STORY CALLIN(G) Sudah Tayang...

By Rismami_Sunflorist9

804K 140K 97.4K

SELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaik... More

PART 1 : LAWAS
PART 2 : BEKAS
PART 3 : TERAS
PART 4 : TERHEMPAS
PART 5 : MEMBERANTAS
PART 6 : BEBAS
PART 7 : LEKAS
PART 8 : RAMPAS
PART 9 : SEKILAS
PART 10 : MELIBAS
PART 11 : MEMBALAS
PART 12 : IMBAS
PART 13 : LEPAS
PART 14 : MELINTAS
PART 15 : RETAS
PART 16 : JELAS
PART 17 : LEMAS
PART 18 : MEMELAS
PART 19 : KELAS
PART 20 : TERTINDAS
PART 21 : WAS-WAS
PART 22 : MEMANAS
PART 23 : AWAS
PART 24 : NAAS
PART 25 : DIPERJELAS
PART 26 : PIAS
PART 27 : MEMPERJELAS
PART 28 : MENUMPAS
PART 29 : MEMPERTEGAS
PART 30 : MELEPAS?
PART 31 : GANAS
PART 32 : BEBAS LEPAS
PART 33 : KUPAS TUNTAS
PART 34 : NAAS
PART 35 : TERTINDAS
PART 36 : IDENTITAS
PART 37 : PARAS
CALLING FOR ROLEPLAYER STORY CALLING
PART 38 : IKHLAS
PART 39 : TERBATAS
PART 40 : KERAS
PART 41 : TERKURAS
PART 42 : MELEMAS
PART 43 : RUAS
PART 44 : DIPERJELAS
PART 45 : MEMBEKAS
PART 46 : BERSIKERAS
PART 47 : CULAS
PART 48 : SEBERKAS
PART 49 : SELARAS
PART 50 : TERAMPAS
PART 51 : SEBERKAS
PART 52 : TEGAS
PART 53 : PANTAS
PART 54 : SEUTAS
PART 55 : SEBERKAS (2)
PART 57 : MEMBALAS
PART 58 : CEMAS
PART 59 : MERAMPAS
PART 60 : MENGERAS
61 : MELEPAS
EXTRA PART?
Extra Part
PENGUMUMAN PRE ORDER
PRE ORDER BONUS BEJIBUN DAPET DISKON PULAAAA
TEEEEEEEEEEET WAKTUNYA WAR
ADA APA MISKAH?
EPILOG (OKAN POV)
STORY CALLIN(G) MOVIE
WHAT IF

PART 56 : TERBEBAS

7.7K 1.4K 2.1K
By Rismami_Sunflorist9

Biarkan yang menyakitkan mengabur bersama waktu

Okan Abimana Mahendra,
Tidak benar-benar tak peduli,
hanya masih sedikit meragu.
Ragu pada dirinya sendiri,
dan ragu dengan takdir yang membuatnya terjebak bersama gadis itu.


Note :
Aku saranin kalo baca Story Calling sambil dengerin lagu 'oh my angel' atau 'Stay here' , biar lebih dapet feelnya. Dua-duanya ost drakor Angel last mission ^.^
Jangan lupa pasang story kalian notif story calling up ya!
Terus tag akuuu 💕💕💕

***

"Kenapa ngikutin saya terus?"

Callin langsung mundur menjaga jarak sebelum dahinya membentur bahu Okan. Laki-laki itu berbalik tiba-tiba hingga membuat Callin nyaris terjungkal ke belakang.

"Kata lo, gue boleh ngapain aja. Nah, sore ini sampai dua Minggu ke depan, kita bakal jadi sepasang sendal swallow." Melihat Okan masih kebingungan, Callin memberi perumpamaan. "Sama kayak sendal, dia nggak bisa sendirian, kan. Ke mana-mana selalu bareng sama sendal pasangannya."

Tak peduli dengan ocehan Callin, lelaki itu menumpangi motornya sambil menggumam. "Tapi kita ini manusia, bukannya sandal."

