After It | ft. Lee Felix ✔

Af xynmtcha

71K 8.2K 2.6K

[COMPLETED] Sequel of My enemy is My husband | Lee Felix ❛❛ Gue harap lo ga kaya dulu lagi, Lee Felix ❜❜ [ ra... Mere

Prolog
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38]
[39]
[40]
[41]
[End]
[ Promosi ]

[14]

1.5K 185 58
Af xynmtcha

Setelah membereskan semua barang-barang bekas pesta barbeque tadi, mereka semua kembali ke hotel dengan berjalan kaki.

Jarak hotel dan pantai memang lumayan dekat jadi tak perlu memakai mobil.

Felix menjatuhkan dirinya diatas kasur empuk itu lalu menghembuskan nafas panjang. Ia celingukan mencari seseorang.

Dirasa tak menemukan sosok yang tengah dicarinya, ia mengambil handphone dan menelpon seseorang.

"Yeoboseyo"

"Ri kamu dimana?"

"Pantai"

"Masih disana?"

"Ya. Bentar lagi aku balik ke hotel"

"Jangan malem-malem ntar masuk angin"

"Iya"

Tuut~




Felix menghembuskan nafas lega. Syukurlah Kyuri tak hilang. Ia memakai jaket dan mengambil satu jaket tebal lalu keluar dari hotel.

Kyuri cukup tersentak saat tiba-tiba jaket digantungkan di kedua bahunya. Ia menoleh ke kanan dimana tepat Felix duduk.

"Ngapain masih disini?" tanya Felix.

"Ga tau. Rasanya mau tenang kaya gini aja susah" jawab Kyuri.

Felix yang mengerti dengan kalimat Kyuri hanya tersenyum manis.

"Enak juga ya malem-malem disini" ujar Felix sambil memerhatikan sekitar.

"Ya"

Kyuri menuliskan sesuatu diatas pasir.

"Lee Yong Gyu" eja Felix membaca tulisan hangeul Kyuri.

"Siapa Lee Yonggyu?" tanya Felix.

"Kalo kita punya anak, aku ingin namanya Yonggyu" jawab Kyuri diakhiri senyuman nya.

Felix tersenyum tipis lalu mengubah posisi duduknya menjadi di belakang Kyuri dan mem- back hug istri nya itu.

*suka banget nge back hug orang. Kan jadi pengen:/

"Namanya bagus" ujar Felix disamping telinga Kyuri.

Kyuri hanya tersenyum.

"Itu lagi ada apa sih?" tanya Felix karena didepan mereka ada sebuah tenda kecil yang bercahaya.

"Kayanya lamaran gitu" jawab Kyuri.

"Beda banget sama kita ya"

"Yaiyalah, kita nikah kan karena perjodohan, bukan karena keinginan sendiri"

"Aku bersyukur dijodohin sama kamu"

"Bersyukur? Dulu aja kamu malah pacaran sama Min–"

"Hei aku udah bilang kan, aku ga suka kalo kita bahas yang dulu"

"Iya sorry"

Kyuri mengacungkan tangannya ke langit seperti hendak menggapai sesuatu.

"Impian kamu masih sama?"




Flashback on

"Bintang nya banyak! Ayo buat permohonan" ujar Kyuri dengan nada bersemangat nya lalu menyatukan kedua tangannya di depan dada.

Keempat lelaki di sekelilingnya ikut melakukan apa yang Kyuri lakukan.

"Ya Tuhan, Jijin pengen punya mainan robot baru yang bisa ngomong" gumam Hyunjin dengan mata terpejam.

"Ya Tuhan, Icung pengen punya mobil remote control sama kaya yang punya Soobin" dilanjutkan dengan gumaman Jisung.

"Ya Tuhan, Mong-mong pengen punya buku ensiklopedia warna-warni tentang hewan" Seungmin ikut bergumam.

Semuanya terdiam saat Felix tak mengucapkan apa-apa, padahal sekarang giliran Felix.

"Lixie, kamu ga buat permohonan?" tanya Jisung.

"Udah di dalam hati" jawab Felix datar.

"Ihh tapi kita juga mau denger permohonan kamu" ujar Kyuri.

"Cukup Tuhan yang tau permohonan aku" jawab Felix cepat.

"Yaudah biarin aja lah. Sekarang giliran Riri" Seungmin menengahi.

Kyuri memejamkan matanya.

"Ya Tuhan, Riri pengen satu bintang" gumam Kyuri.

"Bintang buat apa?" tanya Hyunjin.

