Æ

By DiazOktaFiqi

798K 69.4K 7.8K

(V) " Apa?! menikah? apa kalian semua sudah gila?!! " " Jangan membantah, taehyung!! Itu hukuman untukmu yan... More

AE 1
AE 2
AE 3
AE 4
AE 5
AE 6
AE 7
AE 8
AE 10
AE 11
AE 12
AE 13
AE 14
AE 15
AE 16
AE 17
AE 18
AE 19
AE 20
AE 21
AE 22
AE 23
AE 24
AE 25
AE 26
AE 27
AE 28
AE 29
AE 30
AE 31
AE 32
AE 33
AE 34
AE 35
AE 36
AE 37
AE 38
AE 39
AE 40
AE 41
AE 42
AE 43
AE 44
AE 45
AE 46
AE 47
AE 48
AE 49
AE 50
AE 51
AE 52
AE 53
AE 54
AE 55
AE 56
AE 57
AE Full End

AE 9

12.6K 1.2K 37
By DiazOktaFiqi














































Hidup di dunia fana itu begitu indah, jika kau berpandai pandai dalam menempatkan dirimu pada posisi yang tepat.

Manfaatkanlah kesempatan itu selagi kau masih hidup. Ingat kesempatan tak akan pernah datang dua kali.

Begitu prinsip hidup seorang Kim atau sekarang sudah berubah permanen menjadi Jeon di depan nama taehyung dan tak lupa terselip pula gelar Arnault di belakang nya.

Sungguh mewah jika nama dan gelar itu sudah terselip di namamu bukan?
Menyandang status yang begitu tinggi, di puja banyak orang.

Jeon Taehyung Arnault, merasakan itu semua.

Awal mulanya ia sempat berfikir untuk mengikat diri dengan pemuda berkebangsaan prancis itu adalah suatu hak yang buruk.
Suatu hal yang begitu sial dalam hidupnya.

Menolak dengan keras adalah keputusan tepat olehnya.

Tapi kini agak sedikit ia akan mengubah itu, ada baiknya ia harus mencoba bukan?
Lagipula itu tak seburuk yang ia bayangkan selama ini.

Seperti sekarang, ia begitu menikmati segala akses yang di berikan oleh suaminya itu.

Begitu bebas tapi harus kenal akan batasan, tak apa, setidaknya ia tak terkekang seperti sebelumnya ia di korea dulu.

Berbaring santai di sofa empuk ruang tengah, di temani para maid yang sibuk melayani nya.

Di beri pijatan lembut, juga di suapi cemilan.
Sedangkan taehyung sibuk menonton film drama picisan di layar tv yang begitu besar entah berapa inci.

" Ponselku "

Sang maid sigap menyerahkan ponsel sang tuan pada pemiliknya.

Taehyung berkutat dengan beberapa nomor kontak di ponselnya itu.

Nada sambung terdengar, taehyung sedikit bergeser untuk mencari posisi yang pas dan nyaman.

" Hallo Jim! "

" Taehyung? Kau sedang apa? "

" Bersantai, kau? "

" Di swalayan, menenani ibuku
berbelanja. "

" Oh, anak pintar... "
Ledek taehyung dengan suara jenaka, ia yakin pasti temannya itu tengah memberengut kesal sekarang.

" Ada apa menelepon ku? "

" Tidak ada, hanya ingin saja.. Lagipula aku sekarang sedang bosan. "

" Bosan? Heh,. Kau sendiri di rumah? Suami mu? "

" Aku tidak sendiri, ada banyak maid di sini. Kalau kau tanya pria tembok itu, jawaban pastinya sudah tentu kerja."

" Wahhh... Suami idaman emang. "

" Tentu, itu harus. Kalau tidak nanti dia tak bisa memberiku fasilitas lebih... "

" Dasar istri matre. "

" Hei! Aku pria! Jadi berhenti memanggil ku istri.!! Masalah matre itu sudah biasa jim.. "

" Ya ya ya ya.... Terserah mu saja Kim.., eh Jeon maksudku kkk... "

Taehyung meroling matanya malas, jika saja sahabatnya itu ada di sini, ia pasti akan langsung melayangkan tinjunya pada kepalanya itu.