Meski setengah dongkol mendengar jawaban Okan, gadis itu tak putus asa mencari topik lain. Sampai ketemu topik yang pas, yang membuat Okan antusias dan betah berlama-lama ngobrol dengannya.

Tapi apa bisa?
Callin memandangi lelaki itu sembari menghela napas panjang.

"Sekarang lo mau ke mana? Katanya gue bebas ngikutin lo, nemuin, dan nemenin lo. Mau di kantor, di mana aja, kapan aja. Iya, kan? Lo nggak amnesia sama omongan lo beberapa menit lalu, kan?" cerocos Callin sampai mulutnya monyong-monyong.

"Tapi saya nggak balik ke kantor. Saya ada urusan lain." Okan menatap gadis itu cukup lama.

Bukan tatapan teduh menenangkan, melainkan seperti sudah lelah mendengar ocehan Callin yang tak berjeda.

"Loh, lo nggak pake motor polisi? Kok matic kecil gini, kayak motor gue aja?" tanya Callin. Ia memangku tangan di atas spedometer motor Okan, seolah ingin menghadang lelaki itu dan tak memperbolehkannya pergi.

"Kalau saya menggunakan fasilitas dari kantor untuk kepentingan pribadi saya, berarti saya bukan contoh aparatur negara yang baik," jelasnya panjang lebar tanpa diminta.

Mulut Callin menganga lebar. "Aigoo, kantor lagi kantor lagi."

Okan menaikkan sebelah alisnya. Lesung pipinya muncul setiap kali ia penasaran atau sedang kepikiran dengan sesuatu. Callin yang sudah mulai hafal kebiasaan Okan asli, tersenyum geli melihat reaksi lelaki itu.

"Lo penasaran Aigoo itu apa?" tanya Callin, namun Okan hanya diam saja. "Aigoo itu artinya ganteng. Ya, ganteng, tampan, cakep, pokoknya intinya bikin cewek klepek-klepek." Callin sengaja memberi jawaban ngawur.

Okan menatapnya sangsi. Walau tak percaya seratus persen dengan ucapan Callin, tapi ia memilih diam. Sebenarnya sejak tadi Okan sedang berusaha mencari celah untuk kabur. Namun tidak sedetik pun Callin lengah.

Gadis itu terus berjaga di depan motornya. Ia sengaja meminta Callin untuk segera mengambil motornya sendiri di sudut lain. Karena Okan sudah meyakinkannya berulang kali dan berkarya akan menunggunya, Callin akhirnya menurut. Ia cepat-cepat memasukkan kunci motornya.

Namun baru saja motornya menyala, Callin mendengar suara mesin motor dari sisi kanannya yang bersedu kencang.

Bruumm..

"Heh, Kan! Sialan gue diboongin!" Callin yang sudah menumpangi motornya, cepat-cepat mundur. Memisahkan motornya dari barisan motor mahasiswa lainnya.

Sampai di detik yang tidak terduga, kakinya tiba-tiba goyah. Ia oleng ke samping hingga membuatnya ambruk dan tertindih motor itu.

"Dia jahat banget, sih?" Mata Callin berkaca-kaca. Ia masih dapat melihat Okan yang melaju menjauhi parkiran kampusnya.

"Dia emang bukan Okan yang selama ini gue kenal."

Di antara sekumpulan mahasiswa yang berlarian ke parkiran untuk membantu Callin, ternyata ada sesosok lelaki yang jauh lebih sigap. Ia berdiri di depan Callin yang masih tersungkur.

Sebelum berjongkok untuk menolong Callin, ia memberi kode pada para mahasiswa yang ingin mendekat agar segera menyingkir dari gadis itu.

Tatapan Callin yang mengabur karena terhalangi air mata, membuat gadis itu tak bisa melihat jelas sepatu milik siapa yang melangkah mendekatinya.

"Anak kecil nggak usah sok-sok bawa motor. Jadi jatoh, kan? Bonceng aja apa susahnya, sih."

Harapan Callin seketika pupus begitu mendengar suara yang menyapa telinganya.

