Under Nasa's Spell

By trooyesivan

14.7K 2K 246

Memiliki banyak tato tidak harus dicap sebagai anak nakal. Januar Wiranda adalah contohnya. Walaupun banyak t... More

00. CHARACTERS
1- MISSING
2 - NEED YOUR HELP
3 - AGREEMENT CONTRACT
4 - NO JUDGEMENT
5 - CHEATED
6 - FANBOY-ING MODE:ON
7 - FEAR
8 - TRACKED
9 - AN EARTHQUAKE
10 - JANUAR IS SHAKING
11 - CARE
12 - DEBATE
13. SECOND KISS
14. TRAP
15. LIGHTS OUT
16. LEAKED
18. FACING HER PROBLEMS
19. PRESS CONFERENCE
20. PANIC ATTACK
21. CHILDHOOD TRAUMA
22. TELL
23. THE MAN SHOWED UP
24. INCIDENT
25. A TOUGH DAY
26. RUMORS SPREAD LIKE WILDFIRE
27. CONNECT THE DOTS
28. GOT YA
29. THE CRIMINAL LAW
30. GHOSTING
31. DRUNK AT NIGHT
32. GROCERIES
33. IS IT THE ENDING?
34. MIDNIGHT TALK
37. "LET'S DATE"
38. UNLOCK IT
39. PROTECT HER AT ALL COSTS
40. LOVEY DOVEY
41. WENT HOME

17. THE CURE FOR YOUR HEARTBREAK

371 56 15
By trooyesivan

Jika ada salah satu pewawancara menanyai dirinya mengenai siapa lelaki paling jahat di dunia ini, maka Nasa akan menjawab Arka Alexander-lah orangnya.

Berita tentang Arka dan Veronica menduduki trending topik nomor 1 di berbagai sosial media. Banyak netizen yang mengecam hubungan mereka. Hal ini karena berita bahwa Veronica tengah mengandung anak dari Arka. Berita yang Nasa tonton barusan benar-benar mengupas semuanya disertai dengan bukti-bukti yang cukup valid. 

Dari kamera tersembunyi seseorang di sebuah klub yang menunjukkan mereka menari bersama dalam keadaan mabuk, sampai tangkapan kamera dari wartawan akhir-akhir ini yang menunjukkan bahwa Arka mengantar Veronica ke dokter kandungan dengan pakaian serba tertutup.

Nasa masih tidak percaya bahwa hal itulah yang terjadi.

Januar menghela napas sembari melipat kain kasa pada telapak tangan Nasa. "Gue tahu lo pasti merasa marah dan kesal akan cowok brengsek itu, tapi gue mohon sama lo jangan melukai diri sendiri. Tolong, sayangi diri lo, Nas."

"Nggak bisa, Januar. Gue udah terlanjur emosi. Selama ini mereka bermain di belakang gue seakan-akan it was nothing. Namun, kenyataannya?" tanya Nasa menggantung diiringi dengan isakan, "gue capek, Januar. Gue capek."

Januar mendesus dan memeluk Nasa. Mengusap punggungnya agar wanita itu tenang. Cowok itu jadi merasa bersalah karena ia sempat menolak ajakan Nasa untuk menonton program itu bersama. Jika Januar ada di sampingnya, mungkin insiden pecahan kaca tidak akan terulang kembali.

"Mau istirahat? Lo bisa tidur di kamar gue."

"Nggak," ucap Nasa dengan menunduk. Ia menenggelamkan wajahnya pada sofa kemudian kembali menangis.

"Cowok kayak Arka nggak pantes untuk ditangisin."

"Gue nggak peduli. Gue mau sendiri, sana pergi." ucap Nasa yang mengusir Januar dengan tangannya yang mengipas-ngipas.

Januar menghela napas kemudian beranjak meninggalkan Nasa untuk ke kamar mandi. Ia mengeluarkan ponsel dari kantong celananya dan menelepon seseorang.

Di deringan kelima, telepon itu terangkat oleh Natasha dengan suara yang cukup riang. "Halo, Januar! Tumben telepon, ada apa?"

