Vendo for Via

By Keyla_NH

1M 68.2K 9.2K

β€’ 𝘚𝘦𝘲𝘢𝘦𝘭 𝘰𝘧 π˜’π˜¦π˜Ίπ˜΄π˜©π˜¦π˜·π˜’ β€’ [α΄›α΄‡Κ€κœ±α΄‡α΄…Ιͺα΄€ α΄ α΄‡Κ€κœ±Ιͺ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vend... More

☘️ Prolog ☘️
☘️ Satu ☘️
☘️ Dua ☘️
☘️ Tiga ☘️
☘️ Empat ☘️
☘️ Lima ☘️
☘️ Enam ☘️
☘️ Tujuh ☘️
☘️ Delapan ☘️
☘️ Sembilan ☘️
☘️ Sepuluh ☘️
☘️ Sebelas ☘️
☘️ Dua Belas ☘️
☘️ Tiga Belas ☘️
☘️ Empat Belas ☘️
☘️ Lima Belas ☘️
☘️ Enam Belas ☘️
☘️ Tujuh Belas ☘️
☘️ Delapan Belas ☘️
☘️ Sembilan Belas ☘️
☘️ Dua Puluh ☘️
☘️ Dua Puluh Satu ☘️
☘️ Dua Puluh Dua ☘️
☘️ Dua Puluh Tiga ☘️
☘️ Dua Puluh Empat ☘️
☘️ Dua Puluh Lima ☘️
☘️ Dua Puluh Enam ☘️
☘️ Dua Puluh Tujuh ☘️
☘️ Dua Puluh Delapan ☘️
☘️ Dua Puluh Sembilan ☘️
☘️ Tiga Puluh ☘️
☘️ Tiga Puluh Satu ☘️
☘️ Tiga Puluh Dua ☘️
☘️ Tiga Puluh Tiga ☘️
☘️ Tiga Puluh Empat ☘️
☘️ Tiga Puluh Lima ☘️
☘️ Tiga Puluh Enam ☘️
☘️ Tiga Puluh Tujuh ☘️
☘️ Tiga Puluh Delapan ☘️
☘️ Empat Puluh ☘️
☘️ Empat Puluh Satu ☘️
☘️ Empat Puluh Dua ☘️
☘️ Empat Puluh Tiga ☘️
☘️ Empat Puluh Empat ☘️
☘️ Empat Puluh Lima ☘️
☘️ Empat Puluh Enam ☘️
☘️ Empat Puluh Tujuh ☘️
☘️ Empat Puluh Delapan ☘️
☘️ Empat Puluh Sembilan ☘️
☘️ Lima Puluh [END] ☘️
☘️ Epilog ☘️
☘️ Extra Part ☘️
INFO
SEGERA TERBIT
23 April 2021
GIVEAWAY
OPEN PRE-ORDER
TERSEDIA DI SHOPEE
Hai? Cek ya
DISKONβ—οΈβš οΈ

☘️ Tiga Puluh Sembilan ☘️

16K 1.2K 183
By Keyla_NH

Udah pada bangun?🤣

Happy reading~




"Seperti biasa, saya akan mengumumkan hasil nilai ulangan Matematika Peminatan yang tertinggi dan terendah."

Suasana kelas XI IPA 1 mendadak hening, semuanya sangat tak sabar menunggu hasil pengumuman tersebut.

"Tapi saya perhatikan, nilainya kok pada menurun, kalian semua janjian atau gimana?" heran Bu Wati selaku guru Matematika Peminatan.

"Nilai tertingginya hanya delapan puluh dua, dan pemilik nilai itu adalah Tyfani Flavia Mauren."

Prokk...prokk...prok...

Via tersenyum senang saat mengetahui nilainya adalah nilai tertinggi. Via maju kedepan untuk mengambil hasil ulangannya.

"Terima kasih Bu."

"Tumben sekali dibawah sembilan puluh, ada apa Via?"

"Gak ada apa-apa kok, mungkin kemampuan Via cuman segini," ucap Via.

Bu Wati mengangguk pelan. "Iya, bener juga kamu, tetap semangat ya, ditingkatkan terus."

"Siap Bu!"

"Nilai terendah dua puluh tiga," ucap Bu Wati membuat para murid-murid menahan tawanya. Mereka berbisik-bisik kira-kira siapa pemilik nama tersebut.

"Cassandra Navriel, nilaimu dua puluh tiga."

Kedua bola mata Sandra membulat sempurna.

Kok bisa nilainya rendah? Padahal ia mencontek dengan Via, Nindy pun menyontek dengan Via.

