THE NEIGHBOR - GMM✓

By JaneeeMay

159K 12K 1.7K

Book [1] The Neighbor - GMM Book [2] Crazy Rich Family [OhmNon side] #1 - ohmnon [December 2, 2020] #1 - GMM... More

Cast part 1 - Keluarga Adulkittiporn
Cast Part 2 - Keluarga Vihokratana
Cast Part 3 - Keluarga Ruangroj
01. Morning Day
02. Weekend
03. Love Message
04. Band Competition
05. Happy 3th Anniversary
06. Love Message (2) - Complicated
07. Five Request
08. Ruangroj Family Meet Oaujun Korn
09. Love Message 3 - Make You Mine
11. I think I... (2) - Peace, Love and Win
Talk with Jane
12. Older Couple in Bali
13. Relaxed, Meeting, Problem
14. What is Love?
Tay Tawan Vihokratana's Birthday🎉
15. Not Okay
16. Apologize
17. Love, Change, Painful
18. Everything Has Changed
19. Healing
20. Goodbye
21. My Lover, Pluem
22. I'm Yours, Chimon
23. Love-Hate Relationship
24. Absurd Couple
25. Closer
26. The Simple Things
27. Graduation
28. Italy, Rome
29. Italy, Venice
30. Confession; Let's Stay Together
31. Married; I Love You Forever
32. Be Happy Ever After
33. Marriage Life
34. MOMMA & DADDA
35. This Is Love
36. Family [END]
37. Epilog [Christmas Date]
Talk with Jane part 2 ✨
Talk with Jane 3 [Cinta GMMTV]❤️✨
38. Special Chapter
39. Special Chapter II : Happy New Year
Hi, guys! Surprise🥳
Crazy Rich Family [Ohm & Nanon]

10. I think I...

3K 282 48
By JaneeeMay

Hallo guys. Its's me... Jane and thank you for your vote and comment. Love, love, love you♡

Thanks udah baca cerita aku sejauh ini, semoga kalian terhibur dan menikmati setiap kata - perkata dalam ceritaku ini.

Oh guys, hari ini ada 5000 kata lebih dalam chapter ini. Semoga kalian enjoy saat membacanya.

Dan maaf kalau update-nya lama banget.

Happy reading!

🌈🌈🌈

Malam ini terasa sunyi di kediaman keluarga Adulkittiporn. Nanon masih memikirkan tentang nasib adiknya, dan ia baru saja mendapatkan cerita dari adiknya mengenai kisah percintaannya.

Chimon dan Pluem saling menyukai sejak lama dan Nanon baru tahu akan itu. Ia saja dan Pluem sering bertemu dan terkadang bermain bersama tetapi Pluem tak pernah bercerita apapun mengenai Chimon.

Ah, tentu saja. Pluem pasti malu dan tak enak kepada Nanon. Kan Chimom adik kesayangan Nanon.

Tok Tok Tok

"Tuan Nanon,"

Nanon bangun dari duduknya pada senderan tempat tidurnya dan membuka pintu. Ia melihat asisten rumah tangganya.

"Iya Mba, kenapa?" Tanyanya.

"Ini bunga buat Tuan."

Nanon melirik bunga itu dan menatap asisten rumah tangganya.

"Ini ada yang mengirimkannya untuk Tuan, tapi saya gak tau dari siapa." Ucapnya.

"Okay, makasih Mba." Ucap Nanon dan menutup pintu kamarnya setelah mengambil kiriman bunga itu.

Bunga matahari dan ada sebuah 'note' tertempel di batang bunganya.

[I think I'm interested in you.

Your future]

"Hah?"

"Siapa ya yang kirimin gue bunga?"

Nanon mencoba berpikir tapi di dalam otaknya tak menemukan jawaban apapun.

"Your future? Siapa?" Gumamnya.

Lantas Nanon menaruh bunganya di atas meja belajarnya dan menempelkan note yang ia dapatkan tadi di dinding kamarnya.

Nanon lantas menuju tempat tidurnya kembali dan berdoa, dalam doa ia berharap bertemu si pengirim bunganya. Ia penasaran, seperti apa sosoknya.

"Semoga mimpiku indah... berikan aku mimpi mengenai sosok yang memberikanku bunga matahari. Aku penasaran seperti apa sosok orangnya, apakah ia cantik dan baik?" Gumam Nanon dan ia terlelap.

Paginya...

"AAAAAAA..." Nanon terduduk dan melirik jam di atas nakasnya.

Jam menjukkan pukul 7.15 pagi.

Nanon mendapatkan mimpi yang buruk.

"Ya Tuhan..." gumamnya dan melirik ke arah meja belajarnya. Bunga mataharinya masih segar.

Lantas Nanon beranjak mengambil bunganya dan membawanya turun ke lantai bawah.

Nanon memanggil salah satu asisten rumah tangganya dan meminta vas bunga untuk bunga mataharinya.

Nanon kembali ke kamarnya dan menatap salah satu note yang ia dapatkan semalam.

"Gak mungkin! Ga mungkin dia kan?!"

Nanon kembali mengingat mimpinya.

"Nanon, aku menyukaimu. Will you be my boyfriend?"

"Ye—" dan Nanon terbangun.

"Enggak! Ogah, najis, brengsek sialan! Kenapa Ohm Pawat? Gue kira gue bakal mimpiin cewek cantik."

Nanon lantas menuju kamar mandi dan mandi.

○○○

Next day...

Siang ini begitu terik sekali, membuat Pangeran dari Keluarga Adulkittiporn menyejukkan tubuhnya dengan menyantap sekaleng soda dingin di kantin fakultas-nya.

Saat ini, ia sedang tak bersama teman - temannya dikarenakan ia kabur dari kelas. Ia merasa lelah, makanya ia memutuskan bersembunyi di kantin.

Saat sedang asik dengan minumannya dan menatap handphone-nya, ia dikagetkan dengan kehadiran...

"ELO!"

"Hello sweetheart."

"Ngapain lo ke sini? Ini bukan wilayah lo."

