Arigatou, Toru-san! | Toru Ya...

By 10969kth

7.6K 924 192

[MELARIKAN DIRI KE JEPANG MEMBUATKU TERLIBAT SKANDAL KENCAN DENGAN SEORANG ANGGOTA BAND TERKENAL] Dulu, sendi... More

Prologue
[1] Decision
[2] The Beginning
[3] Suddenly
[4] Deeper Deeper
[5] you can do(everything)
[6] My sweet baby
[7] Fight the Night
[8] Mighty Long Fall
[10] Nobody's Home
[11] Never Let This Go
Intermezzo [Lovestagram]
[12] Memories
[13] Wherever you are
[14] CONVINCING
[15] NO SCARED
[16] Smiling down
[17] Crazy Botch
[18] Riot!!!
[19] Heartache
[20] The Way Back
Epilogue
Dear, Bucinnya Om Toru
1

[9] Hard to Love

277 36 18
By 10969kth

9 November 2019

Siang ini aku sedang bersama Toru di dalam mobilnya. Setelah latihan tadi dia langsung menjemputku. Dia akan mengajakku ke kedai ramen miliknya. Katanya dia ingin mengingat lagi pertemuan pertama kami. hilih

"Kenapa kau cepat sekali jatuh cinta?" tanyaku saat kami sudah duduk di dalam kedai ramen. Aku baru tahu kalau tempat ini juga terdapat private room.

"Kau juga."

Aku memukulnya karena malu. Benar juga. Kenapa aku juga cepat sekali jatuh cinta padanya?

Aku berdehem sebelum bertanya lagi. "Maksudku, kenapa kau menyukaiku?"

"Hal pertama dari seorang gadis yang bisa menarik perhatianku adalah senyumannya. Kau tersenyum padaku waktu itu. Manis sekali." hilih

"Hanya karena senyuman? Kau kan baru mengenalku belum genap sepuluh hari, bagaimana dengan sifatku yang lainnya?" tanyaku lagi masih penasaran.

"Seorang novelis menciptakan tokoh yang mereka buat, termasuk sifat dan karakternya. Kau bisa paham bagaimana tokoh yang kau ciptakan. Secara tidak langsung, kau akan belajar lebih peka reaksi orang sekelilingmu dan tahu bagaimana cara menanggapinya. Kupikir kau bisa membaca suasana hati. Kau juga bisa membuatku nyaman selama berada di dekatmu. Sebenarnya aku juga menyukai gadis yang natural dan berambut panjang," ujarnya panjang lebar.

"Lalu kenapa kau berkencan dengan Ayaka? Rambutnya kan pendek. Dan kenapa kalian putus?"

"Sudah kubilang hal pertama yang menarik perhatianku adalah senyuman, kalau rambut panjang itu bonus. Soal Ayaka, sifat aslinya membuatku tidak nyaman." Raut wajah Toru berubah.

Aku baru ingat kalau rambutku juga pendek. "Aku akan memanjangkan rambutku mulai sekarang." Aku tersenyum padanya.

"Kau bahkan tidak menanyakan lagi tentang Ayaka, kau memang bisa membaca suasana hatiku."

"Ya ya ya. Itu terserah kau."

"Lalu kenapa kau juga bisa menyukaiku?" tanyanya.

"Tidak tahu juga. Hanya saja, kau memperlakukanku dengan baik."

Kami banyak mengobrol tentang banyak hal. Dia mulai terbuka padaku. Aku banyak mengetahui hal baru tentangnya. Aku juga menceritakan masalahku yang sebenarnya. Bersama orang yang tepat memang menyenangkan.

Toru mengajakku ke Tokyo Ginko Avenue setelah makan. Sepertinya dia sangat ingin nostalgia. Aku memakai masker kali ini. Sedangkan Toru dengan santai berjalan tanpa masker. Seperti aku yang jadi Artis di sini.

Sudah kubilang padanya kalau aku masih belum siap wajahku menjadi sorotan banyak orang dan dia tidak mempermasalahkan itu. Dia akan menunggu sampai aku siap. Sore ini kami jalan beriringan dan bergandengan tangan di area taman ini.

Akan kukatakan sekali lagi. Sejak aku mengenal Toru, sendirian sungguh hal yang menyebalkan. Dan kurasa mulai saat ini, sesuatu yang tanpa Toru adalah hal yang sangat menyebalkan.

*

"Kenapa? Aku tidak akan melakukan apa-apa padamu," ujar Toru saat kami sudah di parkiran apartemennya dan aku masih diam mematung.

"Ih bukan begitu. Kenapa kau selalu mengatakan hal-hal seperti itu, sih?"

Dia tertawa. "Ayo masuk, aku punya banyak buku di dalam."

Hm. Modus.

Kami berdua melangkah masuk. Aku berjalan di sisi kiri Toru. Tiba-tiba tangan kirinya merangkul pundakku. Tangan kanannya juga bergerak untuk menutupi bagian wajahku. Aku tersentak namun tetap mengikutinya berjalan karena tidak bisa melihat dengan jelas jalan di depanku.

"Ada kamera." Dia berbisik menyadari ada kamera yang mengarah pada kami.

Kenapa susah sekali berkencan? Kenapa setiap gerak-gerik Artis selalu jadi sorotan. Bahkan hal-hal privasi seperti ini juga akan menjadi sebuah berita.

"Maafkan aku, kau pasti kerepotan," ujarnya saat kami berdua sudah di dalam apartemen.

"Justru aku yang minta maaf. Aku yang tidak mau wajahku ada di mana-mana, kau jadi harus repot-repot melindungiku."

