Married With Om Om

a-zchen által

184K 5.6K 244

[FOLLOW SEBELUM BACA] . Bagaimana jika ada orang yang mengatakan bahwa Arista menikah dengan seorang om om? T... Több

prolog
1. First Impression
2. Nyebellin
3. Accident
Cast- Married With Om Om
4. Hadirnya Sang Mantan
5. Falling in Love?
6. Om Mesum
7. Main Bareng
8. With You
9. Akad
10. First Night
11. Sepupu Wisnu?
12. Bulan Madu
13. Bahagia
14. Cemas
BALIK LAGI!!!
16. Dijebak
17. Bersama Mas Wisnu
18. Test Pack
19. Kenyataan Menyakitkan
20. Kembali Membaik
21. Sayang
22. Karena Siapa?
23. Pikiran Buruk
24. Kesalahan
25. Keputusan
26. Bimbang
27. Jika Kita Mencintai Lagi

15. Stay With Me

4.1K 168 7
a-zchen által

Setelah berhasil melucuti kemejaku dan membuangnya ke sembarang tempat, rupanya saat perjalanan menuju kamar, mas Wisnu juga berhasil membuka kait bra hitam milikku. Alhasil, kini tubuh bagian atas ku benar-benar polos tanpa ada satu helai kain sekalipun. Mas Wisnu langsung membaringkan ku di atas kasur, dan menatapku dengan tatapan penuh gairah. Sedangkan aku yang ditatap seperti itu, malah berusaha menutupi kedua payudaraku yang terekspos jelas di hadapannya.

Mas Wisnu masih memperhatikan gerak-gerik ku dengan selidik. Ada apa ini? Kenapa aku hanya didiamkan saja? Aku merasa malu jika terus-menerus diperhatikan seperti ini.

Aku membenarkan posisiku dari tidur menjadi duduk. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Aku melakukan hal ini karena merasa tak ada respon apapun dari mas Wisnu, aku merasa malu.

Saat tanganku mulai menutupi bagian tubuhku dengan selimut, tiba-tiba mas Wisnu naik ke atas ranjang sambil membuka kaos hitam yang dia pakai. Dan apa yang terjadi? Ya! Aku sungguh terpukau melihat keindahan tubuhnya yang kini menjadi favorit ku, bagian dada hingga perut. Bentuk perut yang sangat sempurna, seperti ukiran. Sungguh indah sekali ciptaan mu yang satu ini, Tuhan.

Aku memundurkan tubuhku hingga terbentur pada sandaran ranjang, hal itu membuatku meringis. Sedangkan mas Wisnu, semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Kita akan mulai sekarang?" tanya mas Wisnu sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahku.

Aku terdiam, tak menjawab. Detik selanjutnya, mas Wisnu langsung menarik selimut yang aku gunakan dan melemparnya ke sembarang arah.

"Kamu begitu cantik sayang!" ucapnya sambil mengendus-endus dan sesekali menciumi leherku. Tentu saja diperlakukan seperti itu membuatku geli. Aku mendorong tubuhnya sedikit menjauh dariku, agar aku bisa terlepas dari kegelian ini.

Mas Wisnu kembali menyuruhku berbaring, sedangkan dia berdiri dan membuka celana jeans yang dia pakai. Kini hanya ada celana dalam hitamnya saja yang tersisa, menutupi juniornya yang semakin menegang.

"Mas Wisnu" ucapku pelan sambil menikmati sentuhan demi sentuhan mas Wisnu di bagian perut hingga dadaku.

Sentuhannya itu semakin turun menuju mahkotaku yang masih tertutupi celana jeans. Tak hanya menyentuh, mas Wisnu terus mengelusnya dan membuatku sedikit bergerak karena geli. Detik selanjutnya, mas Wisnu langsung meloloskan celana jeans ku dengan cepat. Dan tersisalah celana dalam hitamku yang berenda. Aku sedikit melenguh, karena sentuhan mas Wisnu yang semakin menggelikan.

Mas Wisnu menarik celana dalamku dengan pelan, sambil terus menciumiku. Aku mengeluarkan sedikit desahan, karena merasakan kenikmatan akibat sentuhan mas Wisnu di bawah sana. Dan kini aku sudah telanjang bulat dan berada tepat di bawah suamiku.

Mas Wisnu segera melepaskan celana dalamnya dengan cepat, memperlihatkan juniornya yang besar dan tegang tepat dihadapan ku. Aku tersenyum nakal, lalu beralih memegang milik mas Wisnu dengan ragu. Aku akui, ini adalah kali pertama bagiku bertindak agresif seperti ini. Karena sebelumnya, mas Wisnu lah yang selalu bersikap agresif.

