RANGEL [ON GOING]

Por Qiehanzhang

6.2K 1.9K 925

[Follow akun author terlebih dahulu sebelum baca⚠] [Revisi setelah tamat] [Di baca aja dulu, siapa tau suka]... Más

prolog
Chapter 1.Masa lalu yang kelam
Chapter 2.Welcome to Indonesia
Chapter 3.Benci semuanya
Chapter 4.Arena balap
Chapter 5.Masuk sekolah
Chapter 6.Di labrak
Chapter 7.Apakah sakit?
chapter 9.Lagi dan lagi
Chapter 10.Pingsan
Chapter 11.Lo khawatir?
Chapter 12.Pulang bareng
Chapter 13.Di bully
Chapter 14.Hati yang tersakiti
Chapter 15.Tetap bertahan
Chapter 16.Ketika rasa itu kembali menyerang
Chapter 17.Keberangkatan
Chapter 18.Kesasar
Chapter 19.Hilang
Chapter 20.Tuhan masih melindunginya
Chapter 21.Alunan lagu
Chapter 22.Pulang
Chapter 23.Kencan?
Chapter 24.Meeting
Chapter 25.Menikah dengan kakaknya sendiri?
Chapter 26.Teman masa kecil
Chapter 27.Cek cok lagi
Chapter 28.Satu sekolah
Chapter 29.Alasan
Chapter 30.Anak baru
Chapter 31.Dia kembali
Chapter 32.Mantan kembali?
Chapter 33.Nonton bioskop
Chapter 34.Ajakan Eri
Chapter 35.Club malam
Chapter 36.Cemburu
Chapter 37.Teror
Chapter 38.Rencana yang gagal
Chapter 39.Raka, maaf
Chapter 40.Jemputan pagi
Chapter 41.Perpustakaan
Chapter 42.Penguntit

Chapter 8.Di fitnah

177 72 28
Por Qiehanzhang

-bersabarlah saat menghadapi rintangan,sebab tiada kesuksesan yang diraih tanpa kesabaran-

Happy reading!!

Kini Angel sudah sudah berada di garasi rumahnya. Ia baru saja tiba di kediamannya. Terlihat nampak sepi dibagian depan, namun ntah didalamnya. Ia berjalan kearah pintu utama dengan menenteng tasnya. Pintu terbuka lebar. Ia sangat bingung kenapa ada suara tangis. Mungkinkah itu Vera? Tetapi kenapa dia menangis. Ibunya? Atau bahkan ayahnya? Ahh rasanya tidak mungkin sekali, mereka bahkan sudah besar. Pasti jika ada sesuatu tidak mungkin menangis, kecuali beberapa hal tertentu.

Semakin ia memasuki kedalam, suara tangis semakin besar. Ia mencoba mencari asal suara tangis tersebut. Ia berjalan ke arah ruang keluarga terlebih dahulu saja, mungkin saja tangisan tersebut berasal dari sana.

Hiks... Hiks... Hiks...

"Apanya Yang sakit sayang? " suara orang tersebut seperti tidak asking baginya.

"Ini mama" jawab orang tersebut.

"Siapa yang melakukan ini semua baby"

"A_" 

Ketika Angel sudah berada di ruang keluarga, ia melihat sepasang anak dan ibu, yaitu Vera dan Jelita_ibunya. Vera berada dipelukan ibunya dengan masa sembab. Kenapa ia bisa tau? Karena tempat duduk Yang mereka tempati berhadapan langsung dengan pintu yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang keluarga. Angel berdehem untuk melihat apa Yang mereka lakukam, meskipun Angel juga tau apa yang terjadi pada akhirnya.

"Hmmm" dehem Angel.

"Siapa yang melakukannya sayang" ulang Jelita kembali sambil melirik kearah Angel dengan tatapan tajamnya.

"Angel ma" adu Vera.

Angel Yang tidak tau apa-apa dibuat bingung olehnya. Kenapa Vera menuduhnya? Apa ia mempunyai kesalahan pada Vera. Sepertinya ia tidak pernah berbuat Salah kepada Vera, malah sebaliknya. Angel mendekat kearah mereka berdua dengan santaynya.

"Gue ada salah apa sama Lo, main nuduh aja" ucap Angel kepada Vera. Sedangkan Vera? Ia masih saja berada dipelukan ibu tercintanya itu.

"Kamu kalau ngomong sama anak saya Yang sopan ya, pantesan aja mas Reno benci banget sama kamu" bentak ibunya.

"Dan kamu apain anak saya sampai mukanya lebam-lebam gitu? " lanjutnya.

"Maksudnya? "

"Alah gak usah bertele-tele kamu, nih liat muka anak saya jadi lebam semua" bentaknya lagi dengan suara menambah tinggi.