"Loh, Ibu pasti salah liat, gak mungkin nih gak mungkin, gak terima saya," ujar Sandra tak terima nilainya rendah.

"Ini memang punya kamu kok." Bu Wati membaca sekali lagi nama yang tertera dikertas tersebut. "Cassandra Navriel, tuh bener kok Ibu."

Dengan malas Sandra berdiri lalu berjalan kedepan untuk mengambil hasil ulangannya, wajahnya ditekuk, ia benar-benar kesal.

"Kok bisa ya," gumamnya sembari memperhatikan jawabannya.

Bu Wati tertawa pelan. "Mungkin memang segitu kemampuan kamu."

"Ibu salah koreksi kali, masa nilai saya sama Via bedanya jauh banget," protes Sandra.

"Berarti kamu nyontek sama Via dong? Ketahuan kamu, kalau begitu nilaimu Ibu kosongin—"

"Jangan Bu!" potong Sandra cepat. "Gak gitu maksud saya, saya bisa jelasin Bu—"

"Halah! Sudah sana duduk, masih untung nilaimu ada, daripada gak ada sama sekali."

Sandra memutar kedua bola matanya jengah, ia mendengus kesal. "Iya iya." Sandra berjalan kearah kursinya dengan kakinya yang dihentak-hentakan.

"Nilai Adit juga rendah ini, hanya enam puluh tujuh, semakin kesini nilaimu semakin rendah." Bu Wati memberikan selembar kertas hasil ulangan kepada Adit.

"Makasih Bu."

"Ya, kalau bisa nilainya ditingkatkan ya."

Adit mengangguk pelan. "Iya Bu."

"Nindy Adisty, yang mana itu orangnya?" tanya Bu Wati.

"Saya Bu, yang paling cantik," jawab Nindy dengan pedenya, ia mengangkat tangan kanannya.

"Enam puluh delapan." Bu Wati memberikan selembar kertas hasil ulangan kepada Nindy.

"What? Nilai gue lebih tinggi daripada Adit? Wah suatu kebanggaan nih!" Nindy sangat bangga.

"Eh apa-apaan nih? Kok nilai gue sama Nindy selisihnya banyak banget," ujar Sandra tak terima tentunya.

"Bu saya gak terima nih, kok nilainya Nindy tinggi banget sih," cerocos Sandra.

"Mana Ibu tau, emang begitu adanya."

"Fellya Clairine Patricia, yang mana nih orangnya?"

Hening.

"Saya Bu." Felly mengangkat tangan kanannya.

"Delapan puluh."

Bu Wati memberikan selembar kertas hasil ulangan kepada Felly.

Nindy menatap kearah Via. "Beda dua doang! Untung lo gak kegeser!"

Via tersenyum kecil. "Walaupun kegeser juga gak masalah, ini bukan perlombaan kan."

"Tapi Vi, kalau lo sampe kegeser, pasti gue yang sakit hati, gak tau juga kenapa," jelas Nindy.

Aneh sekali sahabatnya itu, Via menahan tawanya. "Ada-ada aja sih!"

***

Besok lomba olimpiade sains akan berlangsung, dan malam ini, Via harus belajar extra agar esok ia bisa mengisi jawaban dengan tepat.

Via sudah berkutat pada buku-buku pelajarannya, ia tampak sangat fokus belajar, ia bertekad ia harus memenangkan olimpiade kali ini.

Drrttt...drrttt...

"Duh siapa sih." Via tak menghiraukan handphonenya yang terus bergetar, ia tetap fokus belajar.

Hening sesaat, sampai akhirnya—

Drrrttt...drrrtttt...

"Isss." Via mendengus kesal, ia berdiri lalu mengambil handphonenya yang berada diatas kasur.

"Hallo."

"Gue ganggu ya? Tadi sempat gak diangkat."

"Iya sebenarnya ganggu sih, Via lagi belajar soalnya, ada apa Reno?"

"Oh lo lagi belajar ya?"

"Iya, besok Via mau lomba."

"Ya udah deh gak pa—"

"Ada apa? Bilang aja."

"Tadinya gue mau ngajak jalan-jalan sekalian makan malam, tapi gak papa deh, kapan-kapan aja, lo kan harus belajar sekarang."

Via terdiam sejenak, lagi-lagi Reno gagal mengajaknya dinner, ia merasa tak enak dengan lelaki itu.

"Via gak terlalu sibuk kok, yuk, kebetulan Via belum makan malam."

"Beneran Vi?" Reno terdengar sangat senang mendengar ucapan Via.

