AMALA Istri Kontrak Sang CEO

By eista_

230K 9.6K 365

AMALA hanyalah wanita biasa hingga takdir merubah hidupnya . Amala rela menjadi wanita malam untuk menyelamat... More

1. Pertemuan Tak Terduga
2. Terbakar Gairah
3. Tawaran Pernikahan
4. Tak Ada Pilihan Lain
5. Rapat Pemegang Saham
6. Perasaan Apa Ini
7. Kemarahan Marvis
8. Aku Menginginkanmu
9. Satu Kamar Dengannya
10. Merasakan Sedikit Ketulusan
AMALA 11
AMALA 12
14. Sulit Mengatakannya
15. Mantan Suamiku
16. Aku Mencintaimu
AMALA 17
AMALA 18
AMALA 19
AMALA 20
PENGUMUMAN
AMALA 21
Amala 22
AMALA 23
24. Hukuman Untukmu
PROMOSI
25. Jurang Kematian
26. I Promise Sweetie
27. Only You Amala
28. Hidup & Mati
29. Belum Berakhir
30. Pilihan Terberat
31. Akhir Yang Bahagia

13. Maafkan Aku

8.7K 445 15
By eista_

Jangan lupa vote and comment .

Terimakasih untuk para reader yang telah memberikan vote dan comment .

Jika ada kesalahan kata dan kalimat bahasa saat penulisan mohon maaf untuk yang sebesar besarnya .

Hembusan angin sore menyelinap di sela-sela rambut wanita itu. Dia duduk didepan cafe sembari menyeruput matcha latte yang dipesannya setengah jam yang lalu. Hampir setengah jam lebih Amala telah menunggu dokter Farhan di Grand Coffe sesuai janji mereka kemarin ditelepon namun pria itu belum juga datang.

Ia menghela nafas sejenak, kemudian melihat arlojinya. Mungkin dia akan menunggu lima belas menit lagi, jika dokter itu tidak datang terpaksa Amala harus pergi karena itu sama saja dengan membuang waktunya.

Tiba tiba dia mendengar suara pria yang tak asing menyapanya dari belakang.

"Hai."

Dia Farhan orang yang dari tadi ditunggunya.

Amala hanya membalas sapaan itu dengan senyuman sekilas.

"Maaf aku terlambat, kamu pasti menungguku sangat lama. Tiba-tiba ada pasien yang mengamuk dan aku harus menolongnya terlebih dahulu." Ujar pria itu memberikan penjelasan.

Padahal Amala tidak meminta penjelasan itu sama sekali. Baginya itu bukan urusannya.

Wanita itu mengangguk dan paham, karena itu memang tugas sebagai seorang dokter. "Oh begitu, tidak masalah. Aku bisa mengerti."

"Mau pesan minum apa." Tawar Amala. "Permisi ." Panggil wanita itu pada salah satu pelayan.

"Mau pesan apa?" Tanya Amala pada Farhan.

"Americano saja." Jawab dokter Farhan pada pelayan di sampingnya.

"Anda penyuka Americano ya."

Farhan mengiyakan. "Walaupun terbilang pahit seperti halnya hidup, Americano bisa memberikan ketenangan hati pada peminumnya."

"Aku baru mendengar hal itu, sepertinya anda tau banyak soal kopi."

"Aku sedikit tau karena dulu aku pernah bekerja sebagai barista."

"Oh sungguh, benarkah itu."

"Iya. ."

"Kalau begitu kapan-kapan anda bisa meracik kopi untuk saya."

"Tentu dengan senang hati." Jawab pria itu mengukir senyum.

"Lalu bagaimana tentang pendonornya ?" Tanya Amala ke inti pokok pertemuan mereka.

"Ini foto pendonornya." Jawab dokter Farhan memberikan satu lembar foto pada Amala.

"Kenapa dia mau mendonorkan jantungnya ?" Tanya wanita itu, Amala perlu memastikan untuk kebaikan putrinya.

