SECRETS [M]

Por Chyndwrite

395K 31.4K 2.4K

Terlampau naif untuk Jihan menolak , Juga teramat bodoh jika Jihan menerima Tawaran untuk menjadi Wanitanya d... M谩s

Prolog | Revisi
Chap 01 | Revisi
Chap 02 | Revisi
Chap 03 | Revisi
Chap 04 | Revisi
Chap 05 | Revisi
Chap 06 | Revisi
Chap 07 | Revisi
Chap 08 | Revisi
Chap 09 | Revisi
Chap 10 | Revisi
Chap 11 | Revisi
Chap 12 | Revisi
Chap 13 | Revisi
Chap 14 | Revisi
Chap 15 | Revisi
Chap 16 | Revisi
Chap 17
Chap 19
Chap 20
Chap 21
Chap 22.
Chap 23
Chap 24
Chap 25
26.

Chap 18

10.1K 1.1K 99
Por Chyndwrite


Di kamar hotel yang lumayan besar itu, Jihan merebahkan dirinya setelah beberapa saat lalu mengakhiri sambungan teleponnya dengan Jungkook.

Mencari posisi ternyaman untuk menjemput sang kantuk. Hanya saja sang kantuk tidak kunjung datang, semakin Jihan memaksa untuk terlelap semakin pedih di mata yang ia rasakan.

Akan tetapi, semakin Jihan memaksakan matanya untuk terpejam. Justru sulit untuk dia tertidur, maniknya bergetar. Ada air yang tergenang dikelopak matanya, tidak tahu lagi mengapa Jihan menjadi selemah ini.

Jihan menangis!

Nyatanya ia tidak bisa begitu saja meninggalkan Jungkook. Hatinya terlalu enggan untuk menjauh, di tambah lagi saat ia mendengar permintaan Jungkook yang memintanya untuk segera pulang. Pertahanannya runtuh lagi.

Jihan tahu. telampau tahu dimana rumah hatinya untuk pulang, hanya saja Jihan juga sangat tahu dimana tempatnya bagi Jungkook, sekedar tempat tidur.

Hanya sebatas itu. Tidak lebih juga tidak kurang, maka dari itu jika Jihan kembali pun akan berakhir sama. Sakit lagi!

Sebenarnya Jihan sudah tidak lagi berharap banyak pada hubungannya dengan Jungkook. Karena dari awal Pria itu sudah lebih dulu memberikan peringatan untuk tidak menaruh hati padanya.

Dan Jihan pun menyanggupi hal itu. Hanya saja tidak berakhir demikian, hatinya terlalu lemah jika menyangkut Jungkook. Padahal dulu Jihan sudah meyakinkan hati dan dirinya untuk tidak jatuh kedalam permainan yang di buat Jungkook untuknya. Meski Jihan selalu mencoba untuk menghindari agar tidak memiliki perasaan. Yang pada nyatanya sesulit itu untuk tidak terjerat pesonanya Jeon Jungkook.

Baginya sudah cukup berpura-pura kuat selama ini. Menjadi bayang-bayang Jungkook adalah kesakitan tersendiri, mengingat apa statusnya, di tambah dengan Eunha yang ternyata mengetahui prihal skandalnya dengan Jungkook, dan sekarang sering sekali mengirimi Jihan pesan berupa kata-kata pedas atau sekedar cacian.

Maka dari banyak nya pertimbangan, Jihan memilih untuk pergi menjauh. Dari pada terus merasa terhina oleh ucapan Eunha.

Siapapun bebas menyakiti hatinya. Tapi tidak dengan menjatuhkan harga dirinya.

Walaupun harga dirinya pun sudah tak lagi berharga di mata Jungkook, begitupun dengan Jihan. Sejak dia memutuskan untuk menerima tawaran Pria itu, untuk menjadi simpanannya Jihan jelas menyadari harga dirinya sudah tak lagi ada.

Tapi bukan berarti orang lain boleh merendahkannya. Maka dari itu Jihan menutup diri rapat-rapat untuk tidak bersosialisasi dengan rekan kerja atau para penghuni gedung Apartemen, Jihan tidak punya teman.

Jihan berhak bahagia bukan?

Jatuh dalam perasaan yang salah.
Benar-benar sangat menyakitkan, dari awal mereka berdua sudah salah. Ditambah lagi ada nya Eunha yang membuat peran Jihan semakin salah. Meski begitu entah kenapa didalam dirinya ada sedikit sisi yang membenarkan bahwa ia berhak atas Jungkook, mengingat banyaknya waktu yang mereka habiskan berdua, di bandingkan dengan Eunha yang notabene nya berstatus Tunangan Jungkook.

***

Jihan sempat mengecap dirinya adalah Ratu di atas ranjang bagi Jungkook. Well. Memang begitu adanya. Pria itu selalu memuja Jihan, selalu. Tapi balik kekenyataan bahwa itu semua hanya dalam permainan ranjang saja. Tidak lebih dan tidak kurang.

