POSSESSIVE BROTHER

Bởi peonk19

334K 18.1K 816

SEQUEL DADDY Bagi yang belum baca cerita DADDY bisa di baca dulu untuk mengenal para tokohnya. cuss langsung... Xem Thêm

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
vakum
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
PREE ORDER "AMEIRA"
29
30
numpang promo
31
32
33
34
35
36
37
38
39
mau tanya
40
41
42

15

5.8K 386 14
Bởi peonk19

Instagram: @laras.sptr
Happy reading ❤
Vote and comment

•••

Semalem ada yang DM aku, nanya jadwal update kapan aja. Jadi, jadwal update aku nggak nentu.

Tapi, udah pasti dalam satu minggu itu aku bakal update. Intinya dalam satu minggu aku bakal update minimal satu kali, maksimal 3 kali update.

Bocoran aja, aku kalau nulis nggak pernah lagi stok di draft. Jadi, nulis hari itu dan akan update hari itu juga.

Sebenernya nulisnya nggak lama, yang lama itu ngumpulin niat buat mulai🤣 ya, gitu lah pokonya.

Jangan khawatir nggak up, kecuali lagi ada halangan ya☺🙏

•••

Al meminta izin pada pihak sekolah untuk membawa Key pulang. Kondisi Key saat ini benar-benar tidak memungkinkan Key untuk melanjutkan belajarnya.

Saat ini Al tengah dalam perjalanan. Selama di perjalanan tidak ada percakapan di antara Al dan Key. Gadis itu fokus menatap ke jendela samping, sedangkan Al sendiri fokus menyetir.

"Key," panggil Al.

Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Key. Al hanya bisa menghela napasnya pasrah.

Teror yang menyerang keluarganya mampu membuat mental Key sedikit terguncang.

Sesampainya di halaman mansion, Key membuka seatbelt-nya dan langsung turun dari mobil, kemudian berjalan masuk tanpa sepatah kata pun.

Lia yang sedang berada di ruang keluarga di buat bingung dengan Key yang sudah pulang. Belum sempat Lia bertanya, Key sudah menaiki anak tangga dan hilang di balik pintu kamar.

"Honey," panggil Al.

Lia tersentak kaget dan langsung berbalik. "Mas, Key kenapa?" tanya Lia.

Al mendaratkan bokongnya di sofa empuk itu. Memijat pangkal hidungnya pelan.

Lia yang menyadari perubahan raut wajah sang suami pun langsung mendudukkan diri tepat di samping Al.

"Key tadi histeris karena dengar pecahan kaca," ujar Al.

Untuk beberapa saat Lia terdiam di tempat. Lagi-lagi, putrinya kembali mengalami trauma.

"Honey, jangan di pikirin, biar aku sama yang urus Key," ucap Al menenangkan.

"Untuk sekarang, biarin Key tenang dulu." Sambung Al.

Al meraih ponselnya dan mendial beberapa nomor.

"Jack, ke ruangan kerjaku sekarang!" ucap Al tegas melalui sambungan telepon.

"Aku ke ruangan kerja dulu, Honey," ucap Al seraya berdiri dan mencium kening istrinya. Kemudian berjalan menuju ruangan kerjanya.

•••

Di sekolah, Zoe tidak bisa fokus mengikuti jam pelajaran. Pikirannya terus melayang pada adik perempuannya.

"Kalian kerjakan, kalau sudah silahkan kumpulkan di meja saya," ucap guru perempuan itu kemudian sang guru berjalan meninggalkan kelas.

Tanpa sepatah kata, Zoe bangkit dan berjalan ke depan. Laki-laki itu berjalan menyusuri koridor dengan tergesa-gesa.

"Mau ngapain tuh anak?" batin Zie.

"Zie, sebenarnya ada apa, sih?" tanya Galen.

Zie tersentak kaget. Ia langsung menoleh, dan mendapati Galen yang sudah duduk tepat di sampingnya.

***

Saat ini, keluarga kecil Al tengah berkumpul di sebuah taman dengan beralas tikar dan terdapat beberapa makanan ringan.

Seorang gadis yang berusia genap dua belas tahun itu berlari ke sana-ke mari dengan sangat riang.

"Keyra, jangan jauh-jauh, Nak!" ucap Al yang tengah memangku bayi laki-laki.

Al itu tersenyum melihat anak-anaknya yang begitu ceria. Namun, senyumnya pudar saat ia melihat sosok pria yang bersembunyi di balik pohon. Tangan memegang pistol dan membidik ke arah sang putri.

Tanpa berpikir lagi, ia menyerahkan bayi yang berada di pangkuan sang istri dan berlari menghampiri sang anak.

Al mendorong putrinya dan membiarkan dirinya tertembak. Tembakan itu tepat mengenai punggungnya, saat itu juga Al meluruh ke tanah. Pandangannya tak lepas dari Key yang tengah menatapnya dirinya dengan air mata yang mengalir.

"Daddy!" jerit Key histeris.

"Daddy!" jerit dua anak laki-laki yang memiliki wajah yang amat sangat persis. Mereka langsung berlari menghampiri sang ayah yang sudah tidak sadarkan diri.

"Zie, cepat hubungin ambulance!" ucap Zoe.

Lia menangis histeris. Memeluk erat suaminya yang sudah tidak sadarkan diri. "Mas, bangun!"