" Jim.... Aku bosan.... "

Terdengar suara helaan nafas lelah dari seberang telepon.

" Lalu kau mau apa? Kau mau aku berbuat apa eoh? Kita sudah beda negara, bahkan benua?! "

Taehyung tau itu, tapi sungguh ia bosan sekarang.
Tak selamanya hidup bersantai santai seperti ini bisa membuatnya bahagia. Ada kalanya ia akan bosan, seperti sekarang ini.

Taehyung itu sudah biasa bebas, bergerak sesuka hati.

" Tae, kau masih disana kan...? "

" Ya, kenapa? "

" Apa kau tak ada niat keluar, jalan jalan gitu? Ya, melakukan sesuatu bukankah suamimu membebaskan mu ya? "

Sepintas taehyung langsung mendapatkan sebuah ide bagus, berdecak kagum akan pemikiran nya.

" Jim, makasih mencerahanmu! "

Tut

Sambungan di putus sepihak. Tak peduli jika jimin di negara sana sudah mengumpatinya dengan macam macan nama hewan.

Langsung berdiri membuat para maid yang melayaninya tadi mundur seketika.

" Waktunya main....! "


































Taehyung sedikit melongo, berdecak kagum kala mendapati jejeran mobil mobil sport terbaru di garasi besar belakang rumah besarnya itu.

Tak menyangka jika suaminya itu ternyata juga suka mengoleksi berbagai mobil sport ternama di dunia.

Sejak ia pindah kemari, baru kali ini ia melihatnya, karena biasanya ia hanya akan menghabiskan waktu nya di dalam rumah dengan di layani para maid yang dengan setia kepadanya.

Itupun karena para maid itu tahan banting aja. Makanya kebal dengan segala bentuk diskriminasi yang di buat taehyung.

Berjalan santai mengitari jejeran mobil mobil itu, menatap satu persatu hingga berhenti tepat di depan sebuah mobil sport hitam berlogo kan kuda tegak di depannya.

" Hei kau, berikan aku kunci mobil ini- "

Tunjuknya pada mobil pilihannya itu.

Sedangkan yang di teriaki menatap taehyung dengan pandangan ragu.

Bukan apa, hanya saja mobil yang di tunjuk itu merupakan salah satu mobil kesayangan jungkook yang biasanya ia bawa untuk dinas keluar kota ini.

" Kau tak dengar?! "
Seru taehyung lagi, kali ini alisnya ikut menukik.

" T-tapi tuan, tuan mau kemana? "
Tanyanya ragu.

" Bukan urusan mu! "

" Bukan maksud saya begitu tuan, hanya saja apa tuan tak bisa dengan mobil lain saja? "

Hei ayolah..., ia juga takut jungkook akan marah besar padanya jika tau mobil kesayangan nya itu keluar dari garasi ini tanpa sepengetahuan nya.
Ia belum siap untuk di pecat kawan...

" Siapa kau mengaturku?! Cepat berikan kuncinya padaku! "

Tak ada pilihan lain selain memberikan apa yang di inginkan taehyung si tuan/nyonya muda barunya ini.
Masalah pecat, ia pasrah saja lah.

Taehyung tersenyum bahagia, merebut kunci dari tangan bergetar itu. Memasuki bagian kemudi mobilnya.

Melajukan dengan santai hingga melesat cepat kala sudah keluar dari gerbang besar yang membentengi rumahnya itu.



















*











































Di tempat lain, jungkook tengah mengawasi jalannya pembangunan yang menjadi bangunan salah satu dari sekian banyaknya perusahaan nya kini.

Perusahaan yang sama seperti lainnya, berkembang pada bagian perhiasan kelas mahal. Hanya orang orang tertentu saja yang bisa mendapatkan nya dan tentu saja harganya sang fantastis tentunya.

Tapi di samping itu, ia juga tengah mengintai seseorang yang tadi di tunjukkan Yuta padanya.
Pria tua yang di kabarkan tengah menggelapkan dana yang jungkook kirimkan untuk pembangunan perusahaannya.

Jungkook tak masalah, tak marah kok, hanya saja sebagi balasannya mereka harus mau dan siap untuk bermain dengan cucu Arnault itu tentunya.

