The Gray Love✔

By Pitaksara

235K 16.4K 204

Apa jadinya jika cowok dan cewek yang memiliki karakter dingin disatukan dalam ikatan pernikahan? Pernikahan... More

01. Kabar Mengejutkan
02. Tidak di Inginkan
03. Berusaha Ikhlas
04. Pertemuan Pertama Versi Remaja
05. Dia Orangnya?
06. Penasaran Berujung Perasaan
07. We Time
08. Cemburu?
09. Aneh dan Langkah
10. Lamaran
11. Lamaran (2)
12. Pria Misterius(?)
info!!!
13. Nyebelin
14. Fitting Baju
15. Sifat Tersembunyi
16. Wedding
17. Wedding (2)
18. Menolak untuk Baper
19. Persyaratan?
20. Ghibahin Aja Terus
21. Istri Durhaka?
22. Terlambat
23. Perlakuan Manis
25. Mulai Mencintai?
26. Belajar Menerima
27. Sahabat Itu ...
28. Cemburu Versi Rifki
29. Manja
30. Bertukar Cerita With Kekasih Halal
31. Dia kembali?
32. Pria Brengsek
33. Mayat Hidup
34. Membaik
35. Holiday ke Puncak
36. Jarak VS Rindu
37. Rifki Kedua?
38. Kecelakaan
39. Amnesia(?)
40. Kehadiran Makhluk Kecil
[END]
TERIMAKASIH
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
cerita baru
.

24. Games Konyol

4.5K 356 3
By Pitaksara

Happy reading (。・ω・。)

🐇🐇🐇

Dua hari telah berlalu. Malam ini adalah malam minggu. Malam dimana sebagian jomblo ngenes mengadakan ritual untuk mendo'akan agar hujan deras supaya mereka yang berpasang-pasangan tidak memenuhi jalanan, sengenes itu kah?

Disaat sepasang remaja yang memiliki pasangan memilih have fun bersama kekasihnya, sayangnya itu tidak terjadi di pasangan ini. Meskipun status mereka sudah sah, dan halal mau ngapain aja, tapi tetap aja keduanya seperti kenal tanpa saling menyapa. Lihatlah, Nisa malah asik menonton tv di ruang tengah. Rifki? Dia sedang mandi setelah pulang dari kantor tadi.

Beberapa hari yang lalu, Nisa sudah mengetahui kalo Rifki bekerja, meskipun ada tangan kanan Rifki di kantor untuk mengurus cabang perusahaan milik Papa mertuanya tapi ia masih bertanggung jawab untuk memantau kemajuan perusahaan yang dia urus.

Ting.

Getaran di ponsel Nisa mengalihkan fokusnya yang sedang asik menonton sinetron 'Catatan Hati Seorang Istri'. Ia mengecek pesan yang barusan masuk. Nisa memutar bola matanya setelah tau siapa yang mengirimi ia pesan.

Putrimut💩
Nis, keluar yuk. Bete nih gue di rumah :(

Ogah ah, mager √√

•Ahh gak asik lu mahh

Lu lupa, gua udah punya suamikk √√

•Hehe, iyaiyak lupa gue
Btw, lu udah ngaku Kak Ki Suami lu, wahh Nisa udah besar bunds

•Ciee salting
•Woyy bales woyy
•Aelah baperan lu mahh

"Siapa?" Nisa tersentak kaget, ia langsung menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan tajam.

Rifki mengernyit melihat respon Nisa. Ia yang beberapa menit lalu baru selesai bersih-bersih, langsung ikut bergabung duduk bersama Nisa, ya walaupun duduk dengan menciptakan jarak lumayan lebar. Hal yang Rifki dapat pertama adalah gadis itu terlalu asik sama dunianya sendiri hingga tidak menyadari suaminya yang sudah duduk di sebelahnya.

"Ngagetin aja," gumam Nisa.

Rifki mengangkat alisnya sebelah menunggu lanjutan ucapan dari Nisa.

"Putri, ngajak keluar," ucap Nisa.

"Terus?"

