1204 Room (Suga-Sunhee)

By imchoya

10.3K 955 944

Semua rencana ini bukan karena keinginannya, tapi karena egonya. Didukung keluarga yang mendesak dan rasa mua... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14
15
16
17 (Ending)
Extra Part
Extra Part (2)
Epilog
Next Story
Another Ending

10

386 38 56
By imchoya


Warning! Banyak foto cantik cmiww💜

"Sudah aku bilang untuk tidak membuat apa pun dengan stroberi kan, Ayah?" Sunhee menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan, menghalau bau buah merah yang disebutnya tadi agar tidak masuk ke indranya. Ia menatap Kyuhyun dengan serius sampai akhirnya melanjutkan ucapan. "Aku tidak suka."

Ini bukan saja tentang seleranya yang berbeda dari sebagian orang, bukan pula karena ia menghindari buah itu karena sebuah penyakit. Untuk hari ini—entah mungkin untuk seterusnya, kemungkinannya ia akan sangat tidak menyukai buah itu. Ia tidak suka karena rasanya yang bisa manis karena dicampurkan dengan sesuatu seperti gula atau susu, ia muak karena buah itu selalu jadi penipu. Ingin disukai tapi mengubah rasa. Tak menonjolkan dirinya sendiri sebagai buah yang kecut. Orang-orang hanya tahu wanginya menggoda, bentuknya cantik dan rasanya yang manis. Padahal jika dipetik dari pohon langsung, hanya segelintir orang yang akan menyukainya. Beda jika sudah diolah, ditambah pemanis, susu segar, dan gula yang legit. Sunhee terllau enggan mencari tahu karena pikirannya sudah terdoktrin seperti itu sejak dulu. Ditambah kenyataan yang sekarang membuat ia merasa tidak nyaman dengan bau yang mengingatkannya pada seseorang.

Kyuhyun berjengit, mendecak ketika menatap Sunhee sekilas di ujung tangga sedang membenarkan letak topinya. Wanita itu tampak acuh tak acuh meski baru saja melayangkan protes padanya. Lantas dengan berat hati, tangannya menyimpan loyang dan segera membungkus sesuatu yang tidak disukai putrinya itu dalam kotak. Menutup dengan plastik dan menyimpannya di etalase yang jauh dari pandangan Sunhee yang saat itu sudah duduk menikmati kue coklat buatannya.

"Itu pesanan. Ayah tidak mungkin mengabaikannya karena pelanggan itu sudah memintanya dari beberapa waktu lalu." Tangan Sunhee melayang di udara, menghentikan sejenak aktivitasnya hanya untuk diam seolah terkejut pada apa yang baru saja disampaikan olehnya. "Tidak membuat banyak untuk dijual." Kyuhyun menambahkan.

"S-siapa?"

"Hera-ssi."

Sejujurnya, Kyuhyun sangat tahu perihal ketidaksukaan putrinya itu. Hanya saja ia mendadak tak acuh untuk menekan ego Cho Sunhee. Menarik napas, ia berjalan ke arah wanita itu setelah menoleh pada jam dinding di tengah salah satu sisi. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk membalikkan papan 'close ke open', ia duduk di hadapan putrinya yang sudah sibuk dengan aktivitasnya yang tertunda, menikmati sarapan dengan satu gelas coklat hangat dan roti buatannya tadi. Kyuhyun memeluk tangan, memperhatikan putri dua puluh limanya yang terlihat kurus dan tirus. Mungkin memang standar cantiknya wanita sekarang yang seperti ini. Kulit bersih dengan perona pipi berwarna merah muda, lipstik tipis, potongan rambut panjang yang bergelombang, dan asesoris topi untuk menandai  awal musim panas.

Atmosfer pagi terasa berubah dalam sekejap. Kyuhyun berdecak untuk mengawali obrolan yang mendadak terasa tak mengenakan saat ini.