"Kangen kamu." 

Nanon menatap Ohm dengan wajah kesal.

"Stop bercanda! Ga lucu sama sekali." Ucap Nanon tak suka.

Ohm malah tersenyum, "siapa yang bercanda sih?"

"Gak usah banyak bacot ya kerdus indomie. Tujuan lo ke sini mau apa?" Tanya Nanon.

"Pertama, gue lebih suka mie sedap." Jawab Ohm.

"Kedua, tujuan gue ke sini mau minta lo untuk..." Ohm mengeluarkan berbagai macam buku dari dalam tasnnya dan juga laptop miliknya "Nih, bantu gue buat kerjain tugas." Ucapnya.

"Hah?! Gimana, gimana?!" Nanon menatap Ohm tak menyangka.

"Heh! Botol sirup marjan. If you forget, gue jurusan ekonomi. Sedangkan elu itu kedokteran. Jauh banget Bambang! Mana gue faham tugas lu gimana!"

Lantas saja Ohm langsung menjelaskan ke Nanon mengenai tugas - tugasnya. Nanon hanya perlu menyalin kata - perkata yang telah Ohm tandai di dalam buku paketnya.

"Oh, remember. Ini adalah permintaan kedua gue." Ucap Ohm. "Selamat mengerjakan, sweetheart."

"Tutup mulut lo atau ini tugas lo bakal gue kerjain asal - asalan." Lantas Ohm menjadi diam.

Dalam diamnya Ohm ia tersenyum dan menatap Nanon.

○○○

Next day...

Nanon berjalan dengan santai menuju arah parkiran mobil. Ia ingin cepat pulang karena lelah sekali, seharian ini selain menjadi babu dari seorang Ohm Pawat— ia juga lelah karena mengerjakan banyak tugas dari dosennya.

Dalam hati Nanon ia berkata, kapan penderitaannya ini berakhir. Ia juga muak karena setiap hari selalu bertemu dengan Ohm Pawat. Lalu, menuruti segala perintah Ohm membuatnya kesal dan juga capek. Belum lagi panggilan menggelikan yang selalu Ohm ucapkan setiap memanggilnya.

"Sweetheart!"

Okay, itu dia.

"Shit." Gumam Nanon.

Baiklah apalagi kali ini. Nanon telah siap mendengar berbagai macam kemauan sosok Ohm Pawat.

"Gue pulang sama lo." Ucap Ohm saat tepat berada di samping Nanon.

"Ke mana motor rongsokan lo atau mobil butut lo, huh? Oh iya, lupa... itu semua hanya kedok lo. Mana mobil mewah lo?"

Ohm menatap Nanon dengan wajah datarnya. Ohm tau, Nanon sepertinya sedang lelah saat ini, dia terlihat sangat bad mood.

"Mana kunci mobil lo, biar gue aja yang bawa mobilnya." Ucap Ohm. Nanon lantas menyerahkan kunci mobilnya.

Perjalanan saat itu terasa sunyi. Ohm dan Nanon tidak ada yang mengeluarkan suara, sampai akhirnya Ohm memberhentikan mobil Nanon di sebuah Rumah Makan Padang.

Ohm dan Nanon turun dan langsung mencari tempat duduk.

"Kita makan dulu, gue laper." Ucap Ohm. Nanon hanya menurut.

Ini adalah kali kedua, ia dan Ohm makan berasama. Rumah Makan Padang sangat berbeda dari warung milik Bude Godji, tetapi Nanon tak bisa menolak karena ini tentang makanan. Nanon suka sekali mengenai makanan.

"Gimana makanan Padang enak, 'kan?"  Tanya Ohm.

Nanon yang asik memakan rendang pun hanya menjawab dengan anggukan kepala. Ia jarang sekali makan— makanan seperti ini. Bahkan Nanon sampai memesan gelas kedua untuk es teh manis.

Setelah selesai makan, Nanon melihat meja mereka yang penuh dengan piring - piring bekas mereka berdua makan.

"Gimana, enak?" Tanya Ohm.

"Ya." Jawab Nanon. Ia kekenyangan.

"Lo yang bayar ya semuanya." Ucap Ohm ringan.

"Wait... what? Gue?" Tanya Nanon.

"Of course. Lo yang bayar lah. Lo kan anak orang kaya, masa bayar ginian doang gak bisa." Ucap Ohm.

"Shit! Brengsek lo. Tapi, lo yang ajak gue makan di sini ya kampret!" Ucap Nanon. "Kenapa gue yang harus bayar?!"

"Cepet lo bayar! Ini adalah salah satu permintaan gue." Ucap Ohm.

"Fuck you!" Ucap Nanon dan ia berjalan ke arah kasir diikuti Ohm.

Ohm tersenyum, ia berhasil membuat kesal Pangeran dari Keluarga Adulkittiporn.

Sedangkan Nanon, ia jelas saja kesal. Tapi, tak masalah baginya untuk membayar makanan pada hari ini, karena ya... makanan padang sangatlah enak. Nanon sangat jarang sekali makan - makanan seperti ini.

Sisa dua permintaan lagi dan ia akan bebas dan lepas dari Ohm Pawat. Nanon melebarkan senyumnya saat memasuki mobilnya.

"Kenapa lu senyum - senyum sendiri? Sawan lu?" Tanya Ohm.

"Enggak." Jawab Nanon.

Selama perjalanan pulang ke arah rumah Ohm. Mobil Nanon diisi dengan celotehan Ohm yang terkadang membuat Nanon kesal, bosan dan terkadang menerbitkan senyum di wajah Ohm.

Ohm tentu saja sengaja melakukan obrolan random agar Nanon bisa mengeluarkan berbagai macam ekspresi, entahlah... Ohm suka sekali melihat berbagai macam ekspresi Nanon. Lucu dan menggemaskan.

"Lu kalau mau ketawa, ya ketawa aja." Ucap Ohm.

Nanon hanya diam dan memasang wajah datarnya. Di mata Ohm itu sangatlah menggemaskan.

