Oneshoot Twoshoot Binhwan

By bubblelate

1.8K 184 53

Kumpulan cerita pendek Hanbin x Jinhwan Yaoi Bxb #29 - songyunhyeong #96 - songyunhyeong #41 - songyunhyeong ... More

Tangkai Mawar
Waiting For You (2)
Waiting For You (End)
Please Don't Forget Me
남자 친구
Musuhku, Pacarku (1)
Musuhku, Pacarku (End)
Destiny
NEW !!!

Waiting For You (1)

246 23 5
By bubblelate

Bayangmu hingga kini selalu menyelimuti pikiranku, mengapa aku tidak pernah bosan untuk hal semacam itu. Terkadang aku suka membayangkan bagaimana matamu yang selalu terlihat bersinar,  senyummu yang terlampau manis, bahkan sikapmu yang membuat hari-hariku semakin ceria dan bermakna. Namun aku hanya bisa mendeskripsikan sesuatu yang ada pada dirimu tanpa aku melihatmu langsung seperti dahulu. Bahkan aku suka berpikir apakah kau masih mengingatku atau tidak. Terkadang aku benar-benar ingin mengetahui bagaimana kabarmu. Apa kau baik? Semoga saja iya, tetapi apa kau tau aku disini tidak begitu baik. Memang fisikku terlihat masih sangat baik, namun tidak dengan hatiku yang benar-benar hancur. Dan akupun menutupi semua itu dengan topeng yang aku miliki.

“Hey Bin apa yang sedang kau lakukan?”, ucap salah satu teman Hanbin bernama Hayi yang tiba-tiba datang dan membuat Hanbin terlonjak kaget.

“Ah tidak”, sahut Hanbin cepat dan langsung membereskan buku-buku yang berada di atas meja termasuk buku yang salama ini ia simpan baik-baik dan ia gunakan ketika ingin menulis apa yang ingin ia tulis mengenai namja manis tersebut ketika rindu yang sudah tidak bisa ia bendung.

“Sepertinya tadi kau menulis sangat serius ketika kuperhatikan dari belakang”, jawab Hayi merasa aneh terhadap Hanbin, tidak biasanya ia bersikap seperti itu.
“Sudahlah, jangan terlalu mencampuri urusanku. Yang ada kau hanya membuatku merasa kesal”, balas Hanbin yang langsung bangkit dari kursinya dan meninggalkan Hayi sendirian.

"Ishh! Mengapa dia berkata seperti itu? Sedangkan aku hanya bertanya saja. Ada apa denganya?”, pekik Hayi yang membuatnya merasa sangat penasaran.







Saat ini Hanbin dan kedua temannya yaitu Bobby dan Junhoe berada di salah satu cafe terdekat kampus yang menjadi langganan para mahasiswa ketika mereka merasa suntuk setelah melewatkan beberapa mata kuliah yang membuat mereka harus mengistirahatkan otaknya.

“Bin apa kau sadar, sepertinya Hayi menyukaimu”, ucap Bobby spontan yang memecahkan keheningan.
Hanbin menghela nafasnya ketika mendengar apa yang dibicarakan oleh Bobby.
“Ya aku sadar akan hal itu, tetapi kau tau kan aku tidak menyukainya.”, balas Hanbin merasa jengah.
“Kau harusnya jangan terlalu dingin terhadap wanita. Cobalah untuk hal-hal baru tanpa melihat masa lalu, lihatlah dirimu. Bahkan aku saja merasa iri dengan ketampananmu, walaupun aku juga tak kalah tampan darimu”, jawab Bobby santai sambil menyesap softdrinknya.

Junhoe pun yang mendengar perbincangan mereka akhirnya mengangguk setuju tentang apa yang Bobby sudah katakan kepada Hanbin. Hanbin yang mencerna kalimat terakhir yang Bobby lontarkan membuatnya hanya diam dan hanyut dalam pikirannya sendiri.

Tak lama kemudian, terlihat namja pendek nan manis yang saat ini baru memasuki cafe dengan membawa buku yang dipegang dengan tangannya sendiri.

Deg!

Hanbin yang melihatnya hampir merasa ragu apakah namja itu adalah namja yang sampai saat ini Hanbin tunggu-tunggu kehadirannya. Hanbin mengusap matanya berkali-kali ia merasa penglihatannya mulai sedikit rusak akibat terlalu lama memandangi namja manis tersebut hanya dalam sebuah album foto yang menjadi sebuah kenangan.

