Aulia menatap langit yang mulai terbenam ,dalam benak aulia sedih mendengar penuturan dokter talita mengenai kandungannya membuatnya sedih,tetapi lagi-lagi aulia mengingat allah bahwa sesuatu itu sudah kehendak allah.
Aku menatap langit yang tampak indah,dalam hatiku rasanya aku sudah mulai merasa lebih baik seketika mas arga selalu membuatku tenang,dia selalu ada untuku entahlah sampai kapanpun aku tetap akan selalu didekatnya.
"Ada apa denganmu? hm?,kau melamun sedari tadi apa kau tidak lelah berdiri disini menatap langit?"tanya arga lembut memeluk aulia dari belakang,dengan lembut arga mengheratkan pelukannya.
Aku masih merasakan pelukan yang dia berikan,rasanya nyaman dan tenang dengan lembut aku berbalik badan menatapnya yang seketika cemberut karna aku melepaskan pelukanya.
"Maafkan aku mas,maafkan aulia karna tidak bisa melahirkan secara normal"ucapku mengengam tanganya"aku sungguh minta maaf kepadamu,..."lirihku mencium kedua tangan mas arga.
Arga terkejut dengan perlakuan aulia,untuk apa dia meminta maaf,bagiku tidak masalah asalkan dia selamat itu sudah cukup.
"Apa maksudmu? Aulia aku tidak mempersalahkan aulia melahirkan normal atau tidak,yang terpenting aulia bisa melahirkan anak kita dengan selamat.itu sudah cukup bagiku,"ucap arga lembut menggengam erat kedua tanganku"mas sungguh tidak masalah,mas mohon jangan pikirkan perkataan dokter talita, kau ingat talita bilang kepadamu jangan terlalu stres itu sangat berpengaruh bagi kandungan,jadi mas minta sama aulia untuk tidak memikirkan hal itu,mengerti?"ucapnya.
aku menganguk,dengan herat aku membawa mas arga kedalam pelukanku"aku mencintaimu karna allah mas,karna allah aku menjadi kuat dan tegar dalam melewati ujiannya,aku bersyukur mas allah masih mempersatukan kita,kelak nanti aku menjadi ibu,aku akan mendidiknya seperti ibu mendidiku mas,"lirihku memeluk herat tubuh arga.
Arga tersenyum hangat mendengar penuturan aulia,dengan lembut arga membalas pelukan aulia herat,hembusan angin pun menerpa kami dalam kesejukan.
Author's POV
Aku menatapnya dari kejauhan,merasakan ada sesuatu yang membuat hatiku menjadi kacau,tidak tenang,dan khawatir juga takut kehilanganya.
Aku masih menatapnya dari kejauhan yang tak bisa kucapai,aku sangat ingin mendekatinya tetapi sangat sulit meraihnya,tubuhku seketika beku tak bisa kugerakin, hatiku terasa sakit merasakan apa yang kulihat,hatiku tersenyuh lemas melihat dimana aku sangat merasakan sakit.
Aku terlemas duduk tak berdaya melihatnya yang terhempas jauh dari serempetan mobil,aku membangunkan tubuhku seberusaha mungkiin aku membangunkan tubuhku tetapi lagi-lagi terjatuh lemas, aku menangis sendu melihatnya yang tak bisa kuraih.aku berdoa menatap langit meminta kepada sang rabb membantuku untuk berdiri dan mendekatiinya.
Aku berlari kencang menujunya yang tertidur lemas terurai darah yang bercucuran,aku meraih kepalanya untuk duduk dipangkuanku,dengan kuat aku tak meneteskan air mata dihadapanya dengan usahaku menahan sesak didadaku.
"Mas bangun!!! Kumohon bangunlah..."tangisku sesak memegang wajahnya yang dibasahi darah segar"mas bangunlah kumohon...,tatap mataku kumohon kepadamu tatap mataku, bangunlah jangan seperti ini!!!"teriaku menagis sendu menyentuh wajanya.
"Mas!kumohon...jangan tinggalkan aku,aku tak bisa hidup sendiri.kumohon buka matamu untuk saat ini jangan membuatku takut..."lirihku mengdekap tubuhnya.
"Sayang..."lirih arga menatap aulia sendu dengan perlahan tanganya menyentuh wajahku lembut,"jangan menangis hapus air matamu.jangan menangis kumohon..."ucapnya lirih menatapku sendu sembari tersenyum lembut.
"Aku akan menangis jika kau menutup matamu,kumohon jangan menutup matamu jangan lakukan itu kepadaku..."tangisku menyentuh wajahnya lembut,"kumohon jangan tinggalkan aku...aku tidak bisa ..."lirihku memeluknya.
"Sudahku bilang jangan menangis,berjanjilah untuk selalu bahagia tanpaku disisimu dan berjanjilah membesarkan anaku dengan baik,kau mengerti?"lirihnya meneteskan air mata,aku pun meraih wajahnya segera menghapus air matanya"kau harus kuat tanpaku,kau harus bahagia tanpaku,kau pasti bisa hidup tanpaku..."
"Kumohon jangan bicara seperti itu,kumohon jangan berbicara seperti itu dan jangan membuatku takut aku tidak kuat mendengarnya,"tangisku sesak menatapnya"kau telah berjanji untuk tidak meninggalkan ku untuk selamanya,kau telah berjanji untuk tidak membuatku membencimu karna kau tak ada disampingku.untuk itu jangan tinggalkan aku,kumohon..."tangisku sendu menyetuh wajahnya.
