NEAR โœ” [Draco Malfoy x Reade...

By nairanonna

432K 57.9K 15.8K

JANGAN TERJEMAHKAN/REPUBLISH CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN. __________________________________ [C O M P L E... More

HALO!
1.
2.
เน๏ธฟเน
3.
4.
5.
6.
7.
๐˜•๐˜–๐˜›๐˜Œ
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
(โœ–โ•ญโ•ฎโœ–)
15.
16.
17.
18.
19.
20.
22.
23.
24.
25.
26.
27. [END]

21.

14.9K 1.9K 352
By nairanonna

Ketika sampai di kantor Dumbledore, tidak cuma aku saja yang ditangkap. Harry un ada! Kemungkinan dia ditangkap oleh Umbridge sendiri.

Dumbledore sedang duduk di balik meja tulisnya, ekspresinya tenang, ujung jari-jarinya yang panjang bersatu. Profesor McGonagall berdiri kaku di sampingnya, wajahnya sangat tegang. Cornelius Fudge, Menteri Sihir, sedang berayun-ayun ke depan dan ke belakang pada jari kakinya di samping api, tampaknya sangat senang dengan keadaan itu; Kingsley Shacklebolt dan seorang penyihir pria yang tampak kuat dengan rambut liat sangat pendek, ditempatkan pada kedua sisi pintu seperti pengawal, dan bentuk berkacamata dan berbintik-bintik Percy Weasley menunggu dengan bersemangat di samping tembok, sebuah pena bulu dan segulung perkamen berat di tangannya, tampaknya siap sedia untuk mencatat.

Cornelius Fudge sedang melotot kepada Harry dengan semacam kepuasan keji di wajahnya. "Well," dia berkata. "Well, well, well..." Harry menjawab dengan pandangan tidak suka terhebat yang bisa dikerahkannya.

"Dia sedang menuju kembali ke Menara Gryffindor," kata Umbridge. Ada semangat tidak pantas dalam suaranya, rasa senang tak berperasaan seperti yang Harry dengar selagi dia menyaksikan Profesor Trelawney luruh akibat penderitaan di Aula Depan.

"Benarkah?" kata Fudge penuh penghargaan. "Potter... kuduga kau tahu kenapa kau ada di sini?"

"Tidak."

"Maaf?" kata Fudge.

"Tidak," kata Harry dengan tegas.

Fudge mendadak berang, "Kau tidak berpikir telah melanggar peraturan sekolah? Dekrit Kementerian?"

"Kukira, Menteri," kata Umbridge dengan licin dari sampingnya, "kita akan membuat kemajuan yang lebih baik kalau aku menjemput informan kita."

Jadi, itu berarti ada salah satu siswa di Dumbledore's Army yang mengadu? Siapa? Siapa dia dan kenapa lusa lalu malah aku yang dituduh bakal membcorkan Dumbledore's Army ke Tim Penyelidik Umbridge!

"Ya, ya, lakukanlah," kata Fudge sambil mengangguk, dan dia memandang dengan dengki kepada Dumbledore ketika Umbridge meninggalkan ruangan itu. "Tak ada yang melebihi seorang saksi yang bagus, bukan, Dumbledore?"

"Tidak sama sekali, Cornelius," kata Dumbledore dengan murung, sambil mencondongkan kepalanya.

Ada penantian beberapa menit, sementara tak seorangpun saling memandang, lalu pintu membuka. Umbridge bergerak ke dalam ruangan, sambil memegang bahu teman Cho yang berambut keriting, Marietta, yang sedang menyembunyikan wajahnya dengan tangannya! Sialan kau!

"Jangan takut, sayang, jangan takut," kata Profesor Umbridge dengan lembut sambil menepuk punggungnya, "tidak apa-apa sekarang. Kau sudah melakukan hal yang benar. Menteri sangat senang kepadamu. Dia akan memberitahu ibumu betapa anak yang baik kau ini."

"Sangat bagus! Sangat bagus!" kata Fudge sepenuh hati. "Anak seperti ibunya, eh? Well, ayolah sekarang, sayang, lihat ke atas, jangan malu, ayo dengar apa yang kau—astaga!"