Vera dengan gerakan pelan mulai menghadap kearah Angel berada. Angel begitu terkejut melihat muka Vera sekarang. Lebam-lebam begitu banyak dibagian mukanya. Terlihat darah segar yang baru saja keluar dari dagingnya itu. Dan di bagain tangannya terdapat goresan lumayan lebar Yang belum di perban sama sekali. Apakah itu tidak sakit.

"Liat kan bagaimana keadaan muka anak saya, kamu harus bertanggung jawab atas semua ini" sarkas ibunya.

"Memang saya ada Salah apa sama anak anda?" tanya Angel.

"Dasar anak tidak tau diri kamu, kamu masih bertanya apa kesalahan kamu? Kamu itu telah menampar anak saya dan kamu mendorognya ke dalam kamar mandi lalu kamu kunci pintunya. Apakah kamu lupa itu anak tidak tau diri" geram ibunya. Terlihat tangan kanannya mengepal kuat, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menenangkan anaknya.

"Sebentar, bukannya saya tidak pernah menampar atau mendorong anak anda ke kamar mandi. Malah anak anda yang menampar saya" bantah Angel.

"Mah dia bohong. Dia Yang nampar aku sama ngedorong ke kamar mandi dan dikunciin pintunya" rengek Vera kepada ibunya.

Jelita melihat sekilas kearah Vera sebentar lalu ia berdiri dan menghampiri Angel. Tanpa ba-bi-bu Jelita langsung melayangkan tamparan tak kalah kerasnya di pipi Angel. Pipinya bekas tamparan Vera belum sembuh, sekarang ditambah lagi tamparan dari sang ibu tirinya. Begitu nyeri, tetapi masih ia tahan.

Plak

"Itu belum seberapa sama apa Yang dialami anak saya"

"Sudah? " tanya Angel.

"Maksud kamu apa hah,  liat saja nanti pasti kamu akan mendapatkan balasannya" ucap Jelita.

"Anak anda Yang akan mendapatkan balasannya, bukan saya" bentak Angel.

"Berani kamu sama saya" ucap ibunya.

"PUAS LO SEKARANG NGEL, MUKA GUE UDAH HANCUR SEMUA GARA-GARA LO. LO MASIH AJA MEMFITNAH GUE. LO SADAR DIRI DONG NGEL" teriak Vera karena sedari tadi melihat cek cok antara ibunya dan adik tirinya itu.

"Maybe everyone will believe in you Ver, but not for me. Maybe everyone will support you, than me" tutur Angel.

"Ada apa ini berisik-berisik sampai terdengab dari depan" ucap sang pria lelaki paruh baya sambil menenteng tas kerjanya. Dengan pakaian formal dan tatanan rambut yang rapi yang sudah beruban itu.

"Kamu juga ngapain disini" sinis ayahnya kepada Angel.

"Liat mas akibat ulah anak kamu Yang durhaka itu, muka Vera jadi lebam semua. Patut dikasih pelajaran itu anakmu mas" adu Jelita kepada suaminya.

Kemudian Reno menoleh kearah Vera, dan tak kalah terkejutnya. Ia langsung saja di buat naik pitam olehnya. Ia segera menghampiri Angel dan memberikan hadiah sebuah tamparan beberapa kali.

Plak ~plak~plak~plak

Suara itu memenuhi ruangan tersebut. Bahkan sekarang sudut bibirnya bertambah lebam dan bagian pipinya sudah menjadi merah akibat tamparan dari ayahnya. Air mata sudah berada dipelupuk mata indah Angel. Tinggal satu hentakan lagi, air tersebut turun untuk merembas ke pipi chuby miliknya. Angel kembali memegangi pipinya Yang sekarang terasa lebih nyeri lagi.

Sedangkan Vera dan mamanya tersenyum puas. Sangat mudah untuk menaklukkan hati suaminy ini. Bahkan suaminya lebih percaya kepadanya dari pada ke anak kandungnya sendiri. Angel yang melihat senyum terbit dari bibir mereka berdua hanya tersenyum miris. Mungkin semua ini sudah takdir untuknya, harus menerima kenyataan pahit ini.

'Yes berhasil, dapat jatah lagi nih gue. Sukurin tuh si Angel. Lagian itu tua bangka percaya-percaya aja. Hahahaha' gembira Vera dalam hati.

Padahal terlihat dengan jelas bahwa ibunya dan Vera telah bersekongkol untuk menjebaknya. Terlihat dari darahnya, warnanya tidak terlalu kental dan terlalu encer. Lalu warna merah dipipinya tidak terlihat seperti bekas tamparan, namun lebih mengaju ke riasan wajah. Namun ayahnya tetap saja tidak sadar bahwa ia telah di bohongi.

