RakSa (END)

By julianrhdd_

25.9K 996 47

SEBELUM BACA, ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU. Kisah tentang hati yang menginginkan perasaannya dibalas ke... More

Tokoh
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
chapter 5
Chapter 6
chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Info Penting
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52 (END)

Chapter 40

279 12 0
By julianrhdd_

"Makasih telah bersamaku sejauh ini,"
~Sanaya Chandra

Author POV

"Pagi anak-anak!!" sapa pak Nugroho kepada para anak didiknya.

"Pagi pak!!!" jawab para anak buah dengan kompak.

"Oke. Latian kali ini seperti biasa, kalian lari keliling lapangan terlebih dahulu selama 5x setelahnya, dilanjutkan dengan melompat gawang yang telah tersedia. Setelahnya, silahkan kalian latihan passing. Mengerti!!" jelas pak Nugroho.

"SIAP MENGERTI PAK!!" jawab para anak buah kompak.

______Priiiit___

Mereka pun mulai melaksanakan perintah dari pak Nugroho. Mereka mulai berlari. Terdapat 16 orang anak yang terpilih untuk mengikuti POPDA tahun ini dengan 8 orang anak tim laki-laki dan 8 anak di tim perempuan.

_______Priiiitt______

Merekapun menghentikan aktivitasnya dan berkumpul menuju tempat di mana pak Nugroho berada.

"Ok anak-anak, sekarang kalian main antara tim putra dan tim putri. Bapak akan melihat tentang permainan kalian," ucap pak Nugroho.

"Sanaya dan Rakha, silahkan pimpin anak buah kalian." sambung pak Nugroho.

"Siap pak!!" jawab Rakha dan Sanaya kompak.

"Anak-anak lain silahkan bermain terlebih dahulu, Sanaya dan Rakha mari ikut bapak sebentar," ucap pak Nugroho sambil berjalan menjauh dari lapangan menuju ke koridor sekolah yang agak terlindungi dari panas.

"Kenapa ya Pak??" tanya Sanaya sopan.

"Begini, bapak percaya pada pimpinan kalian, bapak hanya minta kalian untuk tegur mereka dan bimbing mereka jika mereka salah, bapak akan mengawasi permainan kalian dan akan selalu mengevaluasinya. Bapak percaya kalian bisa," ucap pak Nugroho.

"InsyaAllah pak," jawab Rakha.

"Ya sudah, silahkan kalian main dan pimpin mereka dengan baik," ucap pak Nugroho sambil menepuk pundak Rakha dan Sanaya.

"Siap pak!" balas mereka kompak, dan berlalu pergi dari hadapan pak Nugroho menuju lapangan untuk bermain Volly.

"Bin!!" panggil Sanaya pada Rakha.

"Kenapa??" balas Rakha sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gue nggak yakin tim kita menang," ucap Sanaya putus asa.

"Aku sayang,," koreksi Rakha pada panggilan Sanaya yang tadi menyebutnya gue.

"Ck. Serah lah," balas Sanaya sambil berdecak.

"Gini, kalo kita aja sebagai kapten atau pemimpin mereka aja lemes, dan nggak semangat gini, gimana mereka??" ucap Rakha sambil menunjuk anak-anak yang sedang bermain Volly itu.

Rakha dan Sanaya sekarang sedamg duduk dibawah pohon yang ada di dekat lapangan. Mereka tidak bermain karena pemainnya sudah pas 6 orang, jadilah mereka menunggu giliran dengan duduk santai.

"Iya juga sih, tapi..... Tau ah pusing!!" balas Sanaya sambil mencabut rumput yang menjadi alas mereka untuk duduk.

"Kamu harus semangat!! Demi aku, orang tuamu, dan sekolah kita!!" ucap Rakha serius sambil tangannya memegang pundak Sanaya.

"Iy kamu benar, aku harus semangat," balas Sanaya sambil tersenyum.

Lalu Rakha menarik Sanaya ke dalam pelukannya dengan erat.

"Aku nggak nyangka bisa jadi pacar kamu," ucap Rakha dengan posisi yang masih sama, yaitu memeluk Sanaya, dan tak lupa pula sambil mengelus rambut hitamnya yang dikuncir kuda itu.

"Woyy!!! Main elaah, malah pacaran mulu lo!!!" teriak Hendra dari tengah lapangan.

"Siriq lo, Njay!!" ucap Rakha pada Hendra.

"Yuuk main," ajak Sanaya sambil berusaha menarik tangan Rakha untuk berdiri.

"Ya elaah, pacaran mulu kalean," ucap Hendra pada Sanaya dan Rakha saat sudah ada di depan matanya.

