian.

Matanya menatap kosong, sambil terus mengunyah ramyeon itu tanpa minat.

Ceklek!

Tumben sekali!

Haechan melirik ke arah pintu depan. Disana ada Taeyong dengan rambutnya yang sedikit basah karena hujan. Lelaki itu masih mengenakan setelan kantornya.

Dia menatap Haechan datar. Dan dibalas tatapan yang sama pula.

Taeyong lalu menaiki tangga menuju kamarnya dan Haechan. Lalu dia turun kembali, kali ini mengenakan setelan yang lebih santai.

Tanpa sepatah katapun Taeyong melenggang pergi begitu saja tanpa melirik Haechan sedikitpun. Seolah Jangan memang tak ada disana.

Haechan menatap nanar mobil Taeyong yang keluar dari pekarangan rumah mereka.

Hatinya sakit.

Tapi tak ada air mata yang keluar. Sudah benar benar tak ada lagi.

Haechan membuang cup ramyeon nya yang sudah kosong, dan kembali ke kamarnya.

Keesokan Harinya, Haechan bangun dan mendapati Jaehyun tengah memasak sarapan. Lelaki itu memang pulang jam 2 pagi karena baru selesai melakukan jadwal operasi.

Melihat Jaehyun memasak, Haechan tak ingin terlalu percaya diri. Haechan yakin Jaehyun masak untuk dirinya sendiri. Bukan untuk Haechan.

Sementara Jaehyun tengah menahan gugup ketika melihat Haechan datang. Dirinya merasa deja vu.

Karena dulu, tiap kali Jaehyun memasak, Haechan selalu datang untuk menjahilinya dan memeluknya dari belakang.

Kini, Haechan hanya diam dan dengan santainya mengambil selembar roti tanpa memikirkan kehadiran Jaehyun disana.

Jaehyun melirik ke arah Haechan yang tengah memakai rotinya sambil menatap ponsel.

Entah dia baru sadar, atau Haechan memang seperti itu dari dulu, Jaehyun baru menyadari kalau sekarang Haechan semakin kurus. Pipi gembul nya sudah terganti oleh rahang tegas yang sedikit tirus.

Tubuh Haechan sudah tinggi menjulang, bahkan menyamai tingginya.
Namun kulitnya semakin pucat. Entah mengapa.

Haechan yang merasa ditatap Jaehyun langsung tidak nyaman dan pergi dari sana. Meninggalkan Jaehyun yang masih terdiam di tempat.

Jaehyun menatap nanar sosok Haechan yang menghilang dibalik pintu rumah mereka.

Jaehyun merasa ada yang janggal. Seperti ada sesuatu yang tak beres di tubuh Haechan.

Tapi Jaehyun mencoba membiang rasa simpati itu jauh jauh. Haechan yang dulu, bukanlah Haechan yang sekarang.

Siap pasti bisa menjaga dirinya.

Ya, Haechan yang dulu bukanlah Haechan yang sekarang.

Dia bukanlah Haechan yang dulu.

Dia bukanlah Haechan yang Jaehyun kenal.

Dia bukanlah Haechan yang manja dan cengeng.

Dia....

Memang bukan Haechan, adiknya.

________


Entah kenapa otakku buntu🙃

Kalian suka, gk?

Tbc?

Voment juseyo
╔══╗♥
╚╗╔╝♥
╔╝╚╗♥
╚══╝♥
╔╗ ♥ღ♥ღ♥ღ♥
║║╔═╦╦╦╔╗
║╚╣║║║║╔╣
╚═╩═╩═╩═╝
╔╗╔╗♥
║║║║♥
║╚╝║♥
╚══╝♥

Lop u all 💚💚💚💚💚









Continue Reading

You'll Also Like

1M 62K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
2.5K 189 5
kisah 7 anak dream yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. bisa saja ada didunia nyata, tapi tidak semua. masih pemula, jadi kalo adala...
1.1M 182K 37
Tuhan selalu menakdirkan yang terbaik untuk hamba-Nya bukan? . . . . . Haechan version!!!
1M 82.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...