ALAÏA

Por radexn

22.1M 2.2M 4.9M

[available on offline/online bookstores; gramedia, shopee, etc.] ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ ❝ Dia pergi, membawa da... Más

Prolog
1. Hey, Nona
2. Kabur
3. Kembali ke Rumah
4. Dekat
5. Lebih Nyaman
6. Laut
7. Hanya Alaia
8. Berdua
9. Mungkin Salah
10. Feels
11. Dua Rasa
12. Dilema
13. Pernah Ada
14. Kamu
15. Gelora Asa
16. Gone
17. Nuansa Bening
18. Lensa
19. Dua Garis
20. Langit
21. Young Married
22. Anger
23. Bittersweet Feeling
24. Lost
25. Badai Rasa
26. Goddess
27. Jalan Kita
28. Hampir
29. The Blue
30. Dark Sky
31. Confused
32. Satu Bintang
33. Siren
34. Mrs. Raja
35. Euphoria
36. Laut dan Alaïa
37. Wheezy
38. Celah Adiwarna
39. Aqua
40. Baby Daddy
42. Insecure
43. One Wish
44. Jika Aku Pergi
45. Rumit
46. Langit Ketika Hujan
47. Mermaid
48. Something From The Past
49. Reincarnation
50. Hey, Baby
51. Pudar
52. Cahaya Halilintar
53. Black and Pink
54. Harta, Tahta, Alaia
55. Happy Mamiw
56. Permainan Langit
58. Amatheia Effect
59. Rest in Love
60. Bintang
61. Di Bawah Purnama
62. Death Note
63. Glitch
64. Langit Shaka Raja
65. Bye
66. Sekali Lagi
67. Half-Blood
68. Deep Sea
Vote Cover ALAÏA
69. Terang [END]
PRE-ORDER ALAÏA DIBUKA!
Extra Chapter
ALAÏA 2
SECRET CHAPTER ⚠️🔞
AMBERLEY
ALAÏA 3
ALAÏA UNIVERSE: "SCENIC"

57. Badai

188K 24K 68K
Por radexn

Tak terhitung
Air mata yang jatuh membasahi
'Ku tak mampu menahan sakit ini
Terkhianati cinta yang kujalani
Menyakitkan
Mengapa semua harus terjadi
di saat begitu dalam cinta ini?
Tak ada jalan untuk kembali

Saat Kau Pergi - Senja

⚡️ 57. Badai ⚡️

"Permisi ... paket!"

Suara asing itu berasal dari depan rumah. Kyra yang kebetulan berada di balkon kamar untuk mengamati langit malam spontan menoleh ke arah pagar dan melihat seorang pria berdiri di situ dengan mobil putih terparkir di dekatnya.

Papa Kyra berjalan ke pagar dan terlibat percakapan singkat bersama kurir itu. Lalu tiba-tiba beliau mendongak, tepatnya menatap Kyra di balkon. Alis Kyra naik satu dengan wajah bingung.

"Ini punya kamu, Nak!" seru Papa.

Tiga detik pertama Kyra terdiam, kemudian ia lari ke lantai bawah untuk menemui dua orang tadi. Dia bertanya-tanya apakah paket itu betulan miliknya atau mungkin salah alamat karena Kyra tak merasa memesan apapun beberapa hari terakhir.

"Kyra, ya?" Pria itu memastikan saat Kyra baru saja tiba di hadapannya.

Sambil mengangguk Kyra menjawab, "Iya, saya."

"Sebentar." Lalu pria berseragam itu bergerak cepat ke arah mobil putihnya dan mengambil satu benda untuk diserahkan ke Kyra.

Sebuket bunga ukuran sangat besar.

"Wow," gumam Kyra terkagum.

Dia mendekap bunga itu dan merasa tubuhnya tenggelam bila dibanding besarnya bunga. Seraya itu ia bertanya, "Ini beneran buat saya?"

"Iya, bener, Mbak. Sek, ada satu lagi." Orang itu berbalik ke mobil dan meraih benda lebih besar dari bunga.

Sebuah boneka teddy bear yang ukurannya melebihi tinggi badan Kyra. Karena Kyra tidak sanggup memegang dua hadiah itu sekaligus, maka papanya yang memeluk boneka tadi.

"Ini dari siapa, Mas?" tanya Kyra.

"Di sini tulisannya dari Pacarmu Tersayang, dalam kurung Bastian Arsenic." Pria itu membaca data informasi yang tercetak.

