Sedingin Es (S1)

By IndahFezza

8.8K 439 3

Season 1 Gadis berambut sebahu ini bernama Vira, ia siswi Hanlim highschool kelas 10 IPA 3. Ia menemukan cin... More

Prolog
1. Ada Yang Ngeselin
2. Gagal Fokus
3. Gosipnya Si Dia
4. Oh Ternyata Dia
5. Gak Jadi Nyamuk
6. Not Fit
7. Sahabat yang care
8. Cara Pdkt
9. Flashback (1)
10. Flashback (2)
12. Cemburu
13. Bujukan
14. Laboratorium
15. Lapangan Basket
16. No Answer
17. Sengit
18. Pertandingan Basket
19. Jujur
20. Ditolak Itu Sakit Dan Kecewa
21. Konflik
22. Double Hurt
23. Memberi Saran
24. Kenapa Sih Lo?
25. Sebenarnya
26. Hati Yang Sedingin Es
27. Sia-sia
28. It's Breaks Me
29. Andai Bisa Reset
30. I Choose You
Epilog
Normal Again
Comeback!

11. Mulai Pdkt

234 16 0
By IndahFezza

— 06.30 wib —

Mulai hari ini, Vira akan mencoba mendekati Jordan.

Mencoba dengan cara yang telah diceritakan oleh sahabatnya.

Amigos berkumpul di satu meja Vira, membahas tentang Jordan.

"Lo srius mulai hari ini mo pdkt in ES, Vir? Yang bener dong, Vir." Tanya Jiya dengan heran yang sedang duduk di meja Vira.

Vira yang duduk dibangkunya mengangguk, "Yups, gue bakalan coba ngerubahin sifat dinginnya." Jawab Vira sembari tersenyum.

"Jangan senyum-senyum diawal lo, Vir. Diakhir nangis baru tau rasa." Ujar Bila yang sedang berdiri di samping kiri bangku Vira.

Vira menoleh ke Bila, "Oke, oke. Gue senyumnya kalo udah dapetin Jordan aja." Mengubah garis wajahnya menjadi datar.

"Gue ga yakin, Vir. Filling gue kea ga pas aja lo pdkt in Jordan kea ga bakalan berhasil." Ujar Neya cemas yang sedang duduk di lantai dekat meja Vira.

Vira menoleh ke Neya, "Gue mesti bisa, kalo belajar bisa kenapa ngejar orang ga bisa?" Jawabnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Tira melihat jam dinding yang tepat di atas papan tulis kelasnya menunjukkan pukul 7.

"Woi jam 7, jam 7. Pak Hardi ntar dateng, buru, buru balik tempat." Ujar Tira dengan panik lalu berlari menuju bangkunya dan begitu pun sahabatnya.

Abin yang mendengar mereka berbincang dari tadi membahas Jordan membuatnya melirik Vira dengan mengernyitkan dahinya tak terima jika ia mendekati Jordan, sebab ia sudah menjadi korban tonjok olehnya.

— 10.00 wib —

Vira pamit pada sahabatnya, "Wish me luck, gue start pdkt Jordan dulu, bye.." Vira dengan semangat ingin mendekati Jordan, ia bergegas keluar kelas.

Sahabatnya hanya saling menatap dan menggelengkan kepala tak menyangka Vira akan melakukannya.

"Smoga sehat slalu tu anak ngadepin ES." Gumam Jiya menatap Vira sampai keluar kelas.

Tempat yang pertama Vira datangi untuk mencari Jordan adalah lapangan basket.

Benar, Jordan ada di sana sedang bermain basket dengan teman sekelasnya.

Vira melihatnya dari pinggir lapangan, dan ia berteriak memanggil, "Jordan!" Panggilnya sembari tersenyum.

Mereka pun langsung berhenti bermain basket dan menoleh pada Vira, begitu pun dengan Jordan yang dipanggil namanya.

Lalu Vira menghampiri Jordan, "Hi, gue Vira kelas 9 IPA 3, yang kemaren ga sengaja nabrak lo." Ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Jordan melihatnya dengan tatapan sinis yang merasa terganggu dengan kehadiran Vira.

Temannya Jordan yang bernama Raka pun bertanya, "Kenal dia, Jo?" Tanyanya sambil menyenggol lengan Jordan sembari tersenyum.

Vira menghela napas, "Haaa... lo ga suka jabatan tangan gini ya sama orang lain?" Tanyanya dengan mengangguk mengerti dan menurunkan uluran tangannya.