"Dia terkena penyakit kanker hidupnya tak akan lama lagi." Jawab dokter Farhan.

"Seseorang yang mempunyai penyakit kanker, apa tidak beresiko untuk putriku."

"Tidak ! Tapi masalahnya justru keluarga pendonor meminta bayaran atas jantung itu."

"Berapa ? " Amala sedikit terkejut karena wanita itu belum menyiapkan uang sama sekali.

"Satu miliyar, dia tulang punggung keluarganya. Dia punya satu istri dan tiga orang putri."

Hati wanita itu mencelos setelah dokter Farhan menyebutkan nominal itu.

"Apa satu miliyar ? Bukankah itu terlalu banyak." Jawab Amala tak percaya. Dari mana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Apa tidak bisa kurang sedikit saja ? "

"Aku juga berkata seperti itu pada mereka. Tapi mereka tetap kekeh dengan nominal itu."

Wanita itu memijat keningnya yang berdenyut.

"Aku bisa meminjamkan tabunganku jika kamu mau ? Tapi nominalnya tak sebesar itu." Tawar dokter Farhan, entah kenapa pria itu tak segan meminjamkan uangnya.

Amala tersenyum. "Terimakasih tapi itu tidak perlu." Tolaknya secara halus.

Suamiku cukup kaya untuk meminjamkan uang padaku, batin Amala.

"Sungguh kamu tidak mau ."

"Iya. .sekali lagi terimakasih, dengan anda mencarikan pendonor itu saja sudah cukup."

"Baiklah jika kamu berubah pikiran, kau bisa menghubungiku Mala."

"Baik, kalau begitu saya permisi."

"Saya antar."

"Tidak perlu, saya bisa naik taksi ." Tolak wanita itu secara halus, karena itu hanya akan membuat suaminya salah paham.

Dokter Farhan menatap punggung Amala yang lama kelamaan menjauh dari pandangannya.

***

Dalam perjalanan pulang wanita itu terus melamun sembari memegang ponselnya, jika supir taksi tak membuyarkan lamunan Amala, mungkin sampai saat ini dia masih belum turun dari taksi yang di tumpanginya.

"Amala ?" Itu suara suaminya, Marvis menyambut wanita itu dengan senyuman manis, seolah olah tidak terjadi apapun pada mereka kemarin.

Sebaliknya Amala mengerutkan dahinya bingung dengan sikap Marvis.

"Aku panik saat kamu tidak bisa dihubungi." Ucap suaminya.

"Oh maaf ponselku mati." Jawab wanita itu sembari menunjukkan ponsel di genggaman tangannya.

Marvis kesal dengan jawaban singkat dari istrinya tapi pria itu mencoba meredam amarahnya.

Tenang Marvis bukankah kamu berniat ingin minta maaf pada isterimu. Batin pria itu.

Saat Amala ingin berlalu meninggalkan suaminya, Marvis menarik pergelangan tangan Amala membawa wanita itu ke halaman depan, lalu Marvis membuka bagasi mobilnya.

Bagasi itu dipenuhi dengan bunga Lili berwarna putih. "Ini untuk apa ?" Tanya wanita itu bingung.

Marvis lalu berjongkok sembari memegangi kedua tangan Amala.

"Maaf, aku minta maaf untuk yang kemarin, karena aku sudah beraikap kasar padamu. Ini sebagai permintaan maafku."

Amala lalu terkekeh geli. "Lili putih sebanyak ini."

"Iya kenapa kamu nggak suka, atau biar aku ganti dengan bunga yang lain."

"T-tidak. . Maksudku bukan itu. Aku bukannya tidak suka tapi Lili putih itu bunga yang melambangkan duka cita. Aku kira kamu mau mengajakku kepemakaman."

"Apa duka cita ! VARENN . . . !" Teriak Marvis. Karena ini semua idenya Varen.

