From Home || NCT 127 [SUDAH T...

By bshskosufhf

2.8M 336K 69.7K

Setiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki... More

Casting
Prolog
1. The Youngest
3. They Never Believe Me
4. Polaroid
5. About Hurt
6. The Problem
7. The Mask
8. Corporate Rivals
ATTENTION⚠
9. Doyoung Hyung
10. Johnny Hyung
11. Yuta Hyung
12. Jungwoo Hyung
13. Bad People Can Get Hurt Too
14. About Haechan, and Pain
15. When Sorry Is No Longer Needed
16. He's Not Haechan
17. Taeil Hyung
18. Taeyong Hyung
19. Jaehyun Hyung
20. Haechan's Last Birthday
21. The Last Week
22. Fight Again
23. The Last Exam
24. Mark Hyung
25. Winwin Hyung
26. Actual Events
27. Haechan's Secret
28. A Miracle
29. Our Last Moment
30. The Sorrowful Sun
31. Last Word
32. Our Fullsun, Lee Haechan
33. Epilog
ANSWER 1
ATTENTION⚠️
EXTRA CHAPTER!!!!
GOOD NEWS!!!!
EXTRA CHAPTER 2 !!!!!
NEW SAD STORY!!
🥳SEGERA TERBIT!!!🥳
VOTE COVER!!!
PRE ORDER!!!

2. Exam

68.9K 9.5K 3.2K
By bshskosufhf

Hari sudah malam. Semua orang tengah makan malam bersama di ruang makan.

Semua tanpa Haechan.

"Yakk!! Mark!!! Jangan ambil minum ku sembarangan!!!" Ucap Jaehyun kesal karena Mark asal mengambil minumnya.

"Minum ku sudah habis hyung. Bagi aku sedikit saja. Hanya 2 teguk!"

"2 teguk apanya?! Kau mengambiskan satu gelas!!!" Ucap Jaehyun geram dengan tingkah laknat Mark.

"Sudah hentikan! Kemarikan gelas kalian berdua, biar hyung isi lagi!" Ucap Taeyong menengahi.

Mark menjulurkan lidahnya pada Jaehyun dan memberikan gelasnya.

"Ngomong ngomong. Kenapa anak itu belum pulang?" Tanya Johnny tiba tiba.

"Entah, aku tak peduli. Terserah jika anak itu mau keluyuran bahkan tidak pulang sekalipun. Taeyong juga akan menghajarnya nanti..." Ucap Yuta santai.

"Tapi ini sudah mendung." Ucap Jungwoo sambil melihat jendela.

"Biarkan saja." Balas Yuta datar.

Tepat saat itu, pintu terbuka dan menampakkan wajah kusut Haechan. Masih dengan luka lebam yang tadi pagi dia dapatkan.

Dia masuk tanpa melirik sedikitpun sekumpulan orang yang ada di meja makan itu. Bukan, bukannya dia tak mau melihat mereka. Dia hanya menghindari kontak mata agar malam ini tak ada luka tambahan di wajahnya.

"Kau baru dari mana?" Tanya Taeyong dingin. Auranya sangat menyeramkan saat ini. Bahkan Doyoung yang ada disebelahnya bergidik ngeri.

"Hanya membeli plester, hyung." Ucap Haechan singkat.

"Begitukah caramu menjawabku?" Tanya Taeyong tidak suka. Lelaki itu tersinggung dengan nada bicara Haechan yang sepertinya malas menjawabnya.

Haechan diam saja. Bagaimanapun, atau apapun yang dia jawab pasti akan salah dimata hyung nya itu.

Taeyong melempar sebuah gelang yang terbuat dari aluminium kebawah Haechan. Gerakan itu begitu cepat, bahkan tak ada satupun diantara mereka yang menyadari lemparan itu.

Lemparan itu tepat mengenai kepala Haechan. Haechan menahan sakit dikepalanya, dia tak boleh menangis. Atau Taeyong akan semakin ganas menghajarnya.

"Jawab. Kau punya mulut, kan?" Ucapan Taeyong begitu menyeramkan di telinga Haechan. Lelaki itu hanya nenbeku di tempat dengan rasa pening yang luar biasa dan kepala yang tertunduk.

