Forbidden Love [END]

By newstaar03

64.4K 4.5K 1.1K

"Jika kau menginginkan sesuatu yang besar, maka kau harus mengorbankan sesuatu yang besar juga. Hidup ini tid... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25

Epilog

1.3K 72 187
By newstaar03

Now, all is over.



Happy Reading

SERA POV

"Mempelai pria, dipersilakan mencium mempelai wanita."

Aku melihat Joshua mulai mendekatkan wajahnya padaku. Membuatku mulai menutup mata saat ia melakukannya.

Dapat kurasakan bibir miliknya menyentuh permukaan bibir milikku. Tak ada rasa tergesa-gesa ataupun tindakan yang di penuhi oleh hawa nafsu. Yang kurasakan hanyalah perlakuan lembutnya yang seakan ingin mencurahkan rasa cintanya padaku lewat ciuman yang kami lakukan.

Dua bulan berlalu sejak kejadian di kafeku, dimana aku menangis melihat Chanyeol setelah dua tahun aku menjauh dari kehidupannya. Dan sekarang, aku resmi menikah dengan sosok pria di hadapanku ini.

Seorang pria yang mau menerima segala kekurangan dan selalu memberikan perhatian padaku. Ia adalah Hong Joshua, yang sekarang tengah berdiri di atas altar bersamaku dan mencium bibirku setelah kami mengucap janji suci di depan pastor yang memimpin jalannya pernikahan kami.
Suara tepuk tangan yang menggema di seluruh ruangan tersebut membuat diriku kembali mengingat bahwa bukan hanya aku dan Joshua yang ada di ruangan ini.

Ia melepaskan ciumannya dan menatapkan dengan senyuman seperti biasanya. "Kau cantik, istriku."

Pujiannya lantas membuatku malu dan dengan segera aku menundukkan kepalaku. Tak mau menatap wajah tampannya itu. Tubuhnya dibalut dengan tuxedo berwarna putih yang sepadan dengan warna gaun pengantin yang kukenakan sekarang.

Acara pernikahan kami berlangsung dengan lancar, sesuai dengan rencana. Tamu yang di undang sebagian besar berasal dari keluarga besar serta rekan bisnis dari keluarga Hong. Sedangkan dari pihakku hanya mengundang keluarga inti saja. Termasuk keluarga seseorang yang dulu pernah mengisi hatiku.

Setelah acara inti selesai, kami berjalan untuk menyambut para tamu undangan yang sudah hadir. Sedari tadi, Joshua tak pernah melepaskan rangkulannya di pinggangku. Ia memperkenalkan pada rekan bisnisnya dengan bangga. Banyak yang memuji bahwa aku terlihat cantik dan sebagainya, yang hanya kutanggapi dengan ucapan terimakasih dan senyum simpul.

"Selamat atas pernikahanmu."

Ku pandang wajah seseorang yang tengah mengucapkan selamat pada kami. Ia adalah Jongin dan Sehun. "Terimakasih, oppa."

Ia balas tersenyum padaku dan bola mataku mengedar ke segala penjuru. Berusaha mencari sosok yang ingin ku lihat. Jongin yang melihat sikapku pun segara berbicara. "Dia tidak datang. Tepatnya, tidak mau datang."

Aku mengalihkan pandanganku pada Jongin. Mendengar jawaban yang ia berikan, aku hanya mampu mengluas senyum sedih. "Aku mengerti, oppa. Pasti berat baginya untuk semua ini. Tolong sampaikan permintaan maafku padanya. Karena aku tidak akan kembali ke Korea."

Sehun sedikit tersentak mendengar ucapanku. "Kau akan tinggal di sini?"

Aku mengangguk. "Tentu saja. Sekarang aku sudah bersuami dan aku harus tinggal bersama suamiku."

"Hm.. Baiklah. Aku paham."

Tak lama kemudian Baekhyun oppa datang dengan keluargaku yang lainnya. Di sana terlihat juga kedua orangtua dari Chanyeol.
Namun satu yang membuatku sedih selain ketidakberadaan Chanyeol, melihat kakak keduaku tengah berjalan ke arahku tanpa mau menatapku membuat hatiku rasanya sangat sakit. Ia masih saja menyalahkan diriku atas rusaknya rumah tangga miliknya di saat aku sudah berstatus sebagai istri orang sekarang.

Kedua orangtuaku memelukku dan langsung saja aku membalasnya dengan erat. Aku sudah tahu semuanya. Baekhyun oppa telah membeberkan semua rahasia yang selama ini ia pendam. Mulai dari awal bagaimana isi dari surat wasiat yang mendiang kakekku dan kakek Chanyeol lalukan, hingga perasaan iri Sena yang merasa aku selalu di manja oleh ayah dan ibu.

