Dokter Tania (COMPLETED)

By Meidina04

29.9K 1.1K 102

Menceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa k... More

Cast
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 19 (END)

Bagian 18

1.2K 55 9
By Meidina04

Pendarahan sangat hebat membuat dr. Bara sangat panik. Apalagi tekanan darahnya menurun dan terus menurun, ditambah organ jantung Tania terluka. Kepanikan dr. Bara semakin menjadi-jadi. dr. Bara terdiam, padahal dr. Kiki dan Wira sudah beberapa kali memanggilnya tapi tak ada respon.

Tiba-tiba terdengar suara Tania memanggil dr. Bara. Tak lama kemudian ia pun tersadar dari lamunannya. Ia sungguh bingung, di satu sisi ia tak mau kehilangan Tania di meja operasi dan di sisi lain ia sudah berjanji tidak akan memasang katup mekanik pada jantung Tania.

Setelah berusaha menghentikan pendarahan, hasilnya pendarahan pun bisa teratasi dengan baik. Akan tetapi kerusakan Jantung Tania sudah sangat parah dan  tidak bisa untuk memakai katup jaringan. Apabila memakai katup jaringan tidak akan menjamin Tania selamat dalam operasi kali ini.

dr. Bara pun meminta dr. Kiki untuk menyiapkan katup mekanik. dr. Bara pun keluar ruang operasi untuk menemui ibu Linda. Ia meminta persetujuan ibu Linda untuk memasang katup mekanik pada jantung Tania.

"Maaf bu.. kita tak punya banyak waktu.. jadi saya langsung to the point..", ucap dr. Bara.

"Iya dok..", ucap ibu Linda.

"Saya akan memakai katup mekanik pada Tania..", ucap dr. Bara.

"Apa??? Jika anda memakai itu.. dia akan sulit melahirkan.. ", ucap ibu Linda.

"Itu tak selalu benar bu.. tapi untuk mengandung itu benar.. ini akan susah untuk mengandung…tapi ini tidak 100%.. hidup dr. Tania tergantung dari keputusan ini… sebenarnya keadaan kritis dr. Tania sudah terlewati karena lukanya terlalu serius...operasi yang ketiga di dalam kondisi ini, jika kita pakai katup jaringan, dan membuka dadanya yang ke empat kali bisa mengakibatkan kematian di meja operasi.. kerusakan jantung Tania sudah terlalu parah...saya tahu ini keputusan yang sulit bagi anda  dalam waktu yang singkat..  tolong berikan kami ijin bu.. dia tidak boleh dibuka lagi dadanya. .", ucap dr. Bara.

Ibu Linda pun sedih ketika dr. Bara berbicara demikian, tapi keputusan harus segera di putuskan. Akhirnya dengan terpaksa demi keselamatan sang anak, dr. Bara pun lalu pergi melanjutkan kembali operasi Tania.

Dengan wajah yang sangat bersalah pada Tania, ia pun segera menyuruh dr. Kiki mempersiapkan katup mekanik untuk Tania. Ia melakukan ini semata-mata tak ingin kehilangan Tania dan memutuskan mengingkari janjinya pada Tania.

dr. Bara pun menggunakan dua katup mekanis sekaligus agar dada Tania tidak akan di buka lagi dan di operasi lagi yang dapat membuatnya meninggal dunia.

Dengan sangat fokus dan sangat teliti, dr. Bara mengeluarkan katup jaringan lalu memasang katup mekanik pada jantung Tania. Ia tak peduli apa yang akan Tania lakukan padanya, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan Tania.

Operasi Tania pun berjalan dengan lancar. dr. Bara dan ibu Linda secara bergantian menunggui Tania sadar dari masa kritisnya. Tania pun tersadar setelah 3 hari oasca operan dan ketika sang ibu yang menungguinya.

Dengan wajah yang pucat ia menanyakan pada sang ibu apakah operasinya berjalan lancar. Sang ibu hanya menjawab operasinya lancar dan tak ada masalah apapun.

Lalu ibu Linda menyuruh Tania untuk beristirahat lagi. Tania pun tertidur lagi, sang ibu hanya dapat memandanginya. Ia tak tega memberitahukan bahwa sekarang jantungnya terpasang dua katup mekanik.

Setelah sang ibu pulang dulu, Tania terbangun. Dan menyadari tak ada siapapun di ruangannya. Ia pun mencoba bergerak ke posisi duduk.

"Kemana dia pergi ya.. ko belum jenguk aku…", ucap Tania yang merasakan sakit di dadanya.

Ketika ia sedang memegang dadanya, ada yang berbeda dari sebelumnya. Menyadari hal itu ia menguatkan dirinya untuk bangun dari tempat tidur menuju ruang data pasien. Disana ada Joana dan dr. Rafi.