"Buat hiasan, pasti cantik banget. Atau ga jadiin hadiah" jawab Kyuri.

"Hadiah buat?" tanya Jisung.

"Mama" Kyuri tersenyum manis.

Yang lain terdiam seketika. Lalu sedetik kemudian mereka memeluk Kyuri erat. Mereka tau, Kyuri pasti merindukan mamanya.

"Aku bakal terus disamping kamu ri. Aku berjanji"

Kyuri terdiam seketika lalu mulai mengingat-ingat siapa yang memiliki suara seperti itu. Satu nama terlintas di pikiran nya, namun ia menepis pikiran itu karena tak mungkin dia yang bilang.

Tak mungkin seorang Lee Felix mengucapkan kalimat itu.

Flashback off




"Mungkin iya, mungkin ngga" ujar Kyuri.

"Maksudnya?"

"Aku masih mengharapkan bisa mendapatkan bintang, tapi sekarang bukan buat mama"

"Terus buat?"

"Orang yang sekarang berarti banget"

"Siapa?"

"Kamu"

Felix terdiam namun sedetik kemudian ia tersenyum.

"Aku ga akan nerima bintang dari kamu" ucapan Felix membuat Kyuri mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

"Karena aku punya bintang yang lebih indah daripada bintang yang mau kamu kasih"

"Oh ya? Dari siapa?"

"Tuhan"

"Ohh"

Felix membalikkan badan Kyuri agar menghadapnya.

"Kamu mau liat bintang itu?" tanya Felix.

"Ya, kalo boleh"

"Ngaca gih"

"Hah?"

"Bintang itu kamu"

Kyuri tersenyum dengan pipi yang bersemu merah. Ia menduselkan kepalanya di dada Felix.

"Jago banget ngalus nya" ujar Kyuri.

Felix memeluk Kyuri lalu tertawa.

Berada di samping Kyuri memang selalu bisa membuatnya bahagia.





•~•





"Hyunjin foto in!" teriak Minha lalu berlari ke salah satu bunga yang tampak mekar.

Hyunjin menuruti kemauan Minha lalu memperlihatkan hasil jepretan nya.

Mereka ber delapan sedang jalan-jalan di sekitar Soyeong-gu.

"Wih ada pasar!" Minha langsung masuk ke pasar yang ramai itu diikuti ketujuh orang lainnya.

"Hyunjin ayo beli tteokbokki!" Minha menarik tangan Hyunjin ke salah satu stan makanan.

Itu tteokbokki.

Mereka berjalan lagi mencari jajanan yang sepertinya enak.

"Pengen bungeoppang" gumaman Sunji terdengar oleh telinga Jisung yang memang ada di sampingnya.

"Ke mana lagi nih?" tanya Minha dengan teriakan.

"Stan yang jualan bungeoppang" jawab Jisung lalu tersenyum ke arah Sunji.

Sunji tersenyum tipis ke arah Jisung dan mengisi celah jari lelaki itu dengan jari nya.

"Boleh kan?" tanya Sunji.

Jisung menggenggam erat tangan Sunji lalu memasukan ke saku jaket yang tengah dipakainya, membuat Sunji tersenyum tipis.

Itu bungeoppang.

Setelah mendapatkan bungeoppang, mereka menyelusuri pasar lagi mencari jajanan lain.

"Sini dulu!" Kyuri berlari ke arah salah satu stan makanan yang menjual tteokkebi hot dog.

"Mau itu?" pertanyaan Felix dibalas dengan anggukan Kyuri.

"Aku juga mau!" teriak Minha ikutan.

Itu tteokkebi hot dog.

Setelah mendapatkan apa yang diingikan Kyuri, mereka menyusuri lagi pasar.

"Ini ga akan beli cendera mata atau apa gitu?" tanya Seungmin karena daritadi mereka hanya beli makanan.

"Makanan nomor satu min" jawab Hyunjin lalu menggigit tteokkebi hot dog yang ada di tangan Minha.

"Seungmin" Yena yang ada di samping Seungmin bersuara pelan sambil menarik pelan tangan Seungmin.

"Napa?"

"Pengen itu" ujarnya sambil nunjuk salah satu stan makanan.

Seungmin mengikuti arah tunjukan Yena lalu menarik tangan wanita itu.

"Ga usah sungkan. Aku kan suami kamu" ujar Seungmin sambil mengusak rambut Yena.

Mereka berdua kembali setelah membeli apa yang diinginkan Yena.

"Ihhh beli itu kok ga ngajak-ngajak!" teriak Minha saat melihat Yena sedang mengemut bbopki.