"Mian hyung...." Lirih Haechan pelan.

"Kembali ke kamarmu. Tak ada makan malam untukmu kali ini..." Taeyong dengan santainya melanjutkan makan. Begitu pula yang lainnya, sedangkan si bungsu Haechan hanya bisa menghela nafas dan kembali ke kamarnya. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi.

Sesampainya di kamar, Haechan menutup pintunya. Ahh, dia ingat! Dia ada ujian matematika besok. Sebaiknya dia belajar sekarang, dia tidak mau Taeil memarahinya. Karena Taeil lah, yang menyekolahkan Haechan.

Haechan duduk di meja belajarnya, menyalakan lampu belajar dan mulai membuka buku. Pikirannya fokus pada angka angka  dan rumus yang ada didepannya. Menghalau sejenak rasa pening akibat lemparan Taeyong tadi.

Tangannya bergerak mengerjakan beberapa soal, sedang matanya fokus pada buku.

Cek lek!

Tiba tiba, pintu terbuka dan Taeyong masuk.
Haechan tak menyadari hal itu karena dia terlalu fokus pada soal soal yang dia kerjakan.

Taeyong menatap adiknya yang sedang belajar dengan sangat serius. Meski dia memang berlaku jahat pada Haechan, tetap saja dia tak mau mengganggu adiknya belajar. Biar bagaimanapun, Taeyong masih memiliki hati nurani.

Dia menutup pintu dengan pelan dn menuju kamar mandi. Dia memang belum mandi sejak pulang bekerja sore tadi. Sementara Haechan sudah mandi.

2 jam sudah Haechan berkutat dengan pelajarannya.

Sekarang sudah pukul 10.00,Haechan masih belum juga selesai belajar.

Taeyong yang sedari tadi fokus pada laptopnya terkadang mencuri curi pandang pada Haechan. Anak itu sangat fokus, bahkan dia tak menyadari kehadirannya 2 jam yang lalu disini.

Taeyong ingat, Haechan belum makan malam. Dia sendiri yang melarang anak itu makan. Tapi Taeyong tak peduli, salah sendiri kenapa Haechan menjawab pertanyaannya dengan nada seperti itu. Tidak sopan.

Taeyong kembali memfokuskan pandangannya pada Laptop, ketika melihat Haechan beranjak dari meja belajarnya. Adiknya itu menyusun buku bukunya kembali ke tempatnya.

Haechan tampak menghampiri kasurnya. Dia kaget ketika melihat Taeyong yang sedang santai berada di kasur lelaki itu sambil memandang fokus ke laptop. dirinya langsung gelagapan, takut Taeyong akan marah karena dia tak menyadari kehadiran pemuda itu.

Haechan cepat cepat naik ke kasurnya dan tidur. Dia membelekangai Taeyong untuk menghindari kontak apapun dengan lelaki itu.

Pagi telah tiba. Haechan bangun cepat pagi itu.

Dia melirik Taeyong yang masih tidur pulas. Lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah berpakaian, Haechan menyusun buku bukunya ke dalam tas dan keluar kamar dengan sangat hati hati agar Taeyong tak terbangun.

Lelaki itu turun kebawah. Memang, hari masih sangat pagi sehingga belum semua hyung nya bangun.

Ada Taeil yang sedang menyiapkan sarapan. Johnny sedang meminum kopi di halaman depan. Dan Jaehyun yang menonton televisi di ruang tengah.

Haechan menuju pintu depan. Mengambil sepsanag sepatu yang dia biasa gunakan untuk sekolah.

Di teras, tampak Johnny sedang memninum kopi paginya dengan santai.
Haechan mencoba untuk mengabaikannya.

Sementara Johnny mengerutkan keningnya heran melihat si bungsu yang berangkat pagi sekali. Bahkan sebelum semua hyung nya bangun.

"Mau kemana kau pagi pagi sekali seperti ini?" Tanya Johnny dengan nada tidak suka.

"Sekolah."

