If You Know When [TELAH DITER...

Par ItsmeIndriya_

1M 120K 15.4K

Trilogi IYKW Series Sekian lama menghilang, akhirnya Vanilla kembali dengan harapan baru untuk akhir kisah pe... Plus

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
PENGUMUMAN
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam
Lima Puluh Tujuh
VOTE COVER!!!
Lima Puluh Delapan
Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh
Enam Puluh Satu
Enam Puluh Dua
Enam Puluh Tiga
Enam Puluh Empat
Enam Puluh Lima
TERIMA KASIH
PRE-ORDER IYKWHEN
LDR SERIES 1 || OBSESI ELANG
DIARY VANILLA

Empat Puluh

9.5K 1.4K 90
Par ItsmeIndriya_

"San, why don't you desaign your own gown? atau minta desainer ternama gitu? gak mungkin kan Vino gak sanggup bayar gaun lo." Tanya Vanilla pada Sandra yang terlihat sedang serius memperhatikan desain-desain yang diberikan Vanilla.

Sandra menghela napas, "gue punya teman yang pernah kolaborasi sama brand ternama, dapat penghargaan, tampil di fashion week, untuk apa gue pergi ke desainer lain?" Sandra malah balik bertanya. "Karena lo teman gue, dan gue harus menghemat budget, jadi lo harus gue manfaatin."

Mendengar pernyataan blak-blakan Sandra membuat Vanilla tertawa sembari menyeruput milkshake nya yang sama sekali belum disentuh. Sementara Sandra kembali serius memilih desain-desain milik Vanilla. Vanilla harus begadang selama tiga hari hanya untuk memberikan desain terbaiknya pada Sandra. Andai Sandra bukan teman dekatnya, Vanilla tidak akan mau memangkas jam tidurnya hanya untuk menggambar.

"Yang ini bagus nih," Sandra memberikan salah satu desain yang menurutnya bagus dan memperlihatkan kembali pada Vanilla. "Tapi kayaknya terlalu dramatis deh. Off shoulder dan ekor gaunnya panjang. Hiasan di bagian bawah gaunnya juga ramai banget, gue gak yakin ini bakal selesai dalam waktu tiga minggu, dan gue juga gak yakin bisa jalan sendiri kalau pakai gaun ini."

Gaun yang diperlihatkan Sandra adalah desain gaun yang terinspirasi dari gaun rancangan Ralph & Russo dalam peragaan Paris Fashion Week Houte Couture Spring/Summer. Desain elegan namun terkesan dramatis tersebut memperlihatkan keindahan pada bagian bawah gaun dengan rok berlapis mengembang dan ekor sepanjang satu meter serta hiasan batu permata pada bagian bawah gaun yang memperberat gaun tersebut. 

Sandra menghela napas karena ia masih belum menemukan desai gaun yang menurutnya cocok dan sesuai dengan keinginannya. "Nil, lo gak ada desain lain?" tanya Sandra membuat Vanilla tersedak. Vanilla sudah memberikan tiga puluh desain, dan Sandra masih meminta desain yang lain.

"San, lo pikir buat desain itu gampang? gue harus menguras otak dan jam tidur gue dan gak ada satupun yang Lo suka!?" tanya Vanilla dan Sandra hanya cengengesan. Vanilla mendengus, "lo mau yang gimana?"

"Simpel, klasik tapi elegan, gak ribet dan panjangnya masih manusiawi."

Vanilla mengambil kembali buku sketsanya dan mencari gambar yang sesuai dengan keinginan Sandra. "Yang ini aja gimana?" Vanilla memperlihat sebuah gaun dengan desain sederhana dan klasik namun tetap terlihat elegan.

"Vino gak akan setuju karena terlalu mengekspos bagian bahu dan belahan dada gue."

"Bagian atasnya tinggal diubah, San." Vanilla mengambil pensilnya dari dalam tas dan mulai mencoret bagian kosong di buku sketsanya. "Gue bakal buat ini jadi long Sleeve dan belahannya sedikit dinaikan. Atau lo mau sekalian dijadiin kerah shanghai aja? jadi kayak kebaya modern sih."

"Detailnya gimana?"

"Em... kalau A-line sih pasti bakal berat karena lapisan tilenya yang harus gue kerut sampai mengembang dan hiasannya full dari atas kebawah. Kalau gue gabung sama bagian atas yang udah diubah tadi, lebih bagus kalau bagian punggung lo sedikit terekspos. Jatuhnya gak sederhana sih, tapi tetap klasik dan elegan."

"Atau.. bagian pinggang gue press, bagian paha kebawah sedikit dikembangkan dan sedikit panjang kebelakang. Fokus detailnya di bagian atas, lengan dan sedikit di bagian bawah gaun. Sederhana, klasik, dan elegan. Gimana?"  