"Oh, Ohm. Kayaknya lo sudah gila." Batin Ohm.

"Apa iya gue suka Nanon?" Batin Ohm.

Radio di mobil Nanon menyenandungkan sebuah lagu dan ini adalah lagu yang sangat lama sekali, bisa dikatakan lagu legend.

Lantas Nanon menyaringkan suara radionya.

Nanon mengetukkan jari - jarinya pada stir mobil. Dan ia tersenyum sendiri.

"Lo suka lagu ini?"  Tanya Ohm sambil menatap Nanon.

Nanon mengangguk. "Ini lagu legend banget tau dan gue gak nyangka lagu ini diputar lagi di radio. Lu harus tau penyanyinya itu adalah salah satu idola Mamii gue." Nanon terkekeh diakhir.

"Mew Suppasit Jongcheveevat. Idolanya Mamii sama Adik gue, kata Mamii Mew Suppasit itu ganteng dan gue akuin doi emang ganteng banget sih. Dulu dia idola banget sebagai aktor tapi sayang... doi sekarang udah gak main film atau drama lagi dan malah fokus menjadi business man." Ucap Nanon. "Oh dan lagi... dia punya suami cakep juga. Siapa ya namanya..." Nanon tampak berpikir.

"Gupi?" Gumam Nanon.

"Gulf Kanawut Traipipattanapong." Ucap Ohm.

"Nah iya! Lo tau juga?" Tanya Nanon dan Ohm cuma diam.

"Mereka juga dulunya cinlok. Mamii gue tuh ngefans banget sama mereka, terutama Mew dan katanya Mamii mereka beberapa kali ketemu di acara perusahaan gitu." Ucap Nanon. "Mereka punya anak yang katanya pintar banget dan juga cakep, tapi sampai sekarang gak di kasih lihat anaknya siapa." Lanjut Nanon.

Nanon menghentikan mobilnya di depan portal masuk ke arah perumahan di mana Ohm tinggal.

"Kenapa gak sampai ke depan rumah lu sih? Kenapa harus di depan portal gini?"

"Gak perlu. Thanks ya." Ucap Ohm dan segera keluar dari mobil Nanon.

Nanon menatap kepergian Ohm dengan heran.

○○○

-Secret admirer-

Nanon terbangun di sore hari. Ia memutuskan langsung mandi saja dan setelahnya ia keluar dari kamar setelah sebelumnya memakai pakakaian rumahannya.

"Mamii, lagi apa?" Tanya Nanon dan duduk di samping Gun.

"Lagi nonton drama nih." Ucap Gun.

"Drama apa, Mii?"

"Drama Thailand. Ini drama The Shipper, lucu banget dramanya."

Nanon pun ikutan dengan Mamii-nya menonton drama dan tak lama di susul Chimon.

Ketika sedang asik menonton drama, mereka dikagetkan dengan bel rumah yang berbunyi.

Dan tak lama, asisten rumah tangga mereka datang dan membawa bucket bunga.

"Tuan Nanon, ini untuk Tuan," Ucapnya.

Nanon menerima bunganya, "makasih mba."

Nanon melihat bunganya dan menemukan note, ia segera menyimpan note-nya.

"Kamu mendapatkan bunga, siapa yang kirimin buat kamu, sayang?" Tanya Gun.

"Gak tau, Mii. Ini bunga kedua yang aku dapatkan." Jawab Nanon.

"Bang, kayaknya ada yang naksir Abang nih." Ucap Chimon.

"Nah, iya bisa jadi tuh. Ya ampun, anak - anak Mamii pada laku semua. Kalian udah pada dewasa, gak terasa banget." Ucap Gun dan ia memeluk kedua anaknya.

Nanon terdiam. Ia berpikir mengenai siapa sebenarnya yang mengiriminya bunga.

Nanon menyerahkan bunganya kepada asisten rumah tangganya agar ditaruh di vas bunga dan Nanon segera menuju kamarnya.

Sesampai di kamar ia melihat kembali isi note yang ia dapatkan.

[Now, I think I like you.

Your future]

Nanon menempel note itu ke dinding kamarnya. 

"Sebelumnya dia tertarik sama gue dan sekarang dia suka gue." Gumam Nanon.

"Sebenarnya... lo itu siapa?"

○○○

Perlombaan Band semakin dekat dan penentuan siapa pemenang lomba Band akan ditunjuk pada hari itu juga.

Waktu yang tersisa ialah 2 hari lagi. Nanon dan para sahabatnya semakin giat berlatih, walau ada saja yang menganggu Nanon. Siapa lagi kalau bukan Ohm Pawat.

Ohm terus merecoki Nanon dengan meneleponnya. Menanyakan keadaan Nanon, sudah makan atau belum atau beralasan ingin video call Nanon— ingin melihat proses nge-band mereka. Namun, Nanon adalah Nanon. Ia tak akan membiarkan Ohm bertingkah sesukanya.

"Gue perhatiin nih, lu makin nempel sama Ohm. Kalian pacaran?" Tanya Fiat.

"Helloooo... ya kali." Ucap Nanon.

"Kalian seperti orang pacaran, mana Ohm nempel mulu sama lo." Ucap Drake.

"Itu Si Ohm nya aja alay. Gak tau juga dah gue, kenapa tuh anak deketin gue mulu, enek gue." Ucap Nanon.

Drake tersenyum jahil. "Bilangnya aja enek tapi sebenarnya enak, entar juga lu naksir sama dia."

"Eh Non. Lu ngerasa gak sih, Ohm tuh beda banget sekarang sama lo. Dia agak berubah." Ucap Frank.

Nanon menatap para sahabatnya heran. Berubah?

Nanon menggeleng. "Enggak kok. Ohm tetap Ohm, gak ada yang beda. Masih Ohm yang sama. Tetap nyebelin, pengganggu dan he still my enemy."

"Oh really? Ada ya musuh menghabiskan waktu bersama. Kemarin - kemarin lu di kantin bersama musuh lo, pulang bersama musuh dan makan bersama musuh." Ucap Fiat.