Refleks ekspresi Kyra berubah drastis menjadi sebegitu syok. Dia dan papanya saling bertatapan, lalu kompak menatap kurir itu dari balik benda besar yang menghalangi pandangan mereka. Saking kagetnya mendengar nama Bastian disebut, Kyra hampir membanting bunga cantik itu.

"Kamu punya pacar baru? Huh, nggak bilang-bilang Papa," celetuk Papa Kyra.

"Itu bukan pacar aku, Pa," sergah Kyra.

Tanpa perlu menghabiskan lebih banyak waktu, kurir tadi berpamitan seusai urusannya kelar. Selepas mobil itu menghilang dari depan rumah Kyra, dia segera masuk ke rumah bersama papa. Kyra menaruh buket bunga di lantai dekat meja ruang tamu, begitupun papanya yang menempatkan boneka di sofa.

Perut Kyra mendadak bergetar ketika ponsel yang berada di saku piyamanya berbunyi satu kali. Ia langsung mengambilnya dan memeriksa notifikasi baru. Nama yang berposisi di paling atas itu bikin Kyra berdecak.

[Instagram] @bastianarsenic
Cieee udah terima hadiah dari gue. Berarti mulai sekarang lo pacar gue, Rara. GAK BOLEH PROTES MWACH ❤️

⚪️ ⚪️ ⚪️

Tidak terasa jam terus bergulir, hingga berhenti di pertengahan angka sepuluh dan sebelas. Acara malam ini berjalan mulus penuh keseruan berkat kerja sama tim. Sekarang satu per satu semuanya bubar meninggalkan kampus, menyisakan panitia yang masih harus menetap di sini untuk beberapa menit ke depan.

Sejumlah panitia nampak sibuk mengurus sesuatu, sisanya sudah tumbang karena terlalu memasok tenaga hingga akhirnya kelelahan, apalagi ini jam-jam manusia mengantuk.

Langit merupakan salah satu yang ketiduran di ruang meeting. Dia duduk di kursi dan bersandar hingga kepalanya mendongak. Napasnya berderu normal, perutnya yang terlapis kaus hitam bergerak naik turun.

Di samping Langit ada Hujan yang juga tepar, tapi posisinya berbeda dengan cowok itu. Kepala serta kedua tangan Hujan berada di atas meja dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Mereka sama-sama tertidur pulas.

"Langit, Hujan." Dua lelaki mendekat dan memanggil.

"Lang, Lang, Lang." Satu orang menepuk lengan Langit berulang kali sampai lelaki itu melenguh dan perlahan buka mata.

"Lay, lay, lay, lay, lay, lay, panggil Langit si jablay." Satunya lagi bernyanyi. "Langit jarang pulang, Langit jarang dibelai. Asoy ...."

"Ayo, balik. Udah pada turun." Cowok yang diketahui bernama Baka itu berujar.

Langit menyipitkan mata ketika sinar lampu ruangan ini mengganggu indera penglihatannya. Dia mengusap wajah kemudian memanggut saat Baka dan Aji pamit untuk pulang duluan. Maka Langit melirik Hujan yang masih terlelap begitu tenang.

"Jan," sebutnya.

Langit menarik kursi lebih dekat ke Hujan dan membungkuk sedikit untuk melihat tampang cewek itu. Ternyata Hujan mendengkur tipis. Wajahnya persis anak kecil bila sedang tidur, tak seperti saat sadar— yang ada malah jutek. Namun bila tersenyum, buyar semua kata jutek itu.

"Hujan," panggil Langit lagi.

Perlahan mata Hujan terbuka dan langsung menangkap wajah cowok ganteng di hadapannya. Langit memiringkan kepala, lalu Hujan berkedip satu kali. Tak lama dari itu, Hujan kembali tidur.

"Heh, bangun!" Langit menepak permukaan meja.

"Ngantuk gila," cetus Hujan.

Langit tersenyum miring dan menggeleng samar. Dia beranjak seraya melepas almet dari badan. Tersisa kaus hitam polos yang melekat pas di tubuhnya.

"Mau bareng apa nggak?" celetuk Langit.

Hujan mendesah berat dan terpaksa bangkit dari posisi awal. Dia meregangkan otot tangan bersamaan menguap lebar. Lalu Hujan menunduk untuk sekadar melihat pakaiannya, terus menghampiri Langit yang sudah berjalan ke arah pintu.