Tania pun meminjam stetoskop Joana untuk memeriksa detak jantungnya yang berbeda sari sebelumnya.

"Tania??", Ucap Joana.

"Tania kamu kan belum pulih", ucap dr. Rafi.

"Stetoskop .. cepat ..", ucap Tania.

Joana pun yang sempat ragu karena tahu apa yang terjadi akhirnya memberikan stetoskopnya pada Tania. Tania pun dengan segera memeriksakan detak jantungnya. Ia mencoba mendengarkan dengan teliti pada detak jantungnya.

Sungguh sulit di percaya, ini adalah katup mekanik. Sungguh terasa jelas pada telinga Tania. Ia sangat merasa terpukul dengan kenyataan ini. Tiba-tiba datang dr. Bara yang terkejut melihat Tania berada di ruang data pasien dengan stetoskopnya di telinganya.

"dr. Tania…?? Kapan kamu sadar?? Ayo kita ke kamar..", ucap dr. Bara.

"Kenapa ada suara seperti jam dari dada saya???", Ucap Tania.

"Kami memakai katup mekanik", ucap dr. Bara dengan tenang.

"Kenapa?!!", Ucap Tania.

"Apa aku nyuruh kamu pakai katup mekanik!!?", Ucap Tania emosi.

"Lukanya terlalu parah..ketika kita membuka dada kerusakan karena infeksi sudah sangat parah..operasi sekali lagi akan sangat berbahaya..aku gak punya pilihan lain..", ucap dr. Bara.

Tania pun dengan perasaan yang sangat marah pada dr. Bara akhirnya memutuskan pergi tania mengucap sepatah kata pun.

"dr. Tania…. dr. Tania..", panggil dr. Bara. Tapi Tania tak menghiraukannya.

***

Tania terus saja termenung dan terdiam di kamarnya. Sang ibu yang sudah ada di kamar terus saja meminta maaf karena ia menyetujui pemasangan katup mekanik itu. Ia pun mengatakan bahwa Tania masih bisa hamil walaupun memakai katup mekanik. Akan tetapi Tania tetap terdiam.

Terdengar suara mengetuk pintu dan itu adalah dr. Bara. Sang ibu pun memberikan waktu bicara untuk mereka berdua. dr. Bara pun meminta maaf pada Tania. Tetapi respon Tania tidak seperti yang dr. Bara harapkan.

"Aku gak punya pilihan lain ..", ucap dr. Bara.

"Jika kamu gak ada pilihan lain .. kenapa kamu harus minta maaf?", Ucap Tania.

"Jika kamu di operasi lagi.. maka kamu bisa meninggalkan Tania..gimana bisa aku pakai katup jaringan..", ucap dr. Bara.

"Barapa?? 100%?? Jika kamu pakai katup jaringan, apa aku akan mati di operasi selanjutnya?? Kenapa kamu gak jawab!!", Ucap Tania.

"Gak.. gak 100% ", ucap dr. Bara.

"Ini tubuhku.. bukan tubuh kamu.. ini punyaku… aku percaya sama kamu.. aku percaya di operasi sama kamu… tapi kenapa kamu lakuin ini sama aku..bukan satu.. tapi dua katup sekaligus Bara…!!

"Dan mulai sekarang..aku harus meminum obat.. jika terbentur akan menimbulkan lebam.. kalau berdarah tidak mudah berhenti.. kalau sedang sibuk dengan pasien gimana kalau aku lupa minum obat…  aku harus terus memonitor darahku.. dan khawatir ada kerusakan otak… dan yang paling parah adalah suara seperti jam di dalam jantung ini.. apa aku masih bisa jadi dokter dengan suara jam itu menggangguku setiap memakai stetoskop pada pasien…aku yang rasain bukan kamu…kamu membunuh mimpiku di atas meja operasi itu...", ucap Tania.

dr. Bara terdiam, ia tak mungkin berkata apapun saat Tania seperti ini. Ia ingin menjelaskan semuanya namun kondisi dan perasaan Tania saat ini tak memungkinkan dirinya untuk menjelaskan pada Tania. Ia pun memilih untuk diam tak berusaha membela diri.

Tania terus saja melamun. Ia merasa bahwa mimpinya kini sudah sirna. Mimpi selama 20 tahun ia idamkan tak mungkin terwujud. Tania pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Sang ibu pun terkejut dengan keputusan Tania kali ini. 

Mereka pun pulang kerumahnya. Saat perjalanan pulang, Ibu Linda terus saja memerhatikan Tania yang tak henti berlatih tangannya.

1 bulan kemudian..