"Anda masih ingin menyangkal?" Tanya Drake.

"Ohm kayaknya suka lo deh." Ucap Frank.

Nanon memutar bola matanya malas. "No way!"

"Kalau pun dia suka gue. Maaf gue enggak!" Ucap Nanon.

"Jangan benci berlebihan gitu. Awas aja lo suka sama Ohm." Ucap Drake.

"Benci menjadi cinta itu nyata loh. And then, jatuh cinta sama musuh sendiri itu beneran ada juga. Nyata." Ucap Fiat.

"Guys, kalian terlalu banyak nonton sinetron tau gak sih. Udah, stop ya. Lebih baik kita lanjut latihan lagi." Ucap Nanon dan para sahabatnya hanya mengikuti saja.

Well, Nanon mulai memikirkan tentang perkataan sahabatnya.

🍃🍃🍃


Ohm berada di ruang musik milik Papa-nya. Di sini ada para sahabatnya. Mereka berkumpul untuk berlatih, karena perlombaan semakin dekat.

Para sahabatnya Ohm selalu memperhatikan gerak - gerik Ohm. Ohm tak henti - hentinya memainkan ponsel-nya, sesaat anak itu memasang ekspresi senyum, tertawa atau memasang ekspresi wajah cemberut.

"Bro are you okay?"  Tanya Khaotung.

"Yeah Ohm, for a moment you laugh and then you frown. Are you okay?"  Tanya Prame.

"Are you bipolar?" Tanya Marc.

Ohm lantas menatap para sahabatnya.

"Gila ya kalian. Ya enggak lah!" Ohm menatap kesal sahabatnya.

"Ya habisnya... lu aneh banget Ohm. Lu sibuk sendiri dari tadi, and you know... kita sudah kelamaan santai." Ucap First.

"Ayo latihan lagi!" Ucap Marc.

First pun mendekati Ohm dan melirik handphone-nya.

"Ya ampun nge-bucinin Pangeran Nanon Korapat Adulkittiporn rupanya guys!" First pun akhirnya meledek Ohm dan tentu saja diikuti sahabatnya yang lain.

"Ternyata yang dari tadi lu video call selama kita latihan itu Si Nanon?" Tanya Prame.

"Punya panggilan sayang dong. Sweetheart!" Tawa Marc pecah.

Ohm tentu saja di ledekin para sahabatnya habis - habisan.

"Ya ampun. Ohm Pawat sekarang sudah mulai bucin ya." Goda Marc.

"Jangan kelamaan di mainin gini, bro. Kalau lo berantem mulu sama Nanon, gimana dia bakal tahu kalau lo naksir dia? Nih ya, yang ada dia malah makin gak suka sama lo, tetap aja dia benci sama lo." Ucap Khaotung.

"Gua udah gak pernah mainin Nanon. Gue cuma cari perhatian dia aja, menurut gue dengan begini... Nanon pasti gak akan pernah lupain gue, dia bakal terus mikirin gue." Ucap Ohm.

"Hah? Aneh lo. Lo kalau naksir orang ya harus memperlakukan orang itu dengan baik— bukannya bikin tuh orang darah tinggi dan kesal sama lo. Otak lu kayaknya geser deh, Ohm." Ucap First.

"Lu kan dulu fakboi ya. Gunain tuh jurus - jurus fakboi lu buat deketin Nanon." Ucap Prame.

"Heh! Ngadi - ngadi lo. Jangan begitu ke Nanon, lu macem - macem sama Pangeran Adulkittiporn bisa tinggal nama doang." Ucap Khaotung.

"Jadi Ohm, apa saja yang udah lu lakuin selama dekatin Nanon?" Tanya Khaotung.

"Menghabiskan waktu sama dia seperti yang kalian tahu selama beberapa hari ini. Gue makan bareng dia, pulang - pergi sama dia, jalan - jalan sama dia." Ucap Ohm.

"Bagus sih. Udah bagus banget tuh habisin waktu bareng." Ucap First.

"Nah, lu tinggal kurang - kurangin tuh kelakuan kek anak dajjal lo. Biar Nanon gak kemusuhan mulu kalau sama lo, kasihan tau dia... masih muda udah darah tinggi mulu tiap deketan sama lo." Ucap Marc.

First terkekeh. "Masih muda udah punya riwayat darah tinggi."

Mereka pun tertawa bersama karena kata - kata Marc. Emang dasar kurang ajar, anak orang di jadiin bahan gibah.

"Permisi Tuan, ini minuman dan cemilannya." Ucap asisten rumah tangga di rumah Ohm.

"Oh iya, makasih Bi." Ucap Ohm.

"Oh iya Ohm. Apa Nanon tau kalau lo aslinya tajir?" Tanya Prame.

Ohm mengangguk. "Di hari pertama kita jalan bersama, gue ajak dia shopping dan gue jemput dia pakai mobil lambo gue. Dia shock banget cuy."

Iya shopping. Gue yang shopping, Nanon jadi babu. Batin Ohm dan ia sedikit meringis, karena di awal dia jahat banget ke Nanon.

"Terus?"

"Ya, gue gak banyak kasih tau soal keluarga gue sih. Biar nanti aja kalau gue udah dapatin dia, baru deh gue kasih tau yang sejujurnya." Ucap Ohm. "Nanon beda banget sih. Walau dia tau gue kaya, dia biasa aja dan malah terkesan cuek. Gue jadi gak ragu buat makin deketin dia." Lanjutnya.

"Lu udah suka banget ya sama dia?" Tanya Khaotung.

"Suka banget!" Ohm tersenyum senang.

"Bau - baunya sih bakal bucin banget." Ucap First.

🍃🍃🍃

○ Gladi Bersih...

Nanon baru saja memarkirkan mobilnya dan ia bertemu dengan Ohm. Lantas Nanon hanya melewati Ohm begitu saja, namun Ohm tak tinggal diam— ia mengikuti Nanon dari belakang.