Lantas mereka jalan beriringan keluar dari gedung ini menuju parkiran. Sepanjang lorong lantai dua suasananya sepi karena hanya ada Langit dan Hujan. Mereka yang paling telat meninggalkan tempat, sementara teman-teman yang lain sudah bergegas pulang.

"Pulang sama siapa?" Langit nanya.

"Ayu," jawab Hujan.

"Kalo sama gue gimana?" papar Langit secara tiba-tiba bicara seperti itu.

Hujan menoleh, memasang muka bingung. "Sorry, gue biasa nebeng ganti-gantian sama Ayu."

"Tapi ada yang pengen gue omongin sama lo. Biar sekalian gue anter lo balik," pungkas Langit.

"Ngomongin apa? Mau curhat lagi?"

"Peka banget, Jan."

"Kita kan satu frekuensi, Ngit. Hahahaha."

Mereka tertawa bersama seakan dunia milik berdua. Mungkin bagi sebagian orang pemandangan ini sangatlah menyebalkan, melihat Langit yang berstatus sebagai suami orang dengan santainya berduaan sama cewek lain. Tetapi meskipun begitu, isi pikiran Langit hanyalah Alaia, Alaia, dan Alaia.

Tujuan Langit pengin bercerita pada Hujan pun karena Alaia. Ada sesuatu yang ingin Langit sampaikan, sekaligus meminta saran harus apa agar istrinya lebih bahagia dengan dia. Kalau sedang begini, lagi-lagi Langit butuh peran Hujan.

Kedekatan mereka terjadi alami.

"Mau ngobrol di mana nih?" Hujan bertutur kala mereka hampir tiba di pintu utama.

"Mana aja yang sepi."

"Oke. Sana izin dulu ke Alaia. Gue turutin kemauan lo kalo dapet 'iya' dari dia," tegas Hujan.

Langit tak akan mendapat izin apalagi kalau Alaia tau suaminya berdua Hujan. Bisa mampus Langit. Bisa-bisa saat tiba di rumah Langit langsung ditampar pakai wajan penggorengan.

Kalau Langit tidak izin, Hujan tak mau menemaninya. Kenapa semua ini menjadi rumit padahal seharusnya biasa-biasa saja?! Aduh, sungguh aneh tapi nyata.

Hujan berhenti gerak dan bersedekap sambil menilik Langit. Tatapannya menajam karena Langit tak kunjung mengeluarkan ponsel untuk mengabari Alaia. Mungkin Hujan pikir Alaia memiliki ponsel buat berkomunikasi seperti orang-orang pada umumnya.

"Ga bisa, Jan." Langit belum apa-apa sudah menyerah.

"Apanya?"

"Izin ke Alaia. Gimana bilangnya, dia nggak punya hape."

JEDAR!

Baik Langit ataupun Hujan sama-sama terlonjak kaget mendengar geledek. Kilat bermunculan di langit bareng suara-suara menggelegar yang begitu ngeri. Kejadiannya hanya beberapa detik, setelah itu tak terdengar lagi.

Tadi itu kode siaga 1 untuk Langit. Seharusnya dia waspada dan bersiap-siap jaga jarak dari Hujan.

Tetapi yang Langit lalukan malah meraih lengan Hujan lalu membawa cewek itu berlarian ke parkiran mobil.

Satu lagi kesalahan Langit yaitu dia tidak memenuhi permintaan Alaia untuk pulang lebih cepat.

⚪️ ⚪️ ⚪️

Alaia jauh-jauh jalan kaki dari rumahnya ke kediaman Bunda hanya untuk meminta pertolongan. Suara Alaia sedikit bergetar ketika ia berkata butuh Bunda buat menjaga Aishakar dan Atlanna. Perempuan itu menitipkan dua anaknya yang terlelap di dalam stroller khusus bayi kembar.

Bunda sempat menanyakan keberadaan Langit, dan Alaia membeberkan Langit sedang sibuk di kampus. Wanita itu cukup lega mendengar jawaban Alaia karena di awal ia kira mereka sedang bertengkar.

Sekitar setengah jam kemudian, Alaia berpindah tempat lagi. Dia diantar Ragas ke pantai tanpa mau ditunggu. Yap, Alaia meminta Ragas langsung kembali ke rumah tanpa perlu mengkhawatirkannya.

Pantai sunyi karena hampir tengah malam. Alaia sangat yakin Langit masih berada di luar sana. Perasaannya kuat terhadap sang suami.