Setelah mengatakan itu, Haechan lantas melenggang pergi meninggalkan Johnny yang mendecih tidak suka padanya.

Sesampainya di sekolah, Haechan langsung duduk di kelasnya dan kembali membuka buku untuk mengulang apa yang dia pelajari semalam.

Tiba tiba saja, Felix, salah satu anak buah Hyunjin datang menghampirinya.

"Ikut aku ke belakang sekolah sekarang juga." Ucapnya datar.

Haechan sedikit kaget dengan perkataan Felix tadi. Dia tak mau membuat masalah pagi pagi begini.

Haechan mengikuti Felix ke belakang sekolah.
Disana sudah ada Hyunjin dan anak buahnya yang lain berkumpul dengan gaya bad boy mereka.

"Wow. Lee Haechan, kau sudah datang rupanya...." Ucap Hyunjin sambil menghisap rokoknya.

"Apa maumu?" Tanya Haechan langsung ke intinya.

"Kau tahu? Aku belum pemanasan pagi ini..."
Ucap Hyunjin santai.

Haechan sepertinya sudah bisa membaca apa yang ada dipikiran Hyunjin. Lelaki itu ingin menghajarnya. Haechan sontak menjauh, namun kedua tangannya ditahan oleh Seungmin dan Han.

Haechan mencoba berontak. Tetapi mereka lebih kuat daripadanya.

"Percuma kau berontak Lee haechan..." Bisik Han begitu menusuk ke telinga Haechan.

Hyunjin langsung meninju perut Haechan dengan kuat membuat lelaki itu merosot ke tanah dengan wajah menahan sakit.

"Owh, ayolah! Setidaknya kau masih harus menyiapkan mental untuk ujian nanti!" Ucap Hyunjin puas ketika melihat wajah Haechan yang menahan sakit.

Hyunjin lalu kembali meninju perutnya beberapa kali, sampai membuat Haechan tak berdaya dan terkapar dengan tubuh terkulai lemas.

Setelah puas menghajar Haechan pagi itu, Hyunjin dan teman temannya meninggalkan lelaki itu begitu saja sendirian.

Ujian tengah berlangsung. Untung Haechan pandai dalam mengendalikan ekspresi sehingga tak ada satupun yang tahu jika dia tengah berusaha menahan sakit di perutnya.

Haechan mengerjakan ujian itu dengan serius. Dia tak mau hanya karena perutnya yang sakit, dia gagal dalam ujian ini.

Krrriiiiinnngggg......

Ujian selesai. Bel istirahat sudah berbunyi.
Semua murid berhamburan ke kantin. Meninggalkan guru yang harus memeriksa hasil ujian mereka.

Haechan berniat pergi ke kantin untuk makan, karena dia tak makan apapun sejak semalam. Tapi perutnya yang begitu sakit membuatnya enggan dan tak lagi berselera makan.

Ujian telah dibagikan. Haechan mendapat nilai tertinggi di kelasnya dengan skornya yang sempurna. Lagi lagi hal itu membuat Hyunjin geram karena nilainya hanya beda 1 poin dibawah Haechan.

Hingga sepulang sekolah, mereka kembali menghajar Haechan habis habisan. Meninju perutnya, menendang tulang keringnya, membuat ujung bibirnya sobek. Sampai Haechan benar benar babak belur.

Haechan pingsan. Dihalaman belakang sekolah yang terbengkalai. Tak ada seorangpun yang menemukannya disana, apalagi menolongnya.

Lelaki malang...

_________

Yowwwww i'm back!

Lanjut lagi, gk sih?

Otakku mendadak buntu...

Makanya, biar author cepat update.
Tolong tinggalkan jejak yeoreobun😘

Voment juseyo😘

Lop u all💚💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 182K 37
Tuhan selalu menakdirkan yang terbaik untuk hamba-Nya bukan? . . . . . Haechan version!!!
763K 126K 65
"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat...
202K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
8.7K 852 12
[Complete book 1&2] (HOROR-FANTASI) Kisah ini tentang laki laki yang melakukan sebuah ritual untuk memecahkan misteri. Banyak monster yang menggangg...