Zoe meraih adiknya yang berada di pangkuan sang ibu. Menggendong sang adik dengan sangat erat.

Keyra masih terdiam di tempatnya. Gadis itu hanya menatap sang ayah dengan air mata yang terus mengalir. "Ini salah aku," ucapnya lirih.

"Daddy, maafin Key."

***

"Selepas kejadian itu, Key jadi trauma sama suara tembakan ataupun bunyian yang menimbulkan suara keras. Waktu rumah kami hampir di rampok. Lagi-lagi daddy tertembak, dan itu tidak luput dari penglihatan Key," ucap Zie.

Galen mengangguk paham. Mendengar cerita dari Zie, Galen turut perihatin atas kejadian yang menimpa keluarga Key. Hingga membuat gadis itu menjadi trauma.

"Setiap Key dengar suara tembakan, Key selalu ngerasa bersalah. Padahal di antara kita nggak ada yang menyalahkan Key," ucap Zie seraya mengingat kenangan buruk itu.

Kring! Kring!

"Udah bel, gue duluan. Mau nyusul Zoe. Nanti kalian langsung ke kantin aja," ucap Zie yang diangguki Galen.

Galen kembali ke mejanya dan merapikan buku-buku yang berserakan."

"Key mana, Gal?"

Galen menoleh. Melihat Kia dan Refa yang sudah berdiri di ambang pintu. Ia pun buru-buru menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Key izin pulang, nggak enak badan," jawab Galen.

Kia hanya mengangguk. Mereka bertiga langsung berjalan menuju kantin dan segera menyusul Zoe dan Zie.

•••

Stev memasuki mansion megah milik Al. Sesuai ucapannya, setelah mengurus urusan kantor. Laki-laki itu langsung bergegas menuju kediaman Al.

"Al mana, Lee?" tanya Stev.

"Di ruangannya," sahut Lia.

Stev mengangguk. Ia berjalan menuju ruangan Al. "Al, bagaimana?" tanya Stev.

Al menyerahkan map berwarna biru yang langsung di sambar oleh Stev.

Stev meremas map itu. "Sial! Sebenarnya apa yang diinginkan tua bangka itu," ucap Stev marah saat melihat isi di map itu.

Al pun sama terkejutnya. Lagi-lagi orang tuanya mencari masalah dengannya. Ya, pelaku teror yang menyerang keluarganya adalah orang suruhan Ikmal-ayah Al.

Stev mendudukkan dirinya di sofa. Kepalanya terasa sangat pusing saat ini. Pekerjaannya yang belum terselesaikan harus di tambah dengan seseorang yang mengincar nyawa putrinya. Sialnya, yang mengincar adalah keluarga mereka sendiri.

"Stev, apa mungkin ada hubungannya dengan Aldran?" tanya Al.

Stev berpikir sejenak. Ia tidak ingin gegabah untuk saat ini, ia salah melangkah maka taruhannya adalah nyawa Keyra.

"Maksud kau?" tanya Stev seraya melepas dasinya.

Al mulai menceritakan semua masalah yang terjadi pada keluarganya.

"Kenapa kau tidak bilang padaku, hah?" tanya Stev kesal.

"Aku pikir mereka hanya bercanda, Stev!" sahut Al tak kalah kesalnya.

"Ck, bodoh!" decak Stev.

Al membelalakan matanya. "Apa kau bilang? Hei, jaga ucapanmu. Aku ini atasanmu kalau kau lupa!" desis Al.

"Persetan dengan atasan bawahan, sekarang yang lebih penting nyawa Keyra! Nyawa putri kita, Al."

"Keyra putriku, hanya aku dan Lia yang membuatnya. Ingat itu!" ujar Al.

Stev memutar bola matanya malas. Masih saja Al cemburu jika ia mengakui Key sebagai anaknya di depan mata laki-laki itu. "Terserah kau," sahut Stev seraya merebahkan diri di sofa itu.

Al menatap Stev jengkel. Tanpa basa-basi, Al langsung bergegas keluar dan mencari istrinya. Ia harus menjelaskannya secara perlahan.

•••

Di kamar, Lia tengah menidurkan Ryan. Bocah laki-laki itu sudah tertidur dengan bantuan dua botol susu.

"Honey, maafin aku. Aku janji akan ngelindungin kau dan anak-anak," ucap Al seraya memeluk erat tubuh istrinya dari belakang.

Lia tidak menjawab. Ia hanya diam sembari menikmati pelukan Al. Jujur, ia takut suaminya kembali terluka seperti beberapa tahun lalu.

Al berjalan menghampiri putranya. Ikut merebahkan diri tepat di samping bocah yang tertidur pulas. Al menatap wajah putra bungsunya lama. Raut wajahnya terlihat damai dan tenang. Tangannya terulur untuk menarik botol susu yang sudah kosong itu secara perlahan.

"Ryan, harus tumbuh jadi anak yang kuat. Ryan jagoannya daddy, selalu jagain mommy sama Kak Key, ya," ucap Al berbisik.

Ia mencium pipi sang anak. Tanpa sadar, air mata laki-laki itu menetes. "Maafin daddy, karena daddy, Ryan jadi takut."

Voment:)

Instagram: laras.sptr






Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
1.1M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
313K 23.4K 35
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
415K 43.8K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...