Perfect Housemates

由 chrisicha

92.2K 29.7K 5K

Rumah itu bukan rumah biasa. Tersimpan banyak kisah dari para penghuninya. Disclaimer : semuanya hanya fiksi... 更多

Para Penghuni
01. Sebuah Pagi
02. Shalimar The Hidden Gem
03. Ada Yang Patah
04. Marino, Si Otak Encer
05. Drama Tikus Kucing
06. Demo
07. Meregang Nyawa
08. Gelut
09. The Siblings
10. Trio September
11. Teman Lama dan Cinta Pertama
12. Tom and Jerry
13. Katanya Jodoh
14. Felix The Sunshine
15. Netfilm
16. Sultan Calvin Buditama
17. Panas
18. Bunga Mekar
19. Seminar
20. Aji vs Bocah
21. Isi Hati
22. Nasehat Rino
23. OT12 Ke Surabaya!
24. Bayu 20 Tahun
25. Bunga-Bunga Bermekaran
26. Bunga-Bunga Bermekaran (2)
27. Nasib Buruk Shasha
28. Felix Meresahkan
29. Mantan
30. Terima Kasih Esa
31. Sepaket Senang dan Sedih
32. Prahara Hubungan Haris
33. Senyuman Esa
35. Parkiran
36. Pikiran Yang Sama
37. Kondangan
38. Pilih Siapa?
39. Di Balik Senyum
40. Perghibahan Pagi Hari
41. Misi Perdamaian
42. Perasaan Yang Tulus
43. Gigs
44. Bingung
45. Pada Hari Minggu
46. Pembekalan
47. Sebuah Cerita
48. Dapur
49. Tidak Ada Judul
50. Pengintaian
51. Tujuan Yang Tercapai
52. Sebuah Fakta Mencengangkan
53. Pilox Merah
54. Dua Tahunan!
55. Malam
56. Tertampar Kenyataan
57. Waktunya Merelakan
58. Tidak Ada Judul (2)
59. Nongkrong
60. Aryan Si Sad Boy
61. Dramarama
62. Dramarama (2)
63. Kepo
64. Modus
65. Waktunya Pulang!!
66. Isi Kotak
67. Penjelasan Bunda
68. Menyelesaikan
69. Tebing Keraton
70. Kelewatan
71. Keberangkatan
72. Memastikan
73. Ada Kesempatan?
74. Kembali
75. Menyelesaikan
76. Setelah Semua Terjadi
77. Bersih-Bersih
78. Selesai
Epilog
BC 1 : Atap dan Bahu
BC 2 : Goyahnya Pertemanan
BC 3 : Rino Shasha's Next Level
RUMAH KEDUA

34. Gelut Episode 2

1K 312 82
由 chrisicha

Hari ini Jakarta dingin karena hujan yang mengguyur ibukota sejak kemarin sore sampai tadi pagi. Tadi pagi bahkan Esa meringkuk di musolah—katanya sih di sana lebih hangat daripada di kamarnya sendiri—dan berselimutkan sarung. 

Listrik masing-masing kamar bulan ini mungkin akan lebih hemat mengingat hujan terus menerus datang. Bahkan di beberapa daerah sudah ada banjir. Perumahan mereka biasanya ikut kebanjiran jika hujan berkepanjangan datang, tapi beruntung sampai sekarang daerah sekitar perumahan masih aman-aman saja.

Pagi ini Nina memutuskan untuk masak buat anak-anak rumah karena sadar sudah mendekati akhir bulan. Walau perlu effort untuk belanja pagi ini karena harus bertarung dengan udara dingin dan hujan yang lumayan deras. Untung tempat belanjanya masih di blok. Salah satu tetangga di sini membuka toko sayur dan bahan masakan sehingga memudahkan warga tinggal di sekitar sini, jadi tidak perlu jauh-jauh ke pasar atau menunggu tukang sayur keliling yang lewatnya di atas jam tujuh pagi.

Tepat pukul tujuh Nina sudah selesai masak dan langsung siap-siap kuliah karena ada kelas pagi.

Waktu keluar kamar lagi setelah bersiap, yang Nina lihat adalah Bayu yang lagi sarapan di sofa sambil nonton televisi, Aji sedang minum susu di dapur, Mika sedang sibuk membuat tugas dengan Haris di sampingnya juga sedang makan sambil menonton drama Korea, serta Esa yang lanjut tidur dengan kepala diletakkan di atas meja makan.

"Sa, kalau mau lanjut tidur di kamar aja," kata Nina menepuk bahu cowok itu.

"Bentar, Mbak, lagi nunggu air dispensernya panas," jawab Esa tanpa membuka matanya.

"Emang semalem dicabut?"