Lihat saja bagaimana besok aku akan memotong gajimu. Batin Marvis.

"Sudah tidak papa. Aku sudah memaafkanmu berdirilah."

"Besok akan kuganti bunganya."

"Tidak usah Marvis. Sikap manismu hari ini saja sudah cukup untuk membayarnya." Lalu Amala mencium pipi suaminya.

Andai saja ini bukan pernikahan kontrak, mungkin dia akan benar-benar bahagia memiliki suami seperti Marvis.

Aku tidak bisa menahan hatiku, telah ku akui aku jatuh cinta denganmu Marvis. Batin Amala.

"Marvis apa aku boleh meminta uang darimu."

"Untuk apa?" tanya suaminya.

"Aku tidak sengaja melihat gaun tapi harganya sangat mahal, aku fikir tabunganku tidak sanggup untuk membelinya."

"Berapa harganya ?"

"Satu miliyar."

"Cuma satu miliyar hem ?"

Dia bilang cuma satu miliyar dengan mudahnya, padahal uang satu miliyar itu sangat banyak. Batin Amala.

"Iya satu miliyar saja."

"Baik, tentu saja akan ku berikan tapi itu tergantung bagaimana kamu melayaniku hari ini."

"Yupss bos, dengan senang hati aku akan memuaskanmu hari ini."

"Bagus! Tunjukan padaku sekarang." Marvis menggendong istrinya menuju kamar mereka ,membaringkan wanita itu diranjang dengan perlahan.

Marvis memandang Amala malu-malu, tangannya terulir menyentuh dagu Amala mengecup wanita itu perlahan. Amala merasakan c!uman Marvis kali ini tidak begitu kasar seperti hari lalu.

Wanita itu membalik posisi mereka hingga Marvis berada di bawahnya.

"Biarkan istrimu ini yang melayanimu kali ini." Ucap Amala. Tak ada rasa malu lagi karena ini bukan pertama kalinya bagi Mala.

Tangan wanita itu membuka satu persatu kancing kemeja Marvis hingga menampakkan dada bidang Marvis yang di selimuti bulu bulu halus.

Tak tinggal diam tangan Marvis menyingkap dress Amala hingga menampakkan celana dalam hitam milik wanita itu yang berhias renda.

"Aku nggak sabar." Marvis memegang pinggul Amala dan membalikan posisi mereka. Amala sekarang berada di bawah kungkungannya. Pria itu melepaskan semua kain yang melekat pada tubuh istrinya. Tubuh polos istrinya sungguh menggoda Marvis.

"Berhenti bermain-main sayang, dan cepat masukkan." Ucap Marvis saat Amala terus menghujami ciuman ciuman pada tubuh Marvis benar benar membuat pria itu bergairah. Tak tahan Marvis dengan cepat memasukan kejantanan ke milik wanita itu.

"Ahh." Rintih Amala.

Hari itu berlalu begitu panjang, keduanya bercumbu hingga larut malam dan meluapkan semua gairah nafsu yang selama ini menggebu-gebu.




Jangan lupa vote and comment .

Continue Reading

You'll Also Like

148K 12.6K 37
Dokter Obgyn berparas menawan itu bernama Revan, pria tampan berdarah Korea itu adalah pangeran penyelamat bagi seorang Sharena, wanita malang yang m...
1.1M 32.5K 58
⚠️FOLLOW TERLEBIH DAHULU 🔞 Adult Seusai menyelesaikan pendidikannya di ibu kota, Nara gadis berusia 22 tahun itu kini telah kembali ke kampung halam...
131K 6K 29
(Mature Contens) [Warning 20+] Kehidupan Livia si gadis sederhana nan cantik itu berubah. Sangat berubah total ketika takdir seolah memberinya hadiah...
444K 21.7K 36
[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Tarima Sarasvati kira akan mudah baginya menjadi istri bayaran Sadha Putra Panca. Hanya perlu mela...