Alaia juga tau apa yang Langit lakukan bersama Hujan.

"Laut ...." Panggilan Alaia menimbulkan gelombang bergelora tinggi dan terhempas hingga buih tebal menerpa kakinya yang menapak di pasir.

Saat Alaia menunduk dengan mata terhalang lapisan air bening, detik itu juga petir saling menyapa di langit. Kilatnya menyilaukan mata manusia. Kaki Alaia gemetaran faktor lelah berjalan jauh, ditambah sekarang tubuhnya makin lemah.

Melihat Sang Dewi bersedih, lantas gelombang laut semakin bernari tak terkendali. Di atas sana seperti ada pesta disko karena cahaya dari kilat menyemburkan warna berbeda-beda. Yang lebih mengagumkan ialah rona itu merupakan warna simbol bulan Alaia yang memiliki arti negatif.

Biru yang berarti cemas, khawatir, dan takut.

Merah berarti marah, benci, bahkan dendam.

Hijau yang artinya tidak nyaman ataupun merasa terganggu.

Ungu berarti curiga.

Namun bila kilat itu berhenti mengeluarkan cahaya dan langit benar-benar menghitam, itu artinya Alaia sedih.

Seakan ingin mencuri perhatian Alaia sekaligus mengurangi kesedihannya, laut mengeluarkan cahaya biru terang persis iris mata Alaia ketika terpapar sinar mentari.

Alaia bergemam, "Ik ben verdrietig vanwege hem. Maar je kunt mijn man niet haten, oké?" (Aku emang sedih karena dia. Tapi kalian ga boleh benci suamiku, oke?)

Setiap mengingat Langit dan mencoba merasakan apa yang tengah dirasa lelaki itu, pasti darah Alaia berdesir serta mengalami palpitasi. Dia sudah mencoba untuk tak cemburu, tapi hatinya enggan mendukung.

Langit terlalu friendly terhadap banyak perempuan, dan Alaia cemburuan.

Bila sedang kalut, pikiran Alaia pasti berkelana ke mana-mana. Segala ketakutan makin menggerogoti perasaannya. Terka terburuk tentang pengkhianatan mendadak melintas dalam benak.

Alaia menutup wajah menggunakan kedua telapak tangan. Dia saking bingung akhirnya menangis. Sejak di rumah Alaia sudah menahan sesak sampai begitu pengap hanya karena ia tak mau Aishakar dan Atlanna mendengar tangisnya.

"Goddess." Ada yang memanggil.

Alaia menoleh ke sumber itu dan melihat sosok perempuan berambut hitam panjang, mengenakan kain hitam di badan, sedang berjalan menghampirinya.

Lila menengadah ke langit, matanya menyipit tiap kilat bermunculan. Dia berhenti di samping Alaia seraya mengamatinya dalam kebungkaman. Alaia menyeka air mata dan mengontrol embus napasnya yang terengah.

"Ada apa nih?" Lila mengajukan tanya. "Ini petir sama geledeknya bisa lo berentiin, nggak? Pengang kuping gue."

Alaia tak menanggapi. Ia malah mengalihkan pandangan seraya menghalau air mata yang hendak terjun lagi. Begini jadinya bila sifat asli Alaia dan Amatheia La Luna bergabung. Di satu sisi, dia mampu membuat badai di laut. Di sisi lainnya, dia hanyalah perempuan berhati lembut yang perasaannya mudah tersentuh.

"Langit, ya? Kalian kenapa?" sosor Lila.

Alaia menggeleng.

"Jangan dipendem," celetuk Lila.

"Udah keliatan jelas lo lagi kenapa-kenapa, dan gue cuma mau mastiin apa ini tentang Langit? Perasaan gue ga tenang kalo lo ngalamin sesuatu yang nggak baik." Lila menimpali lagi.

"Di dalem tubuh gue ada roh Putri Siren. Dia mau adiknya baik-baik aja," tambah Lila. "Gue ikut sedih liat lo begini."

Alaia membuang napas berat. Air matanya leleh tanpa terisak. Sepertiya ia memang butuh seseorang yang mau mendengar keluh kesahnya. Alaia sudah terbiasa memendam sesuatu karena sedari kecil ia telah belajar melakukannya saat hidup bersama Kai.

"Aku takut. Aku belum siap kalau Langit pilih perempuan lain," tutur Alaia.

"Perempuan mana? Emangnya Langit lagi deket sama cewek lain?" cecar Lila.