Ketika Marietta mengangkat kepalanya, Fudge melompat mundur karena terguncang, hampir mendarat di api. Dia mengutuk, dan menginjak tepi jubahnya yang berasap. Marietta meratap dan menarik leher jubahnya hingga ke matanya, tetapi tidak sebelum semua orang melihat bahwa wajahnya menjadi jelek mengerikan karena serangkaian bisul ungu yang letaknya berdekatan yang telah membentang melewati hidung dan pipinya untuk membentuk kata 'PENGADU'. Aku tersenyum miring, siapau yang melakukannya, kemungkinan Hermione sih, aku turut senang.

"Jangan pedulikan bintik-bintik itu sekarang, sayang," kata Umbridge tidak sabaran. Tidak akan semudah itu, Um. Wanita selalu mementingkan penampilannya! "jauhkan saja jubahmu dari mulutmu dan beritahu Menter --"

Tapi Marietta mengeluarkan ratapan teredam lagi dan menggelengkan kepalanya dengan hebat. "Oh, baiklah, kau gadis bodoh, aku yang akan memberitahunya," sambar Umbridge. Dia memasang senyum memuakkannya kembali ke wajahnya dan berkata, "Well, Menteri, Miss Edgecombe di sini datang ke kantorku tidak lama setelah makan malam pada malam ini dan memberitahuku dia punya sesuatu untuk diberitahukan kepadaku. Dia berkata bahwa kalau aku pergi ke sebuah ruangan rahasia di lantai ketujuh, yang kadangkadang dikenal sebagai Ruang Kebutuhan, aku akan menemukan sesuatu yang menguntungkanku. Aku menanyainya sedikit lebih lanjut dan dia mengakui bahwa ada semacam pertemuan di sana.Sayangnya, pada titik ini guna-guna ini," dia melambai dengan tidak sabar ke wajah Marietta yang tersembunyi, "bekerja dan ketika melihat wajahnya di cerminku anak perempuan ini menjadi terlalu tertekan untuk memberitahuku lebih banyak lagi."

"Well, sekarang," kata Fudge sambil menatap Marietta dengan apa yang jelas dibayangkannya tampang baik hati dan kebapakan, "kamu sangat berani, sauang, datang memberitahu Profesor Umbridge. "Kau melakukan hal yang tepat. "Sekarang, maukah kau memberitahuku apa yang terjadi pada pertemuan ini? Apa tujuannya? Siapa yang ada di sana?" Tetapi Marietta tidak mau berbicara; dia hanya menggelengkan kepalanya lagi, matanya terbelalak dan ketakutan.

"Tapi tidak masalah kalau dia tidak mau berbicara, aku bisa mengambil alih ceritanya dari sini. Anda akan ingat, Menteri, bahwa saya mengirimkan sebuah laporan kepada Anda di bulan Oktober bahwa Potter telah bertemu dengan sejumlah teman sekolahnya di Hog's Head di Hogsmeade--"

"Tujuan pertemuan Potter dengan murid-murid ini," lanjut Profesor Umbridge, "adalah untuk membujuk mereka bergabung dengan sebuah perkumpulan ilegal, yang sasarannya adalah untuk mempelajari mantera-mantera dan kutukan-kutukan yang telah Kementerian putuskan tidak pantas untuk usia sekolah --"

"Kukira kau akan mendapati bahwa kau salah di sana, Dolores," kata Dumbledore pelan, sambil memandangnya melewati kacamata setengah bulannya yang bertengger di tengah hidungnya yang bengkok.

"Oho!" kata Fudge sambil berayun-ayun pada bola kakinya lagi. "Ya, ayo dengar cerita omong kosong terakhir yang diciptakan untuk menarik Potter keluar dari masalah! Teruskan, kalau begitu, Dumbledore!"

"Cornelius, aku tidak membantah dan begitu juga, aku yakin, Harry—bahwa dia berada di Hog's Head pada hari itu, atau bahwa dia sedang mencoba merekrut murid-murid ke perkumpulan Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Aku hanya menunjukkan bahwa Dolores salah dalam mengesankan bahwa perkumpulan seperti itu, pada saat itu, ilegal. Kalau Anda ingat, Dekrit Kementerian yang melarang semua perkumpulan murid-murid tidak berlaku sampai dua hari setelah pertemuan Hogsmeade Harry, jadi dia tidak melanggar peraturan apapun sama sekali di Hog's Head." Percy terlihat seolah-olah dia telah terhantam di wajah oleh sesuatu yang berat. Fudge tetap tak bergerak di tengah ayunannya, mulutnya terbuka. Umbridge pulih terlebih dahulu.

