How Bad I Like You? ; woosan

By eibisinoona

206K 23.7K 4.8K

Wooyoung itu pacar San, tapi kenapa yang dapat perhatian penuh dari San malah Park Seonghwa? • Woosan present... More

Maincast & Prolog
•1•
•2•
•3•
•4•
•5•
•6•
•7•
•8•
•9•
•10•
iklan
•11•
•12•
•13•
•14• [special yungi]
•15•
•16•
•17•
•18•
•19•
•20•
•21•
•22•
•24•
•25•
•26•
•27•
•28•
•29•
•30•
•31•
BUKAN UPDATE
•32•
•33•
Pak Direktur

•23•

5.1K 566 121
By eibisinoona

Sedari tadi, wooyoung mengulum bibir bawahnya. Ia merasa gugup ketika mobil mereka -wooyoung dan san- memasuki perkarangan rumah san.

Kini ia duduk diruang tamu. Menunggu kedatangan orang tua san yang lagi diluar. San sendiri di dapur. Membuatkan wooyoung minuman segar dan mengambilkan cemilan sebagai hidangan.

Wooyoung tak henti berpikir tentang bagaimana reaksi kedua orang tua san. Berpikir apakah penampilannya hari ini cukup sopan dan banyak sekali yang membuatnya semakin gugup.

Sebenarnya mereka datang kesorean. Rencana awalnya datang pagi, namun mobil san harus di service dulu, dan mau gak mau mereka sampainya sore. Kalau untuk pulang ke apart, mungkin tidak. Karna bakal terlalu malam, dan mereka memutuskan untuk menginap.

"San? Mama pulang!"

Wooyoung berdiri dari duduknya ketika suara perempuan masuk dari pintu depan dengan menjinjing tas berwarna hitam dan disusul pria paruh baya dibelakangnya.

"Mama?"

San muncul dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman dan cemilan, ia letakan diatas meja dan berdiri disamping wooyoung.

Mama choi itu langsung memeluk anak semata wayangnya. Ia rindu sekali karna san jarang pulang kerumah. Dan sekarang anaknya pulang kerumah dengan kabar membawa calonnya -kata san-

Pelukan anak dan ibu itu terlepas. Mama menolehkan kepalanya kesamping, melihat wooyoung yang berdiri dengan kedua tangan yang saling bertaut.

"Duduk dulu san,"

Kedua orang tua san duduk disofa yang sama, sedangkan san dan wooyoung disamping mereka.

"Ma, ini wooyoung, yang aku ceritain ke mama." Kata san.

Wooyoung langsung tersenyum, "saya jung wooyoung, tante." Sapa nya ramah.

Wanita yang merupakan ibu dari san itu tersenyum tipis. Melihat wooyoung dari atas hingga kebawah. Dan wooyoung sadar itu, membuatnya sedikit lebih gugup lagi.

Gimana kalau mamanya san gak suka?

Mama choi menatap wooyoung dan san bergantian. Raut wajah nya nampak datar.

"Kamu kenapa mau sih sama dia?" Tanya mama choi.

Wooyoung membeku, nafasnya tertahan. Ada senyuman kaku diwajahnya. Tangannya yang dingin saling bertaut.

"Tan-"

"Ma, kok gitu sih? Mama tau kan aku sukanya sama wooyoung." San memotong ucapan wooyoung. Tangannya menggenggam kedua tangan pacarnya.

"Diam kamu, san. Mama gak bicara sama kamu. Mama bicara sama pacar kamu."

Setelah itu sang mama terkekeh kecil, menghasilkan raut bingung diwajah wooyoung. Dan san hanya menatap mamanya tak percaya.

"Tante bicara sama kamu wooyoung, kok mau sih sama anak tante yang gemblung ini?"

"Ma, aku anakmu-,-" san berujar datar.

"Iya nak wooyoung, harusnya kamu cari yang lebih dari san. Anak sok sibuk gini kok kamu suka." Kali ini papanya yang buka suara, dan sama menjatuhkan harga dirinya didepan wooyoung.

"Pa, kalian kok gitu sih.."

Wooyoung menggaruk pipinya yang sebenarnya tak gatal. Ia masih belum tau ingin menjawab apa. Lantas wooyoung cuma tertawa canggung.

