Ada kalanya jalan yang kita lalui luas, sehingga kita dapat berjalan terus karena terasa luang. Hati dan pikiran pun ikut senang, karena tidak perlu berdesak ketika kaki melangkah.
Begitupun saat kita berjalan, tetapi jalan yang kita lalui terasa sempit dan tidak nyaman. Sehingga merasa sesak, dan hati ikut menyempit. Hati pun sulit menerima kenyataan, keadaan, karena tersesat dalam keadaan yang sempit, dan ingin sekali supaya cepat keluar dari jalan yang sempit.
Untuk menempuh, bagaimana kita berjalan sampai ke tujuan, tidak selamanya jalan yang kita lalui dapat berjalan lurus, semua pasti ada masanya menjadi giliran. Dunia tidak berpihak pada diri kita, apalagi keinginan yang hanya mementingkan ego.
Mau tidak mau, apa pun keadaannya, apapun masalah nya, kita harus tetap berjalan dengan hati yang penuh keikhlasan. Itulah sebuah perjuangan. Bukan kah, setiap perjuangan itu selalu ada lika liku atau hambatan? bagaimana sebuah perjuangan itu baik-baik saja, kalau didalam proses nya tidak ada hambatan? itu lah gimana seseorang belum sebenar-benarnya berjuang.
Berjuang bukan soal apa yang didapatkan, tetapi bagaimana sebuah proses itu di rancang. Puas tidak nya sebuah hasil, harus tetap dilalui dengan sebuah keikhlasan hati.
Kita harus nerima diri sendiri, baru bisa belajar untuk menerima orang lain. memperbaiki apa yang kurang dari diri sendiri, untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bukan untuk bersaing, tetapi, untuk memaknai sebuah perjuangan.
Nanti nya, kamu akan mempunyai tanggung jawab pada diri sendiri. Cintai diri kita sendiri baru kita bisa mencintai orang lain, berjuang pun bukan tentang percintaan, tetapi tentang perjalanan hidup. Bagaimana keadaan nya, kita harus terus berusaha dan berdoa.