"Aku memakluminya. Kau tidak terbiasa tersorot kamera. Sedangkan setiap gerak-gerikku selalu jadi sorotan. Sudah kubilang aku akan melindungimu. Lagi pula sejak awal kau sudah merepotkan perasaanku." Dia mengatakannya sambil tertawa. hilih

Apakah semua pria tampan memang suka modus seperti itu?

"Sepertinya kau harus menginap di sini malam ini. Pasti masih ada orang yang menunggu di luar sekarang. Tenang saja, aku bisa tidur di sofa."

"Aku merepotkan sekali ya?"

"Jangan berpikir seperti itu. Aku yang menginginkan ini. Aku memilih untuk bahagia. Dan bahagia itu bersamamu."

"Sepertinya semua kata-katamu bisa di tulis dalam puisi. Aku akan mencuri semua perkataanmu untuk bahan tulisanku nanti."

"Kau harus membayar itu."

"Hahaha. Baiklah, harus kubayar dengan apa?"

"Berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku."

Aku tersenyum melihatnya mengatakan itu. Seperti seorang anak yang takut ditinggal ibunya.

"Aku janji."

*

"Apa nama akun instagrammu? Aku akan mengikutinya," tanyanya saat aku sedang sibuk mencari buku yang akan ku baca. Aku duduk di sampingnya setelah menemukan buku yang menarik lalu memberitahukan nama akunku. Aku baru ingat sesuatu.

"Hei bagaimana nanti kalau orang lain tahu siapa aku lewat followingmu?"

"Private saja akunmu."

"Hm. Ya sudahlah. Kalau terjadi sesuatu aku pasti bisa menghadapinya."

"Aku melindungimu. Ingat itu."

Seperti biasa, Toru memasakkan sesuatu untukku untuk makan malam ini. Aku tidak membantunya karena asyik membaca. Hahaha sungguh tidak tahu diri. Aku tadi sudah mandi dan meminjam pakaian Toru untuk kupakai. Kaus lengan panjang dan celana kain pendek. Sangat kedodoran namun tidak apa, dari pada asdfghjkl kan.

Aku sudah selesai membaca bukuku. Buku ini tidak terlalu tebal sehingga aku cepat selesai. Bertepatan dengan itu, Toru sudah menyodoriku dengan sepiring makanan. Kami makan berdua di sofa sambil menonton film di televisi.

Aku sudah membersihkan semua peralatan kotor sebagai ganti tidak membantunya memasak tadi. Padahal dia sudah melarangku, katanya nanti biar dia saja. Sudah tampan, suami-able pula. Merepotkan perasaan orang saja.

Dia tertidur di sofa saat aku ingin meminjam pengisi daya. Ponselku mati dan pengisi dayaku ada di penginapan. Aku tidak tega membangunkannya. Aku meletakkan ponselku dan mengambil selimut untuknya. Posisi tidurnya sangat lucu. Tidur meringkuk di sofa seperti ini. Aku duduk di bawah menghadapnya. Cukup lama aku memperhatikannya. Tanpa sadar aku tertidur.

*

10 November 2019

Suara televisi mengganggu tidur nyenyakku. Aku memaksa mataku untuk terbuka, namun tertutup kembali karena silau cahaya yang mengintip dari balik jendela. Aku menggeliat, menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Kedua mataku terbuka lebar ketika aku sadar berada di atas tempat tidur empuk.

Aku spontan terduduk dan mengecek pakaianku. Masih utuh.

"Hei kau berpikir aku macam-macam?" tanya Toru setelah mematikan televisi.

"Bagaimana aku bisa di sini?"

"Aku memindahkanmu semalam." Toru menyeringai.

Dia menggendongku?

Pipiku panas.

Ah belum tentu. Siapa tahu dia menyeretku.

"Maafkan aku, kau jadi tidur di sofa semalam."

"Tidak perlu meminta maaf, terima kasih untuk selimutnya. Kau mengamatiku semalam sampai tertidur ya? Hahaha, lucu sekali."

"Terlalu percaya diri." Aku mencebik.

"Aku harus latihan sekarang. Kau di sini saja dulu. Jangan ke mana-mana. Di pantry ada banyak bahan makanan dan camilan. Kalau tidak bisa memasak, kau bisa rebus ramen instan. Maaf aku tidak bisa memasak hari ini. Aku harus buru-buru latihan. Aku pergi dulu," dia mengatakan itu dengan sekali tarikan napas.

"Tunggu. Di mana kau meletakkan pengisi dayamu? Aku pinjam. Ponselku mati dari semalam."

"Ada di laci sebelah sana." Dia menunjuk nakas di samping tempat tidur ini. "Sebaiknya kau tidak menyalakan televisi dan tidak membaca berita online hari ini. Baca buku saja ya? Aku pergi dulu." Dia mencium puncak kepalaku.

Yang kupikirkan sekarang bukan karena ciumannya tadi. Namun ada berita apa hari ini? Aku segera mencari pengisi daya dan menghubungkannya pada ponselku. Setelah ponsel menyala, aku mencari berita terkini.

ONE OK ROCK Toru Caught On A Date

Toru of ONE OK ROCK Reportedly Dating

J-Pop Star Toru from ONE OK ROCK goes public over romance with short haired-girl. Is that Ayaka again?

*****

Continue Reading

You'll Also Like

41K 5.9K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
1.4K 221 3
cerita bisa bertambah sewaktu-waktu
66.2K 10.6K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
104K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...