Sesampainya di dalam tempat acara, sangatlah ramai oleh para kru - kru. Dan Nanon dapat melihat para sahabatnya yang berbaur dengan teman satu Band-nya Ohm.

"Guys, kalian akrab banget sih sama mereka?" Tanya Nanon yang baru saja sampai dan langsung menghampiri para sahabatnya.

Frank menatap Nanon, "kenapa emangnya? Mereka baik kok ke kita. Lagian ya Non, ingat... jangan berlebihan benci orang lain. Gak baik."

Nanon pun memasang wajah cemberutnya. Selalu saja seperti ini.

"Lu juga... bukannya sama Ohm udah baik - baik ajakan." Bisik Fiat.

"Baik apaan? Dia masih aja suka jailin gue." Ucap Nanon.

"Udah lah Non. Kalau di lihat - lihat nih ya, Ohm udah bersahabat banget sama lo." Bisik Drake.

"Ck, itu semua karena gue ini babunya. Kalian ingetkan yang masalah perjanjian gue sama Ohm? Dia baikin gue ya karena itu dan juga dia masih aja nyebelin!!!" Ucap Nanon dan duduk agak menjauh dari sahabat - sahabatnya.

"Teman kalian, okay?" Tanya First.

Drake tersenyum. "Dia lagi mode bad mood. Diamin aja ntar baik sendiri."

"Btw, kalian tau gak. Salah satu jurinya nanti adalah Mew Suppasit loh. Kalian tau Mew Suppasit gak?" Tanya Fiat.

Geng Blacklist lantas saling meleparkan pandang.

"Kalian semua gak ada yang tau Mew Suppasit? Dia padahal terkenal loh, ya walau pada masanya dia sih... tapi lagu, drama atau film yang di mainkan terkadang di putar di televisi." Ucap Frank.

"Dia nanti akan menjadi salah satu juri di acara ini loh." Ucap Fiat.

Fiat memamerkan foto Mew Suppasit dan tentu saja Geng Blacklist memperhatikannya.

"Kalau kalian tanya para orangtua kalian, pasti mereka tau. Orangtua gue penggemar Mew Suppasit, makanya gue tau. Apalagi Papa gue kenal sama Mew Suppasit, soalnya Papa gue pernah menjadi photographer nya Mew Suppasit." Ucap Fiat.

"Wah, keren!" Sahut First.

"Gulf Kanawut sama Mew Suppasit menikah karena cinta lokasi. Gue beberapa kali pernah nonton drama mereka, walau udah puluh tahun lalu tapi tetap aja... keren!" Ucap Drake.

"Kalian tau gak sih anak dari Mew dan Gulf katanya kuliah di kampus kita? Siapa ya anak mereka?" Tanya Frank.

"Gak tau deh gue." Sahut Marc.

"Anak Mew sama Gulf, kuliah di kampus kita?" Tanya Nanon.

"Udah baikkan Non?" Tanya Fiat.

"Hmm."

"Udah sih, bahas Mew sama Gulf mulu." Ucap Prame dan diakhiri kekehannya.

Tak lama giliran Band Nanon yang melakukan gladi bersih.

Selama Band Nanon— The Gifted manggung. Ohm tak melepaskan pandangannya dari Nanon, ia tersenyum menatap Nanon yang dengan serius bernyanyi dan sedikit - sedikit menggerakkan badannya mengikuti irama musik.

I think I love you...

Ohm tersenyum.

"Ohm," Prame menyadarkan Ohm. "Lihat tuh siapa yang datang." Bisik Prame.

Ohm diam dan ikut menatap siapa yang datang pada acara gladi bersih hari ini.

"Selamat siang semuanya."

Setelahnya The Gifted selesai dengan latihan mereka.

Fiat dan Drake sedikit bersorak. Mereka melihat orang yang tadi mereka bicarakan.

"OH MY GOSH," Drake menutup mulutnya. "Mew Suppasit." Gumamnya.

"Oh Pak Mew. Selamat datang di acara gladi bersih kami dan terimakasih telah berkenan hadir pada hari ini, saya sebagai pemilik acara sangat senang sekali bahwa Bapak bisa membantu menjadi juri di acara perlombaan besok." Ucap si pemilik acara.

"Sama - sama Pak. Saya juga senang bisa turut hadir dan menjadi juri untuk acara besok, semoga berjalan lancar ya acara besok." Ucap Mew.

"Mari Pak, silahkan duduk di sini." Ucap si pemilik acara.

"Blacklist— ayo gladi bersih." Ucap panitia.

Ohm dan teman - temannya lantas menuju ke atas panggung  dan bersiap - siap.

"OMG! Beneran Mew Suppasit anjir. Gue foto ah, kirim ke Mama gue." Ucap Fiat.

"Gue juga lah. Mama gue beberapa kali ketemu Mew Suppasit tapi karena Papa gue posesif ya mana bisa Mama gue sapa - sapaan sama Mew." Ucap Drake.

Benar - benar anak yang baik dan berbakti sekali Fiat dan Drake. Mereka memotret seorang Mew Suppasit diam - diam dan membagikannya untuk Mama mereka. Dan, lumayan sekali mereka menyimpan foto aktor tampan keturunan Thailand - China - Indonesia tersebut.

Frank hanya memperhatikan saja tingkah sang kekasih, ya begitulah Drake Laedeke Sriphothong. Jika sudah mengidolakan seseorang ia akan sangat excited sekali dan melihat Drake bahagia tentu saja membuat Frank bahagia juga.

"Babe, lebih baik kita minta foto saja dengan Mew Suppasit. Biar aku yang meminta izin untuk foto dengannya, bagaimana kamu mau?" Tanya Frank dan mendapat anggukan bahagia dari Drake. "Ayo sayang, aku mau banget!" Ucap Drake bahagia.

"Fiat, Nanon. AYOO!" Drake tentu saja mengajak sahabatnya juga.

Sesampainya di depan Mew Suppasit.

"Permisi," ucap Frank. "Paman Mew, boleh kah kami berfoto dengan Paman?" Tanya Frank.