"Itu semua sangat bagus, Kepala Sekolah," dia berkata sambil tersenyum manis, "tetapi kita semua sekarang hampir enam bulan dari saat pengenalan Dekrit Pendidikan Nomor Dua Puluh Empat. Kalau pertemuan pertama tidak ilegal, semua yang terjadi sejak itu pasti ilegal."

Dumbledore sambil mengamatinya dengan ketertarikan sopan lewat puncak jari-jarinya yang saling bertaut, "tentu saja akan begitu, kalau mereka memang meneruskan setelah Dekrit itu berlaku. Apakah Anda punya bukti apapun bahwa pertemuan semacam ini berlanjut?"

"Bukti?" ulang Umbridge, dengan senyum mirip katak yang mengerikan itu. "Tidakkah Anda mendengarkan, Dumbledore? Menurutmu kenapa Miss Edgecombe ada di sini?"

"Oh, bisakah dia memberitahu kita tentang pertemuan selama enam bulan?" kata Dumbledore sambil mengangkat kepalanya. "Aku mendapat kesan bahwa dia hanya melaporkan sebuah pertemuan malam ini."

"Miss Edgecombe," kata Umbridge seketika," beritahu kami berapa lama pertemuanpertemuan ini telah berlangsung, sayang. Kau bisa hanya mengangguk atau menggelengkan kepalamu. Aku yakin itu tidak akan membuat bintik-bintiknya semakin parah. Apakah sudah berlangsung secara teratur selama enam bulan terakhir ini. Anggukkan atau gelengkan kepalamu saja, sayang," Umbridge berkata membujuk kepada Marietta, "ayolah, sekarang, itu tidak akan mengaktifkan kembali kutukannya."

Semua orang di ruangan itu sedang memandangi bagian atas wajah Marietta. Hanya matanya yang tampak dari antara jubah yang ditarik ke atas dan poninya yang keriting. Mungkin tipuan cahaya api, tapi matanya anehnya terlihat hampa. Pertanyaan demi pertanyaan Umridge tanyakan, dan Marietta hanya diam menangis.

"Dolores," kata Fudge, dengan suasana mencoba membereskan sesuatu untuk seterusnya, "pertemuan malam ini--yang kita tahu jelas-jelas terjadi--"

"Ya," kata Umbridge sambil menguasai dirinya, "Miss Edgecombe mengisikiku dan aku maju seketika ke lantai tujuh, ditemani oleh murid-murid tepercaya tertentu, untuk menangkap basah mereka yang berada di pertemuan itu. Namun, kelihatannya mereka sudah diberitahu terlebih dahulu akan kedatanganku, karena ketika kami mencapai lantai tujuh mereka sedang berlarian ke segala arah. Namun, tidak masalah. Aku punya semua nama mereka di sini. Kami perlu bukti dan ruangan itu menyediakan."

Tidak bisa tidak terkejut ketika Umbridge menarik keluar dari kantongnya daftar nama-nama yang dipasang di dinding Ruang Kebutuhan dan menyerahkannya kepada Fudge. Harry meronta-ronta diantara cekalan, "Saat aku melihat nama Potter di daftar itu, aku tahu apa yang sedang kita hadapi," dia berkata dengan lembut.

"Bagus sekali," kata Fudge, senyum membentang di wajahnya, "Lihat dengan apa mereka namai diri mereka?" kata Fudge pelan. "Dumbledore's Army."

Habislah.

Dumbledore mengulurkan tangan dan mengambil potongan perkamen itu dari Fudge. Dia memandang judul yang ditulis oleh Hermione berbulan-bulan sebelumnya dan sejenak tampak tidak mampu berbicara. Lalu sambil memandang ke atas, dia tersenyum. "Permainan sudah usai," dia berkata dengan sederhana. "Apakah kamu mau pengakuan tertulis dariku, Cornelius, atau apakah sebuah pernyataan di depan saksi-saksi ini sudah memadai?"