"Iya, gue yang cabut pas ganti galon," sahut Haris menoleh pada Nina yang mulai memasukkan makanan ke dalam kotak bekal.

"Kenapa?"

"Iseng aja."

Selesai menyiapkan bekal, Nina melihat Bayu yang masuk ke dapur sambil membawa piring kosongnya. Nina dengan sigap meminta piring tersebut kemudian mencucinya di wastafel dapur.

Bayu mendekati cewek itu dan berdiri di sebelahnya untuk mencuci tangan sementara Nina masih menyabuni piring.

"Lo nggak mau ngomong ke anak-anak?" tanya Bayu sambil mengelap tangannya dengan saputangan yang tergantung dekat sana.

Nina mengerutkan kening. "Ngomong apa?" tanyanya bingung membuat Bayu menghela napas panjang seperti sedang kesal. "Soal yang di chat semalem?"

"Iya," jawab Bayu singkat.

"Nggak usahlah, orang nggak ada yang tanya juga."

"Kenapa lo kayak nggak suka gitu?" tanya Bayu melipat tangannya di depan dada dan memberikan tatapan datar.

Nina menoleh dengan kerutan di dahinya. "Lo kayaknya lagi coba nyudutin gue ya?"

"Enggak! Gue cuma heran aja, apa susahnya sih tinggal ngomong doang?"

Tanpa sadar seluruh pasang mata di sekitar mereka memandangi keduanya berdebat sedari tadi. Yang satu, perempuan yang sering mengurus para penghuni bagaikan seorang ibu. Satu lagi laki-laki penuh perhatian yang pantas disebut ayah dalam rumah ini. Tak sadarkah mereka berdua seperti orang tua yang sedang bertengkar? Sementara yang lain bagaikan anak yang penasaran tapi tidak berani bertanya atau bahkan bersuara.

"Waktu itu ngomongnya gimana coba?" tanya Nina menghadap pada Bayu sepenuhnya. "Kalau ada yang tanya dijawab, kalau enggak yaudah. Lagian aneh-aneh aja mau lo. Kenapa sih, ada masalah?"

"Iya ada! Gue nggak suka kal—"

"Heh kalau mau berantem jangan di dapur, bikin sempit aja!" tegur Calvin yang hendak mengambil nasi tapi terhalang oleh tubuh Bayu yang berdiri di depan meja tempat magic jar berada. "Ada masalah apa sih?"

"Mau tau aja lo urusan orang," jawab Bayu ketus lalu berbalik meninggalkan dapur.

Calvin bingung mendapatkan reaksi seperti itu. Ia mengalihkan pandangan pada Nina. "Kenapa monyet lo?"

Nina mengendikkan bahu. "PMS kali," jawabnya cuek bebek. "Tungguin Bay, gue nebeng!"

"Cepetan!" jawab Bayu yang sudah sampai di ruang tamu.

Nina buru-buru mengenakan jaketnya dan menggendong tas di bahu kanan, bergegas lari membuntuti Bayu.

"Apaan sih kok jadi judes ke Calvin juga!" tegur Nina memukul punggung cowok itu.

"Udah buruan naik, keburu telat!" jawab Bayu masih ketus.

Mendapatkan reaksi ketus dari Bayu membuat gadis itu ikut keesal. "Nggak jadi nebeng deh, gue bareng yang lain aja."

"Mau bareng siapa? Anak-anak kelasnya siang, Calvin juga masih sarapan, ntar lo telat." Bayu menarik tas Nina ketika cewek itu berbalik hendak kembali masuk rumah.

"Enggak, gue males sama lo, marah-marah mulu dari kemarin!"

Bayu makin kesal mendengar penolakan itu. Ia melepaskan tas Nina dan langsung menyalakan mesin motor kemudian pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Nina yang bersikap masa bodoh langsung masuk ke rumah sambil cemberut.

"Cal, gue nebeng lo!" kata Nina melemparkan map berisi banyak kertas ke meja kemudian duduk di sofa ruang tengah.

"Lah nggak jadi sama Bayu?" tanya Calvin dari dapur, masih menikmati sarapannya.

"Enggak," jawab Nina mengeluarkan ponsel dan mulai mengalihkan perhatian ke Instagram.

**

Bagi Nina hari ini tidak ada yang berjalan lancar. Mulai dari suasana pagi yang menjadi panas gara-gara Bayu mendadak ketus, materi kelas pertama yang sulit dipahami, sampai tugas di mata kuliah kedua hari ini malah tertinggal di meja ruang tengah.

Untungnya Haris membawa tugas tersebut dan bilang agar Nina mengambilnya di FISIP karena cowok itu ada kelas. Jadi setelah kelas pertama selesai Nina bergegas pergi ke FISIP mengambil tugasnya.