"Vira 'kan? Ada perlu apa ketemu Jordan? Ada yang mo diomongin?" Tanya teman satunya bernama Reno.

Vira mengangguk, "Iya, boleh nggak gue ngomong bentar sama Jordan?" Tanyanya berharap teman-temannya pergi meninggalkan mereka berdua di lapangan.

"Oh, ok. Ntar nyusul kita-kita ke kantin aja, Jo." Ujar Reno mengangguk, mengambil bola basket dan pergi.

Tinggalah mereka berdua.

Jordan menatap Vira sinis, "Ngomong apa? Cepetan." Tanyanya.

"Gue mo kenalan aja sama lo, gue boleh 'kan ngobrol-ngobrol sama lo, trus nyapa gitu?" Tanya Vira basa-basi.

Jordan merasa itu tidak penting, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Vira.

Vira mengejarnya, dan memegang tangan kiri Jordan, "Jordan, tunggu dulu." Ujarnya.

Jordan menoleh ke Vira dengan tatapan sinisnya lalu menghempaskan tangannya dan pergi ke kantin menemui temannya.

Vira terus mengejar Jordan dari belakangnya dan bertanya pada Jordan selama menuju kantin.

Jordan tak menghiraukannya, ia tetap berjalan.

Vira mengikuti makanan apa yang Jordan beli dan duduk di kursi bergabung dengan temannya Jordan.

Temannya pun sontak terkejut melihat Vira sampai mengikuti Jordan ke sini.

"Gue ikut nimbrung boleh ya? Maap tiba-tiba banget." Pinta Vira sembari tersenyum.

Jordan hanya diam, sedangkan yang lainnya dan Vira saling ngobrol dan tertawa.

Selesai makan, Jordan langsung pergi begitu saja. Vira sadar dan menoleh ke Jordan yang telah pergi, "Eh, Jordan, tunggu." Panggilnya.

Lalu menoleh ke temannya Jordan, "Gue pamit dulu ya, kak." Ujar Vira langsung pergi mengikuti Jordan.

Temannya hanya melihat Vira berlari mengejar Jordan.

"Yakin ga kalo Vira bisa ngerubah sifat Jordan?" Tanya Raka.

"Smoga la, kalo Jordan gitu mulu kapan punya pacarnya? Udah gede tuh anak." Jawab Reno.

Vira masih mengikuti Jordan dari sampingnya, "Jordan, gue minta nomor lo boleh nggak?" Tanya Vira sambil melihat Jordan.

Jordan tak menghiraukannya, ia fokus mengadap depan.

Dan Jordan pun belok, masuk ke toilet siswa.

Vira otomatis berhenti diperbatasan masuk toilet siswa, ia menunggu Jordan sambil tegap bersandar didinding, menyilangkan tangannya.

Vira melihat jam tangannya, menunjukkan pukul 11.30 dan Jordan pun belum keluar dari toilet siswa.

Lalu ia mencoba menjauh dari toilet siswa, agar saat Jordan keluar dari toilet, ia bisa mengikutinya lagi.

Tapi ternyata tidak, ia menunggu sangat lama hingga bel masuk kelas berbunyi.

Dengan pasrah ia kembali menuju kelas.

Raka dan Reno melihat Vira tak jauh dari arah toilet siswa, mereka prihatin melihat Vira yang pergi setelah menunggu lama di luar toilet hingga Jordan tak muncul.

Lalu Raka dan Reno masuk ke toilet siswa dan menemukan Jordan yang sedang duduk di meja wastafel, "Jo, tega banget lu sumpah, njir. Si Vira nungguin lo sampe bel masuk, skarang dia udah balik ke kelas gegara lo nggak muncul." Ujar Reno menepuk bahu kiri Jordan.

Jordan menoleh ke temannya, "Udah pergi dianya? bagus." Jawab Jordan lalu turun dari meja wastafel dan keluar toilet siswa menuju kelas.

Temannya hanya melihat Jordan degan menggelengkan kepala tak mengerti, dan mereka pun ke kelas.

Vira kembali ke kelas dan duduk dibangkunya dengan wajah datarnya yang tidak semangat.

Sahabatnya langsung mewawancarai Vira.

"Lho, kok gitu muka lo napa, Vir? Tadi brangkat aja lo seneng, bener 'kan dia ga peduli?" Tebak Bila to the point dan balasan Vira hanya mengangguk.