Mew Suppasit tersenyum dan berdiri dari duduknya. "Mari kita berfoto." Ucapnya.

Drake dan Fiat lantas berebut foto dengan Mew. Sampai akhirnya Drake di kanan dan Fiat berada di kiri, mereka foto bersama— lalu bergantian.

"Non, lu sana foto juga terus kasih tau Mamii lo. Mamii lo kan nge fans sama Paman Mew Suppasit." Ucap Fiat.

"Kamu Nanon kan?" Tanya Mew. Lantas Nanon mengangguk dan menatap Mew heran. "Saya tahu kamu karena kamu anak Off dan Gun, mereka teman saya." Ucap Mew dan Nanon mengangguk paham.

"Saya mau foto boleh?" Tanya Nanon. "Tentu saja, kemari." Ucap Mew dan langsung merangkul Nanon.

Nanon merasa malu, namun ia tak kuasa untuk tak menampilkan senyum bahagianya. Sampai lima kali berfoto— Nanon mengakhiri acara berfotonya. Ia rupanya banyak mengobrol dengan Mew, lebih tepatnya Nanon banyak berbicara.

"Mamii sangat mengidolakan Paman, kata Mamii— Paman Mew sangatlah tampan." Ucap Nanon. "Paman jangan cerita ke Mamii atau Papii ya kalau Nanon cerita gini, nanti Papii cemburu." Nanon pun tertawa diakhir kalimatnya dan Mew tentu saja juga ikut tertawa.

"Kamu lucu sekali, Non." Ucap Mew.

Nanon tentu saja sudah blushing. Siapa sangka seorang aktor yang seumuran Papii nya ini masih terlihat tampan di usianya yang sudah hampir kepala lima. Ya ampun, tampan sekali.

"Paman punya anak yang seusia denganmu." Ucap Mew.

"Benarkah? Pasti dia cantik sekali." Ucap Nanon.

Mew tertawa. "Dia tidak cantik, karena dia seorang pria— dia tampan dan badannya hampir sama besar dengan Paman." Nanon lantas membayangkan kira - kira seperti apa anak dari pasangan Mew dan Gulf.

"Paman, aku dengar obrolan dari para mahasiswa ataupun mahasiswi di kampus... anak Paman berkuliah di kampus yang sama denganku. Universitas Grammy, apakah benar?" Mew mengangguk. "Siapa Paman? Mungkin saja aku kenal atau aku bisa saja menjadi temannya." Mew menepuk bahu Nanon. "Cari tahulah sendiri." Mew tersenyum.

"Non, ayo kita pulang." Ucap Frank menegur Nanon.

"Oh, oke." Ucapnya. "Paman, terimakasih untuk hari ini. Aku senang bisa bertemu Paman, aku harus pulang sekarang. Sampai jumpa besok Paman." Ucap Nanon dan berdiri dari duduknnya. Sebelum ia pergi— ia teringat sesuatu. "Salam untuk Istri Paman dan anak Paman." Ucapnya dan pergi setelah memberi salam.

Mew hanya tersenyum melihat kepergian Nanon, anak dari temannya itu lucu sekali dan banyak bicara benar - benar mirip sekali dengan kedua orangtuanya.

○○○

"MAMII, PAPII, CHIMON!"

"Nanon! Astagaaa, ada apa sih sampai teriak begitu?" Tanya Gun.

"Tau nih, masuk rumah tuh ya menyapa dengan baik dan santai aja. Oh, gak lupa salam dulu. Lah ini, langsung teriak - teriak kayak ada apaan saja." Ucap Off mengomeli anaknya.

"Jadi, ada apa?" Tanya Gun.

Nanon memamerkan fotonya dengan Mew Suppasit.

"OMG! BAGAIMANA BISA?"

"Bisa dong, Mii. Mew Suppasit jadi juri buat di acara perlombaan aku besok!!!"

"Okay, Mamii gak jadi telat nontonin lomba kamu. Mamii bakal batalin meeting besok siang buat nonton Mew— eh maksud Mamii buat nonton dan support band kamu." Ucap Gun dan memeluk Nanon.

Off menatap istrinya tak bersahabat. Gun tahu dan membalas menatap Off dengan senyum termanisnya setiap Off dalam mode kemusuhan.

"Papii~" goda Gun.

"Baby, kamu tuh kenapa ganjen banget sih? Suka banget buat aku kesal." Ucap Off kesal.

Gun lantas memeluk suaminya dan seperti biasa mencium leher dan pipi suaminya. Itu adalah kebiasaan Gun— jika sudah dalam mode manja dan sayang - sayangan dengan Off. Lantas jika sudah seperti ini Off tak bisa kesal lagi, menolak semua rayuan atau gombalan adalah 'tanda merah' baginya— karena Gun akan menjauhi Off dan itulah kelemahan Off.

"Papii, sayang dan cinta Gun hanya untuk Papii."

Okay, Nanon sudah tak tahan. Ia lantas pergi dan ketika menaikin tangga ia melihat Adiknya baru akan turun, karena Nanon baik dan sayang Adiknya— ia menarik Chimon kembali naik.

"Kenapa Bang?" Tanya Chimon.

"Jangan turun, Mamii sama Papii lagi ngebucin." Ucap Nanon dan Chimon paham.

Sesampai di kamar Nanon, ia kembali memamerkan foto ketika berfoto dengan Mew Suppasit.

"Wah, Paman Mew yang kita tontonin dramanya sama Mamii— gak berubah ya. Masih ganteng banget walau sudah gak muda lagi." Chimon tersenyum dan terus - menerus memuji ketampanan Mew.

"Gak ada Gulf Kanawut nya, Bang?" Tanya Chimon.

"Gak ada. Dia gak jadi juri soalnya, Mew kan ada di acara Abang karena ditunjuk untuk menjadi juri." Ucap Nanon.

Nanon lantas mengambil baju rumahannya dan menuju kamar mandi untuk mandi.