Mas Wisnu merasa ingin mendesah tapi ditahan, saat aku terus memijat miliknya dengan lembut. Detik selanjutnya aku mencoba menggodanya dengan cara melepaskan tanganku, tentu saja hal itu membuatnya kecewa.

"Kenapa dilepas?"

"Kalo Tata terus-terusan megang, terus kapan masuknya?" ucapku sok polos.

Tak ada jawaban apapun dari mas Wisnu. Dia langsung menyambar bibirku dengan rakus, meremas kedua payudaraku dengan kedua tangannya yang kekar. Aku mendesah, saat merasakan ada sesuatu yang menggesek dinding vaginaku.

"Masukkan! Cepet mas!" ucapku spontan disela-sela ciuman kami.

Mas Wisnu mengangguk semangat, dan langsung memasukkan miliknya ke dalam sarangku. Aku melenguh, mendesah, dan menikmati semua sentuhan dan perlakuan mas Wisnu kepadaku.

Setelah mengeluarkan benih cinta di dalam sana, mas Wisnu menarik miliknya dengan penuh kepuasan. Dia tersenyum dan mencium bibirku singkat.

"Terima kasih, sudah mau menjadi istri dan pendamping hidupku. Dan terima kasih karena sudah mau menerima kekuranganku"

"Tata sangat beruntung mempunyai suami seperti mas Wisnu" aku menangkupkan kedua telapak tanganku di pipinya.

"Jangan pernah meninggalkan suamimu ini, walaupun nanti ada sesuatu buruk terjadi"

"Tentu saja Tata gak bakal ninggalin mas Wisnu. Bagi Tata, mas Wisnu itu segalanya. Karena Tata udah mulai cinta sama mas Wisnu"

"Apa kamu bisa berjanji padaku, untuk selalu bersamaku meski apapun tang terjadi?"

"Tata janji mas. Mas Wisnu harus janji juga sama Tata, kalo gak bakal ninggalin Tata yang masih labil ini"

"Mas gak bakal ninggalin kamu dan selalu mencintaimu sepenuhnya, istriku sayang!" mas Wisnu mengecup bibirku singkat.

Aku tersenyum, menyadari bahwa nasibku tak berakhir buruk karena menikah muda. Aku merasa, hidupku semakin berwarna setelah menikah bersama mas Wisnu. Terima kasih Tuhan, kau telah memberiku seorang pria seperti mas Wisnu. Aku sangat bersyukur.

"Kita lanjutkan ke ronde kedua ya!?" mas Wisnu bersiap.

"Tunggu dulu mas!"

"Ada apa?"

"Tata haus, hehe" ucapku sambil cengengesan.

*****

AUTHOR:

Pagi-pagi sekali, Arista segera bersiap untuk melayani Wisnu yang akan segera pergi ke kantor. Dari menyiapkan sarapan, menyetrika baju yang akan Wisnu pakai, hingga menyiapkan beberapa perlengkapan keperluan Wisnu. 

"Mas Wisnu, sarapannya udah siap!" Arista sedikit berteriak, agar Wisnu yang masih berada di kamar segera turun.

Wisnu duduk di kursi meja makan, dan langsung melahap makanan yang telah disiapkan istrinya.

"Pelan-pelan dong mas, ntar keselek" Arista memperingati sambil beralih membenarkan posisi dasi Wisnu.

"Mas udah telat ini!"

"Iya tapi pelan-pelan makannya"

"Mas berangkat ya! Kamu baik-baik di rumah sendirian, kalo ada apa-apa hubungi mas ya!" Wisnu langsung beranjak dari duduknya setelah Arista sudah sepenuhnya merapikan dasi sekaligus jas Wisnu.

"Eh, ini makanannya kok gak dihabisin sih mas?" Arista berdecak pinggang.

"Kamu bungkus aja, nanti bawakan saat jam makan siang aja!"

"Mas berangkat!" ucap Wisnu sebelum mengecup dahi Arista.

"Hati-hati di jalan ya mas, jangan ngebut!" Arista mencium punggung tangan Wisnu.

"Iya"

Untuk hari ini, Arista sengaja tidak mengantar suaminya ke depan rumah, lantaran masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Arista membereskan piring sisa makanan Wisnu dan mencucinya.
Tak lama kemudian, munculah suara seseorang dari arah pintu depan.

"Mas Wisnu kok belum berangkat?" teriaknya saat merasa suara itu semakin dekat.

"Mas Wisnu?" Arista meletakkan piring dan sabun cuci piring yang sedang ia pegang. Berjalan mendekat ke arah pintu depan, dan berteriak karena terkejut.

"Aaa! Astaga!"