Januar menatap pantulan dirinya dari cermin yang menempel pada dinding. "Kak, cewek kalo lagi putus cinta gimana cara ngobatinnya?"

"Siapa yang lagi putus cinta?"

"Udah lihat trending topik hari ini?" tanya Januar melipat tangannya.

"Hah? Wait a minute!" seru Natasha dari balik telepon.

Sepertinya Natasha mengecek ponselnya terlebih dahulu untuk melihat apa yang dimaksud Januar. Beberapa saat kemudian Natasha menjerit. "Anjir? pacarnya Nasa brengsek banget!"

"Iya kan? Sekarang Nasa nangis dan gue bingung cara nenanginnya gimana. Katanya sih, dia butuh waktu sendiri, tapi gue khawatir dia akan berlarut-larut dalam kesedihannya seperti pertama kali gue ketemu dia. Bantuin gue, please."

Natasha dari balik telepon berdeham. "Kamu suka sama Nasa?"

"Nggak!" jawab Januar dengan nada tinggi.

"Santai, Bos. Nggak usah nge-gas. Kak Nat saranin, coba kamu beli cokelat atau es krim di minimarket. Itu membantu mood cewek yang lagi patah hati akan membaik."

Januar bergumam sembari berpikir sejenak.

"Kenapa? Kamu nggak ada uang buat beli es krim? Perlu ditransferin?"

"Eh, nggak usah! Oke deh. Makasih banyak, Kak Nat!"

Januar mematikan teleponnya cepat dan keluar dari kamar mandi. Nasa masih menangis dengan menyembunyikan kepalanya pada sofa. Cowok itu mengambil dompet beserta goodie bag lalu beranjak keluar. Namun, ia berhenti melangkah saat mengingat bahwa jendela Nasa terbuka begitu saja. Maka Januar pun berbalik dan mengunci pintu kamar Nasa.

"Nas, gue keluar dulu bentar ya," izin Januar. Cewek itu tidak menghiraukannya.

Semenjak Nasa tinggal di rumahnya, banyak sekali kejadian-kejadian di luar dugaannya yang terjadi. Hal itu tidak jauh dari yang namanya luka. Dari mulai dahi Januar yang harus dijahit, Nasa yang melukai dirinya dengan menggengam pecahan kaca dua kali, dan wajahnya yang lebam karena adu jotos dengan Arka.

Jujur, walaupun banyak pahitnya, Januar suka dengan keberadaan Nasa di apartemennya. Hidupnya tidak datar-datar amat seperti sebelumnya. Di mana, sebelum kedatangan Nasa yang ia lakukan sehari-hari adalah bangun pagi, berangkat kuliah, pulang, makan, belajar dan tidur. Kegiatan tersebut dilakukan Januar berulang setiap harinya. Perbedaan itu terlihat jelas. Keberadaan Nasa di apartemennya, tanpa sadar berhasil membuat Januar lebih merasakan yang namanya kehidupan daripada sebelumnya.

Kakinya melangkah masuk ke dalam minimarket. Tempat pendingin es krim menjadi tujuan utamanya. Terdapat berbagai macam rasa dan jenis es krim di dalamnya, dan Januar tidak tahu kesukaan Nasa yang mana. Cowok itu berpikir sejenak. Jika ia menanyakan hal ini pada Chaka, pasti sahabatnya itu akan menanyakan apa yang terjadi pada Nasa setelah menonton acara gosip tersebut. Setelah itu, Chaka akan ke apartemennya untuk melihat Nasa.

Ah, tidak. Pilihan buruk. Januar tidak ingin Chaka berada di apartemennya saat ini. Apalagi kamar Nasa belum sepenuhnya ia bereskan.

Cowok itu mengambil ponsel dan mencari sesuatu pada peramban.

Favorit Es Krim Nasa Zevanya.

Dalam satu detik muncul beberapa daftar beserta fakta tentang Nasa. Dengan antusias, Januar menekan salah satu laman dan menggulirnya cepat. Seorang penggemar pernah bertanya mengenai es krim favorit Nasa melalui Twitter dalam sesi QnA bersamanya. Cewek itu membalas cuitan penggemarnya bahwa ia menyukai es krim rasa cokelat melebihi apapun di dunia ini.