Sudah tiga hari ia tak berada di negaranya, berada di negara orang membuatnya ada rasa kerinduan yang sangat tak jelas akan alasan di balik kerinduan itu.

Jangan katakan kalau ia rindu dengan bocah itu, tidak.
Ia tak rindu dengannya, hanya rindu rumah saja.
Mungkin.

" Awasi pria itu, aku akan kembali ke hotel. Malam ini juga, bawa dia padaku. Karena besok aku harus kembali. "

Ujarnya tanpa menatap kepada siapa ia berbicara. Hanya terus menatap lurus pada para pekerja yang terus bekerja dengan kerasnya.

Yuta yang berada di sampingnya tentu sangat peka akan bosnya itu.

" Siap tuan! "
Serunya yang seketika itu juga jungkook langsung berbalik pergi bersama mobil juga pengawal pribadinya.





















*

























Kembali lagi kepada si manis jeon yang masih melajukan mobil sport nya membelah jalanan kota Paris.

Tadi ia hanya berjalan jalan santai di taman wisata menara tinggi identik negara itu. Seraya menikmati indahnya pemandangan sore dari sana.

Kini hari sudah memasuki waktu senja, penerangan cahaya matahari sudah tak begitu terlihat, tergantikan dengan cahaya lampu dari lampu gantung sepanjang jalan juga ruko ruko yang tentunya bukan sampai larut malam.

Taehyung belum begitu hafal akan jalanan kota ini, mengandalkan dengan GPS di HP nya sebagai pemandu jalan.

Tujuannya kini adalah klub malam.
Ia rindu dengan nuansa malam bebasnya.

Stir mobil ia banting ke kiri, memasuki area parkir yang cukup menikung tajam karena padatnya jejeran mobil dari berbagai merek.

Kedatangan nya di sambut dengan dua pria berbadan besar dengan pakaian khas seorang security.

Taehyung menunjukkan tanda pengenal nya pada mereka yang kemudian mendapat anggukan, kartupun di kembalikan.

Masuk dan langsung di hantam dengan musik yang berdengung, menggema pada ruangan besar beribu banyaknya manusia di dalamnya.

Mereka semua sibuk dengan euphoria nya masing masing.

Taehyung tak peduli, melangkah lebih masuk, menyelip di antara manusia yang sibuk bergoyang tak tentu gerakan mengikuti hentakan musik yang di mainkan oleh si dj, di atas sana.

Cukup sesak tapi tak menghentikan langkahnya taehyung hingga ia sampai di meja bartender.

Mendudukkan dirinya di salah satu bangku tamu dengan mata terus menatap sekelilingnya.

Tak buruk juga. Tak beda jauh dengan club yang ada di Seoul, walau ini lebih besar dan lebih Wow.
Taehyung akui itu.

Kembali menatap si pria bertindik juga bertato banyak di lengan kanannya.
Pria itu tampak sangat sibuk namun begitu lihai dalam meramu minumannya untuk para pengunjung.

" Berikan aku minuman terbaik disini. "
Ujar taehyung dengan suara sedikit keras, mengingat musik yang begitu besar.
Menggunakan bahasa inggris, harus ia lakukan sekarang.
Sadar jika ini bukan negara korea apalagi belahan asia.
Ini eropa.
Negara yang terletak di bagian barat bumi.

Tak

Satu gelas kaca di berikan bartender tadi di samping taehyung.

" Pesanan anda tuan- "

Taehyung menerimanya dengan senyum tipis.

" Apa kau orang baru di sini? Aku belum pernah melihat mu. "
Ujar bartender itu dengan sedikit bersandar di mejanya, menghadap ke taehyung yang tengah menyesap sedikit minuman beralkohol tinggi itu.

Merasakan sensasi panas dan rasa baru yang ia juga baru rasakan.

" Kau bicara padaku? "
Tanya taehyung menatap pria bertato itu.

" Tentu. "
Balasnya dengan senyum menawan.

" Ya, aku baru saja pindah ke negara ini. "
Jawab taehyung untuk pertanyaan awal pria tadi.