Joana dan Fahmi sedang jalan-jalan berdua, namun saat perjalanan pulang Fahmi teringat Tania yang seharusnya sudah kembali lagi ke rumah sakit. Tapi Joana merasakan bahwa hati Tania saat ini masih kacau karena pemakaian katup mekanik itu.

Fahmi pun mengajak Joana menjenguk Tania di kampungnya. Tapi Joana menolak karena tak mau naik kendaraan umum. Tak lama kemudian datang Wira mengklaksoni mereka.

"Hey Wira… wahh mobilnya ganti lagi??", Ucap Joana.

"Ini mobil dr. Bara..ayo naik..mau ke rumah sakit kan..  ", ucap Wira.

Joana pun tanpa ragu langsung masuk ke mobil dan di susul dengan Fahmi yang merasa sangat cemburu.

Di tempat lain, dr. Bara sedang di maki oleh keluarga pasien karena melakukan kesalahan dalam operasi sehingga membuat pasien meninggal dunia. Padahal operasi itu dilakukan oleh Prof. Teguh.

Namun karena perjanjian antara dr. Bara dan Prof. Teguh. dr. Bara pun hanya pasrah dan tak membela dirinya. dr. Kiki yang berada di sampingnya terus  berusaha melepaskan tangan keluarga pasien yang menarik jas dr. Bara.

Prof. Teguh yang tak sengaja lewat dan melihat kejadian itu pun langsung pergi dan cuci tangan atas masalah ini. Sungguh dia bukanlah dokter yang patut di contoh.

dr. Bara dan dr. Kiki pun langsung pergi ke ruangnnya. dr. Kiki sangat emosi dengan apa yang dilakukan dr. Bara yang tak menjelaskan siapa yang melakukan operasi.

"Kenapa anda yang bersalah??? Bukankah Prof. Teguh yang mengoperasinya..", ucap dr. Kiki dengan nada tinggi.

"Jangan bilang pada siapapun..dan pura-pura tidak tahu", ucap dr. Bara.

"Kenapa saya harus pura-pura..!!", Ucap dr. Kiki.

"Lakukan saja apa yang saya katakan..jadwal operasi saya Minggu ini sudah selesaikan… ", ucap dr. Bara.

"Iya..", ucap dr. Kiki.

"Jangan buat janji operasi lagi untuk saya minggu depan.. saya ambil cuti mulai besok..", ucap dr. Bara langsung bersiap diri.

Keesokan harinya ia pergi ke suatu tempat dengan mobilnya. Sangat hampa yang ia rasakan saat ini tanpa Tania di sampingnya. Ia sangat merindukan Tania. Saat menyetir pun yang ada di kepalanya hanyalah Tania.

Setelah perjalanan yang sangat panjang ia pun tiba di suatu tempat. Tempat dimana ia bisa bertemu dengan Tania. 

Tania baru saja pulang dari klinik memeriksakan kondisinya dan membeli obat yang harus rutin ia minum. Ketika melihat Handphone nya banyak sekali pesan singkat dari teman-temannya di rumah sakit yang mengatakan mereka sangat rindu pada Tania dan merasa hampa tak ada Tania di rumah sakit.

dr. Bara pun terus mencari keberadaan Tania. Ia mencari tempat dimana mereka bertemu untuk pertama kali. Dan bertanya pada beberapa orang disana rumah dr. Tania. Akhirnya ada yang mengetahui rumah Tania dan dr. Bara pun menuju kesana.

Benar saja ia melihat Tania bersama sang Ibu. Ternyata selama ini Tania membantu sang Ibu di rumah makan. dr. Bara sangat bahagia bisa bertemu dengan Tania dan melihat kondisi Tania baik-baik saja.

Ketika hendak pergi berbelanja di pasar, Tania yang sedang berjalan pun menghentikan langkahnya saat ia melihat dr. Bara ada di depannya. Wajah yang berseri tiba-tiba memudar melihat dr. Bara.

"Apa kamu udah baikan.. kamu terlihat sehat. Aku rasa kamu udah pulih..", Tanya dr. Bara.

"Apa yang kamu lakuin disini..", ucap Tania.

"Maksud kamu apa.. ya aku kesini buat ketemu sama kamu…kamu sibuk?? Kalau ada waktu aku mau ajak kamu jalan-jalan.. ", ucap dr. Bara.

"Aku sibuk sekarang", ucap Tania dingin.

Tania pun lalu pergi meninggalkan dr. Bara. Akan tetapi dr. Bara tak menyerah ia pun mengikuti kemana Tania pergi. Tania pun menghentikan langkahnya dan menatap tajam pada dr. Bara.

dr. Bara pun mengatakan bahwa ia akan ikut kemana Tania pergi. Tania tak mengucap sepatah kata pun ia pun berjalan tanpa menghiraukan dr. Bara. dr. Bara tetap berusaha tenang menyikapi sikap Tania yang dingin padanya.