"Ayah membuatnya karena temanmu menyukainya." Kyuhyun tentu tak melewatkan itu, ia memperhatikan dengan saksama bahkan ketika Sunhee tiba-tiba memelankan kunyahannya. Pipinya seolah ragu, tangannya seakan melemah, Sunhee mengambil gelasnya dengan kesepuluh jarinya, meneguknya sampai tandas menyisakan ampas. "Mungkin sebentar lagi dia akan kemari." Lantas tiba-tiba saja wanita itu bangun, menggerakkan kursi hingga terdengar gertakan kasar yang mendorong benda yang sebelumnya didudukinya menjauh. Matanya tampak kosong. Namun Kyuhyun tak melewatkan ekspresi Sunhee yang terlihat gamang.

" Sunhee..." perubahan emosi itu membuat Kyuhyun meraih lengan putrinya dengan lembut, menatap mata kosongnya dengan perasaan hambar tak menentu. Kyuhyun yakin wanita itu mampu mendengarnya dengan baik, meski pandangan mereka tak saling menatap sama sekali. Semenjana kekalutan membikin ia ragu, Kyuhyun menelan ludah, berujar tenang berusaha tegar.

"Ayah tahu tentang Hera dan Yoongi."

Usianya di tahun ini sudah menginjak empat puluh awal, tapi Kyuhyun tak pernah merasa sesegar ini untuk mengingat sesuatu. Kenangan demi kenangan yang terlintas terasa mudah untuk diingat. Lelaki bermarga Cho itu bahkan bisa hapal tentang wanita yang baru disebutnya saat pertama kali datang kemari, pun saat ia menjadi pelanggan tetap, dan akhirnya mengajak temannya. Tak pernah sedikit pun dirinya menduga tentang hal pribadi wanita itu. Tadinya hanya ingin memastikan, tapi sepertinya memang benar. Entah awalnya hanya berupa perasaan dan sangkaan, hal itu malah berbuntut rasa penasaran. Selain karena seringnya ia menemukan wanita itu menyebut nama Yoongi, ia pun tak sengaja pernah menemukan Hera keluar dari mobil yang sama dengan mantan menantunya. Kejadian sekilas yang akhirnya membikin otak tuanya dipaksa untuk mencari tahu dan mengamati keadaan mereka yang nyatanya sekarang benar-benar terbukti. Belum lagi dengan sikap Sunhee yang seolah memang menyembunyikan sesuatu.

Cho Kyuhyun yang notabenenya orang tua tunggal yang mudah khawatir, serta merta tak ingin membuat anaknya kecewa pada dunia lagi. Ia membesarkan putrinya tanpa kebohongan, hingga wanita itu menjadi sosok yang sulit untuk bersembunyi dan berbohong. Kyuhyun lebih mengenal Sunhee lebih dari apa pun di dunia. Tapi ini bukan berarti Kyuhyun tidak mengerti perihal perasaan Sunhee. Bukan pula ingin menghancurkan kebahagiaan putrinya di depan mata. Ia tahu Hella berkemungkinan menjadi masa depan Yoongi, sedangkan Sunhee hanya menjadi masa lalu lelaki itu. Perkara Sunhee mengatakan jika Hella adalah temannya, itu adalah tingkah bodoh  untuk membuat dirinya semakin terluka.

Setiap hal-hal kecil yang menjadi respon putrinya membuat Kyuhyun ingin tahu banyak. Jadi ketika Choi Yeonjun mengatakan semua padanya, hatinya mendadak gelisah setiap waktu.

"Duduklah, Ayah ingin bicara sebentar." titah Kyuhyun terdengar lembut. Putrinya masih stagnan, hingga akhirnya bibirnya terbuka lagi untuk memanggil. "Hee..."

"A-aku... Aku harus pergi bekerja."

Kyuhyun membuang napas kecewa. Namun begitu, ia tidak ingin memaksa. Dirinya bangkit tanpa melepaskan pergelangan Sunhee yang terasa kecil di genggamannya. Senyumnya berubah kaku menatap Sunhee yang menunduk tanpa respon apa pun.