"Anu tante-"

"Panggil mama aja, biar lebih akrab. Mosok calon mantu gak akrab sih? Iyo kan pa?"

"Iya tan-eh ma.."

Dada san berdesir hangat melihat keakraban orang tuanya dan wooyoung. Senyumnya mengembang ketika wooyoung nampak cepat dekat dengan mamanya. Mamanya pun keliatan suka dengan wooyoung.

"Yaudah, kalian ngobrol dulu aja. Mama mau masak buat makan malam."

Mama choi baru saja berdiri dan mengambil tas nya hendak pergi kedapur, namun satu suara membuatnya berhenti sejenak dan tersenyum.

"Aku bantu ya ma.." ujar wooyoung.

Sekarang tinggal san dan papanya yang duduk disofa.

"Cah gemblung."

"Aku ngadu ke mama nih." Protes san ketika papanya menggumam.

"Ngadu aja, mama kamu gak bakal belain kamu. Memang kamu cah gemblung, pulang kerumah cuma karna dua hal kalau gak minta uang ya minta beliin sesuatu."

San ketawa ringan, "hehe."

"Itu yang kamu cerita ke mama ya?" Tanya sang papa.

San mengangguk.

"Bukannya kamu suka sama senior kamu itu?"

Ah papanya memang tau jika san suka sama seonghwa, ya karna papa nya punya akses dan mantau san ngapain aja dikampusnya sampai san pergi bolos pun papanya tau, tapi papanya diam saja tak protes. Nah bentuk hukumannya biasanya uang yang ditransfer setiap bulannya akan berkurang.

"Udah nggak pa, aku udah serius sayang sama wooyoung." Ungkap san, sang papa mengangguk.

"Kalau serius ya lamar aja, keburu direbut."

San langsung berbinar binar, senyumnya makin lebar. "Papa setuju nih?

"Setuju. Kalau kamu milih wooyoung, tandanya wooyoung bener bener cocok buat kamu. Terus buat apa papa ngelarang? Yang penting anak papa bahagia."

San ingin melompat sekarang juga. Restu papanya sudah ia pegang, dan mamanya juga keliatan sudah merestui. Tinggal orang tua wooyoung lagi.

"Papa.."

"Apa?"

"Minta duit dong."

"OALAH, RASAH MULEH KON!"

.
.
.

Mama choi dan wooyoung tengah berkutat didapur. Wooyoung sedang memotong wortel kecil kecil dan mama choi meracik bumbu diatas panci.

"Gitulah kalau tom and jerry disatukan. Gak pernah akur. Akur kalau ada maunya aja." Ujar mama choi.

Wooyoung tertawa kecil. Dia melanjutkan potongan kentangnya sembari mendengarkan perdebatan ayah dan anak.

"Kak byungchan nya gak pulang tante-eh ma?" Tanya wooyoung.

"Enggak, byungchan lagi sibuk nyusun skripsi nya."

Wooyoung mengangguk paham. Tangannya masih fokus memegang pisau. Wooyoung tau tentang byunchan dari san. Walau belum pernah bertemu secara langsung, tapi dia tau bagaimana wajah byungchan karna kakak dari san itu sering kali nimbrung saat dirinya dan san sedang video call.

"Choi byungcham dan choi san itu dua orang yang berbeda. Walau dari satu perut yang sama, karakter keduanya jauh beda. Byungchan itu lebih ekspresif, sedangkan san sedikit agak pemalu. Dulu byungchan dapet apesnya, karna kami belum di kondisi finansial keluarga yang cukup baik. Dari itu byungchan lebih mandiri daripada san dan kami percaya kalau pilihan byungchan kuliah diluar negeri itu bisa dilakukan.."

"Sedangkan san, dia itu nggak mandiri, nggak bisa ngurus dirinya sendiri. Apa apa mamanya. Makanya dulu waktu lulus SMA dia mau kuliah itu mama agak takut karna jauh. Apalagi waktu itu dia mau kuliah diluar negeri ikut kakaknya, papanya langsung ndak mau. Anaknya ngambek tiga hari, gamau keluar kamar."

Entah apa maksud mama choi menceritakan kisah tentang san. Namun wooyoung tertarik bagaimana sih kehidupan choi san dulu.