Namja itu pun duduk sendiri yang tak jauh dari tempat yang Hanbin, Bobby dan Junhoe tempati saat ini. Hanbin tidak ingin membuatnya merasa bodoh di depan teman-temannya ketika secara tiba-tiba langsung menghampiri namja tersebut. Sehingga Hanbin harus menahan dirinya sendiri, dan yang bisa ia lakukan hanyalah memandangi namja tersebut.

“Apa aku tak salah lihat bahwa itu dirimu? Bahkan aku tidak pernah lupa sedikitpun tentang wajahmu, kau masih tetap sama. Hanya saja kini kau terlihat dua kali lipat lebih cantik dan sepertinya kau juga sudah dewasa, berbeda dengan dirimu yang dulu ketika kau masih sangat polos dan tentunya masih sangat menggemaskan. Namun sekarang kau malah lebih menggemaskan. Aku senang ketika melihatmu lagi”, batin Hanbin dan tetap memfokuskan untuk tetap menatapnya yang kini sedang membaca buku entah itu sebuah novel atau buku yang lainnya.

“Hanbin, kenapa kau diam saja dari tadi? Apa kau sedang memikirkan ucapan Bobby? Tumben sekali kau seperti ini”, ucap Junhoe yang menepuk pundak Hanbin cukup keras membuat Hanbin bangun dalam lamunannya.
“A..aniyo, aku sedang memperhatikan namja itu”, unjuk Hanbin yang membuat Bobby dan Junhoe mengikuti arah telunjuk tangannya.
“Kenapa kau memperhatikannya? Aku tahu dia cantik, apa jangan-jangan kau mengikuti saranku tadi heh?”, ucap Bobby.

"Iya dia cantik, bahkan sangat cantik melebihi wanita. Aku jadi ingin mendekatinya”, sahut Junhoe yang memuji namja manis tersebut di depan Hanbin.
“Dia milikku, jangan coba-coba mendekatinya!”, jawab Hanbin tegas dan langsung berdiri untuk menghampiri namja tersebut, Bobby dan Junhoe dibuat menganga dengan apa yang Hanbin katakan dan sebuah tindakannya itu.

Hanbin saat ini sedang berjalan menuju meja yang namja itu tempati, dengan perasaan yang bercampur aduk menjadi satu dan detak jantung yang berdegup kencang. Namun yang mendominasi perasaannya saat ini hanya satu kata yaitu rindu. Rasanya ia ingin sekali memeluknya.
“Aku merindukanmu”, batin Hanbin.

Kini Hanbin sudah berada di depannya, namja itu pun merasa seperti dihampiri oleh seseorang ketika ia sedang membaca buku. Namja itu pun mendongak untuk mengetahui siapa yang saat ini sedang berdiri di depannya.

Deg!

“Dia? Oh tuhan, betapa rindunya diriku kepada sosok yang saat ini sedang menatapku dengan intens”, batin Jinhwan.
“Kim Jinhwan?”, panggil Hanbin, namun Jinhwan masih menatap Hanbin yang saat ini sudah duduk berhadapan dengan Jinhwan. Tak lama dalam hitungan beberapa detik Jinhwan pun sadar dalam lamunannya.
“Ah iya? Bagaimana kau tahu namaku?”, sahut Jinhwan yang membuat ia merutuki dirinya sendiri ketika ia harus pura-pura lupa bahkan tidak mengenal sosok namja tinggi yang berada di hadapannya.
“Kau lupa denganku?”, balas Hanbin yang mengubah raut wajahnya.
“Lupa? Apa aku dulu mengenalmu? Ah maaf sepertinya aku terlalu banyak kenalan, aku juga orang yang gampang pelupa. Memang benar namaku Kim Jinhwan, entah kau tahu darimana aku pun tak tahu. Tapi sepertinya kau salah orang, karena memang aku tidak mengenalmu. Kalau begitu aku permisi” jawab Jinhwan dengan tambahan senyuman diakhir kalimatnya dan langsung meninggalkan Hanbin yang masih terpaku dan tak percaya apa yang telah Jinhwan katakan padanya. Sehingga membuat hatinya saat ini lebih hancur berkeping-keping tanpa ia bayangkan sebelumnya.

"Ternyata kau melupakanku, mudah sekali rupanya”, ucap Hanbin lirih disertai senyuman kecutnya namun tak terasa matanya pun kini sudah berkaca-kaca.