"Baiklah, Yeonjun juga sepertinya sudah siap." ia sempat melirik pemuda itu di balik pintu kaca dan terdiam menyaksikan mereka. Seolah lelaki itu tahu jika Kyuhyun dan Sunhee memang sedang membicarakan hal penting, ia tidak berani masuk dan mengganggu. Kyuhyun berdeham, kemudian mendekat untuk mengelus puncak kepala putrinya penuh kasih sayang.

"Putriku sudah dewasa." katanya. "Tolong sempatkan waktu untuk nanti malam. Ayah akan memasakkan Yukgaejang* kesukaanmu. Sekarang pergilah, semangat!" senyuman tulus itu memunculkan lesung pipi yang tampan. Tapi Sunhee seolah enggan membalas, dirinya berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Kyuhyun yang melambaikan tangan dan berseru, "Hati-hati," pada punggung Sunhee dan Yeonjun. Pemuda itu membalas dengan bungkukkan kecil dan tersenyum sebelum pergi menaiki mobil yang akan membawanya pergi bersama Sunhee.

-0-

Choi Yeonjun mengemudikan mobilnya dengan santai. Matanya lurus menatap ke depan, pada jalanan Seoul yang tidak terlalu padat. Tempat yang akan mereka datangi memang lumayan cukup jauh. Sunhee sendiri tidak tahu tepatnya dimana, yang jelas mereka keluar dari perkotaan. Sesekali Yeonjun menoleh ke arah GPS yang menunjukkan arah pada mereka. Biasanya perjalanan selama ini tidak akan terasa karena mereka mengoceh membicarakan apa pun, tapi kali ini, sudah sepertengah jalan tidak ada yang membuka suara. Radio mati, mp3 player mati, dan hembusan napas sunyi membikin semua terasa bisu. Hanya terdengar desau pendingin udara dan sayup-sayup suara jalanan.

Sunhee menoleh pada lelaki di sampingnya. Bibir tebalnya mengatup, sesekali memang terbuka untuk menarik napas, tapi seolah tidak ada niatan untuk bicara. Hari ini Yeonjun hanya bicara seperlunya, entah menahan diri atau lelaki itu memang sedang menjaga perasaannya. Seolah ia memang tahu dengan permasalahan yang terjadi pagi ini, di rumah dengan Kyuhyun dan di tempat ia menjemputnya tadi. Bukan karena ia merasa ingin dihibur lelaki itu, perasaan tak tenangnya masih ada. Namun diam ini terasa lebih baik ketimbang lelaki itu menanyakan hal yang tidak ingin Sunhee ungkit.

Sunhee menyandarkan punggung, mengatupkan mata sebentar untuk menenangkan diri atas kejadian-kejadian yang tak terkira sekaligus. Ia belum siap bicara pada Kyuhyun ayahnya, belum siap juga jika harus mengatakan tentang Yoongi lagi. Entah darimana lelaki empat puluh dua itu seolah tahu tentang Yoongi dan dirinya. Entah Hella pernah mengatakannya atau Kyuhyun menyengaja mencari tahu sendiri. Mendadak kepalanya terasa berdenyut, pikirannya penuh karena masalah ini.

Sunhee tidak akan sadar jika Yeonjun tidak menepuk pundaknya. Kendaraan beroda empat itu sudah berhenti di area parkir di depan sebuah rumah. Ia mengerjap menatap Yeonjun yang sudah bersiap merapikan barangnya dan hendak keluar.

"Kau tidak apa-apa? Apa masih mengantuk?" nada khawatir yang tidak pernah hilang keluar dari bibir lelaki itu.

Sunhee membasahi bibir, menegakkan tubuh, dan membalas tepukan Yeonjun sedikit keras, seperti biasa. "Aku tidak apa-apa." katanya.

Lantas setelah mendengar jawabannya, Yeonjun keluar dari mobil, mengambil beberapa benda di kursi belakang kemudian membukakan pintu untuknya. Lelaki itu bahkan menunggunya merapikan diri sebelum turun dari kendaraan itu. Mereka berjalan beriringan ke tempat tujuan. Melupakan sejenak permasalahan yang menghinggapi pikiran dan membuat pening.