"Iya beneran, Via tunggu ya."

"Oke, gue siap-siap bentar terus gue otw."

"Siap, Via tunggu."

"Bye cantik."

"Iya bye."

Tut.

Via menghela nafasnya, ia pun mengganti pakaiannya setelah itu ia berjalan keluar kamar menuju kearah ruang tamu.

"Loh Vi? Mau kemana?" tanya Angkasa yang sedang bersantai-santai duduk di sofa ruang tamu ditemani oleh secangkir teh hangat.

"Mau jalan bentar Pa, bentar doang kok janji."

"Udah kelar belajarnya?"

"Belum sih, tapi Via bentar doang kok, janji deh Pa," ujar Via memohon.

Angkasa tertawa pelan. "Iya gak papa kok, sendirian?"

"Sama Reno Pa."

"Cieeee! Mau pacaran nih pasti!" tebak Angkasa asal.

Via menggeleng cepat, ia memayunkan bibirnya karena kesal. "Enggak Papa! Via itu gak pacaran, Reno cuman ngajak jalan-jalan bentar terus itu makan malam, Via gak enak mau nolak."

Tok...tok...tok...

"Kayaknya Reno udah dateng, Via pergi dulu Pa, bilangin ke Mama ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsallam, hati-hati."

***

"Pesan dulu gih Vi."

"Emm steak beef sama ice chocolate aja deh," ucap Via kearah seorang waiters. Waiters tersebut pun mencatat pesanan Via.

"Samain aja Mbak," sahut Reno.

"Baik, ditunggu sebentar ya."

Reno mengangguk pelan, ia beralih menatap kearah Via. "Gue tadi ganggu lo belajar ya? Sorry Vi—"

"Enggak kok, gak ganggu, kan kebetulan juga Via belum makan malam, eh Reno malah ngajakin, hehehe," cengir Via dengan watadosnya.

"Peka ya gue." Reno menaik turunkan alisnya berniat menggoda Via.

"Iyain aja deh." Via terkekeh pelan.

Setelah itu, baik Via maupun Reno sama-sama diam, tak ada yang berbicara. Via menatap kearah seisi restoran, sementara Reno, memandangi wajah Via yang sangat cantik.

"Reno kenapa?" Via tersadar Reno sedang memandangi wajahnya.

"Gue? Gak papa."

"Terus? Kenapa mandangin Via begitu?" tanya Via bingung.

"Lo cantik banget, sayang kalau gak dipandangin."

Via tersipu malu dibuatnya. "Reno ih!"

"Maaf cantik. Setelah ini mau mampir kemana dulu? Atau langsung pulang aja?"

"Ke Supermarket deh, mau beli cemilan hehe, boleh kan?"

"Okey, apa sih yang gak boleh buat kamu."

"Reno! Jangan gitu! Via malu!"

***

Mobil milik Reno berhenti didepan gerbang kediaman Via, Via keluar dari mobil Reno, tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada lelaki itu.

Via melangkahkan kakinya ke teras rumah, ia hendak berjalan kearah pintu lalu mengetuknya. Namun—

"Ekhm."

Via membalikkan badannya, ia melihat seseorang yang lebih tinggi darinya, seseorang itu memakai sweater berwarna hitam, dan wajahnya tertutup.

"Ka-kamu siapa?" Via mundur beberapa langkah.

Seseorang itu tak menjawab pertanyaan Via, ia menyodorkan sebuah kertas kepada Via. Dengan ragu, Via menerimanya, dan setelah itu, orang itu langsung pergi.

"Siapa sih dia," gumam Via pelan. Ia membuka lipatan kertas tadi lalu ia membacanya.

Semakin hari, gue semakin benci sama lo, gue gak bakal biarin hidup lo tenang!

~someone

***


















Siapa ya kira-kira🤔

Vote comment!




•••TBC•••

Continue Reading

You'll Also Like

137K 4.5K 45
Salwa nezifa Argya gadis dengan kesederhanaan yang ia miliki menyukai seniornya semenjak sekolah menengah pertama tapi hanya berujung menjadi seorang...
303K 9K 47
NOTE : aku sarankan kalian NGGAK USAH baca cerita ini ya. ini cerita yang aku buat waktu aku smp alurnya jelek dan ceritanya kayak sampah. terimakasi...
59.3K 7.6K 64
Amazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas...
60.8K 2.5K 53
Cerita ini merupakan sequel atau kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu "Prince and Princess" yang mengisahkan tentang dua orang remaja berusia 16 d...