"Karna itu aku minta padamu untuk tidak membenciku disaat aku tidak disampingmu.tetaplah bahagia dan tersenyum tanpaku disisimu,tetaplah lanjutkan hidupmu bersamanya yang tulus menerimamu apa adanya,dan jangan menangis kembali,"ucapnya dengan nada lirih menatapku lembut beraih menghapus kedua air mataku"tetaplah bahagia,aku mencintaimu karna allah.aku mencintaimu aulia..."lirihnya menutupku kedua matanya perlahan.
"Mas! Mas kumohon jangan tutup matamu,kumohon bukalah!kumohon jangan tutup matamu!,kumohon jangan tinggalkan aku sendiri kumohon jangan tutup matamu..."tangisku sesak memeluknya herat.
"Mas!!!..."tangisku keras memeluk wajahnya
"Aulia!sayang ada apa denganmu?"ucap arga panik mendekati aulia seketika terbangun dalam mimpinya dalam keadaan berteriak"ada apa,kau bermimpi buruk?"tanya arga khawatir menatapku.
"Hikss...hiks..."tangisku sesak menatap matanya
"Ada apa kau menangis?"ucap arga menatapku yang masih menagis keras.
"Mas..."ucapku membawanya kedalam pelukanku dengan herat aku menangis tak henti dalam waktu lama aku menangis dipelukanya.
Arga terdiam memeluk erat tubuh aulia,arga tak mengerti mengapa aulia seperti ini?yang pasti arga membiarkan aulia menangis dalam pelukanya untuk saat ini,sudah berapa menit aulia tetap menangis dipelukan arga tanpa berniat untuk berhenti menangis,arga terus berusaha memberikan pelukan hangat untuk menenangkan aulia.
Aulia melepaskan pelukanya dan beraih menatap arga sendu dengan berat aulia membuka suaranya"akut takut,aku takut kau pergi untuk selamanya..."lirihnya menangis kembali.
Arga membawa aulia kembali kedalam pelukanya,arga paham dengan kondisi aulia,pasti perempuan itu bermimpi buruk tentang dirinya.
"Jangan menangis,jangan takut sekarang aku ada disampingmu.lihatlah aku,aku tidak meningalkamu 'kan?"ucap arga lembut sembari memeluk tubuh aulia.
"Aku...aku bermimpi kau meninggalkanku untuk selamanya,aku bermimpi kau tak akan kembali ..."tangisku dipelukanya.
"Tenanglah,itu hanya mimpi buruk.sekarang kau lihatlah diriku ada dipelukanmu,kumohon berhentilah menangis,"pinta arga mengheratkan pelukanya.
"Tetapi itu membuatku takut...itu membuatku takut akan kehilanganmu,aku tidak bisa kehilanganmu..."lirihku sembari menatapnya.
"Kau tidak ingat? Setiap manusia akan merasakan mati,dan setiap yang bernyawa akan meninggalkan dunia ini,jika suatu saat nanti aku pergi kau harus bisa mengikhlaskan ku sebab kita tak akan abadi,hanya allah lah yang bisa menyatukan kita kembali ke syurganya"ucap arga menenangkan aulia.
"Kita akan mati,jika kau mencintaiku melebihi allah itu sangat salah dan itu akan membuatmu sakit dan terpuruk dengan kehilangaku,jadi kumohon jangalah mencintaiku melebihi cintamu kepada allah,"ucap arga menatap aulia.
"Kau benar,aku telah mencintaimu melebihi mencintai allah,ya rabb ampunilah dosaku..."lirihku.
"Kau bisa hidup tanpaku,kau bisa bahagia tanpaku sebab allah lah yang memberikan kebahagian itu kepada kita,cintailah allah dan rasulnya satu-satunya dan cintailah hambanya sekedarnya sebab hanya cinta sejatilah yang berhak kita berikan kepada allah dan rosullah,karna itu kau akan bisa hidup tanpaku aulia,karna kita pasti mati."jelas arga menyentuh lembut wajah aulia.
"Kau benar,aku telah mencitaimu melebihi cinta kepadaku rabb dan rasullah,aku mengerti sekarang mengapa aku sangat tidak ingin kehilanganmu karna aku sudah sangat mencintaimu,kau benar mas..."lirihku menatapnya.
"Hm,janganlah menangis lagi.aku masih ada disampingmu,kau dari tadi terus menangis tak henti,itu membuatku khawatir dengan kondisimu"ucap arga membawa aulia kembali kedalam pelukanya.
"Maafkan aku tlah membuatmu khawatir mas,aku sangat takut..."ucapku mengheratkan kembali pelukanya.
"tidak masalah,berhentilah menangis sekarang,jangan membuatku khawatir lagi,"ucap arga tersenyum.
"Tetapi..."ucapku menjeda perkataanku,"jika mimpi itu akan jadi kenyataan,aku tidak kuat menahan rasa sedihku ..."tangisku kembali didalam pelukanya.
....
Assalamualaikum
Maaf aku baru bisa update,dan mungkin cerita gajls,karna aku lagi malas buat up,maaf ya...