"Bukankah kita harus ke butik desainer Yong?" Sunhee bertanya tanpa menghentikan langkah. Mereka memasuki pelataran rumah yang cukup luas. Beberapa bangku kayu di susun dengan cantik, pernak-pernik dan lampu-lampu dekorasi kecil menghias sekeliling tempat itu. Ini seperti bukan butik lagi, melainkan halaman untuk sebuah kegiatan outdoor. Seperti... halaman untuk acara pernikahan.

Yeonjun belum menjawab ketika mereka akhirnya sampai di depan pintu yang sudah sedikit terbuka. Lelaki itu masuk begitu saja, menyapa, membungkuk, dan tersenyum begitu seseorang mendekatinya. Wanita berusia empat puluh tahunan yang datang menghampirinya langsung mengapit lengan Yeonjun dengan ekspresi seolah bahagia.

"Kau sedikit terlambat, Sayang." katanya dengan suara genit.

"Ada sedikit kendala di perjalanan, maaf, Yong-nim."

Ya, lelaki itu seratus delapan puluh derajat telah berubah. Gesturnya, mimiknya, Yeonjun memang pantas menjadi aktor jika tidak menjadi manager Sunhee lagi. Lelaki itu memiliki aura yang berbeda hingga dapat mencairkan suasana. Ia mudah berbaur hingga ruangan yang sedikit tegang tadi berubah dengan keseruan. Kali ini, ia sedang membagi-bagikan minuman yang entah sejak kapan dibawanya. Botol soda dengan gambar idola yang sedang naik daun itu kini berpindah ke setiap orang. Kru, kameraman, penata rias, dekorasi, dan beberapa orang lain yang bekerja di sana untuk pemotretannya kini tersenyum setelah Yeonjun memberi minuman itu. Hingga akhirnya, ia sadar jika para orang-orang itu tersenyum padanya karena Yeonjun telah menyuap mereka atas dasar permohonan maaf Kim Sunhee.

Sunhee tidak mengerti kenapa Yeonjun sampai hati melakukan hal itu. Ia ingat bahwa pemotretan ini seharusnya dilakukan dua hari yang lalu, dan kemarin adalah hari terakhir untuk ia mendatangi alamat butik desainer Yong yang sebenarnya. Tapi peristiwa tak diharapkan malah membuat ia berbelok, mendatangi apartemen Min Yoongi dan berakhir di sana selama semalaman tanpa kabar. Choi Yeonjun mungkin kepayahan dan mengurusi perbuatannya sendiri.

"Sunhee,"

Ia mengerjap ketika sosok lelaki itu sudah berada di hadapannya. Menyerahkan satu botol minuman yang tutupnya sudah ia buka sebelumnya. Yeonjun meminum miliknya sendiri, lantas tersenyum dengan raut ceria yang biasa ia tampilkan.

"Maaf karena tidak mengajakmu bicara tadi. Kupikir kau lelah dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk berpikir." Yeonjun menatapnya yang mematung tanpa ekspresi. "Kalau kau tidak keberatan... sebaiknya kita mendatangi Desainer Yong sekarang, dia menunggu—"

"Terima kasih." Sunhee menyela dengan pelukan singkat dan ucapan tulus dari hatinya. Ia menatap Yeonjun dengan pandangan berkaca. Harusnya ia lebih malu, lelaki itu telah banyak membantunya. Ia tidak tahu jika Yeonjun tidak melakukan ini-itu, mungkin karirnya tidak akan baik. Tanpa menunggu respon dari lelaki itu, Sunhee menariknya, menggiring langkahnya untuk pergi bersamanya menemui Desainer Yong yang seolah tidak menyukainya.

Ruangan itu penuh dengan pakaian, tapi model gaun lebih mendominasi. Sunhee yang belum sepenuhnya mengerti hanya berjalan pelan demgan rasa penasaran. Di sudut ruangan terdapat beberapa cermin yang dihiasi lampu, di mejanya memuat peralatan make-up yang tidak lagi asing. Namun memperhatikan semua dekorasi dan sesuatu di ruangan itu membikin Sunhee kembali berbalik ke arah Yeonjun yang berdiri dengan alis terangkat. Sebelum sampai di tempat lelaki itu, asisten Desainer Yong menginterupsinya dengan arahan dan menunjuk gantungan berisi gaun-gaun.