Jinhwan yang kini sudah berada di luar yang tetap melangkahkan jalannya dengan tergesa-gesa dan perasaan yang tidak karuan. Tak terasa butiran air matanya pun mengalir .
“Maafkan aku Bin”, ucap Jinhwan merasa bersalah dan segera menghapus airmata dengan jarinya sendiri.

.
.
.
.
.

Namun memang takdir membuat mereka harus bertemu kembali di sebuah toko buku yang sama-sama mereka kunjungi saat ini.
Hanbin menyadari akan kehadiran Jinhwan disini, ia merasa beruntung karena takdir masih membelanya saat ini. Sehingga ia bisa bertemu kembali dengan Jinhwan secara kebetulan.

"Jinhwan”, panggil Hanbin.
Jinhwan pun menoleh, namun tak disangka ia bertemu kembali dengan Hanbin.
“Kau?”, pekik Jinhwan
“Jadi kau sudah ingat denganku hm?”, jawab Hanbin dan mendekat ke arah Jinhwan.
“Te..tentu saja a...aku ingat denganmu, waktu itu kita bertemu di sebuah cafe”, balas Jinhwan dengan sedikit gugup.
“Bukannya waktu itu kau bilang, jika kau orang yang gampang pelupa?”, Hanbin hanya ingin memancingnya.
“Hmm”, Jinhwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku tahu kau masih mengingatku, sudah cukup waktu itu kau jauh dariku. Dengan segala cara aku menghubungimu dan mencari tahu bagaimana kabarmu, tapi semuanya nihil. Seolah-olah kau memang ingin jauh dan pergi meninggalkanku. Itu membuatku cukup terluka, setiap harinya aku terus merindukannmu bahkan aku hanya bisa melihatmu dalam sebuah album foto. Terus sekarang kau bahkan pura-pura lupa denganku? Apa belum cukup luka yang kau berikan padaku Jinanie?”, ucap Hanbin kata demi kata dan sedikit menuangkan isi hatinya bahkan belum sepenuhnya.

"Ha...hanbin-ah, aku minta maaf atas kesalahanku. Dan aku pun minta maaf atas kepura-puraan yang aku katakan bahwa aku tidak mengenalmu. Ada sesuatu yang tidak bisa kujelaskan. Aku tau kau pasti membenciku, tapi aku tidak bermaksud menyakitimu, jeongmal mianhaeyo bin-ah”, balas Jinhwan yang saat ini sudah berderai air mata.
“Aku sudah memaafkanmu, dan aku pun sama sekali tidak membencimu Jinanie.” Jawab Hanbin yang mengelus lembut pipi Jinhwan dan menghapus butiran airmata nya.

"Hanbin-ah?”, panggil Jinhwan lirih.
“Wae Jinanie?”, sahut Hanbin yang masih mengelus pipi Jinhwan.
“Aku minta maaf, aku hanya ingin mengatakan jika aku sudah memiliki tunangan”, jawab Jinhwan kembali, ia pun tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya.

Hanbin yang mendengarnya merasa kini seperti ada yang menancapkan benda tajam tepat berada di hatinya dan itu amatlah sangat sakit. Dan seketika tangannya pun tak lagi mengelus pipi Jinhwan, yang ada hanya tatapan tajam bak mata elang.

"Apa aku tidak salah dengar, kau sudah mempunyai tunangan?”, Hanbin pun tertawa hambar.
Jinhwan pun hanya mengangguk ia sungguh tak tega mengatakan itu kepada Hanbin.
“Maafkan aku Bin-ah, aku tahu pasti sekarang kau sangat membenciku”, Jinhwan pun menatap mata Hanbin yang mungkin bisa dikatakan di sana hanya tatapan hancur.
“Semoga kau bahagia dengan tunanganmu, cepat-cepatlah menikah kalau bisa”, jawab Hanbin datar namun penuh rasa emosi dalam hatinya, kedua tangannya pun mengepal sangat kuat. Hanbin pun pergi meninggalkan Jinhwan.
























.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



















TBC











Hallo balik lagi sm author gaje disini wkwk😂😂 segitu dulu aja ya;) maapkeun daku kl crtanya gajelas hikseu😭 aku author baru. Eh bahkan blm bs dibilang author. Masih penulis pemula akuuu😅 maapkeun utk ketypoanku.
Thank you yg udah mampir dan mau baca;) jangan bosen ya😢😘

Continue Reading

You'll Also Like

102K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
103K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
265K 21K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...