"Nabrak," jawab Nisa skenanya.

Rifki mengambil ponsel Nisa dari genggaman gadis itu. Nisa yang mendapat tarikan tiba-tiba itu terpekik kaget. Refleks Nisa langsung ingin merebut ponselnya dari kuasa Rifki, tapi sayangnya Rifki lebih dulu mengapit leher Nisa di bawah ketiaknya.

Jantung Nisa mendadak berkerja lebih cepat, Nisa menahan napasnya. Bukan, bukan karena ketiak Rifki, justru ketiaknya wangi. Tapi karena ada desiran hangat di area jantungnya hingga menjalar ke pipinya. Sudah dapat dipastikan jika wajahnya sudah memanas sekarang. Mendapat kontak fisik langsung sedekat ini dan belum pernah ia rasakan sebelumnya, mendadak otak dan jiwa bar-bar Nisa tidak berfungsi dengan baik. Yang hanya ia lakukan adalah bergeming.

Rifki tidak sadar dengan apa yang ia lakukan, sekarang ia malah tersenyum kecil karena melihat jawaban Nisa jika dirinya sudah mempunyai suami. Terlihat lebay memang, tapi ntah kenapa Rifki sangat bahagia hanya dengan membacanya.

Nisa mendongak menatap dagu Rifki, detik itulah ia tersadar bahwa bukan hanya ponselnya saja yang berada di kuasa Rifki, tapi dirinya juga. Nisa langsung menjauhkan badannya, hingga membuat Rifki menoleh sepenuhnya ke arah Nisa dengan sudut bibir yang tertarik.

"Kenapa senyum-senyum gitu? Gak usah geer! Sini balikin ponsel gue," ketus Nisa. Sebenarnya nada bicaranya adalah alibi saja untuk menutupi rasa gugupnya.

Rifki mengetik sesuatu di ponsel Nisa sebelum mengembalikannya. Nisa menatap curiga ke arah Rifki.

"Gih, siap-siap." Setelah mengembalikan ponsel ke yang empunya, Rifki berlalu menuju kamarnya.

Kerutan di dahi Nisa terlihat jelas, ia binggung dengan maksud ucapan Rifki. Kemudian ia menatap ponselnya, Nisa langsung melongo melihat pesan yang dikirimkan Rifki kepada Putri. Dia bergidik geli.

Oke, gue ngajak suami gue ya√√

tumben? Napa lu?

Ya biar gue bisa pamer, secara kan Mas Kiki ganteng√√

•Nis, gue gak yakin ini lo :"

"RIFKI APA-APAAN LO HAH!"

🐇🐇🐇


Nisa dengan wajah cemberutnya, memilih untuk menurut saja ajakan Rifki untuk berkumpul bersama Rena dan Putri. Tapi ternyata tidak hanya mereka saja yang hadir, Rifki juga ikut mengajak Bagas dan Abangnya untuk main. Jika dilihat-lihat mereka ini sepasang yang sedang triple date. Apa aku (penulis) jodohkan saja?

Terhitung dua puluh lima menit mereka di sebuah kafe yang cukup ramai di isi anak-anak seusia mereka. Dan selama itu, hanya di isi pergibahan, jokes Bagas dan Putri, ataupun perdebatan kecil antara Rena dan Bagas.

Nisa menghela napasnya. "Bosen nih gue," keluh Nisa.

Bagas yang sedang mengoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti irama dari salah satu lagu di tiktok itu berhenti, sekarang mereka menatap penuh ke arah Nisa.

"Gimana kalo kita main ToD," usul Putri yang langsung di teriaki 'setuju' oleh Bagas.

Rena dan Nisa terkejut begitu juga dengan Putri, ketiganya menatap Bagas tajam. Sedangkan Rifki dan Kelvin sudah biasa melihat Bagas yang heboh. Untung saja itu tidak mengundang tatapan aneh dari pengunjung lain yang mendengar teriakan heboh Bagas.

"Santai, kak," ucap Putri menatap Bagas, kemudian beralih menatap bergantian teman-temannya. "gimana? Mau kan?"