Januar tersenyum. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil es krim dengan rasa cokelat dari berbagai macam merek. Cowok itu pun turut membeli beberapa cokelat batang.

Senyum sumringah terpatri pada wajahnya sembari memberikan semua barang belanjaan pada kasir.

"Totalnya 76.500 rupiah. Uangnya 80.000 ya. Untuk 500-nya apakah ingin didonasikan, Mas?"

"Kembaliannya donasikan aja semua, Mba. Makasih ya."

Januar keluar dari minimarket dengan meninggalkan tanda tanya dari sang kasir. Cowok itu sering sekali berbelanja di minimarket dan selalu menolak untuk memberikan donasi. Namun, untuk kali ini tumben sekali.

Januar memilih menggunakan tangga darurat untuk kembali ke apartemennya, karena khawatir jika meninggalkan Nasa terlalu lama. Kembalinya cowok itu dari supermarket, ia tidak melihat keberadaan Nasa di ruang tamu.

Januar mencoba untuk tenang dan ternyata ia menemukan Nasa di kamarnya, sedang bergelung di balik selimut. Tangisannya semakin kencang terdengar.

"Nas...," panggil Januar sembari menepuk selimut.

Nasa membuka selimutnya sedikit, memperlihatkan matanya yang membengkak dengan rambut yang berantakan. "Apa?"

Cowok itu tersenyum sembari memberikan sebuah es krim padanya. "Can we talk for a moment?"

• • • • • •


Arka benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Perasaan was-was semenjak mendapat pesan teror dari seseorang benar-benar membuatnya seperti berada di ujung tanduk. Ponselnya terus berdering karena pemberitaannya, membuat ia semakin muak.

"Gue akan tuntut program acara itu secara hukum. Ini benar-benar keterlaluan," ucap Veronica dingin sembari menekan layar ponselnya untuk menelepon seseorang.

Arka mengambil alih ponsel Veronica. "It won't work, Vee. Kita nggak bisa ngelak karena mereka benar-benar punya bukti valid. Dengan lo yang menuntut mereka, kecaman netizen akan semakin menjadi."

"Tapi ini udah melanggar undang-undang ITE, Arka!"

"Kita harus buat klarifikasi," ucap Arka, "hal yang lo lakukan akan berdampak pada semakin turunnya saham perusahaan gue dan agensi lo."

"Klarifikasi apa? Membuktikan bahwa yang diberitakan itu semuanya benar? Gila lo ya," ujar Veronica sembari mengacak rambut panjangnya.

"Stop being coward, Vee. We were drunk, and things happen in one night. I told you to take a morning pill but the things didn't work out properly. This is our fault, and we need to face it, okay?"

Veronica menghela napas. "Kalau lo memberikan klarifikasi, apa yang akan lo katakan pada media?"

Arka menatap Veronica dengan serius. Seakan sudah mempertimbangkan apa yang akan ia lontarkan nanti. "Gue akan bertanggung jawab akan kehamilan lo, setelah itu gue akan melamar lo untuk membuktikannya pada media."

"APA?!"

Ini kesalahan Arka dan ia harus bertanggung jawab dengan mengorbankan dirinya demi keselamatan Nasa. Peneror yang mengancamnya melalui pesan SMS benar-benar berbahaya. Peneror itu sudah memperingatkan Arka satu hari setelah Nasa menghilang bahwa rahasia terbesarnya akan tersebar jika ia masih berhubungan dengan Nasa. Entah ia diuntit diam-diam atau bagaimana, setelah Arka bertemu Nasa untuk pertama kalinya, peneror itu membuktikan ancamannya. Rahasia yang ia simpan rapat-rapat selama tiga bulan terakhir tersebar dengan cepat di program acara gosip.

Arka merasa bersalah. Ia merasa seperti lelaki brengsek yang sudah membohongi Nasa selama berhubungan dengannya. Pemikirannya kalut tatkala ia mengkhawatirkan mantan kekasihnya. Jika sang peneror menguntitnya, berarti ia juga tahu akan keberadaan Nasa selama ini.