"Dia bilang mau belajar mandiri, mau kayak byungchan. Tapi papanya gak percaya, jadi dia kuliah disini dan syarat yang dia minta itu tinggal terpisah sama kami. Awalnya ya seperti dibayangan kami, dia nggak terurus, semuanya kacau."

"Tapi waktu dia cerita ke mama kamu pacaran sama dia, mama bersyukur. Dia bilang kalau kamu bantu dia buat ngerubah kebiasaan buruknya. Dia jadi sedikit lebih baik ngurusin dirinya."

Wooyoung tersanjung. Sejauh apa san menceritakan dirinya kepada sang mama.

Mama choi itu berbalik, menghadap wooyoung dengan senyuman diwajahnya.

"Mama mau bilang satu hal ke kamu. Makasih ya jung wooyoung, sudah buat anak mama jadi lebih baik. Mama percaya kamu jadi pasangan terbaik buat anak mama. Dan doa mama cuma satu, semoga kalian langgeng seterusnya, kalau bisa sampai menikah."

Wajah wooyoung bersemu merah. Ia tak bisa menahan senyumannya. "Sama sama ma, dan terima kasih doa nya."

Ah tentu saja wooyoung mengaminkan doa sang mama, mengaminkan paling keras-didalam hati tapi.

.
.
.

"Ma, anakmu lho minta uang terus." Ujar sang papa.

Mereka berempat sudah duduk dikursi dengan meja makan yang sudah penuh berbagai macam makanan. Pasangan yang lebih tua duduk bersandingan masing masing dan juga pasangan yang lebih muda sama seperti mereka.

"Buat pegangan pa." Bela sang anak.

"Pegangan di tiang aja kamu!"

Mama berdecak. "Ssh, di depan makanan gak boleh ribut. Gak sopan."

"Gimana supnya? Enakkan? Buatan wooyoung lho." Ujar sang mama.

San mengangguk, dia menoleh kesamping dan tersenyum bangga. "pacar aku emang pintar masak. Gimana, mama mau gak jadi mertuanya?"

Wooyoung kembali memerah. Bisa bisanya san mengatakan itu didepan orang tuanya. Diakan jadi malu.

"Mama sih mau. Anak manis gini pantes jadi menantu mama." Balas sang mama.

San menyenggol pelan bahu wooyoung. "Langsung nikah aja gimana?"

Plakkk!!

"Awwh papa!"

Iya papa nya geplak pala san. San langsung melihat sinis papanya.

"Nikah nikah, duit aja masih minta papa. Mau kasih makan apa anak orang? Cinta? Gak usah mau nak wooyoung. Cinta gak bikin kenyang." Protes sang papa.

Wooyoung terkekeh kecil. "Aku masih mau lulus dulu, cari kerja baru mikir nikah." Ujarnya.

Mama menganggukan kepalanya tanda setuju. "Kalian nikmatin aja masa pacaran kalian. Menikah itu bukan simple. Nanti kalau semua sudah matang dan sudah waktunya pasti bakal sampai dititik itu kok, kalau berjodoh."

Wanita paruh baya itu tersenyum melihat anaknya, "mama sama papa setuju kalian bersama. Kalian cocok kok. Saling melengkapi satu sama lain. Semoga kalian berjodoh ya."

.
.
.
.

Tbc

Enggak tau kenapa aku tibatiba ngetik kosakata jawa diatas :')

P.s : chapter ini sudah direvisi karna ada kesalahan fatal yang aku ketik. Maaf kalau ditengah tengah cerita bikin gak nyaman. Aku juga nyesel lupa sama cerita sendiri.

Aku cuma minjem nama Choi Byungchan Victon. Nggak tau bakal aku munculin sosoknya atau nggak. Diliat aja nanti.

Sekali lagi aku minta maaf🙏

Continue Reading

You'll Also Like

590K 42.1K 28
"Ikutlah kami ke mansion," "Maaf om ada lilin yang harus saya jaga," ◇~◇~◇ Seorang pemuda yang bernama Faziello XC hanya tinggal berdua dengan ibunya...
2M 68.7K 54
Kisah Seorang Gadis bernama Queenarra yang Diculik Oleh Pria Blilioner bersifat dingin dan kejam,Dimana pria itu terobsesi kepadanya,Pria Tersebut Be...
1.9M 95K 41
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...
1.6M 51K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...