"Oke."

"Lo gimana, Ki?" Kini semua tatapan mengarah ke Rifki untuk meminta jawaban.

"Jangan bilang lo gak mau ya! Gak ada penolakan! Yang takut berarti cemen! Dan harus traktir kita selama sebulan." Suara Bagas menginstrupsi.

Mata Nisa membola, apa? Sebulan? Gila. Pikirnya.

"Gila lo, makanan aja cepet. Bisa bangkrut nih kak Kiki." Bukan, itu bukan ucapan Nisa melaikan ucapan Rena.

Rifki bukannya takut, hanya saja dia sedikit kesal sama game ini. Dulu Rifki mendapat dare dari temen kampretnya, Bagas. Ia menyuruh Rifki mengombali seorang cewek. Rifki ingin menolak, tapi ledekan demi ledekan terus terdengar dari teman-temannya itu. Akhirnya ia menuruti game konyol itu.

Rifki mengangguk singkat dengan malas.

"Oke, kita pake ini," ucap Kelvin yang menunjuk botol sprit* Bagas yang masih tersisa setengah.

"Eh jangan! Sayang isinya masih ada," protes Bagas langsung memeluk botol sprit*nya erat.

"Elah, pelit amat sih lo. Lagi juga itu tinggal setengah kali," ucap Rena jengah.

"Tapi sayang duitnya tau. Beli ini pake duit kalo lo lupa. Harus hemat."

"Ck, sok-sokan lo pake hemat. Biasanya juga lo hambur-hamburin tu duit untuk kencan lo sama asrama putri lo," ucap Kelvin.

Bagas mendelik. saat ia ingin membalas perkataan Kelvin, suara Nisa lebih dulu menginstrupsi.

"Jadi gak ni?"

Putri menarik paksa botol sprit* milik Bagas, dan memberikan aba-aba sebelum game dimulai. Permainan pertama dimulai dengan wajah Bagas yang masih menekuk karena tidak terima dengan minuman kesukaannya yang dijadikan korban. Tapi itu tidak lama, setelah botol berputar dan menghadap ke arah Putri. Bagas tersenyum riang penuh arti.

"Nah karma kan lo. Truth or dare?" Bagas dengan gaya tengilnya membuat Putri berdecak.

"Truth."

"Gue, gue," ucap Bagas cepat dengan semangat membara.

"Elah, semangat amat lo," ucap Kelvin.

Bagas mengabaikan ucapan Kelvin. "Kapan terakhir kali lo kebelet di celana?"

Putri mendelik. Pasalnya terakhir kali dia kebelet itu seminggu yang lalu, itupun gara-gara Bagas yang mengagetkannya. Bisa dibayangkan urinenya yang sudah diujung tanduk, tiba-tiba dikagetkan oleh Bagas yang muncul dari balik tembok sekolah dan melempar tikus ke arah kakinya, membuat ia refleks meloncat dan diwaktu bersamaan juga keluar yang sudah ia tahan dari beberapa menit yang lalu.

"Umur tujuh tahun," jawab Putri bohong.

Saat Bagas ingin membuka suara, Putri lebih dulu menyela. "Yok lanjut," ucap Putri.

Bagas mendengus kesal karena mendapat tatapan membunuh dari Putri. Botol pun berputar, kali ini ke arah Kelvin.


"Truth or dare."

"Dare."

"Gue," ucap Nisa. "Bilang I love you ke Kak Bagas. Terus buat story di whatsapp lo, Bang." Nisa tersenyum kemenangan melihat wajah Kelvin.

"Adik sialan lo, yang lain ajalah." Wajah Kelvin memelas.

"Tidak ada penolakan, kak," ucap Putri terkekeh.

Rifki dan Rena ikut menyahuti dan mendukung tantangan dari adiknya itu. Karna mendapat paksaan dari teman-temannya, akhirnya Kelvin menuruti dengan Putri yang sudah mengarahkan kamera video di ponselnya.

"Bagas, I love you," ucap Kelvin datar.

"I love you too," jawab Bagas mengedip-ngedipkan matanya.