"Eh apa-apaan sih kamu Ta! Make teriak segala!" Risa muncul dari balik pintu.

"Risa? Ngapain kamu disini?"

"Ya mainlah Ta, emang kamu gak kangen sama aku?" Risa berjalan melewati Arista, dan berlalu duduk di sofa ruang tengah.

"Tadi aku ketemu sama suami kamu kok di depan, dan aku udah izin sama dia kalo bakal nemenin kamu di rumah" Risa melihat-lihat isi rumah Arista dengan kagum. Desain rumah mewah dan klasik seperti inilah yang sangat diinginkan oleh Risa saat sudah menikah kelak. Risa sedikit tersenyum saat membayangkan hari itu tiba, tapi jadi cemberut lagi saat ingat pada perkataan kedua orangtuanya waktu itu.

"Ah begitu!"

"Eh sebenernya aku mau cerita sesuatu ke kamu" Risa menginterupsikan Arista agar duduk disebelah nya.

"Cerita apa?"

"Aku dijodohin sama orang tua aku"

"Apa? Atas dasar apa orang tua kamu ngejodohin kamu?" kaget Arista.

"Aku juga gak tau Ta! Tapi aku gak mau dijodohin, mending aku mati aja kalo gini" Risa sedikit membanting tangannya di atas sofa, sambil menekuk wajahnya.

"Eitss jangan ngomong kayak gitu, gak baik!"

"Tapi aku sama sekali gak kenal sama orang yang mau dijodohin sama aku. Dan meskipun aku kenal sama cowok itu, aku juga belum tentu mau!"

"Tapi Sa, mungkin orang tua kamu udah milihin cowok yang tepat buat kamu. Jadi, kamu terima aja ya!"

"Nggak Ta, aku gak mau. Kamu kan tau sendiri, kalo aku susah buat jatuh cinta sama orang, apalagi aku belum bisa move on dari mantan aku yang terakhir"

"Kalo gitu terserah kamu. Cuma saranku, mending kamu ketemu aja sama calon kamu, ya sapa tau ntar kamu jadi berubah pikiran, kayak aku ke mas Wisnu dulu. Hehe"

"Tapi Ta_--"

"Udah ah, aku buatin kamu minum dulu ya?" Arista berlalu menuju dapur, dan kembali pada Risa dengan membawakan dua gelas ice cappucino dan beberapa cemilan.

"Makasih" ucap Risa.

"Oiya Ta, beberapa hari yang lalu, Naufal nelpon aku dan ngajak aku buat balikan" Risa bercerita lagi.

"Hah? Naufal mantan kamu yang bikin kamu gak bisa move on itu?" Arista mengambil cemilan dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"I-iya"

"Terus kamu jawab apa?"

"Aku nolak dia" jawab Risa cepat.

"Loh kenapa?"

"Karena aku udah mutusin kalo bakal ngelupain dia, meskipun sampe sekarang belum bisa. Dan setelah aku pikirin lagi, aku juga gak mungkin balikan sama Naufal karena mau dijodohin" Risa menundukkan kepalanya, sambil menahan air mata.

"Duh, jangan sedih kayak gini dong Sa! Mana Risa yang ceria seperti yang aku kenal? Jangan terlalu dipikirin, biarkan semuanya ngalir gitu aja"

"Oke Ta, besok adalah hari dimana aku akan bertemu dengan calon suamiku. Doakan aku, supaya dia tidak menyukaiku agar pernikahan ini dibatalkan!" Risa menghapus sedikit air matanya, dan langsung berbicara penuh semangat seperti biasanya. "Yeah, semangat Risa!!" monolog nya sendiri.

"Nah gitu dong, ini baru Risa yang aku kenal. Haha" Arista tertawa dan diikuti oleh Risa yang mulai melupakan masalahnya tadi. Menit selanjutnya, mereka menghabiskan waktu di rumah dengan menonton drama Korea.

"Nonton drama ini bisa jadi pengetahuan buat kamu kalo udah nikah nanti loh Sa!"

"Maksudnya?"

"Ya kamu bisa belajar berciuman dengan baik saat menonton drama Korea" ucap Arista dengan tertawa

"Kamu sudah melakukan itu bersama suamimu?" Risa sedikit ragu dengan pertanyaannya, karena sebenarnya dia sudah tau apa jawabannya. Karena yang dia tau, semua pasangan suami istri pasti akan melakukan itu.

"Haha, tentu saja!"

*****


Part 15 selesai.
.
Terima kasih karena sudah mau baca:*
.

WISNU ATALLA

Gomawo♥️
.

02/11/20


Olvasás folytatása

You'll Also Like

1.1M 16K 23
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
540K 22.1K 37
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
390K 44.1K 43
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
254K 20K 34
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...