"Lo, kan, tau dari SMA gue udah sering bawa motor, Kak. Enak aja ngatain gue anak kecil," gerutu Callin disela-sela isak tangisnya.

Junior maju selangkah. Ia membungkuk sembari mengulurkan tangannya ke bawah ketiak gadis itu, kemudian memindahkannya seperti sedang menggendong anak kecil.

Ini perumpamannya.😂

"Berdiri di situ, biar gue yang angkat motornya," perintah Junior yang terdengar tegas namun diam-diam sangat menunjukkan kepeduliannya.

Begitu Junior menangkap basah Callin yang sepertinya ingin menangis lagi, ia cepat-cepat mengeluarkan jurus andalannya; yakni memancing kekesalan gadis itu.

"Lama-lama gue tuker ni motor jadi sepeda roda empat," gerutu lelaki itu dengan nada sarkas. Ia melirik Callin yang sontak memberengut dan membuatnya langsung memalingkan wajah karena tak bisa menahan senyumnya sendiri.

Dia udah nggak sedih lagi.

"Ayo," ajak Junior setelah memarkirkan motor Callin ke tempat semula.

Sadar jika tak ada yang mengikutinya, Junior menoleh ke belakang. Lelaki itu mendapati Callin sedang berusaha menaiki motor yang baru saja ia parkirkan.

"Motor lo biar diambil sama sopir Papa gue," tegas Junior sembari mendengkus jengah. Ia lelah menghadapi sifat keras kepala gadis itu.

"Jam 5 ada rapat di kantor. Siapa pun yang telat, bakal gue berhentiin dari program yang dia handle. Kalo lo masih nekad naik motor sendiri, ya terserah, sih. Lo kira-kira aja sampe kantor jamberapa."

Setelah memberi peringatan pada Callin, lelaki itu berderap pergi. Ia sudah menumpangi motornya sendiri sebelum terdengar teriakan dari sisi kanannya.

"Kak, bareng, ya? Tapi jangan suruh ganti duit bensin. Gue, kan, udah lama nggak siaran. Jadi nggak ada pemasukan."

Callin setengah berteriak sembari menyusul Junior dengan kaki yang sedikit terpincang.

Hati kecil Junior tiba-tiba tergerak. Ia cepat-cepat turun dari motor, berlari kecil menghampiri Callin lalu mengangkat tubuh gadis itu dan mendudukkannya ke atas motor. Hanya saja caranya menggendong jauh berbeda dengan scene-scene romantis ala drama Korea. Biasanya digendong di punggung dan si pemeran utama perempuannya memeluk leher si lelaki.

Tapi bahkan yang terjadi pada Callin, lelaki itu memperlakukan layaknya anak batita yang baru bisa berjalan.

Keduanya sempat menjadi pusat perhatian dari para mahasiswa dan mahasiswi yang langsung terserang syndrom uwuphobia. Diantara tatapan iri para mahasiswa di sana, ada sesosok lelaki yang masih memantau keduanya melalui kaca spion.

Okan ternyata tidak benar-benar pergi. Saat mendengar suara motor jatuh dari arah parkiran tadi, ia sudah berniat kembali untuk menolong Callin. Tapi ternyata sudah ada yang datang lebih dulu.

Ia sempat berpikir, seandainya tadi ia tetap menghampiri Callin, pada akhirnya pasti Junior yang berhasil mengantar gadis itu pulang. Niat baiknya berakhir sia-sia.

Walau selama ini ia tak pernah mengharap pamrih apa pun usai bertugas menolong orang lain, tapi ketika ada kaitannya dengan Callin, segala sesuatunya menjadi tidak gampang.

Kali ini ia berharap ada timbal balik.
Yang tak ia butuhkan dari orang lain,
atau dari siapa pun itu,

hanya Callin yang dapat memberinya jawaban.

***

"CALLIN......... MY PARTNER IN CRIME!"

Begitu melihat Callin muncul bersama Junior di ruang meeting, Komang langsung menghambur. Ia nyaris membuat Callin tersungkur sebelum dengan sigap Junior memegangi lengan gadis itu.