"Namanya Hujan. Mereka satu kampus dan semakin hari semakin deket," ungkap Alaia. "Aku nggak bisa larang Langit. Aku juga mulai capek ... aku udah pernah tegur dia, tapi tetep keulang lagi."

Lila memincingkan mata, hingga tiba-tiba keseluruhan bola matanya berubah menjadi hitam. Ia berujar penuh penekanan, "Kurang ajar. Seharusnya dia nggak main-main!"

Langit itu setia. Kenapa tiba-tiba ada kabar dia deket sama cewek padahal udah beristri?, batin Lila.

"Gue bisa cari Hujan sekarang dan bikin dia mati mengenaskan di laut kalo lo izinin gue," celetuk Lila.

Alaia menggeleng. "Jangan."

"Gue nggak bisa terima kalo ada orang yang coba-coba bikin lo sakit hati. Termasuk Langit." Lila menggeram.

"Aku nggak sakit hati karena Langit," ungkap Alaia, mencegah Lila berbuat macam-macam.

Suara Lila sedikit berbeda kala melontar, "You're my other half. You're my sister. I know what you feel right now."

Tatapan Lila berubah sendu ketika melihat Alaia. Mata bulat Alaia menutup sejenak, dan kembali terbuka dengan memendarkan cahaya biru yang menandakan jiwa Amatheia La Luna aktif sepenuhnya. Kalung mereka sama-sama menyala. Hal tersebut disambut riuh oleh ombak besar dan guntur yang suaranya semakin memenuhi gendang telinga.

"Nangis aja kalo itu bikin lo lebih lega." Lila bersuara.

Hujan turun deras bersamaan air mata Alaia tumpah ruah. Satu-satunya hal yang membuat Alaia terlampau sedih ialah sampai detik ini instingnya mengatakan Langit masih bersama Hujan. Lelaki itu benar-benar asyik dengan dunianya dan melupakan keluarga kecilnya.

"Apa aku kelewat batas?" Alaia takut rasa cemburunya ini salah atau mungkin berlebihan.

"Nggak. Wajar lo sedih atau kecewa bahkan marah karena lo itu istrinya Langit. That must be hurt to know suami lo deket sama another girl. Apalagi kalo sampe mereka berbuat macem-macem. Kalo gue jadi lo, muka mereka udah gue ludahin." Lila menyeloteh.

Lila makin geram pada Langit dan Hujan karena telah membuat Alaia sesedih ini. Tentu hati Alaia pedih, tapi dia selalu menutupi dari siapapun. Lila yang dulunya amat benci Alaia, sekarang berkeinginan menjadi pelindung untuknya— meski ia tau kekuatannya sangat jauh di bawah Dewi Lautan.

Dan untuk pertama kali dalam kisah ini, Lila memeluk Alaia.

⚪️⚪️ To be Continued ⚪️⚪️

💀 S P O I L E R 💀

━━━━━━━━━━━━━━━━
━━━━━━━━━━━━━━━━

jangan di-skip! calon mantu mo lewat

━━━━━━━━━━━━━━━━

Terima kasih udah baca Alaia!!! Jangan lupa share & ajak temen-temen kalian buat baca juga yaaa😍🧜🏻‍♀️ kalo kamu share di ig, jangan mengandung spoiler yaa biar bisa aku repost xixi <3

💟 please kindly follow our accs! bantu kami biar terus berkembang yaa. ak happy berinteraksi sama kalian di manapun ❣️ terima kasih lagiiii

PLEASE FOLLOW DI INSTAGRAM BIAR GA KETINGGALAN UPDATEAN MEREKA:

• telegram (readers-ku tersayang, yuk join!!!)
@BABYGENG

🖤⚡️🧜🏻‍♀️ see you geng!!! ⛈✨🦅

Seguir leyendo

También te gustarán

598 115 40
"Dunia gue hancur melihat pacar gue tuangan dengan cewe lain," Ruby Aileen. "Maaf ternyata gue gak bisa untuk menghentikan perjodohan dari keluarga g...
2.4M 265K 47
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
21.5M 159K 5
Bagaimana jadinya jika seorang gadis yang periang, ceria, cerewet, ceroboh dan gak bisa diam, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat pendiam, mu...
41.6K 5.8K 46
Pinky yang notabene anak manja tiba-tiba 'harus' deket sama anak broken home semrawutan yang gak lain adalah Kakak Tingkatnya dikampus. warn!! altern...