🍃🍃🍃

Ohm merebahkan badannya, lelah sekali badannya. Sehabis gladi mereka langsung pulang dan sahabat - sahabatnya memutuskan untuk bermain dahulu di rumah Ohm dan tentu saja membuat Ohm tak bisa langsung istirahat dan badan Ohm jika sudah bermain— bagaikan lupa akan lelah.

"AHH GILA CAPEK!" Ohm mengguling - gulingkam badannya.

Di kala capek melanda, ia malah mengingat perkataan para sahabatnya.

"Kalau mau mendekati Nanon, ajak damai dulu."

"Buktiin ke Nanon kalau lo mau berteman."

"Baik - baik ke Nanon."

"Nanon bakal baik kalau lu baik juga ke dia."

"Jangan suka buat Nanon kesel, ntar dia tambah benci ke lu."

Terngiang - ngiang perkataan sahabatnya.

"Okay, okay, okay. Jadi gue harus lebih deketin Nanon, gue harus akur, ajak damai. Okay, okay, gue paham." Ucap Ohm. Lantas ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.

"Ya Tuhan, lancarkan lah niat baikku." Ohm meyakinkan dirinya.

"Widih... doa gue di denger Tuhan nih." Gumam Ohm.

"Ini beneran Nanon bukan sih? Kok kagak galak? Dia baik - baik aja kan ya?" Gumam Ohm. "Eh, ya mudahan aja si Nanon emang udah bosen juga kayak gue... berantem muluuuu."

"Ahh, kok gemessss!" Ohm memeluk gulingnya dengan menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri.

"Fix, I think I like you."

"Wait for me. I will make you mine." Ohm tersenyum menatap layar handphone-nya.

🍃🍃🍃

Ceklek

Nanon keluar dari dalam kamar mandi yang berada di kamarnya. Kini— ia badannya telah segar setelah mandi.

"Loh, Chimmy masih di kamar Abang?"

Chimon yang tersenyum - senyum menatap handphone Nanon pun, lantas menormalkan ekspresi wajahnya.

"Eh, iya Bang. Keasikan liat foto Mew Suppasit. Duh, ya ampun daddy sugar banget yaaa." Chimon tertawa diakhir kalimatnya. Nanon yang melihat itu hanya tersenyum, hmm... mencurigakan.

Nanon menjulurkan tangannya. "Handphone." Ucapnya.

Lantas Chimon menyerahkan handphone milik Nanon, "Bang, aku inget ada janji video call sama Kak Pluem. Bye!" Chimon langsung keluar dari kamar Nanon dengan terburu - buru.

"Bucin banget lo bocah!"

Nanon menggeleng dengan tingkah Adiknya. Anak semanja Chimon bisa nge-bucin juga. Gak nyangka banget gue tuh.

Nanon pun memainkan handphone-nya. Mulai dari melihat instagram sampai mengecek pesan - pesan yang masuk di whatsapp nya dan mata Nanon melotot melihat kontak Ohm yang sebenarnya setiap dia melakukan komunikasi dengan Ohm— setelahnya akan dia archive, karena malas melihat nama kontak Ohm.

"Hahaha..." Nanon tertawa melihat isi pesannya.

Wajah Nanon penuh emosi, tapi ia tak bisa memarahi Adiknya karena Chimon pasti akan mengadu kepada Mamii dan Papii.

"CHIMON!!!"

"Bodo amat dah gue." Nanon pun karena kesal segera pergi menuju kamar Chimon.

"HEH! BUKA PINTU KAMAR LO!"

"DASAR YA LO CABE - CABEAN!"

"BUKA PINTU KAMAR LO SEKARAAAAANG!"

Off dan Gun pun menghampiri Nanon yang mengamuk di depan kamar Chimon.

"Ada apa sih, Non? Kamu berisik banget kayak tetangga sebelah." Ucap Off yang terheran - heran melihat sikap anaknya.

"Ini Pii, Si Chimon nyebelin banget! Dia tuh sembarangan banget buka - buka chat aku." Nanon mulai mengadu.

"Mon!" Panggil Gun sambil mengetuk pintu kamar Chimon.

"Ayo Pii, Mii. Marahin Chimon dong, tegur dia biar gak sembarang buka - buka hal privasi aku." Nanon mulai memanaskan suasana. Biarlah sekali - kali Adiknya itu terkena omel.

Tak lama, Chimon membuka pintu kamarnya. Terlihat jelas cengiran Chimon yang selalu bisa membuat Mamii luluh... tapi, Nanon takkan membiarkannya. Nanon dengan kesal menjewer telinga Adiknya.

"Mau gue tampol lo, hah!" Omel Nanon.

"Eh, Non, astagaaa! Adiknya kok di jewer." Gun mencoba memisahkan pertengkaran anaknya.

Off tak tinggal diam, ia malah menarik Gun dan membiarkan anaknya bertengkar.

"PAPII, PISAHIN ANAKNYA. KOK MALAH JAUHIN GUN!"

"Eh iya, baby." Ucap Off dan kini ia berada di tengah kadua anaknya. "Ayo masuk ke kamar Chimon." Ucap Off dan menarik kedua anaknya.

"Papii~" Off menoleh ke belakang dan Gun masih di depan kamar Chimon. "Kok aku ditinggal sih, sini tarik aku." Gun menjulurkan kedua tangannya agar ditarik Off.

"Ya ampun berasa ngurus tiga anak." Gumam Off. "Untung gue cinta mati banget sama Gun." Lanjutnya.

"Bucin banget ya ampun, udah tua juga." Gumam Nanon.

"Idih... jomblo sirik aja. Lu bakal ngerasain bucin juga nanti kalau udah jadian sama Kak Ohm." Kata Chimon dan memamerkan senyum jailnya.

"Dasar Adik laknat! Kok lo jadi nyebelin sih, Mon. Pengen tak hih." Nanon berucap dengan gemas.

"UDAH KALIAN BERDUA DIAM!" Gun mode galak tapi gak kelihatan galak.