"Lo kenapa lagi, sih, Lin? Kemarin muka yang lecet, sekarang dateng-dateng kakinya pincang. Jatoh darimana lagi? Dari surga? Eaaaaa," tanya Komang. Nada bicaranya seperti sedang menyanyikan lagu 'eaaa' yang dipopulerkan oleh Coboy Junior.

"Biasalah, jagoan ya kayak gini, nih. Wonder Women." Callin mengeplak lengan Komang.

Ia masih ingin berghibah dengan sahabatnya itu sebelum tiba-tiba Junior memegangi puncak kepalanya lalu memaksanya menoleh ke arah lain.

"Fokus, kita mau rapat." Lalu dengan semena-mena Junior menarik tangan Callin dan membawanya duduk di kursi paling depan.

"Aduh! Lo kalo punya masalah sama gue, bicarain baik-baik lah, Kak. Jangan semena-mena gini, woy!"

Perdebatan keduanya membuat penyiar lain yang sudah berkumpul di ruang meeting saling berbisik. Terdengar seruan mengejek 'cieee-cieee' dari beberapa penyiar.

Mereka beranggapan jika menyoraki sepasang lelaki dan perempuan yang sedang dekat, akan membantu hubungan keduanya jauh lebih erat. Syukur-syukur bisa jadian biar kecipratan pajak jadian, traktiran sekantor dari bos sultan.

Tok...tok...tok

Seluruh penghuni ruang rapat seketika terfokus pada suara ketukan dari luar pintu. Junior mengabsen satu per satu penyiar dan para petugas audio yang duduk melingkar di depannya.

"Udah komplit,"  gumamnya, lantas beralih menoleh ke arah pintu sembari berteriak, "masuk!"

Ceklek.

Suara hentakan sepatu formal lelaki membuat fokus para penyiar terpusat dengan sosok yang baru tiba itu.

"Mas Saddil?"

Memey melotot kaget. Telunjuk gadis itu teracung ke sosok lelaki yang kini menunjukkan senyum akrabnya kepada para penyiar.

"Mas Saddil? Kok bisa...?" Komang langsung beranjak kasar dari kursinya.

Tak jauh berbeda dengan reaksi teman-teman penyiarnya, wajah Callin seketika mengencang. Tapi sensasi kejutnya masih tidak seberapa, sebelum ia melihat sosok yang muncul di belakang Mas Saddil.

Junior yang berada paling dekat dengan pintu, langsung menoleh ke arah Callin. Bukan Saddil yang membuatnya terkejut, melainkan sosok lelaki berseragam yang kini berderap mendekati mejanya.

Dari sekian banyak polisi, kenapa harus dia yang ngurusin kasus si Saddil?

Komang dan Memey yang duduk di samping Callin, langsung menyikut-nyikut lengan gadis itu.

"Itu Okan yang dulu nemenin lo di rumah sakit, kan? Ternyata polisi?" bisik Memey. Matanya berbinar-binar. "Setdah, make seragam gini ketampananannya makin bersinar."

"Loh, Lin, jadi dia beneran masih idup?" Komang menggeleng-geleng takjub. "Lo belum sempet jelasin semuanya ke gue, sekarang gue plongah-plongoh bingung harus gimana."

Keduanya langsung mengunci mulut begitu Junior menoleh dan melempar tatapan peringatan.

"Dia menang di persidangan dan dapat pembebasan bersyarat."

Suara Okan seolah menjawab rasa penasaran dari tatapan penuh tanya orang-orang di depannya. "Tapi saya mohon bantuan kalian untuk terus mengawasi lelaki ini."

Tangan Junior mengepal erat. Ia menatap Callin yang tampak gelisah begitu mendengar ucapan Okan.

"Terus lo ngapain ke sini lagi?" tanya Junior dengan rahang mengeras.

Saddil menanggapi dengan santai. "Lo lupa kalo gue masih punya saham di sini? Gedung kantor Suara Remaja ini belum sepenuhnya jadi milik lo."