" Ah pantas saja, kau terlihat asing di mataku... Apa kau orang asia? "

" Ya. Korea tepatnya. "
Jawab taehyung lagi.

Pria itu mengangguk paham. Taehyung pun kembali diam menikmati minumannya mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya dengan pandangan berbeda.

" Kau pindah kesini karena urusan bisnis? Orangtua? Atau sekolah? "

Taehyung terkekeh, sang bartender lantas tertegun sejenak kala melihat betapa manisnya senyum pria di hadapannya ini.

" Pernikahan tepatnya. Aku menikah dengan orang negara ini, jadi mau tak mau harus pindah kemari. "

Jawabnya lagi tanpa beban, sang bartender tampaknya hendak kembali bertanya tapi ia urungkan karena pelanggan memanggilnya.

Taehyung melihat dalam diam, tapi beralih menatap pria lain yang baru saja berdiri tepat di sampingnya.

" Boleh aku duduk di sini? "

Taehyung tak bersuara, hanya mengangguk sebagai jawaban.

Pria muda yang ia taksir seumuran dengannya itu lantas tersenyum lebar, mendudukkan dirinya di samping taehyung yang masih menatap lautan manusia bergoyang ria di tengah lantai di hiasi lampu kerlap kerlip.

" Kau sendiri? "
Pertanyaan yang berhasil mengalihkan perhatian taehyung.

" Ya. "
Singkatnya.

Menggoyangkan gelas kaca yang menyisakan setengah dari cairan minuman memabukkan itu.

Taehyung itu kebal akan alkohol, jadi jangan takut kalau ia bisa mabuk. Itu tak akan terjadi jika tak di campur dengan lainnya tentu saja.

" Boleh aku bicara denganmu? "

" Tentu, tapi apa aku mengenalmu? "

Pria bule itu lantas tergelak.

" Tidak, tapi setidaknya kita bisa berkenalan dulu bukan? "

Menyodorkan tangannya yang di balas jabat tangan oleh taehyung dengan ragu.

" Vernon. "

" Taehyung. "

" Kau orang asia? "

" Ya. "

" Negara mana? "

" Korea Selatan. "

" Woahhh... Aku pernah kesana dulu, liburan. Kota Seoul, apalagi menaranya itu, apa namanya? "

" Namsan Tower "

" Ah ya itu, sungguh menakjubkan! Pemandangan nya pun juga demikian indah. "

Taehyung hanya bergumam, tak berniat membuka suara untuk membalas celotehan pria bernama Vernon itu.

" Hai tae. "

Taehyung kembali menoleh dengan tak minat.
Pria ini begitu berisik menurutnya. Lebih berisik daripada jimin, sahabatnya itu.

" Apa? "

" Mobil sport hitam yang di depan itu, milikmu ya? "

Taehyung lantas mengerutkan keningnya samar.

" Mobil sport hitam yang mana kau maksud? Di luar banyak. "

Vernon mengusap dagunya canggung.
Benar juga.

" Itu, mobil sport hitam dengan logo kuda dan berlian di kaca spion nya itu, milikmu kan? "

Taehyung tampak diam, berfikir sejenak lalu mengangguk.

" Ya, kenapa. "

Vernon diam diam menyeringai.

Beralih mendekat yang mana membuat taehyung sedikit mundur.

" Mau bertanding denganku? "

" Bertanding apa? "

" Balap. Malam ini. "

" Apa imbalannya. "

" Kau akan tau nanti. "


























A&E  TBC

Continue Reading

You'll Also Like

999K 150K 108
taehyung dengar, anak pemilik kost yang ditempatinya ganteng sekali. [kookv +bts] ⚠️cover from pinterest's pict⚠️
32.6K 3.1K 34
yang pendek-pendek sekali gigit. +beberapa pernah dipublikasikan di write.as/ankoratentik
22.1K 467 4
kevin adalah salah satu dokter ahli bedah di Rumah sakit wijaya medical center, ia harus menyelamatkan adik nya dr sakit dan dia membutuhkan banyak u...
171K 19.3K 17
Seorang pemuda tampan sekaligus manis berstatus putra selir yang mencoba untuk bisa bertahan dalam ketidakadilan ibu tirinya, ratu istana itu. Hidup...