Angel juga sudah menebak dari awal, jika mereka berdua itu membohonginya. Mereka pasti sudah merencakan hal ini matang-matang agar terlihat seperti nyata.

"Ayah belum puas sama semua ini, kamu juga harus menerima sakit yang dirasakan oleh Vera" bentak ayahnya.

"Tapi aku gak bersalah yah" bantah Angel dengan suara seraknya.

"Bukti sudah ada di depan mata. Kamu masih saja mengelak. Sekarang tidak ada yang bisa menolongmu anak durhaka. Sekarang ayo ilut ayah. Kamu tidak akan ada yang membela sejarang. Kakakmu?dia malam ini tidak akan pulang karena ia akan menginap dirumah temannya" ujar ayahnya sambil menyeret tangan Angel dengan kasar.

'Kenapa ini terjadi lagi'  lirih Angel dalam hati.

"Ayah aku mau dibawa kemana, lepaskan aku. Bahkan ayah lebih percaya kepada mereka dari pada aku yah. Anak kandung ayah sendiri"

"Ya dulu memang kamu anak ayah, tapi sekarang kamu tidak anggap sebagai anak saya lagi"

Sakit sekali ketika mendengar perkataan ayahnya barusan. Hingga tak terisa butir-butir being luruh begitu saja. Ia bahkan benci terhadap dirinya sendiri, kenapa ia harus dibenci semua orang. Andai saja kakaknya dirumah, pasti ia tidak akan diperlakukan seperti ini. Radit itu bagaikan pangeran penolong untuk Angel. Tetapi sekarang ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ayah jahat hiks... "

Angel terus saja menitihkan air matanya, hingga mereka berdua sampai di ruangan  yang gelap itu. Ruangan Yang ukurannya tidak terlalu besar dan gelap itu. Tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk meskipun sekarang hari masih sore. Tempat tersebut betada di bagian belakang rumah mereka, lebih tepatnya yaitu gudang. Ayahnya menyeret Angel dan menghempaskannya ke tanah dengan paksa.

Setelah itu ayahnya pergi dari hadapan Angel dan terlihat akan mengambil sesuatu. Angel sudah paham apa yang akan dilakukan ayahnya selanjutnya. Ia mulai berdoa agar tidak jadi dihajar oleh ayahnya. Namun, dewa keberuntungan tak berpihak kepadanya. Ayahnya kembali dengan membawa cambuk dengan ukuran sedang tetapi efeknya luar biasa.

Angel semakin meringkuk sambil memeluk lututnya. Bahkan sekarang seragam yang ia gunakan sudah lusuh dan kotor. Ayahnya semakin mendekat dan begitu juga dengan Angel semakin melangkah kebelakang untuk mengghindari ayahnya ini.

"Jika kamu terus mundur, maka akan saya pastikan kamu tidak akan bisa lagi bertemu dengan kakakmu" ujar ayahnya. Mendengar ucapan Yang keluar dari mulut sang ayah, langsung membuat tubuh Angel kaku. Ia tidak lagi berjalan mundur ketika ayahnya semakin dekat dengannya. Ia tidak boleh egois. Ia juga tidak mau kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya.

"Membungkuklah" suruh ayahnya. Lalu Angel dengan cepat menurutinya. Ia sudah tidak peduli jika ia tidak bisa berjalan tegak lagi karena sakit yang berada di punggungnya itu. Ia harus menahan sakit demi ibu dan kakaknya.

Ceplash...

Ceplash...

Ceplash...

Ceplash...

"Hiks... Sudah pah. Hiks... Ini sakit sekali" rintih Angel.

"Hiks... Ayahhhh" mohon Angel.

"Saya tidak peduli. DASAR ANAK DURHAKA"

"Hiks... "

Ceplash...

Ceplash...

Ceplash...

Ceplash...

"Jangan coba-coba kamu keluar dari sini. Jika sampai saya tau, saya tidak segan-segan untuk menambahkan lukamu itu. Dan ingat, kamu hari ini tidak akan saya kasih makan" sarkas ayahnya.

Setelah mendaratkan cambukan 8 kali kepada Angel. Lelaki paruh baya itu mendorong Angel dengan kasar tanpa ada rasa kasihan sedikitpun sehingga hidungnya bertatapan langsung dengan lantai Yang sedikit rusak itu. Darah mulai mengalir dari hidungnya. Rasa perih, sakit, sedih bercampur aduk menjadi satu.

Tbc.

Salam author
Kimirara

Seguir leyendo

También te gustarán

3.2M 266K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
477K 5.3K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
404K 4.9K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
874K 86.5K 48
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...