Nasa harus pindah dari kediaman Januar.

"Arka!" seru Veronica, membuat lamunannya tentang Nasa buyar.

Arka menatap Veronica. "Apa?"

Veronica berkaca-kaca. "Lo gila?! Gue nggak suka sama lo! Gue pun masih bimbang untuk mempertahankan bayi ini atau nggak, karena gue masih mau fokus untuk berkarir!"

Mata Arka tajam menatap Veronica. Ia menggenggam tangan wanita itu. "Berhenti jadi manajer Nasa dan pertahankan bayi yang ada dalam perut lo. Masalah ini akan gue urus dengan bawahan gue."

Veronica melepas tangannya dari Arka. "Keluar."

"Nggak."

"Kelu—"

Arka mendorong Veronica ke dinding dan membuatnya diam dengan menciumnya.

• • • • •

"Mungkin mulut bisa berkata lain, tapi hati nggak bisa dibohongin, Nas. Lo bisa aja bilang udah nggak suka Arka, tapi nyatanya, keadaan lo saat ini membuktikannya."

Nasa yang bahunya masih sedikit terguncang, menggigit es krim yang dipegangnya. "Shut up."

"Tenang, Nas. Populasi cowok ganteng dan baik di dunia ini masih banyak. Nggak usah takut kalau lo nggak kebagian. Gue aja saat ini masih available. Jadi, santai aja, oke?" ucap Januar di sebelahnya sembari menggigit cokelat batangan yang dibuka Nasa sebelumnya.

Cewek itu menengokkan kepalanya ke arah Januar. "Lo mempromosikan diri?"

Januar memberhentikan kunyahannya dan balik menatap Nasa dengan terbelalak. "Nggak!"

Senyum Nasa terlihat samar saat ia menunduk. "Do you like me?"

Cowok itu langsung cegukan. Ia berlari meninggalkan Nasa untuk ke dapur dan mengambil air minum. Pipinya memerah bukan main. Saat ia berhasil menghabiskan air minum satu botol dalam sekali teguk, Januar menghela napas. Sialan, kenapa Nasa menanyakan hal itu?

Tangannya mengelus dada untuk menormalkan jantungnya. Januar berbalik dan dikejutkan oleh Nasa yang sudah berdiri di belakangnya. "Jadi beneran lo suka sama gue?"

Januar memegang bahu Nasa lalu menyingkirkannya dari hadapannya. "Nggak!"

Senyum miring cewek itu terukir. "Mungkin mulut bisa berkata lain, tapi hati nggak bisa dibohongin, Januar. Lo bisa aja bilang nggak suka gue, tapi nyatanya keadaan lo saat ini dengan pipi yang bersemu merah, malah membuktikannya."

Januar menelan ludah sendiri mendengar ucapan Nasa. Kenapa jadi ia yang terkena getahnya?

"It's okay! Perasaan suka wajar kok! Gue akan menganggap rasa suka lo sebagai rasa suka penggemar terhadap idola, sama kayak Chaka. Nggak usah panik begitu mukanya."

Januar diam dan tidak tahu untuk merespons apa.

"Asal jangan jatuh cinta, ya?" tanya Nasa tersenyum kecil, "jangan lupakan perjanjian kita sebelumnya."

"Mood lo cepet banget berubah?" tanya Januar mengalihkan pembicaraan.

Cowok itu malas jika mengingat perjanjian yang mereka lakukan.

"Ice cream is the best cure for your heartbreak, isn't it? Thank you, Januar."

Januar mengangguk. Ia menahan diri untuk tidak tersenyum di depan Nasa. "Kalo mau lagi, lo bisa ambil di kulkas. Gue mau lanjutin beresin kamar lo. Jangan lakuin hal yang aneh-aneh ya?"

"Ayo gue bantu."

• • • • •

a u t h o r n o t e:

huft, aku minta maaf udah hampir 3 minggu nggak update, karena sempat nggak mood nulis, but here it is!!

terima kasih yang masih setia membaca cerita ini, love ya!!

-marcel

28062020

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
350K 4.1K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
5.8M 247K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
401K 29K 25
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...