"Jijik," ucap mereka kompak dan bergidik ngeri.

"Dah lanjut." Botol beputar dan kali ini mengarah ke Bagas.

Bagas mendengus. "Dare, gue gak mau dikatai cemen karna milih truth."


"Songong banget lu."

"Gue."

Semua mata menatap ke arah Rifki. Rifki yang sedari tadi diam mengikuti alur permainan akhirnya membuka suara. Dia tersenyum licik, ini kesempatan untuk membalas Bagas.

"Kok gue merinding ya," ucap Bagas memegang tengkuknya yang merinding.

"Tembak Cewek."

"Maksud lo, gue nembak cewek gitu? Siapa?"

Rifki mengangguk, ia mengedikkan dagunya ke arah wanita yang sedang sendiri duduk di salah satu meja.

"Oke, gampang mah ini," jawab Bagas songong.

Terlebih dahulu Bagas berkaca dan bersisir sebentar. Kaca dan sisir itu ia dapatkan dari saku jaketnya yang membuat teman-temannya memutar bola matanya malas. Saat merasa sudah sangat ganteng, Bagas langsung mendekati target.

"Halo cantik," sapa Bagas membuat wanita itu mendongak.

"Sendirian aja, boleh gak Babang tamvan temenin." Tanpa menunggu persetujuan, Bagas langsung saja duduk manis di kursi meja yang di tempati cewek itu.

"Siapa namanya, Neng?" tanya Bagas genit mengulurkan tangannya dan disambut oleh cewek tersebut.

"Viona," jawab Viona.

"Nama Babang, Bagas." Bagas mengelus sebentar tangan Viona dan tersenyum semanis mungkin yang membuat temannya sedari tadi menonton mual.

"Sok manis amat sih tu anak," ucap Rena.

"Udah perhatiin aja."

"Sebentar lagi," ucap Rifki yang membuat teman-temannya binggung.

Viona menegang. Bagas yang masih belum melepas tangan Viona kini bahunya ditepuk seseorang.

"Apasih, Vin. Jangan ganggu deh," ujar Bagas tanpa menoleh.

"Gila, dia kira itu kak Kelvin," ucap Putri pelan menahan tawanya.

"Viona, siapa dia?" suara briton tegas dari seorang lelaki membuat Bagas menoleh dan berdiri berhadapan sama lelaki itu.

"Kenalin, gue calon gebetan dia," jawab Bagas menyodorkan tangan dengan percaya dirinya ke arah lelaki itu.

Viona mengeleng cepat. "Gak, Mas. Aku aja gak tau dia siapa," jawab Viona polos.

Lelaki itu mengangguk lalu membalas uluran tangan Bagas. Ia mengengam kuat tangan Bagas, membuat Bagas mengaduh. "Gue suaminya."

Bagas mendelik dan langsung terdengar suara tawa dari meja teman-temannya. Bagas menyengir, menunjukkan gigi putihnya dan menarik tangannya yang masih berjabat sama lelaki di hadapannya ini. Ia meringis karena nyeri ditangannya yang baru terasa.

"Hehe ...." Bagas mengaruk belakang lehernya. "maaf-maaf, becanda gue mah, itu game tadi," ucap Bagas langsung belari menghampiri meja teman-temannya.

"Hahaha."

"Anjir bengek gue."

"Kamvret, sialan lo, Ki! Sengaja kan lo!" kesal Bagas.

"Lo sih pede amat, yang ada jijik tau," ledek Rena.

"Diem lo! Dan lo, Ki, tunggu aja pembalasan dari gue," Ucap Bagas angkuh yang diacuhkan oleh Rifki.

"Dah lanjut," ucap Nisa.

Botol beputar. Kali ini berhenti ke arah Nisa.

"Truth or dare."

"Dare."

Bagas membuka suara tapi keduluan disela oleh Rena. "Cium Rifki," ujar Rena santai.

Mata Nisa membola lalu menatap tajam Rena. "Apaan sih lo! gak! Ganti!" decak Nisa.