McGonagall dan Kingsley saling berpandangan. Ada ketakutan di wajah keduanya. Mereka tidka mengerti apa yang sedang terjadi, dan tampaknya Fudge juga begitu. "Pernyataan?" kata Fudge lambat-lambat

"Dumbledore's Army, Tentara Dumbledore, Cornelius," kata Dumbledore, masih tersenyum sementara dia melambaikan daftar nama-nama itu di depan wajah Fudge. "Bukan Tentara Potter. Tentara Dumbledore."

"Tapi, tapi," Pemahaman berkobar mendadak di wajah Fudge. Dia mundur selangkah dengan ngeri, menjerit, dan melompat keluar dari api lagi. "Kamu?" dia berbisik, menginjak jubahnya yang menyala lagi.

"Itu benar," kata Dumbledore dengan menyenangkan.

"Kau mengatur ini?"

"Memang," kata Dumbledore "Malam ini seharusnya menjadi pertemuan pertama," kata Dumbledore sambil mengangguk. "Hanya untuk melihat apakah mereka akan tertarik bergabung denganku. Aku lihat sekarang bahwa merupakan suatu kesalahan mengundang Miss Edgecombe, tentu saja." Marietta mengangguk.

Fudge memandang darinya ke Dumbledore, dadanya menggembung. "Kalau begitu kau memang membuat rencana melawanku!" dia berteriak. "Itu benar," kata Dumbledore dengan ceria.

"TIDAK!" teriak Harry. Kingsley memberinya pandangan memperingatkan sekilas, McGonagall membelalakkan matanya mengancam.

"Diamlah, Harry, atau aku takut kau harus meninggalkan kantorku," kata Dumbledore dengan tenang.

"Ya, diam, Potter!" bentak Fudge, yang masih melotot kepada Dumbledore dengan semacam kesenangan yang mengerikan. "Well, Anda sekarang akan dikawal kembali ke Kementerian, di mana Anda akan dituntut secara formal, lalu dikirim ke Azkaban untuk menanti persidangan!"

"Ah," kata Dumbledore dengan lembut, "ya. Ya, kukira kita mungkin mengenai rintangan kecil itu. Tapi Cornelius, apakah kau pikir aku akan diam tanpa perlawanan?" Dumbledore bertepuk tangan sekali dan lenyap seketika dari pandangan kami.

Professor Dumbledore, maafkan kami.

***

Hal mengerikan yang kemudian datang, Umbridge menjadi kepala sekolah menggantikan Dumbledore. Terjadi banyak perombakan lukisan. Plakat-plakat baru ditempel di dinding oleh Filch. Aku tidak yakin semua orang akan membaca plakat sebanyak itu. Banyak mantra-mantra dilarang. Hogwarts sama seperti di dunia muggle. Cahaya matahari rasanya bahkan tidak dapat masuk lagi dari jendela-jendela kastil. Suram.

Di ujung sana, aku ada orang yang menantiku mendekat. Kakiku melangkah sendiri, seolah memang harusnya aku begitu. Ke mana kesibukan yang biasa mengikutinya?

"Kau benar-benar keluar dari Tim Penyelidik,"

Ada perubahan dalam senyum di wajahnya, "Aku berusaha melindungimu, tahu?"

Entah mengapa aku merasa itu adalah sebuah kebenaran yang tulus. Membuatku merasa tenang. Membuatku merasa terheran-heran karena membayangkan sebelumnya juga, betapa aku sudah merasa kesal hanya karena mendengar namanya. "Aku menghargainya," ucapku separuh bercanda. Separuh serius.

"Jangan bersikap seolah itu baru pertama kali buatmu," Draco menjitak dahiku.

"Eh, memang begitu nyatanya!"

Dia menyeringai sedikit, kusadari tidak lagi menyebalkan. Katakan, apakah kita sudah merasa cocok satu sama lain?

"Aku memang akan melindungimu, meski harus membencimu sekalipun."

Aku mengerutkan alis mendengar kata-kata tidak jelas dari Draco. Memangnya bisa, membenci untuk melindungi?

[.]

22 Juli 2020. 

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 598 15
The secret of house gaunt :: Tidak ada yang pernah tau tentang itu mereka semua menyembunyikanya pohon keluarga yang lama lama habis tapi tidak deng...
1M 62.1K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
12.7K 2K 11
Muggle AU, Supranatural. Y/N marah pada ibunya karena memutuskan pindah ke ujung negeri. Marah. Dia faham bahwa kenangan di rumah lama memang terlalu...
360K 4K 82
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...