"Sudah ku bilang, dia berhati ES, lo nya ga denger." Jiya bernyanyi menyindir Vira sembari mengeluarkan buku di lacinya.

Vira hanya menghela napas berat dan menatap kosong mejanya.

"Kan, bener 'kan, bener 'kan.." Lanjut Tira sambil melihat Vira.

"Udah, jangan ngejar dia lagi, Vir. Gini aja lo langsung diem." Ujar Neya yang sedang memangkukan dagu di tangannya.

Abin melihat Vira dengan memiringkan kepalanya ke kiri, "Lo beneran deketin Jordan masa, Vir?" Tanyanya heran.

Sahabatnya saling melihat Abin dan Vira.

Vira menoleh ke Abin yang di belakangnya, "Ya trus gue mesti gimana?" Kembali menghadap depan.

"Ya, gue sih gamau kena tonjok Jordan lagi. Ngilu." Jawab Abin sembari menggedikkan bahunya.

— 16.00 wib —

Bel pulang berbunyi.

"Gue mau nyoba deketin Jordan lagi, gue dluan ya." Pamit Vira dengan tersenyum lalu berlari keluar kelas.

"Heran gue sama Vira." Ujar Tira sembari menggelengkan kepalanya.

Abin mengikuti Vira diam-diam dari belakangnya.

Vira mengikuti Jordan yang mengarah ke parkiran motor, lalu menepuk pelan bahu kiri Jordan, "Jordan." Panggilnya.

Jordan menoleh ke Vira, "Lo lagi?" Tanyanya dengan tatapan sinis.

Vira tersenyum lebar dan mengangguk, "Lo belom ngasih nomor telfon lo, jadi gue mau minta skarang." Jawabnya.

Jordan menaiki motornya dan menghidupkannya hendak pergi, "Minggir gak lo?" Ujarnya yang melihat Vira menghalangi motornya lalu memundurkan pelan motornya.

Vira langsung bergesit berpindah posisi menjahui motornya Jordan, "Gue minta nomor lu ya?" Tanyanya sambil memberikan ponselnya.

Jordan tak menghiraukannya lalu mengegas kencang motornya meninggalkan Vira di parkiran.

Abin yang melihat Jordan dari jauh membuatnya kesal, lalu ia menghampiri Vira, "Lo pulang bareng gue aja, yok." Ajak Abin.

Vira menoleh ke Abin, "Nggak usah, Bin." Jawabnya lalu hendak pergi.

Abin langsung merangkul Vira, "Udah lo diem aja, gue anter." Ujarnya lalu mereka berjalan menuju motor Abin.

"Gilak, Bin. Lepasin." Vira bersikeras melepaskan rangkulan Abin namun ia pasrah.

Abin pun tertawa melihat Vira yang kewalahan.

— 19.00 wib —

Diskusi bentar
(Neya, Bila, Jiya, Tira, Dhika, Yuda, Aldy, Rangga)

Bila : Klean pada tau ga? Vira pdkt in Jordan, dia kekeuh, lo pada bantuin Vira gitu kek..

Yuda : Serius? Vira yang pdkt in Jordan, kita-kita pasti udah tau Jordan bakalan bomat

Tira : Ya gimana lagi dong? Bantuin ajalah, kasian..

Jiya : Gue cuma dukung aja, kalo berhasil, Beruntung si Vira

Rangga : Gini, gini, gimana kalo nanti 'kan Aldy ada tanding basket tuh lawannya si Jordan, kita bantu pdkt in lah gitu..

Aldy : Oiya bener, Ra. Tapi blom tau pasti kapan tandingnya..

Neya : Kita-kita nge ship nya Vira ama Abin :')

Neya : Tapi kalo Vira mau nya sama Jordan yauda bantuin aja dulu..

Dhika : 2in, gue ship nya gitu. Yauda ntar kita-kita coba bantu dehh..

Jiya : Kalo bisa, kita menang bantuin Vira, nangis parah ntar kalo dia sakit ati..

Aldy : Diusahain

❄️❄️❄️

Vira yang sedang rebahan di kasur menatap layar ponselnya, ia ingin menelfon Jordan, namun ia tak punya nomornya.

Menghela napas berat dan melemparkan ponselnya di kasur, "Haaa... gue besok tanyain langsung aja kali ya ke kelas dia minta nomornya?" Gumamnya dengan posisi kedua tangan yang memangku kepalanya.