Awalnya memang aku marah pada kakaku keduaku itu. Tapi akhirnya aku sadar, bahwa mungkin jalan terbaik untukku adalah seperti ini.

"Selamat, nak. Semoga kehidupan rumah tanggamu selalu diberkati." aku mengangguk dalam pelukan ibuku.

"Sayang.." aku melepaskan pelukanku dari ibuku dan balik menatap mama Park dengan sendu. Ia mengelus rambutku pelan dan memberikan sepucuk surat padaku.

Melihat tatapan bingungku, sepertinya mama Park tahu jika aku tidak mengerti maksud dari ucapannya. "Ini dari Chanyeol. Ia menitip ini pada kami saat pesawat yang kami tumpangi akan segera lepas landas. Katanya ini untukmu."

Tangannya dengan gemetar mulai mengambil surat berwarna biru muda tersebut. "Bacalah nanti saat kau telah sampai di rumah."

"Terimakasih, ibu. Sampaikan salamku pada oppa."

Mama Park menganggukkan kepalanya. "Maafkan kami, nak."

Aku menggeleng pelan mendengar permintaan maaf dari mama Park. "Jangan meminta maaf. Mungkin ini adalah yang terbaik untukku dan juga oppa."

Aku berusaha tersenyum meski dalam hati, aku merasa sedih. Kami berbincang cukup lama dan kakakku -Sena- bahkan tidak mau mengajakku mengobrol atau bahkan hanya sekedar mengucapkan selamat padaku.

Baekhyun oppa berusaha membuatku tegar. Ia sesekali berusaha berbicara pada Sena yang hanya di tanggapi tatapan risih oleh kakak keduaku itu.

Setelah itu, pesta pernikahan berlanjut dengan semestinya. Jam sudah menunjuk angka sembilan malam dan pestanya harusnya selesai pukul sebelas malam. Namun badanku sangat lelah dan tidak kuat lagi.

Salahkan kondisi fisik tubuhku yang memang sudah lemah sejak kecil. Terkadang, aku membenci diriku sendiri.
Ku arahkan manikku untuk menatap Joshua yang tengah berdiri di sampingku.

"Shua, aku sedikit lelah."

Joshua mulai manatap khawatir diriku. Ia hendak membuka mulutnya untuk berbicara sebelum tak lama kemudian datang Baekhyun oppa yang sepertinya menyadari raut wajahku yang kekelahan.

"Kau lelah? Ingin beristirahat?"

"Tapi pestanya--"

"Biar oppa yang urus. Joshua, tolong antar istrimu untuk beristirahat. Kita bisa melanjutkan resepsi pernikahan nanti."

"Baik, hyung." Joshua langsung menuntunku untuk keluar dari gedung pernikahan kami dan melajukan mobilnya cepat ke arah mansion miliknya.

Saat sampai di mansion, ia langsung membukakan pintu mobil dan menggandeng tanganku hingga memuju kamar kami.

"Maaf, Shua. Karenaku pestanya--"

"Tidak, sayang. Kita bisa mengadakan ulang resepsi pernikahan itu. Kesehatanmu adalah yang terpenting." Joshua tahu tentang kesehatan tubuhnya yang lemah, dengan segera ia masuk ke Walk-in Closet, tak selang berapa lama ia terlihat sudah mengganti tuxedonya dan membawa pakaian ganti untukku juga. 

Dia memintaku untuk mengganti gaun pengantin ini dengan pakaian yang telah ia siapkan. Sementara aku menggantinya, Joshua turun ke bawah untuk membuatkan teh hangat untukku.

Setelah mengganti pakaianku dengan yang lebih nyaman, selagi menunggu Joshua aku teringat akan surat yang Chanyeol berikan. Dengan segera aku mengambil surat tersebut yang diletakkan di atas nakas oleh Joshua.

Dari tampilannya terlihat menarik. Warna biru muda adalah warna favoritku. Saat ku buka, terlihatlah sebuah tulisan dengan huruf yang sedikit berantakan. Tulisan tangan tersebut sangat khas dengan gaya tulisan seorang Pak Chanyeol.

Dan saat aku mulai membaca isi surat tersebut, Joshua datang dengan segelas teh hangat dengan asap yang terlihat masih mengepul di atasnya. Ia sedikit tersentak kaget saat melihatku yang tengah duduk dengan sepucuk surat di tangan kananku.