Ini bbopki. Ini tuh permen kalo kalian mau tau.

"Hyunjin ayo beli itu juga" tanpa menghiraukan Hyunjin yang tengah sibuk memakan tteokbokki, Minha menarik tangan nya menuju stan penjual bbopki.

"Gue nitip ha!" teriak Sunji.

"2 gitu" ujar Kyuri ke Sunji.

"2 ha!" teriak Sunji lagi.

Mereka duduk di salah satu kursi yang tersedia diluar pasar dan mulai memakan semua makanan yang sudah mereka beli tadi.

Felix mencari cara agar Kyuri tak menolehkan kepalanya ke arah belakang, karena kalau tidak dia pasti akan...

"Lixie~"

Terlambat, dia sudah melihatnya.

"Lixie... Jangan pura-pura tuli" Kyuri menggoyangkan tubuh Felix ke kiri dan kanan.

"Apa?" akhirnya Felix nyerah.

"Ada stan es krim"

Sudah Felix duga. Mari beri salam perpisahan pada uang Felix yang sebentar lagi pasti akan hilang dari dompetnya.

"1 aja ya" ujar Felix.

"1 mana cukup"

"Cukup"

"Ngga cukup"

"2"

"3"

"Kamu mau otak kamu beku?"

"Makanan masuknya ke lambung, bukan ke otak"

"Pokonya 2"

"Ayolah lixie~"

"2 atau ga sama sekali"

"Lixie~~"

Kyuri memperlihatkan aegyo andalan nya. Ia tak peduli aegyo nya ini akan dilihat oleh orang lain, apapun demi es krim.

"Serah kamu" ujar Felix akhirnya.

"Yipi. Mana uang nya?"

Felix mengeluarkan selembar uang pada Kyuri.




Cup!



Kyuri mengecup singkat pipi Felix lalu tersenyum dan lari menuju stan es krim.

"Aegyo nya boleh juga" ujar Jisung sambil melahap tteokbokki nya.

"Tunggu, dia tadi manggil lo 'lixie'?" tanya Sunji meminta penjelasan.

"Kita tuh dulu punya nama kecil gitu. Nama kecil aku Icung. Felix jadi lixie. Kyuri jadi riri. Hyunjin jadi jijin. Dan Seungmin jadi mong–"

Ucapan Jisung terhenti ketika Seungmin membekap mulut lelaki itu.

"Mong-mong" celetuk Felix tiba-tiba.

"Mong-mong? Lucu banget hahaha" Sunji tertawa terbahak-bahak tak memedulikan pandangan orang-orang yang aneh padanya.

"Lo ngajak ribut ya" ujar Seungmin pada Felix.

"Emang bener kan?" Felix berujar tidak peduli.

"Mong-mong" gumam Yena pelan.

Seungmin menatap Yena dengan pandangan was-was, takut di olok-olok seperti yang dilakukan Sunji sekarang ini.

"Namanya lucu, aku suka" lanjut Yena setelahnya.

Seungmin mengecup kening Yena lalu tersenyum.

"Hilih. Bucin dasar" ujar Jisung.

Tak sampai 10 menit, semuanya kembali berkumpul. Minha dan Hyunjin dengan 4 bbopki dan Kyuri dengan 3 es krim untuknya sendiri.








Gue harap ini ga cepet berakhir–

Tbc

Itu pantai namanya Guangalli beach dan beneran ada di Soyeong-gu, Busan. Kalo ga percaya, search aja sendiri.

Seniat itu aku bikin cerita:')

Bonus pict
↓↓↓

1 aja ya, sisanya aku lupa nyimpen di file yang mana:)


Vomment nya dong, biar aku nya niat!

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

Roomate [End] Af asta

Teenage Fiktion

848K 57.2K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
308K 55.5K 56
1% Bahagia 999999999999% sengsara Ya gitulah hidup kalo punya abang. "KENAPA SOPTEK SEMUAAAA SIHH ,JAJAN GUE NYA MANAAAAAAAA ABANGG!!!!!!!" © Bul...
143K 13.8K 38
[END] "Mulai sekarang Lo jadi adek gua" - Choi Soobin. "Anjir tiang listrik jadi kakak gue?" - Choi Aeri. "Gue denger goblok" - Choi Soobin. "Ya sant...
56K 5.8K 37
Kanaya Yonatha, seorang gadis kutu buku yg selalu di ganggu oleh Kaka kelasnya.Kim Sunoo entah itu memang takdir mereka berdua. Sunoo tidak sengaja...