Sudah hampir setahun lamanya Jihan menemani Jungkook. Tidak ada yang berubah memang, hanya saja perasaan Jihan yang kini sudah berubah total, yang tadinya hanya akan menerima saja jika di perlakukan sedemikian rupa oleh Jungkook.

Lain halnya dengan sekarang. Jihan tidak mau cintanya itu terus menyakiti dirinya sendiri, tidak lagi. Setidaknya untuk sekarang lepas dari ikatan yang Jungkook sematkan di pergelangan kakinya. Keputusannya untuk pergi— seharusnya sudah paling benar.

"Sedang apa? tidak tidur Ji?" Suara bariton serta pergerakan dari ranjang, seketika membuyarkan pikiran Jihan. Buru-buru menutup wajahnya dengan bantal. "Kau kenapa? Hei." Jihan semakin rapat menutup wajahnya dengan batal kepala.

"Kenapa tiba-tiba masuk?" Jihan bertanya dengan suara yang ia buat biasa saja, agar tidak terdengar seperti orang yang habis menangis. Meskipun tetap saja ketahuan pada akhirnya, "Kau menangis?" Tanyanya yang sudah jelas terdengar kalau Jihan memang sedang menangis. "Ada apa, ceritakan padaku?" Pria itu menarik bantal yang Jihan pegang. "Astaga!" Pekiknya kaget dengan badan yang reflek mundur kebelakang.

"Apa? Pergi sana. Bukankah kau bilang ingin bercinta dengan istrimu. Kenapa kembali lagi?"Taehyung terkekeh gemas dengan tingkah Jihan, Yang tadinya ingin memarahi karena wanita itu menangis lagi, seketika terkejut dengan penampilan Jihan dengan mata sembab dan hidung yang merah, maskaranya luntur.

"Tidak jadi Sayang, Go Hana tiba-tiba saja menelepon kalau tidak jadi pulang malam ini. Kenapa menangis,hm?" Taehyung mengelus lembut rambut panjang Jihan sembari menepuk-nepuk pelan punggung sempit wanita itu. Berusaha menyalurkan kehangatan di balik setiap sentuhan yang Taehyung berikan. "Jangan bilang padaku karena si brengsek itu lagi" Seketika Jihan menutup rapat mulutnya yang sudah siap untuk membuka suara.

Jihan mengurungkan niatnya ketika Taehyung melanjutkan ucapannya. Jihan tahu sekali perangai di depannya ini, pernah sekali saat Jihan menangis terseduh-seduh sepulangnya pergi dinas dengan Jungkook. Lantaran Prianya sedang asik di cumbui rekan bisnisnya yang juga seorang model cantik.

Setelahnya Jihan menangis tidak berhenti sampai seharian. Dan Taehyung geram bukan main, Meski terlihat Acuh Jihan ini sebenarnya seperti Wanita pada umumnya. Kerap kali menangis jika di campakan, hanya saja selama ini ia hanya berpura-pura biasa saja. Tidak pernah menunjukan jika dirinya lemah. Benar-benar pandai menutupi sisi lemahnya.

"Jangan menangis lagi. Dasar lemah! Begitu saja nangis!" Taehyung sedikit membentak Jihan. Sebenarnya Jihan itu bukan wanita lemah, Taehyung tahu itu— sangat. Hanya saja dia perlu mengatakan itu agar Jihan berhenti menangis.

"Hiks.. Jahat sekali sih, padahal kau pernah bilang padaku, kalau aku adalah wanita yang kuat nomor dua selain ibu-mu." Jihan menangis sambil tertawa lantaran tangan Taehyung sudah mengelitiki perut Jihan gemas. "Huhu...sudah perutku sakit! Aku tidak mau berteman denganmu." Pria itu berhenti mengelitiki. Dan Jihan berhenti menangis dengan sisa cairan yang keluar dari hidungnya.

"Jorok sekali. Ibumu makan apa sih saat mengandungmu? Kenapa bisa punya anak cantik tapi Jorok begini." Bukannya jijik seperti apa yang keluar dari bibirnya tadi. Pria itu justru melakukan hal sebaliknya, mengelap ingus Jihan pakai tissue yang berada di atas nakas.

Jihan hanya terdiam. Menatap Taehyung yang sibuk membersihkan wajahnya dengan teliti dan hati-hati, saat membersihkan matanya dari maskara yang sedikit luntur terkena air matanya sendiri. Manik Taehyung bertemu dengan manik hazelnya.

Tidak ada pergerakan apapun setelah beberapa saat, sampai benda kenyal itu menempel tepat dibibir kecil miliknya. Jihan terkesiap ingin menolak namun tangannya kaku. Isi kepalanya kosong, semua pikiran dan hatinya bercampur aduk tidak karuan, berakhir dengan menutup mata dan menerima bagaimana Taehyung memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati.