Pas sampai di tempat yang diberitahu Haris, ternyata si ganteng itu masih di luar kelas. Jongkok di koridor sambil main ponsel.

"Haris."

Cowok itu menoleh namanya dipanggil. "Eh Mbak," balasnya sambil berdiri. "Bentar, tas gue udah di dalem."

Haris memasuki ruang kelas mengambil map kemudian keluar lagi memberikannya pada Nina.

"Makasih banyak, ini tugas penting banget soalnya," kata Nina menerima pemberian cowok itu.

"Tugas penting ditinggal-tinggal. Untung ada gue yang bisa jadi penyelamat lo hari ini," jawab Haris sambil menyunggar rambutnya sok ganteng. Eh, emang ganteng sih.

Nina hanya mencibir gaya sok keren cowok itu.

"Ngomong-ngomong hari ini gue udah beres nonton Extraordinary You," kata Haris tiba-tiba membahas tentang drama Korea.

Sekedar info, Nina juga suka menonton drama Korea, sama seperti Haris dan Shasha. Hanya saja Nina tidak seperti Haris yang adiktif. Ia hanya menikmati drama ketika ada yang merekomendasikan padanya.

"Tim siapa lo?" tanya Nina tampak antusias membahasnya. "Gue sebenernya tim Danoh Baek Kyung."

"Sama tapi sayang kapalnya tenggelam." Haris mengerucutkan bibirnya.

"Kapal gue tenggelam semua. Si Juda sama Dohwa juga nggak berjalan lancar."

Haris mengulurkan tangan. "Salaman dulu dong sebagai penumpang kapal yang sama."

Nina tersenyum lebar kemudian menjabat tangan Haris. Ternyata mengobrol dengan topik ringan seperti ini bisa sedikit memerbaiki mood Nina yang sedang berantakan hari ini.

"Mbak, kok putihan gue sih," kata Haris mengangkat tangan Nina sampai ke depan matanya.

"Njir random banget pikiran lo tiba-tiba ngomong gitu," ujar Nina hendak menarik tangannya tapi ditahan oleh cowok itu.

Haris memicingkan mata. "Seriusan deh Mbak. Lo berjemur dimana sih bisa jadi item begini."

"Yis, sumpah deh lo nggak jelas banget!" Nina balas menarik tangan cowok itu kemudian menguncinya di belakang seperti sedang melawan preman.

"Aa-a-adooooh sakit Mbak!" rengek Haris.

Bukannya melepaskan, Nina malah mendorong cowok itu sampai ke tembok. "Beneran sakit? Gue baru diajarin sama temen gue teknik ini buat ngelawan preman."

"Gue bukan preman!"

"Iya tau." Nina akhirnya melepaskan pemuda itu.

Haris mengusap lengannya yang terasa sakit setelah dipiting Nina. "Tenaga lo besar banget dah."

Nina mengusap lengan cowok itu sambil memasang muka sok imut. "Maafin Mbak yaaa."

"Es krim dulu," jawab Haris manja.

"Apaan sih lo, geli tau nggak." Nina meninju lengan cowok itu. "Udah ah gue ba—" ucapan Nina terpotong begitu saja ketika merasakan rambutnya ditarik kuat dari belakang hingga membuat kulit kepalanya terasa sakit.

Bruk

Suara orang jatuh yang lumayan keras itu mengundang perhatian, bahkan yang ada di dalam kelas ikut keluar dan melihat apa yang terjadi. Haris yang menyaksikan secara langsung Mbaknya jatuh langsung melongo kaget.

Nina yang terkejut tanpa sadar mengumpat pelan kemudian mendongak dengan tatapan nyalang.

Dilihatnya Sonya dengan wajah merah padam tengah menatap tajam padanya.

"NGAPAIN LO PEGANG-PEGANG PACAR GUE, JALANG?! NGGAK USAH CAPER KE PACAR GUE!"

Nina tidak percaya dirinya baru saja dibentak oleh orang yang lebih muda darinya.

Nina yang hari ini mood-nya sedang berantakan langsung berdiri mendorong Sonya yang lebih pendek darinya.

"Astaghfirullah," gumam Haris setelah sadar dari buffering beberapa detik. "Nya, kamu ngapain sih?!"

Sonya langsung menoleh pada Haris. "Kamu masih nanya aku ngapain? Kamu tau aku nggak suka lihat pacarku dipegang-pegang sama cewek lain! Dia juga yang semalem nelepon kamu kan!"

"Iya emang tapi itu—"

Sonya segera memotong pembelaan Haris dan kembali menyerang Nina. "Lo nggak punya harga diri apa gimana neleponin pacar orang? Dasar murahan!"

Plak

Nina menampar Sonya saat mendengar dirinya dihina.

"Mbak!" Haris memekik kaget melihat Nina yang biasanya lemah lembut kini menampar seseorang.

"Lo nggak pernah diajarin sopan santun ya?! Gue ini lebih tua dari lo! Dan kalau lo cemburu nggak harus dilampiasin pakai kekerasan! Pernah diajarin tentang etika nggak sih? Mulut lo juga kayak orang nggak pernah sekolah!"

Sonya yang emosinya makin meninggi langsung menjambak rambut Nina kuat-kuat.

"ANJING LO!"

"LO YANG ANJING, SIALAN!"

Dan terjadilah keributan di lorong lantai dua gedung FISIP. Kedua gadis itu saling menjambak, memukul, mencakar, mendorong satu sama lain.

Sekarang Nina bisa paham kenapa tempo hari Mika sampai memusuhi Haris selama seminggu setelah bertengkar dengan Sonya.

"WOOOI TOLONGIN! ESAAAA MAHESA TOLOOOONG!!!" Haris yang kebingungan kini berteriak memanggil sahabatnya yang tetap tenang dalam kelas. Dua gadis ini tidak ada yang mau melepas saat dirinya coba memisahkan.

Sialnya mereka yang ada di sekitar hanya melihat seolah kejadian ini hanyalah film yang sayang untuk dilewatkan. Bahkan salah satu dari mereka merekamnya.

Haris tidak sanggup memisahkan mereka berdua sendiri. Bahkan dia kena cakar gara-gara berusaha melerai.

Nina masih terus berusaha melawan gadis yang tenaganya sangat kuat ini. Dalam hatinya tidak percaya telah melakukan hal sebodoh ini. Bertengkar dengan orang lain di depan umum. Padahal dari dulu Nina tidak pernah bertengkar dengan siapapun kecuali kakaknya sendiri.

Beberapa detik kemudian Nina merasakan lengan kekar melingkar di perutnya dan menariknya lepas dari cengkraman Sonya.

Nina masih menatap kesal pada Sonya yang kini sudah diamankan Haris.

Penampilan mereka berdua sudah sangat kacau dengan banyak luka dan rambut acak-acakan. Tapi sakit di sekujur tubuhnya mendadak tidak terasa saat melihat Haris malah membantu pacarnya merapikan rambut dan mengusap wajahnya. Jadi ini rasanya ketika orang yang sudah dianggap sahabat justru terlihat membela pacarnya?

Terlalu menyakitkan.

Tanpa sadar Nina meneteskan air mata.

"Lo nggak pa-pa, Mbak?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Nina membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang membantunya lepas dari perempuan laknat itu.

"Aji...."

Aji menggenggam pergelangan tangan Nina. "Ayo ke klinik!"

Nina mengangguk nurut kemudian mengambil map dan tasnya yang terlepas saat bertengkar tadi.

Aji menarik tangannya dan melangkah cepat. Namun pemuda itu berhenti sejenak di dekat seseorang, merebut ponselnya dan membantingnya, tak tanggung-tanggung langsung dibuang dari lantai dua. Nina mendelik kaget melihatnya.

"Anjing, apa-apaan lo!" umpat orang yang ponselnya.

"Ada orang berantem itu pisahin bukan direkam, goblok!" balas Aji, dia tahu orang itu merekam pertengkaran barusan. "Kalau mau ganti rugi tinggal bilang sama gue, minta nomer gue ke Haris," katanya menunjuk pemuda jangkung yang masih sibuk mengecek keadaan pacarnya.

Ketika berjalan, Nina memandangi belakang kepala Aji. Perasaannya menghangat ketika pemuda ini membelanya.

Namun di sisi lain, ada sosok gadis yang tidak sengaja melihat mereka berdua, kini memandang dengan tatapan nanar. Ia menghela napas panjang dan membuangnya pelan, menyabarkan diri.

Semangat yang lagi ujian!!

Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak di cerita ini.

Muchlove,

Sidoarjo, 7 Desember 2020

-Icha-

继续阅读

You'll Also Like

21.6K 3.6K 39
[Completed] [Seri Pertama The Book of Us] Buku panduan buat yang belum pernah nembak cewek. Sebuah testimoni: Baca aja, gue adalah bukti konkretnya. ...
30.1K 6.5K 20
Tidak sengaja terlibat dalam objek social experiment beberapa kali, Ayumi jadi menyadari kalau Jevando itu orangnya baik. Written on: Feb 5, 2022 - J...
5.1K 324 8
Just oneshot, twoshot, threeshot or etc about Kyuhoon.
6.3K 248 31
Seorang gadis yang menyandang Queen Of The World Dialah ratu dunia. __ Anesya Catyln Azaela Biasa dipanggil Nesya Memiliki 7 jiwa dalam satu tubuh ...