"Ya elaah, komen mulu tuh congor," balas Rakha sambil menyentil mulut Hendra.

"Babi lo Neraka!!" umpat Hendra sambil memegangi mulutnya.

"Woyy ayo main, kurang pemainnya nih," ucap Alif dari sebarang sana.

"Yoii," balas Rakha sambil berlari menuju lapangan tengah lapangan.

"Nay!! Sini woyy!! Enak banget lo cuman nonton," ucap Mutiara.

"Sabar elaah," balas Sanaya yang akhirnya pergi menuju tengah lapangan.

Mereka pun akhirnya sibuk bermain volly ada yang serius, ada yng bercanda. Matahari semakin terik, keringat sudah membanjiri badan mereka bahkan, rasa letihpun sangat kentara.

"Kelas dulu yuk," ajak Rakha pada Sanaya yanh sedang menselonjorkan kakinya.

"yuk," balas Sanaya sambil berdiri.

Di kantin sangat ramai, suara teriakan sana-sini terdengar nyaring, bahkan antrean sudah panjang bak sedang mengantre sumbangan.

At Class

"Hallo gengss!!" sapa Sanaya pada teman-temannya yang sedang makan bekalnya.

"Kwenapwhaa?" ucap Kia dengan mulut penuh dengan makanannya.

"eeh upil, telen dulu!!" ucap Zahra memperingati.

"Makan Nay??" tanya Kia.

"ya lo liatnya gimana pinter!! lo nggak liat noh, Sanaya bawa bekal," balas Zahra gemas dengan tingkah o'on Kia.

"Sellow weeh," ucap Kia sambil melanjutkan makannya.

Setelah selesai memakan bekalnya, Sanaya merogoh tasnya guna untuk mencari air minumnya, namun tak kunjung ditemukan.

"Nih," ucap Rakha sambil menyodorkan air mineralnya.

"Makasih Bin," balas Sanaya sambil tersenyum manis.

"Iya," ucap Rakha.

"Oh ya, kalian lombanya lusa kan??" tanya Kia.

"Iya," jawab Sanaya sambil menatap mata Kia.

"Nonton yuk Ra!!" ajak kia pada Zahra.

"Kuy lah!!" balas Kia.

"Nay, gue mau ngomong," ucap Kia dengan serius.

"Ngomong apa??" balas Sanaya sambil mengibas- ngibaskan tangannya di wajah karena kepanasan.

"Nggak disini," ucap Kia serius.

"Yaudah kuy," balas Sanaya

Sanaya pun membawa Kia ke taman sekolah yang waktu itu menjadi saksi bisu antara Sanaya dan Rakha.

"Ada apa??" tanya Sanaya.

"Gue mau nembak Ary," jawab Kia serius dengan pandangan lurus ke depan.

"Serius??" tanya Sanaya untuk memastikan.

"Gue nggak bisa mendem perasaan terlalu lama Nay," jawab Kia sambil menoleh ke arah Sanaya sekilas.

"Gue nggak mau ngelarang lo Ki, gue sebagai sahabat cuma bisa mendukung lo," balas Sanaya sambil menatap Kia.

Sanaya bingung saat ini pada hatinya, mengapa hatinya tidak sakit?? Saat Kia akan menyatakan cintanya pada Ary?? Apakah dia sudah benar-benar melupakannya??

"Makasih Nay," ucap Kia sambil menghambur memeluk Sanaya.

"Sama-sama," balas Sanaya

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sakit mendengar pernyataan Kia itu, dia adalah Zahra. Sanaya menangkap bayangan itu, Sanaya sangat paham, siapa sosok itu.

"ehm, gue kembali ke lapangan dulu ya," ucap Sanaya dan segera berlalu dari Kia.

Sanaya sangat bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa, disatu sisi ada Zahra dan sisi lainnya ada Kia. Sanaya bingung harus mendukung siapa, karena keduanya adalah sahabat Sanaya.















Jangan lupa VOTE dan COMMENT.
Follow juga ig author @julianrhdd_

See u😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 711 19
"Cinta tak selalu dilambangkan dengan bunga mawar, tetapi bisa juga dengan langit" CIELO diambil dari bahasa Italia yang berarti "langit". Memiliki...
74K 4.9K 44
Langsung baca aja gyus jangan lupa vote and komen ya . Hiraukan saja typo nya ya
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.3M 294K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.4K 320 51
Ephemeral (adjective), artinya berlangsung untuk waktu yang sangat singkat. Sialan. Mala merutuki hatinya yang sangat mudah untuk jatuh cinta itu. B...