Tiba di pasar ikan.

"Bu.. saya beli kepitingnya..", ucap Tania.

"Hmm aku suka banget kepiting saus tiram.. wahh ada cumi juga… ",ucap dr. Bara.

Tania pun segera membayar pada penjual ikan itu. Dan dr. Bara langsung mengambil belanjaan Tania dan membawakannya. Tania pun yang masih marah langsung meninggalkan dr. Bara.

dr. Bara sangat antusias karena ini untuk pertama kalinya ia pergi ke pasar tradisional. Setelah pesanan sang ibu sudah di beli, Tania pun segera pulang. Langkah dr. Bara terhenti, ketika ia melihat tukang bakso. Ternyata dr. Bara sangat lapar, ia belum makan dari Jakarta sampai Sukabumi.

Tania pun bergegas pulang dan langsung memasak untuk dr. Bara.

"Makan.. kamu pasti lapar.. ", ucap Tania.

"Kita makan sama-sama..", ucap dr. Bara.

dr. Bara pun langsung memakan makanan yang sudah di siapkan oleh Tania. Tania bukan hanya cantik dan ceria ia juga sangat pintar memasak. dr. Bara menjadi semakin jatuh cinta pada Tania.

"Kamu gak makan kepiting??", Ucap Tania.

"Hmm aku gak tau cara makannya.." ucap dr. Bara.

"Terus kenapa kamu bilang suka??", Ucap Tania.

"Aku pikir kamu juga suka..", ucap dr. Bara.

Tania pun tak banyak tanya langsung memisahkan daging kepiting untuk di makan oleh dr. Bara. dr. Bara pun terdiam. Melihat tak ada senyuman manis seperti dulu di wajah kekasihnya itu. Ia rindu Tania yang dulu.

Sudah hampir satu minggu dr. Bara disana. Mencoba dan terus berusaha untuk mendapatkan maaf dari Tania. Tapi hati Tania belum bisa sepenuhnya memaafkan kekasihnya itu. Sulit bagi dr. Bara untuk meraih hatinya kembali.

"Aku belum bisa maafin kamu..", ucap Tania.

"Aku salah.. aku salah sama kamu…
Saat itu aku bukan dokter Bara.. tapi hanya Bara yang gak mau kehilangan kekasihnya.. aku minta maaf.. saat itu aku berpikir gak mau kehilangan kamu.. kesempatan aku kehilangan kamu.. kesempatan aku di tinggal sendirian lagi.. aku salah Tania.. aku sungguh minta maaf sama kamu…besok aku akan pulang.. aku harap kamu maafin aku dan pergi bersamaku..", ucap dr. Bara.

Tania hanya meneteskan air mata lalu pergi meninggalkan dr. Bara. dr. Bara hanya dapat melihat kekecewaan Tania terhadap dirinya. Ia pun mengerti kenapa Tania bersikap seperti itu padanya.

Keesokan harinya, dr. Bara pun bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta. Dan sudah cek out dari hotel. Tiba-tiba ketika ia hendak keluarkan mobil dari parkiran terlihat Tania menunggunya di depan gerbang hotel.

dr. Bara terkejut melihat Tania ada di depan gerbang dan membawa koper.

"Kenapa kamu keluarnya lama banget .. pegel tau…cepet buka bagasinya.. ", ucap Tania.

dr. Bara tak dapat menutupi rasa bahagianya melihat Tania akan ikut bersamanya. Ia pun langsung membuka bagasi dan membuka pintu mobilnya untuk Tania.

"Aku akan lakukan sekali lagi..", ucap Tania.

"Kamu pasti bisa.. ", ucap dr. Bara.

Mereka pun pergi ke Jakarta bersama-sama. Di perjalanan pun dr. Bara tak henti memegang tangan Tania seakan-akan tak ingin berpisah lagi dengannya. Mereka hanya tersenyum-senyum sendiri.

Continue Reading

You'll Also Like

276K 7 1
Airin Delisha adalah perempuan cantik rupa mau pun hatinya ia adalah istri dari Dimas Surya Adhi.kehadiran Airin sama sekali tidak diinginkan oleh Di...
148K 3.5K 20
Menceritakan perjuangan Aqila mendapatkan perhatian dan cinta dari CEO kejam
2.2M 99.1K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
106K 3.6K 39
( PROSES REVISI ) Vina,Davina Azkia adalah seorang siswi kelas 11 ipa yang diam diam naksir sama kakak kelasnya.dan yang bikin Vina selalu semangat,k...