Menikmati setiap pergerakan dari bibir tipis licin milik Taehyung. Tidak ada pergerakan menuntut hanya ciuman lembut menghantarkan getaran didada kian menghangat. Jihan terlena— dengan orang yang salah, entah dia sadar atau tidak. Biasanya orang yang sakit hati pikirannya tidak selau bersih.

Taehyung membuatnya Nyaman. Hanya itu yang Jihan rasakan, tidak tahu nanti.

***

"Apa yang kau lakukan bodoh!" Ucap pria itu yang baru saja memasuki apartemen milik Jungkook. "Kau gila! Berapa banyak yang kau minum Jungkook!" Teriak pria itu seraya menarik-narik kerah kemeja Jungkook yang sudah terduduk lemas.

"Jihan." Lirihnya dengan badannya sudah lemas tak ada lagi sisa tenaga. Puntung rokok berserakan dimana-mana, dengan belasan botol minuman keras.

"Jangan bodoh! Brengsek. Kau pikir dengan menghancurkan tubuhmu begini Jihan akan datang padamu begitu,huh?" Cecarnya dengan terus menguncang kerah kemeja Jungkook. Kim Mingyu terdorong kebelakang, sampai dia terduduk dilantai. Jungkook mendorongnya keras. "Sial!" Dia berdiri dengan segera.

Kim Mingyu. Menatap iba sahabatnya yang tengah duduk lemas dengan keadaan kacau, kali kedua melihat kacaunya Jungkook saat di tinggal pergi kekasihnya. Lee Yoora yang pada saat itu lebih memilih mengejar karirnya di luar negeri.

Dua tahun lalu. Jungkook sama kacaunya ketika Yoora pergi meski ia sendiri menyetujuinya dan tahu betul dimana Yoora tinggal saat di luar negeri karena Jungkook sering datang mengunjungi Yoora. Dan sialnya karena wanita itulah Jungkook mulai bermain wanita. hingga berakhir berganti-ganti sekretaris hanya karena bosan dengan wanita yang sama.

Jeon Maru geram dan berakhir memaksa anaknya itu untuk bertunangan dengan Eunha yang notabenenya anak teman Jeon Mari. Dan Eunha adalah adik tingkat Jungkook pada saat kuliah dulu juga mantan sekretaris Jungkook semasa Jungkook masih berpacaran dengan Yoora. Berakhir mengundurkan karena Eunha juga memiliki perusahaan sendiri, milik Ayahnya yang kini ingin Eunha meneruskan usahanya.

"Setidaknya cari Jihan. Kau mabuk sampai seperti ini juga percuma! Karena dia tidak melihatmu." Mingyu menarik Jungkook paksa agar berdiri. Merebut paksa botol minuman itu dan meletakannya asal. Akan tetapi, Jungkook mengambil botol lainnya dan meneguknya langsunh. "Berhenti minum!" Mingyu lempar botol itu kesembarang arah. "Hubungi semua koneksi yang kau punya. Lacak keberadaannya! Jika tahu cinta seharusnya tidak bodoh seperti ini dan bersikap acuh padanya. Jihan tidak akan meninggalkanmu." Mingyu jadi kesal sendiri, pria itu juga berteriak didepan wajah Jungkook yang sudah memerah padam lantaran mabuk. "Terserahlah. Percuma saja berbicara dengan orang mabuk, hanya akan membuatku Gila!" Lalu melepaskan kerah bajunya Jungkook.

"Taehyung... Kim Taehyung membantunya." Lirihnya lagi sedikit serak. Dan berhasil memfokuskan atensi mingyu yang tadinya hendak pergi saja dari sana.

"Jangan bercanda. Kim Taehyung mempunyai istri Brengsek!" Jungkook tertawa sumbang, miris. Temannya sendiri yang pada akhirnya mengambil milik Jungkook. Sekalipun bukan jalinan persahabatan seperti Mingyu dan dirinya, tapi Taehyung yang Jungkook tahu adalah pria yang terlihat baik dan bertanggung jawab. Sebab mereka sering bekerja sama soal perusahaan.

"Nyatanya memang begitu. Taehyung membawanya pergi." Mingyu mengacak surainya. Tidak habis pikir dengan apa yang sebenarnya terjadi, rasanya semua terjadi terlalu kebetulan dengan kembalinya Lee Yoora.

[ ]

Taehyung kissing with Jihan? Omg..

Cyn💕

Seguir leyendo

Tambi茅n te gustar谩n

869K 81.2K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
332K 1.4K 16
鈿狅笍LAPAK CERITA 1821+ 鈿狅笍ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! 鈿狅笍NO COPY!
550K 21.1K 46
鈿狅笍 WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ 鈥硷笍 hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
3.1M 152K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _饾悋饾悶饾惀饾悶饾惂饾悮 饾悁饾悵饾悶饾惀饾悮饾悽饾悵饾悶