"Maaf. Aku akan memberimu privasi." dan langsung keluar dari kamar setelah meletakkan teh tersebut di atas nakas, meninggalkanku seorang diri.

Atensiku kembali pada surat pemberian Chanyeol yang langsung saja aku baca.

Untuk Sera,
Gadis cantik yang pernah mengisi hatiku.

Aku sangat yakin jika saat kau membaca surat ini, kau telah resmi menjadi milik orang lain.

Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini, tapi.. selamat atas pernikahanmu, Sera.
Atau haruskah aku memanggilmu dengan nama Violette?

Tidak! Nama Sera memiliki banyak kenangan indah dan pahit sekaligus bagiku.
Aku tahu aku egois. Tapi begitulah caraku mencintaimu selama ini.

Apa yang telah kulakukan selama ini padamu, adalah caraku mengekspresikan rasa cintaku.

Tapi sepertinya aku harus menghapus rasa itu dalam-dalam. Aku tidak ingin berdosa lebih banyak lagi dengan mencintai istri orang lain.

Sera, hiduplah dengan baik. Aku akan selalu ada untukmu. Datanglah padaku kapanpun kau merasa gelisah. Gerbangku selalu terbuka untukmu.

Maaf karena aku tidak datang di hari yang penting bagimu. Aku tidak punya kekuatan untuk melihatmu bersanding dengan lelaki tersebut. Namun kuharap, ia bisa memperlakukanmu dengan baik.

Terimakasih atas kenangan indah yang telah kita lalui bersama selama enam tahun lamanya, delapan tahun silam. Aku tidak akan pernah melupakannya.

Aku hanya punya satu permintaan pada tuhan. Jika aku dilahirkan kembali, aku ingin tetap menjadi Park Chanyeol yang bisa bersama dengan Byun Sera hingga akhir hidupku. Bahkan jika dunia menjadi musuhku, tanganku akan tetap menggenggammu dan menuntunmu bersamaku.

Satu hal yang perlu kau tahu,
Cintaku tidak akan pernah berubah untukmu. Biarlah dosa yang satu ini kubawa sampai di akhirat nanti.

Dari cinta pertamamu,
Park Chanyeol.

Aku meneteskan air mataku tepat setelah aku selesai membaca surat ini. Dapat kulihat pada bagian tengah kertas tersebut, terdapat cairan yang telah mengering.

Aku sangat yakin jika Chanyeol pastilah menangis saat menulis surat ini.

"Sayang?" pintu kamar terbuka dan terlihat Joshua yang langsung menghampiriku.

Tanpa banyak tanya, ia langsung merengkuhku ke dalam pelukan hangatnya. Tangan kanannya mengelus kepalaku. Posisinya berjongkok di depan ranjang, dan sesekali bibirnya mencium keningku.

"Sudah, hentikan. Jangan menangis lagi." yang bisa kulakukan hanya membalas pelukannya tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Aku juga tidak tahu mengapa aku menangis begitu keras. Yang kupikirkan hanyalah rasa bersalah yang tengah menyelimuti diriku.

Pastinya hal ini membuatku salah karena telah menyakiti dua hati sekaligus. Namun, sikap Joshua yang terlihat sangat pengertian padaku berhasil membuatku merasa lebih buruk lagi.

"Shua.. hikss.."

"Sayang, aku paham."

Ia melepaskan pelukannya dan menatap mataku. Aku balik menatap matanya dengan sisa air mata. "Maaf, Shua. Aku berjanji ini yang terakhir kalinya aku menangis karenanya."

Joshua tersenyum simpul. "Aku akan membantumu untuk menepati janjimu. Kita bisa melakukannya bersama. Jangan pernah berpikir bahwa kau bisa melaluinya sendiri. Beritahu aku, bagi masalahmu padaku. Ceritakan semuanya. Kau tidak perlu merasa sungkan padaku.

"Kau adalah tempatku pulang, begitu pun aku adalah tempatmu pulang, karena aku adalah rumahmu." tanganya mengelus pipiku sambil menatap kedua mataku.

"Shua, apa yang harus kulakukan jika kau tidak ada?"

Aku berusaha menahan tangis saat mendengar ucapannya. Mengapa rasanya aku selalu saja merasa menyakitinya setiap ia mengatakan hal yang membuatku merasa bersalah secara tidak langsung?

Joshua sangat baik. Tidak pernah sekali pun ia memarahi ataupun memaksakan kehendaknya padaku. Setiap aku terbelenggu akan bayangan masa lalu, ia selalu datang dengan kata-kata bijaknya.