"Em.." Sandra bergumam sembari memperhatikan desain dadakan yang dibuat Vanilla. "Oke, terserah Lo aja deh gimana bagusnya. Gue gak mau yang ribet karena hidup gue udah cukup ribet dengan menikah dengan Vino yang jauh dari kriteria cowok idaman gue."

Vanilla kembali tertawa mendengar celetukan Sandra. Baik Sandra maupun Vino merupakan dua kepribadian yang sangat bertolak belakang. Sandra bukan tipikal cewek idaman Vino, begitupun sebaliknya. Namun jika Tuhan sudah campur tangan, tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan sampai detik ini saja Sandra tidak percaya akan menikah dengan cowok seperti Vino.

"Btw, lo sama Dava gimana? udah ada rencana untuk kedepannya?"

Vanilla menggelengkan kepala, "gue baru aja balik dan sekarang gue masih menjalani perawatan. Dava juga masih sibuk sama urusan kantor. Belum lagi cewek yang dijodohin untuk Dava. Jalan yang gue tempuh bersama Dava gak semulus jalan lo dan Vino."

"Soraya?" Vanilla menganggukkan kepala dan menghabiskan minumannya. "Gue heran deh sama tuh cewek, obsesif banget mau jadi nyonya Pamungkas. Padahal banyak cowok diluar sana, dia juga gak jelek-jelek amat. Kenapa malah setuju di jodohin?"

Vanilla hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. "Lagian tuh cewek mirip Intel, semua hal yang berhubungan sama Dava bisa dia tahu dengan mudahnya."

"Love is blind, remember?"

"Buta iya, bego juga iya." Celetuk Sandra sedikit kasar membuat mereka berdua langsung tertawa.

Mempunyai teman blak-blakan seperti Sandra memang menyenangkan. Apalagi jika sudah berhubungan dengan orang yang tidak disukai. Untaian kalimat penuh sensor pasti dengan lancar keluar dari mulut wanita itu.

"San, gue harus pergi duluan deh, udah ada janji nih sama Vanessa."

"Kembaran Lo?"

Vanilla menganggukkan kepala, "gue duluan ya. Ntar gue kabarin lagi kalau memang lo fix sama desain gue." Vanilla berpamitan dan segera pergi dari hadapan Sandra.

Vanilla masih ada janji dengan Vanessa yang menunggunya di cafe. Vanessa bilang, ia ingin menghabiskan waktu bersama. Entah sekedar nonton, berbelanja, jalan-jalan atau makan malam bersama. Kalau di pikir-pikir lagi, ini adalah kali pertama Vanilla dan Vanessa pergi bersama dan hanya berdua.

*****

Sembari menunggu Vanessa yang masih dijalan, Vanilla memainkan game di ponselnya. Hampir seharian ia tidak berkirim pesan dengan Dava karena Dava sedang sibuk mengurusi masalah kantor. Pagi tadi Dava sudah memberi kabar bahwa ia akan lembur dan kemungkinan tidak bisa sering mengirim pesan.

Ketika Vanilla sedang serius dengan game yang ia mainkan, tiba-tiba seseorang datang dan menggebrak meja dihadapannya. Vanilla tidak terkejut, ia pikir itu Vanessa yang mencoba untuk mengagetkannya, namun ketika ia mendongak, yang dilihat bukanlah Vanessa melainkan wajah wanita yang pernah bertemu dengannya di pesta pernikahan Vanessa.

Tanpa berbicara, Vanilla menatap wanita itu dengan seksama. Vanilla ingat, wanita itu adalah Soraya, sekertaris pribadi Dava sekaligus wanita yang dijodohkan dengan Dava.

"Ada apa ya?" tanya Vanilla pura-pura tidak mengenal wanita tersebut.

Dari mimik wajah Soraya, terlihat jelas bahwa ia sedang menahan emosi. Apalagi sorot matanya yang tajam menandakan bahwa Vanilla adalah musuh bebuyutan Soraya yang harus Soraya hilangkan.

"Jangan pura-pura gak tahu!"

Vanilla mengerutkan alisnya, "saya memang gak tahu anda siapa dan kenapa anda menghampiri saya."

Kalimat Vanilla bagai penghinaan untuk Soraya. Soraya langsung tertawa dan tangannya menyambar segelas air di atas meja lalu menyiramkannya ke wajah Vanilla.

Seluruh pengunjung cafe langsung terkejut melihat kejadian itu dan mengarahkan pandangan mereka pada Vanilla yang setengah basah.

"Gue kasih tahu ya, Dava itu calon suami gue dan Lo gak berhak untuk dekat sama dia!" ujar Soraya sembari menunjuk Vanilla.

Vanilla tidak merespon, ia sibuk mengeringkan wajah dan bajunya menggunakan tisu.

Jika dari sudut pandang orang lain, kejadian tersebut persis seperti scene di sinetron-sinetron. Soraya dengan pakaian formal dan heels yang dipakainya, sedangkan Vanilla menggunakan t-shirt, skinny jeans dan juga sneaker. Seperti dua orang yang bertolak belakang sedang bersitegang.