"Kalian jarang bertengkar, sekali bertengkar pasti masalahnya gak jelas. Jadi, kali ini masalah apa? Kaos kaki hilang lagi? Meminjam sepatu tapi gak izin atau masalah game? PS kalian rusak?" Tanya Gun dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Bukan Mii." Jawab kedua anaknya.

"Lalu, kali ini masalahnya apa? Cepat bilang ke Mamii."

"Seperti yang tadi Nanon bilang. Chimon itu buka - buka hal pribadi Nanon di handphone. Dia chat Ohm, Mii." Nanon merengut tak suka.

"Eh? Mon?!" Gun menatap Chimon tajam. "Kamu chat pacar Abang kamu? Kok begitu sih, kan kamu sudah pacaran sama Pluem."

Nanon menggeleng. "Mii, gak gitu! Kok Ohm pacar aku?!"

"Loh, Ohm bukan pacar kamu Non?" Tanya Off.

"Bukan, Papii. Dia temen aku aja kok."

"Papii sama Mamii kira dia pacar kamu." Ucap Off.

"Ohm itu baik loh anaknya Non, kelihatannya juga sopan." Ucap Gun. "Ih Mamii suka deh, kalau calon - calon mantu Mamii tuh seperti Pluem dan Ohm. Kalian tuh hebat banget kalau cari pendamping hidup, kalau begini tuh Mamii lega mau melepas kalian— gak khawatir." Lanjut Gun berucap.


"No, no, no. Papii masih harus sidang pilihan kalian. Enak aja, mau langsung milikin anak - anak Papii. Pokoknya, Pluem dan Ohm... gak akan lepas gitu aja!" Ucap Off.

"Ini kenapa jadi bahas calon - calonan sih. Dengerin ya... Ohm bukan pacar Nanon, dia cuma temen— eh, musuh." Ucap Nanon. "AH SUDAHLAH, GAK JELAS BANGET INI." Nanon beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar Chimon.

Gun menatap Chimon. "Kamu tuh ya! Kamu apain Abang kamu, hah? Jangan usilin Abang kamu bisa gak sih? Dia besok ada lomba, jangan buat dia down. Nanti dia kepikiran tahu. Kamu tuh masih aja gak hapal sama sifat Abang kamu, dia kan baperan Mon."

Chimon diam dan mendengarkan nasihat panjang lebar dari Mamii-nya.

"Paham gak sih Mamii ngomong apa?"

"Iya Mii."

"Jangan cuma iya, iya aja Mon!"

Jadi, ini aku harus jawab apa? Kenapa sih orangtua kalau ngomong selalu gitu. Bikin bingung.

"Pii, kasih tau itu anaknya." Ucap Gun.

Off pun turun tangan.

"Mon, dengerin apa kata Mamii kamu. Jangan nakal lagi ya. Emang kamu tadi bikin masalah apa sampai Abang kamu marah gitu?"

"Maafin Mon ya Mii, Pii. Tadi Mon, gak sengaja baca pesan masuk di Whatsapp punya Abang, nah pesannya dari Kak Ohm— Mon iseng balasin pesannya. Abang yang tahu pun jadinya marah." Ucap Chimon. "Mon tahu Mon salah, Mon nyesel. Tapi Mii, Pii... ada positifnya juga. Si Abang sama Kak Ohm baikkan gak musuhan lagi, mereka damai sekarang dan... kelihatan banget sih sepertinya Kak Ohm suka sama Bang Nanon." Ucapnya.

Gun dan Off saling pandang. "Ya sudah lah. Sekarang kamu tidur dan jangan lupa besok minta maaf sama Abang kamu dan juga semangatin dia ya... supaya dia semangat lomba besok dan Band dia jadi juara." Ucap Gun.

"Oke Pii, Mii. Malam Mamii, Papii." Ucap Chimon.

"Malam juga sayang, mimpi indah." Ucap Gun.

Chimon segera merebahkan badannya. Off dan Gun menuju pintu kamar dan tak lupa Off mematikan lampu kamar Chimon, setelahnya Gun menutup pintu kamar Chimon.

"Papii~" Gun memeluk lengan Off.

"Kenapa, baby?" Tanya Off.

"Besok kita harus luangkan waktu buat anak - anak kita, terutama saat ini si Abang. Pokoknya semaksimal mungkin besok kita harus nonton acara lomba Abang sampai selesai!" Ucap Gun semangat.

Off menatap Gun dengan wajah meneliti, "ini bukan karena ada Mew Suppasit kan?"

Gun hanya memamerkan cengirannya dan segera berlari ke kamar.

"Baby!!!" Off segera menyusul.

🌈🌈🌈

Aku harap kalian sangat menikmati membaca ceritaku ini ya. Dan kuharap kalian gak enek membaca ceritaku ini, karena ya moment - moment 'sweet' nya yang sometimes alay gitu hahahaha.

Aku menulis sesuai dengan ide dan khayalanku (halu) hahaha. Semoga kalian suka yaa:)

Jadi siapa di sini yang melayarkan kapal - kapal ini :

1. Off - Gun
2. Ohm - Nanon
3. Pluem - Chimon

Kalau kalian suka cerita aku boleh dong tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comment. Supaya aku rajin update dan agar ceritanya makin menarik.

Kalian juga bisa banget follow aku wattpad aku ini dan juga share cerita aku ke teman-teman kalian yang juga suka banget sama aktor Thailand yang ada di cerita aku ini. Terimakasih:)

Thank you and bye!❤️


Love, Jane. (Istri Nanon Korapat)

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 64.9K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
76.7K 7.8K 34
FIKSI
178K 12.9K 40
Boys Love Dunia Yaoi Dewasa (Rate_M) 🔞 Mpreg (Ukenya punya anak) . JoongDunk NeoLouis . Summary : Dunk dan Louis adalah sahabat baik dan memiliki...
157K 12.4K 35
Menjadi Ayah diusia muda memang sebuah tantangan untuk Bright, seorang ketua OSIS yang disegani satu sekolah. Sialnya, sosok yang mengandung anaknya...