Aku merasa bersyukur akan hal tersebut, tapi itulah yang membuatku selalu merasa bersalah. Sikapnya yang tak pernah menunjukkan emosi membuatku menjadi tidak tahu keadaan dirinya yang mungkin merasa kecewa atau tersakiti dengan sikapku.

"Tidak ada, sayang. Karena aku akan selalu ada di sisimu. Jika ada yang membuatmu menangis ataupun tertawa, kuharap orang tersebut adalah aku."

"Shua.."

"Violette, dengarkan aku. Terkadang melepaskan lebih baik daripada menggenggam. Karena semakin erat kau menggenggam pasir di tanganmu, semakin banyak kau membuat pasir itu terjatuh."

"Kau tahu? Ketika kau merasa mencintai dua orang di waktu yang sama, kau harus memilih orang kedua. Mengapa? Karena jika kau benar-benar mencintai yang pertama, kau tidak akan jatuh untuk yang kedua."

Benar.

Apa yang ia katakan adalah sebuah kebenaran.

Jika aku sangat mencintai Chanyeol, maka aku tidak akan pernah menjadi milik Joshua. Aku tidak akan jatuh ke dalam pelukannya jika Chanyeol memanglah orang yang menjadi prioritas hatiku.

"Kau benar."

Joshua tersenyum dan mencium keningku sekilas. Tangannya meraih teh yang tadi ia buat dan memberikannya padaku.

"Minumlah sebelum dingin."

Aku meminum sedikit teh tersebut. Hangat dan manis. Itulah yang kurasakan.

"Sepertinya malam ini kau akan sedikit lelah, sayang. Ah! Atau mungkin akan sangat lelah?"

Melihat mukanya yang tengah tersenyum menggoda itu membuatku mengerutkan keningku. "Aku tidak menge.."

Ucapanku terhenti saat otakku mulai mencerna apa maksud dari ucapannya. Seketika mataku membulat menatap ke arahnya yang tengah tersenyum jahil.

"Malam pertama kita, sayang."

"JOSHUA!"

Dan langsung saja ia dengan gerakan cepatnya mulai mencumbuku di setiap wajah.

Dan sepertinya benar, ini akan menjadi malam yang panjang untukku dan juga Joshua.

* Forbidden Love *

Aku Sera,

Antara cinta pertama dan cinta terakhir,

Terkadang cinta tidak bisa memilih, kemana hati ini akan berlabuh. Sama halnya seperti kehidupan, kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan. Namun, kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan dalam hidupmu.

Kau bisa saja mengatakan bahwa cinta pertama takkan terlupakan, itu memang benar. Namun, cinta pertama bisa tergantikan.

Dan pada akhirnya, cinta terakhir adalah rasa yang akan membawamu pada awal kebahagiaan yang sebenarnya.

Kegagalan hanyalah sebuah pengalaman hidup, yang mana hal tersebut dapat membuatmu bisa membedakan antara cinta sesaat dan cinta sejati.

Saat kita bertemu lagi, aku tidak ingin menangis.

Akhirnya aku tahu, inilah akhir dari kisah cinta dalam hidupku. Melepaskanmu, untuk menjauh dari hidupku.

Ini bukanlah sebuah kesengajaan yang dibuat melalui skenario yang diatur sedemikian rupa oleh sang penulis. Tapi, ini adalah sebuah akhir kisah dari cintaku yang
orang-orang sebut dengan nama 'takdir'.

Dan ini, adalah takdirku.

Terimakasih karena telah menjadi perwarna dalam hidupku. Aku akan selalu mengingatmu bahkan jika kau telah melupakanku. Karena, kenangan kita telah terukir.

Selamat tinggal, cinta pertamaku.

Sometimes someone shows their love in their own way.  And we must know that,

this is the way I love.







* Forbidden Love *

Continue Reading

You'll Also Like

109K 9.8K 21
10 meter. Kira - kira dia berdiri 10 meter dari hadapanku. Hari itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengannya. Kami berdiri di tempat yang sama. M...
101K 11K 39
Jeny pikir hidupnya sekarang akan berubah. Dengan memiliki Ayah dan juga kakak baru. Rumah yang megah dan keinginan yang selalu terpenuhi. Hidupnya b...
DETECTIVE 1997 By Bara

Historical Fiction

149 67 7
Tentang tahun 1997, aku merindukanmu Selesaikan tugasmu sebagaimana semestinya, aku akan mendukung dari jauh. Namun, apakah bisa kamu menuntaskan tug...
10.9K 546 53
Pete pongsangkron sangetham memiliki kembaran bernama puttha, dan memiliki seorang kakak bernama Ken. kedua mata Pete buta, sejak lahir dia tidak bi...