"Jangan Lo pikir selama ini gue gak tahu, Dava ada di Paris kan sama Lo!"

Vanilla menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Benar kata Sandra, apapun yang berhubungan dengan Dava bisa diketahui Soraya dengan mudah. "Bagus kalau anda tahu," balas Vanilla santai tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Soraya mengambil kotak tisu diatas meja dan hendak melemparkannya pada Vanilla, namun tertahan oleh seseorang yang tiba-tiba menarik rambut Soraya dari belakang.

Soraya berteriak kencang karena rambutnya ditarik, sementara pelaku yang menarik rambut Soraya malah semakin mengencangkan genggaman tangannya. "Why are you fucking yourself around?" ucap Vanessa seraya melepaskan jambakannya dengan sedikit mendorong ke depan.

Soraya membalikan badan, mengangkat tangan dengan maksud ingin menampar orang yang berani menarik rambutnya. Namun lagi-lagi pergerakannya kalah cepat dan langsung ditahan oleh Vanessa.

"Lo tahu siapa gue kan?" ucap Vanessa dengan senyum disudut bibirnya. "Lo juga pasti tahu apa yang pernah gue lakuin di masa lalu."

Soraya mencoba menarik tangannya, namun malah semakin digenggam erat oleh Vanessa. "Kembaran gue aja berani gue sakiti, apalagi cuma cewek obsesif kayak Lo." Mata Soraya menyalak, namun terlihat ada sedikit rasa takut pada Vanessa.

Vanessa melepaskan cengkeramannya dan mendorong Soraya hingga pinggangnya berbenturan dengan sudut meja. Vanessa melangkah maju mendekati Soraya seraya berbisik, "kalau Lo mau hidup tenang, gue saranin jangan usik hidup orang lain."

Soraya sama sekali tidak bersuara. Matanya tajam menatap Vanessa yang tak menghilangkan senyum disudut bibirnya. Bahkan tangan Soraya terasa kaku karena terlalu kuat dikepal.

"Awas Lo ya!" geram Soraya memutuskan untuk pergi dari hadapan Vanilla dan Vanessa.

"Bye bye bitch!" teriak Vanessa melambaikan tangan.

Sepeninggalan Soraya, Vanessa langsung membalikan badan dan menatap Vanilla yang sedari tadi diam tak bergeming. Wajah Vanilla terlihat pucat, kakinya gemetaran dan tangannya terkepal kuat. "It's okay. Your gonna be fine." Perlahan Vanilla mengendorkan kepalannya seraya menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

Vanilla tidak takut dengan Soraya, ia hanya berusaha meredam bom yang hampir meledak dari dalam dirinya. Andai saja Vanessa tidak muncul, mungkin Vanilla bisa ditangkap karena kasus penyerangan dan penganiayaan.

Hal terberat yang harus ditahan Vanilla bukanlah rasa takut karena merasa terancam. Melainkan takut tidak bisa mengendalikan dirinya. Vanilla ingat, dulu ia hampir saja melempar Sandra menggunakan laptop dan menodong Sandra menggunakan pisau. Vanilla juga ingat pernah mencekik seseorang yang mengganggunya dalam perjalanan pulang ke apartemen.

"Vanilla..."

Tiba-tiba Vanilla mengembangkan senyum lebarnya dan tertawa, "look at her, She is such a fuckhead."

Vanessa sempat bingung, namun tak lama ia mengerti dengan perubahan ekspresi Vanilla dan memilih bungkam hingga Vanilla berhenti tertawa.

"Gue tunggu diluar." Vanessa berdiri terlebih dahulu dan berjalan duluan, sedangkan Vanilla masih duduk seraya memutar kejadian tidak mengenakkan yang baru saja menimpanya.

Vanilla kembali menyunggingkan evil smirk disudut bibirnya, "next time, i'll do it myself." Gumamnya berdiri dan langsung menyusul Vanessa.

*****

Ngetik part Vanilla - Sandra jadi ingat jaman sekolah. Satu harian gak tidur karena kejar waktu mau peragaan.
Selesaikan kebaya yang waktunya habis cuma pasang Payet. Belum lagi ujikom tiga hari berturut-turut cuma duduk depan mesin jahit. Desain baju, gambar pola, salah sedikit dibongkar lagi jahitannya. Capek tapi kalau di ingat lagi seru juga.

Btw thank you for 600k pembaca If You know When🥰💞

Minggu, 06 September 2020

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

2.3M 125K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
400 193 4
Ada kisah yang perlu diceritakan dengan kelembutan. Ketika rasa itu begitu saja menelusup ke dalam relung hati. Berpendar dengan cahaya berkilauan me...
4.1M 161K 9
[FANTASI] Diaz Elano Xeimoraga, bukan sembarang cowok. Ia dikarunia kelebihan bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Membac...
12.3K 1.3K 28
15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah...