Sedingin Es (S1)

Por IndahFezza

8.8K 439 3

Season 1 Gadis berambut sebahu ini bernama Vira, ia siswi Hanlim highschool kelas 10 IPA 3. Ia menemukan cin... Mais

Prolog
1. Ada Yang Ngeselin
2. Gagal Fokus
3. Gosipnya Si Dia
4. Oh Ternyata Dia
5. Gak Jadi Nyamuk
6. Not Fit
7. Sahabat yang care
8. Cara Pdkt
9. Flashback (1)
10. Flashback (2)
11. Mulai Pdkt
12. Cemburu
13. Bujukan
15. Lapangan Basket
16. No Answer
17. Sengit
18. Pertandingan Basket
19. Jujur
20. Ditolak Itu Sakit Dan Kecewa
21. Konflik
22. Double Hurt
23. Memberi Saran
24. Kenapa Sih Lo?
25. Sebenarnya
26. Hati Yang Sedingin Es
27. Sia-sia
28. It's Breaks Me
29. Andai Bisa Reset
30. I Choose You
Epilog
Normal Again
Comeback!

14. Laboratorium

183 14 0
Por IndahFezza

— 07.00 wib —

Hari ini kelas IPA 3 akan mengambil nilai praktik di laboratorium.

"Anak-anak, kalian langsung saja ke laboratorium. Bapak tunggu." ujar pak Hardi, lalu ia keluar kelas lebih dulu.

"Iya, pak." Sahut muridnya, lalu mereka menyusul ke laboratorium.

Amigos sedang berjalan menuju laboratorium.

"Prakteknya pakek kelompok ga, ya?" Tanya Tira penasaran.

"Ya pakeklah pasti, masa iya nggak." Tebak Vira.

"Paling juga kelompoknya yang kemaren." Sambung Jiya.

Yang lainnya hanya membalas dengan mengangguk.

"Gue keinget yang di labor kemaren, yang erlenmeyer pecah." Ujar Neya.

"Untung, Vira ga napa-napa. Lah, kalo kena pecahannya gimana coba?" Sahut Bila dengan kesal.

"Udah, udah. Hati-hati aja intinya." Ujar Vira menyudahkan masalah yang di laboratorium kemarin.

Murid IPA 3 masuk ke laboratorium dan memakai perlengkapan keamanan.

"Baiklah anak-anak, jika kalian sudah memakai perlengkapan keamanan, silahkan mengambil tempat secara berkelompok seperti kemarin." Ujar pak Hardi.

"Baik, pak." Sahut muridnya, lalu mereka menuruti perintah pak Hardi.

"Bapak ingatkan kalian untuk berhati-hati, jangan sampai terjadi kecelakaan seperti kemarin." Ujar pak Hardi dengan tegas.

"Iya, pak." Sahut muridnya.

"Vir, tuker tempat sama gue." Ujar Abin yang langsung menarik tangan Vira, dan menggeserkan ke tempatnya lalu Abin pindah ke tempat Vira yang sebelumnya.

"Yampun, Bin. Ga makek narek gue sgala kali." Sahut Vira dengan kesal.

"Udah, diem." Balas Abin tanpa melihat Vira.

"Gue nyamuk. Gue lebih diem." Sindir Neya yang sekelompok dengan mereka.

"Ngga gitu maksudnya, Ney. Srius. Plis." Sahut Vira sembari menggelengkan kepalanya.

Alhasil mereka diam dan fokus melanjutkan tugas mereka.

Neya menjadi sekretaris di kelompoknya, Abin dan Vira yang melakukan tugasnya.

Tim yang beranggotakan Jiya, Tira, dan Bila. Tira yang menjadi sekretarisnya, lalu Jiya dan Bila yang nelakukan tugasnya.

Tak lama, karet pengikat rambut Vira putus.

Rambutnya langsung terurai ke depan.

Karetnya pun terpental mengenai leher belakang siswa yang di belakang Vira, "Aw. Siapa yang maen jentikin karet?" Tanya siswa itu menoleh ke belakang sambil memegang leher belakangnya.

Vira menoleh ke bekalang, "Eh, sori, itu karet rambut gue putus. Kena ya? Sori." Ujar Vira lalu menghadap depan lagi.

Siswa itu hanya menggelengkan kepala lalu menghadap depan lagi.

"Eh, karet rambut gue putus dong. Ada bawa cadangan karet ga?" Tanya Vira pada Neya yang sedang memegang erlenmeyer.

Neya menoleh ke Vira, "Bisa putus? Karet paan? Karet bungkus nasi? Ga bawa iket rambut lagi, Vir." Jawabnya sambil memeriksa saku bajunya.

"Iket rambutnya ilang, jadi makek karet bungkus nasi. Yah, gimana dong. Ganggu rambutnya." Keluh Vira.

Vira menoleh ke belakang, tim Jiya, "Psstt.. ada karet rambut cadangan ga?" Tanyanya.

Mereka bertiga menoleh ke Vira lalu menggelengkan kepalanya.

Abin tertawa melihat ekspresi Vira jika marah.

Vira menoleh ke Abin, "Ga da yang lucu." Ujarnya kesal.

"Ribet bener, dah. Gue ada bawa nih, keselip. Sini gue iketin rambutnya." Ujar Abin langsung merapikan rambut Vira dan mengikatnya.

"Gue bisa sendiri." Sahut Vira.

"Udah fokus sama erlenmeyernya, tar pecah lagi." Ujar Abin lalu terkekeh.

Vira mencibirkan mulutnya.

Neya mengeluskan dadanya dengan sabar sembari menggelengkan kepalanya, "Yampun ternyata gini yang dirasain Vira kalo jalan bareng bf." Ujarnya.

Abin telah selesai mengikat rambut Vira, lalu Vira menoleh ke Neya, "Ney, udah Ney. Plis." Sahut Vira sambil tersenyum paksa.

Lalu Vira menoleh ke Abin, "Thanks karetnya, Bin." Ujarnya sambil tersenyum, dan kembali mengerjakan tugasnya.

"Makasih sama karetnya doang, masa?" Sindir Abin.

Vira menoleh ke Abin lagi, "Sama udah iketin rambutnya." Lanjut Vira tersenyum paksa.

Abin hanya membalas dengan mengangguk.

❄️❄️❄️

Kelas 10 IPA 1.

"Karena laboratorium dipakai oleh kelas IPA 3, kita menunggu giliran sesudahnya." Ujar pak Sudi pada muridnya, lalu melanjutkan materinya.

"Iya, pak." Sahut muridnya.

"Cihh, coba collab ama IPA 3, gue pengen ketemu Bila." Ucap Yuda pada Aldy yang duduk di sebelah kanannya dengan pelan.

Aldy menoleh ke Yuda, "L e b a y , jam istirahat lebih lama ketemu merekanya." Balas Aldy lalu fokus menghadap depan lagi.

Dhika dan Rangga yang mendengarnya hanya tersenyum menahan tawa.

Bangku Dhika berada di belakang Yuda, dan bangku Rangga berada di belakang Aldy.

❄️❄️❄️

"Udah beres smua 'kan?" Tanya Vira pada Neya yang mencatat laporan praktik kelompok.

Neya mengangguk lalu melihat Vira, "Sudah. Mo kumpul langsung?" Tanyanya sambil menunjukkan laporannya.

"Boleh." Jawab Vira sambil mengangguk, lalu menoleh pada tim Jiya, "Jiya, Bila, Tira, gue dluan ya." Pamitnya.

"Ok, ok." Jawab Jiya mewakili yang lainnya.

Vira, Neya, dan Abin mengumpulkan tugasnya paling pertama.

"Pak, ini laporan tugas praktik kelompoknya." Ujar Vira memberikan kertas laporannya pada pak Hardi.

Pak Hardi mengambil kertas laporannya, "Oh, iya. Kalian boleh ke kantin atau yang lain, jika ada guru bertanya ini atas izin pak Hardi. Mengerti?" Ujar pak Hardi dengan tersenyum.

"Iya, pak. Trimakasih, Vira, Neya, sama Abin permisi dulu ya, pak." Jawab Vira lalu pamit diikuti dengan Neya dan Abin.

Mereka berjalan mengarah kantin.

Vira mengehla napas, "Haa.. akhirnya selese juga tu tugas." Ujarnya dengan lega sembari tersenyum.

"Gini enaknya nge labor sama pak Hardi, sisa jam nya free ke kantin." Sambung Neya.

"Oh, iya gue lupa." Ujar Vira teringat akan ia belum melepas ikatan rambutnya.

Vira langsung melepas ikatan rambutnya dan memberi ke Abin, "Nih, Bin. Thanks karetnya."

"Ogah. Buat lu aja, Vir." Jawabnya menggelengkan kepalanya.

"Oh, yauda." Balas Vira lalu menyimpannya di saku bajunya.

❄️❄️❄️

Akhirnya, semua murid kelas IPA 3 sudah selesai mengerjakan tugas praktiknya.

Jiya, Tira, dan Bila keluar dari laboratorium, lalu bertemu dengan IPA 1.

Benar, mereka ketemu bfnya yang sedang menunggu IPA 3 keluar.

"Lho? Kok sekelas di sini? Ada jam labor?" Tanya Tira sembari menunjuk mereka berempat secara bergantian.

Rangga mengangguk.

Tira hanya ber oh ria dan menyudahkan saling menunjuk mereka.

"Kok cuma bertiga? Vira sama Neya mana?" Tanya Aldy.

"Oh, mereka bareng Abin juga, dluan ngumpul tugas dari kita-kita stengah jam lalu. Jadi, mereka diizinin kluar labor." Jiya menjelaskan.

Aldy hanya mengangguk mengerti.

"Tadi di kelas ada yang ngomong kangen lu, Bil." Sindi Dhika pada Yuda dengan tertawa kecil.

Yuda merasa perkataan Dhika sengaja dilontarkan untuknya, "Ribut, kuy!" Sahut Yuda dengan tatapan tajamnya.

Yang lainnya hanya tertawa melihat ekspresi Yuda.

"Ga ngaku lagi." Ujar Bila, peka maksud Dhika.

❄️❄️❄️

Abin, Vira, dan Neya, sedang makan nasi rendang di kantin.

Kantin hanya diisi oleh tiga murid, yaitu mereka.

Menelan kunyahan dimulutnya, "Kalo gini terus, gue ga bakal makan lagi pas istirahat." Ujar Vira.

"Santuy, istirahatnya keliling skolah." Sahut Neya lalu tertawa kecil.

"Dua jam lama tuh istirahatnya." Balas Vira lalu ikut tertawa kecil.

"Udah mirip sama skuriti skolah yang lagi nge ronda." Ledek Abin sambil terkekeh.

Vira dan Neya menoleh ke Abin, "Skuriti skolah mah kalah, cantikkan kita-kita." Ujar Vira membalas dengan terkekeh.

"Jelas dong." Lanjut Neya juga ikut terkekeh.

Lalu Jiya, Tira, dan Bila datang.







Brraakk!!







Bila menggebrakkan meja makan yang ditempati oleh Abin, Vira, dan Neya, "Woi, udah pada makan dluan, gila ga ngajak lagi." Ujar Bila.

Vira yang makan langsung terkejut dan tersedak, "Uhuk! Uhuk! Gila lo, Bil. Uhuk!" Ujar Vira sembari mengernyitkan dahinya.

Abin langsung memberikan segelas minum pada Neya, "Minum, Vir." Ujarnya.

Vira mengambilnya dan meminumnya, "Thanks, Bin." Ujar Vira sambil menaruh gelasnya.

Abin hanya membalas dengan mengangguk.

Jiya, Tira, dan Bila membeli makan dan duduk bersama yang lain.

— 10.00 wib —

Bel istirahat.

Kantin mulai ramai dengan kedatangan murid-murid lain.

Raka dan Reno tak sengaja melihat Amigos, lalu mereka menghampirinya.

"Hi, Vira n sahabatnya." Sapa Reno dengan melambaikan tangan kanannya dan menyeringai.

"Oh, Hi kak Reno, kak Raka." Sahut Amigos.

Raka melihat Abin yang duduk di sebelah Vira dan bertanya, "Siapa ini, Vir?" Tanyanya.

Vira melihat Abin dan memperkenalkannya, "Oh, kenalin kak, dia Abin, sekelas sama Vira juga." Ujarnya melihat Reno dan Raka sambil tersenyum.

"Abin, ini temen sekelasnya Jordan. Kak Reno sama kak Raka." Lanjut Vira.

Abin mendengar Vira menyebutkan nama Jordan membuatnya berubah ekspresi menjadi datar.

Namun, Abin terpaksa senyum dan menyapa pada temannya Jordan.

"Oh, iya. Jordan ga ikutan lagi, kak?" Tanya Vira lada temannya Jordan.

Double kill !

Abin semakin kesal, namun ia tetap sabar dan memilih untuk menghabiskan es teh nya.

"Iya, Vir. Dia nge basket dluan trus kita ke sini mo beli makan, di bawa ke lapangan." Jelas Reno.

Vira hanya ber oh ria.

"Ha? Dia nge bakset? Ikut dong, kak." Ujar Vira dengan semangat.

Triple kill !

Abin semakin sesak dengan Vira yang menyebutkan nama Jordan. Ia masih bisa menahan sabarnya.

Raka mengangguk, "Boleh, kita-kita beli makan dulu ya." Ujar Raka.

Vira hanya mengangguk sembari menyeringai.

Lalu Raka dan Reno membeli makanan.

"Lo ngapain coba ketemu si ES lagi? Bakal dikacang lagi, yakin deh." Ujar Jiya dengan tegas melarang Vira.

Vira hanya tersenyum pada sahabat-sahabatnya.

Jiya mengehela napas, menggelengkan kepala tak habis fikir apa isi otak si Vira yang masih mau deketin Jordan.

"Vir, kita-kita bukan nge larang lo. Tapi ga mau lo sakit hati ntar nya." Ujar Neya dengan pelan.

"Ayo Vira, pinternya jangan di otak doang, hati juga.
Ibarat hati lo tuh erlenmeyer, lo mesti jagain biar ga pecah gimana." Tegas Bila pedas.

"Erlenmeyer nya jangan asal narok tempat, kalo ga seimbang dia jatoh." Lanjut Tira.

"Jangan maksain diri buat suka sama orang lain yang ga sehati, bakalan sakit kalo ga kuat." Ujar Abin menerjemahkan maksud kata-kata mereka, lalu beranjak dari meja dan pergi.

Amigos langsung melihat Abin yang pergi begitu saja tanpa pamit.

"Eh, Bin. Cabut dluan, lo?" Tanya Vira melihat Abin sembari mengernyitkan dahinya.

Lalu sahabatnya melihat Vira dengan garis wajah yang datar.

Kemudian Raka dan Reno datang membawa makanannya dan bertanya pada Vira, "Vir, jadi ikut ga ke lapangannya?" Tanya Reno.

Amigos langsung melihat Raka dan Reno.

"Oh, iya, kak. Gais gue cabut dluan ya." Ujar Vira dan pamit pada sahabatnya lalu ikut dengan Raka dan Reno.

"Gua ga ngerti lagi." Ujar Jiya sambil menggelengkan kepalanya melihat Vira.

"Ga paham." Lanjut Bila ikut menggelengkan kepala.

Kemudian bf mereka datang dan duduk berhadapan dengan mereka.

"Dih, gitu ya muka nya kalo nyambut orang, ha?" Tanya Aldy lalu mengusapkan muka Jiya.

Jiya mencibirkan mulutnya.

"Itu loh Vira kekeuh deketin ES, masa ga peka kalo ES nge jauh terus?" Ujar Jiya kesal.

"Heran aja gitu, lho." Lanjut Bila.

"Tugas labor tadi skelompok sama Vira sama Abin?" Tanya Dhika pada Neya.

"Iya, kok tau?" Tanya Neya sembari mengernyitkan dahinya.

"Kelas kami praktek ke labor abis kalian, trus yang kluar labor ga da lu sama Vira, ternyata skelompok udah ngumpul tugas dluan." Jelas Dhika.

Neya hanya ber oh ria.

"Oh, iya, weekend ntar, Aldy tanding lawannya si Jordan." Ujar Yuda.

"Oiya, lupa gue mo ngasih tau. Untung inget lo, Da." Sahut Aldy sembari menepuk dahinya dengan tangan kanannya karena ia lupa.

"Nah, ntar ajak si Vira." Ujar Rangga.

"Kalo Vira tau, pasti dia ikut." Sahut Tira sembari mengangguk.

❄️❄️❄️

Raka, Reno, dan Vira sedang berjalan menuju lapangan.

"Oiya, Vir. Ntar kita-kita ada tanding basket, lawannya sama anak 10 IPA 1, siapa sih namanya lupa gue." Ujar Reno sambil mengingat-ingat.

"Aldy?" Tebak Vira.

"Nah iya, Aldy." Ujar Reno sambil menjentikkan jarinya.

"Kapan tanding nya?" Tanya Vira.

"Eum.. weekend ini." Jawab Reno.

"Lo pasti nonton." Tebak Raka.

Vira hanya membalas dengan menyeringai.

Mereka telah sampai lapangan basket, Jordan sedang fokus latihan tanpa sadar jika mereka datang.

"Jo!" Teriak Reno.

Jordan hendak melemparkan basketnya ke ring, namun ia menoleh.

Reno melambaikan tangannya menyuruh kemari dengan menunjukkan makanan yang mereka bawa.

Lalu Jordan melihat yang datang bersama mereka.

Vira.

Ia berhenti dan terpaksa makan bersama mereka. Dengan cepatnya ia makan, lalu lanjut latihan lagi.

Kebetulan Raka membawa gitar, ia memainkan gitarnya sejenak dan bernyanyi sembari melihat mereka latihan.

Vira pun ikut menyanyikan lagu yang dimainkan oleh Raka sembari melihat Jordan.

Continuar a ler

Também vai Gostar

KANAYA (REVISI) Por liaa0415

Ficção Adolescente

2.5M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.2M 183K 59
Ini tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar da...
6.6M 544K 62
{COMPLETED} #Rank 1 Model (8 Juni 2020) #Rank 1 profesi (13 Juni 2020) #Rank 1 Cupu (28 Juni 2020) #Rank 1 cupu (31 Juli 2020) #Rank 1 Indonesia memb...
5K 766 31
[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di lis...