Vira teringat akan teman sekelas Jordan yang baru kenal dengannya tadi di sekolah, "Oiya, 'kan ada temennya Jordan, gue minta deh nomornya besok." Ujar Vira sambil tersenyum senang.

Lalu ia beranjak keluar kamar untuk makan malam.

"Eh, kakak udah ke sini, baru aja mama mau manggil suruh makan." Ujar mamanya sambil menaruh makanannya ke meja.

Lalu Vira duduk mengambil makanannya dan bertanya pada papanya yang duduk di sebelahnya sedang minum kopi, "Papa dulu sebelum kenal orang lain cuek ga?" Tanyanya.

Papa Vira menaruh gelas kopinya, "Tumben nanya gitu, kenapa?" Tanya balik papanya.

"Biasa, temen." Jawab Vira, padahal ia bermaksud menanyakan tentang sifat Jordan yang cuek.

"Papa ngga pernah cuek, paling cuma diem aja. Kalo ada yang ngajakin ngomong, baru jawab." Jawab papanya lalu mengambil makanan.

Vira hanya mengangguk lalu menyuapi makanan ke mulutnya.

Selesai makan, Vira balik ke kamar lagi, "Kakak duluan ke kamar ya." Ujar Vira lalu pergi.

"Eh, kak Amigos sama pacarnya jarang maen lagi?" Tanya Nisa pada Vira.

Vira yang ditanya pun langsung berhenti dan berbalik badan, "Lagi sibuk, lain waktu mungkin." Jawab Vira lalu berjalan lagi ke kamarnya.

Nisa hanya ber oh ria.

❄️❄️❄️

— 06.45 wib —

Vira menuju kelasnya Jordan, mencari temannya untuk meminta nomor telfonnya.

Beruntung, ada Raka di kelasnya Jordan.

Vira mengetuk pintu kelas, "Permisi.." Ujarnya.

Dan Raka menoleh ke arah pintu yang ternyata ada Vira, "Eh, Vira." Lalu menghampirinya, "Pagi amat ke sini, Jordannya lagi di luar kelas." Ujar Raka.

"Gapapa kak, Vira mau nanya, boleh ga Vira minta nomornya Jordan? Kemaren Vira minta langsung ke Jordan nya, ga dikasih sama dia." Tanya Vira.

"Oh, nomor Jordan, bentar.." Raka sedang mengambil ponsel disaku celananya untuk memberikan nomor Jordan.

Raka menunjukkan nomor Jordan pada Vira, "Nih lo catet sendiri." Ujarnya.

Vira langsung menghidupkan ponselnya, dan mencatat nomor Jordan.

"Udah kak, Thanks yaa. Vira balik ke kelas dulu." Ujar Vira sembari tersenyum dan pergi ke kelasnya.

"Urwell." Sahut Raka sembari melihat Vira yang sudah pergi. Lalu ia kembali ke bangkunya.

Kelas IPA 3.

Vira masuk kelas dan ke bangkunya dengan sangat senang karena telah mendapatkan nomor Jordan.

Sahabatnya melihat Vira yang senyum-senyum sendiri dari tadi.

"Vir, lo senyum napa coba?" Tanya Bila heran sembari mengernyitkan dahinya.

Vira yang dipanggil pun menoleh ke Bila, "Ha? Oh, gue dapet nomor Jordan." Jawabnya sambil tersenyum lebar dan menghadap depan lagi.

Bila terpelongo sambil menggelengkan kepala, "Ga salah emang kalo gitu." Ujarnya.

"Minta di siapa Vir nomornya? Kea gampang bakalan langsung dikasih ama si ES?" Tanya Jiya penasaran sembari mengernyitkan dahinya.

Vira menoleh ke Jiya, "Dari kak Raka, temennya Jordan. Gue sempet kenalan kemaren waktu mereka maen basket di lapangan." Jawab Vira dengan tersenyum lalu menghadap depan lagi.

Neya, Tira, Jiya, dan Bila saling menatap dan mengangguk mengerti.

Abin yang mendengar bahwa Vira mendapatkan nomor Jordan, ia hanya menatap sinis.

Noh, si Raka ama Reno.

Ini si Raka

Ini si Reno

Continue Reading

You'll Also Like

507K 25.3K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
5.2K 767 31
[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di lis...
14.4K 1.8K 56
[Harap follow sebelum membaca] Hyunjin Adyaksa, laki-laki 16 tahun yang terlihat bahagia didepan semua orang, padahal dia hanyalah seorang laki-laki...
5.6M 217K 48
#3 in romance 04052017