"Lah kenapa, dek? Dia kan suami lo," ujar Kelvin.

"Gue setuju, pasti kalian gak pernah kan mesra-mesraan. Secara kan rumah tangga kalian beku kayak sikap kalian," cerocos Bagas.

"Bacot."

"Cium, cium. Ayo dong kak Ki semangat, mau dicium nih oleh bebeb." Putri ikut menyahut memberikan semangat.

"Berasa dipanggil kakki sih Rifki," kekeh Kelvin.

Dengan ogah-ogahan Nisa mendekatkan bibirnya ke arah pipi Rifki dengan mata terpejam. Kesempatan itu dimanfaatkan Kelvin dengan tingkat keusilannya. Kelvin mendorong cepat pipi Rifki yang menyebabkan wajah Rifki menghadap ke wajah Nisa dengan jarak yang semakin menipis dan ... ya bibir Rifki dan Nisa kini sudah saling menyapa. Nisa yang merasa aneh, akhirnya membuka mata. Matanya langsung membulat kaget. Nisa refleks menegakkan badannya dengan wajah yang menahan kesal dan malu.

"Aw, adegan 18++. Mata dedek ternodai," dramatis Bagas menutup matanya dengan telapak tangan yang jari-jarinya tidak merapat.

"Duh mata gue gak suci lagi nih." Putri ikut-ikutan Bagas meledek Nisa dan Rifki.

"Sialan lo! Lo nyari kesempatan kan!" bentak Nisa ke Rifki. Rifki sedari tadi hanya mematung di tempatnya duduk.

"Eits, jangan marah ke Kak Kiki dong. Noh ke Abang lo, Nis. Kak Kelvin yang dorong kepala suami lo ke arah lo," jelas Rena.

Nisa mengalihkan tatapan tajamnya kearah Kelvin. "Gimana, asik gak tuh," cengegesan Kelvin.

"Gue mau pulang!" Setelah mengucapkan itu Nisa berlalu pergi.

"Yah yah ngambek, lo sih, Vin," tuduh Bagas.

"Lah kenapa? Rifki kan suaminya," bela Kelvin.

"Udah gih, Kak. Susul gih istri lo, Kak."

🐇🐇🐇

Assalamualaikum gaes,

Selamat malam, pagi, siang, sore, dahlah sesuaiin aja sama waktu kalian baca cerita aku. Ada yang rindu kah? Gimana kabar kalian? Basa basi doang, haha

Ini Part terpanjang yang aku tulis, ±2.000 kata. Biasanya aku hanya nulis 900-1.000 kata. Anggap aja tebusan aku karna jarang update.

Sejauh yang kalian baca, gimana perasaannya?

Sorry ya kalo feelnya belum dapet, aku nulis satu part itu berhari-hari. Sistem nyicil gitu. Hehe. Kalo mau dapet feelnya, bacanya pelan-pelan aja ya.

Ohh iya, kalo ada kesalahan penggunaan kata atau ada typo tolong ditandai ya.

Oh iya, tadi wattpad aku sempet error, ngasih tau aja, haha

Salam hangat dari aku :)

Next part 👉👉👉
☝Kapan-kapan, hehe

Continue Reading

You'll Also Like

32.4K 1.2K 51
"Devan selingkuh sama aku yah, dia udah nikah. padahal kita belum putus" "aya! kamu udah putus sama dia sejak SMA! dan itu, ayah yang suruh kamu bua...
702K 31K 56
Arga harus terpaksa menikah dengan Alana sahabatnya sendiri karena sebuah permintaan dari sang mama, di dalam hati kecil Alana gadis itu sangat bahag...
47K 1.9K 55
Melody Musical Neville, seorang gadis SMA yang harus dijodohkan dengan Nevan Adipati Barcly, seorang CEO sekaligus mahasiswa sekolah penerbangan di A...
LAURA By R

Teen Fiction

98.6K 5.2K 69
"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Rayhan dengan pede nya. Laura menyergit, "Kenapa gue harus suka sama lo?" tanya balik Laura dengan mengangkat sa...