"Sunhee-ssi, itu pakaianmu!" katanya sedikit ketus. Choi Yeonjun tersenyum, berterima kasih, sebelum akhirnya mendatangi Sunhee. Membisikan kalimat berisi penjelasan yang wanita itu tak tahu.

"Konsep fotonya memang mengenakan gaun. Desainer Yong merancang gaun untuk tema pernikahan outdoor. Dan... kau harus memakai itu," ia menunjuk gantungan tadi. "melakukan beberapa take foto dan sedikit video di luar dan dalam ruangan."

"Dan ngomong-ngomong, itu gaun pilihanku. Aku bingung ketika kau sulit dihubungi kemarin, jadi aku langsung menunjuk ini itu." Yeonjun tersenyum malu. "maaf jika tak sesuai dengan seleramu."

Rasanya aneh, tapi entah kenapa Sunhee merasakan perbedaan suasana hati yang mendadak lebih baik dari sebelumnya. Yeonjun menunjukkan lebih banyak hiburan padanya. Lelaki itu berhasil membuat lonjakan mood yang tadinya buruk menjadi baik. Sunhee sampai melupakan permasalahannya tadi. Tubuhnya terasa ringan, hormon endorfin seolah menguasai pikirannya.

Namun seolah kebahagiaan itu memang tidak untuk Sunhee rasakan lebih lama. Saat ia memasuki ruangan untuk pemotretan selanjutnya, ia tertegun dengan seseorang bergaun panjang layaknya pengantin seperti dirinya. Wanita itu juga bereaksi sama, terkaget seakan-akan tak menyangka jika mereka akan kembali dipertemukan di hari ini dan kondisi yang seperti ini. Tepat saat Yeonjun juga berada di sampingnya, seseorang dari arah lain memanggil wanita yang menjadi pusat pikiran Sunhee kali ini.

"Hella, ayo cepat, kau sedang—Sunhee?"

Seseorang dari arah lain dan memanggil itu adalah wanita berusia paruh baya yang dulu sangat Sunhee kenal. Seseorang yang pernah dekat, tapi akhirnya menjauh. Seseorang yang pernah berkata halus, tapi akhirnya berubah. Tidak, ia berubah karena Sunhee yang sesungguhnya berubah. Ia yang menjauh dan tidak mau didekati. Wanita itu, mantan mertuanya Ibu Min.

"Eomma, bisa tunggu aku sebentar?"

Hella yang menjadi pusat pikiran Sunhee berkata. Berjalan dengan langkah pelan mendekatinya dengan gaun panjang yang serupa. Ia lebih elegan, dengan rambut panjang bergelombang, dan poni yang diatur rapi menghias kening. Namun belum cukup dengan kehadirannya yang membikin Sunhee menjadi patung dengan debaran jantung yang tak menentu, wanita itu tersenyum cantik di hadapannya. Tangannya mengayun ke hadapan Sunhee seolah meminta dijabat. Lantas setelah itu, ia berkata.

"Hai, seorang dari masa lalu Min Yoongi."

-0-

Ini yg mau jadi sah 👆

Yoo

Cho


Dan ini cowok mereka 🤣🤣
Kang mas Agust



*Yukgaejang : sup daging sapi

Continue Reading

You'll Also Like

169K 14.4K 17
Kim jennie, seorang model papan atas yang sangat terobsesi dengan kebersihan ditemukan mabuk diapartemen sebelahnya yang dihuni oleh seorang hikkikom...
913K 59.3K 37
SLOW UPDATE Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata lentik...
1K 213 7
Awal niat Sohyun datang ke pesta mantan pacarnya adalah membuktikan bahwa dia telah benar-benar melupakannya. Namun dia tidak menyangka akan mendapat...
306K 16.7K 19
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...