Tak tahan dengan kejutan tiba-tiba itu, Junior segera menyeret Okan sampai ke sudut ruangan. Meninggalkan para penyiar yang masih kebingungan dan hanya bisa saling tatap.

Kesempatan itu dimanfaatkan Saddil untuk mendekati para penyiar. Agar dapat kembali akrab, ia menyapa dan menyalami mereka satu per satu.

"Hai, Mang. Sorry, ya, kemarin gue ninggalin kalian di situasi yang sulit," sapa lelaki itu sembari menjabat erat tangan Komang.

Ia bergeser selangkah dan kini berhadap-hadapan dengan Callin. "Apa kabar, Lin? Pasti baik-baik aja, kan? Bahkan kayaknya, hidup lo sekarang jauh lebih bahagia."

Tangan Saddil terangkat. Ia mengajak Callin bersalaman, tetapi gadis itu hanya diam dan menatapnya dengan wajah ketakutan.

Saddil melangkah maju kemudian berbisik lirih. "Makasih karena udah ngasih gue pengalaman yang nggak terlupakan. Lo pasti nggak bisa bayangin, kan, gimana dinginnya lantai penjara. Tapi rasanya jauh lebih mengerikan ketika lo ngerasa putus asa dan nyaris mengkahiri hidup lo sendiri."

Glek

Callin gemetaran. Bulu-bulu di sekitar lengannya menegak. Ia takut jika tujuan Saddil kembali ke kantor adalah untuk balas dendam.

Berkat usahanya dan Oki mengusut tuntas kasus lukisan di rumah Ella, akhirnya semuanya terbongkar.

Saddil ternyata menjadi salah satu sindikat dari kasus penjualan barang-barang antik yang dilakukan secara illegal. Lelaki itu bahkan turut ambil andil menjarah lukisan dari rumah seorang pelukis yang mengalami musibah kebakaran.

"Gue jadi nggak sabar kerja sama lo lagi di kantor ini," bisik Saddil dengan penuh intimidasi. "Seneng aja gitu, punya anak buah yang pemberani kayak lo. Gue jadi penasaran dan pengen liat, seberapa tangguh sih, lo? Butuh permainan yang lebih menegangkan dari kemarin?"

Callin mengerjap-ngerjap. Tatapannya menyorot kosong. Ia mundur beberapa langkah, sampai akhirnya punggungnya menubruk sesuatu.

Saddil tersenyum sinis begitu mendapati sesosok lelaki melangkah mendatanginya dan kini berdiri tegap di belakang Callin. Lelaki itu tampak seperti bodyguard yang bersiap untuk selalu menjaga Callin.

***

Setelah di awal bab Story Calling gue ajak kalian berdugun-dugun ketakutan, lalu pertengahan bab baper dan mewek massal gara-gara cerita Oki.

Nah sebelum kita sampai di akhir bab, mari kita melewati genre action thriller dulu, ya!
Belum pada bosen, kan?
Atau yaudah kulanjut di novel aja? Wkwkw

Yuk yang belom gabung ke gc Story Calling,segera merapat ya


Btw, udah pada ikut GA nya, kan?

Semoga beruntung, yah!
ILY 3000 DOLLAR

Salam Sayang,
Rismami_sunflorist

Continue Reading

You'll Also Like

139K 415 6
(FIKSI) Vivi terbangun dari tidurnya dalam kondisi tanpa busana... cairan lendir yg masih merembes dari Lubang surgawi miliknya membuat gadis itu pah...
11.3K 1.3K 30
[COMPLETED] Seri Cerita TELUH Bagian 8 Setelah hampir satu setengah tahun bergabung dalam tim, akhirnya Alwan meminta cuti untuk pertama kalinya keti...
10.7K 1.7K 9
[ SHORT STORY ] Semuanya bermula ketika mereka berlibur di villa itu.
119K 8.6K 54
Salsa Razella Winata atau yang akrab di sapa Salsa, seorang gadis dengan kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain yaitu dapat melihat sesuatu y...