Dokter Tania (COMPLETED)

By Meidina04

28.8K 1.1K 102

Menceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa k... More

Cast
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19 (END)

Bagian 6

1.1K 55 3
By Meidina04

Di awali dengan betapa sibukmya UGD di Rumah Sakit Harapan tempat tempat Tania dan kawan-kawan bertugas. Kemudian Joana stand by di samping pasiennya menunggu kedatangan dokter yang lebih senior.

Begitu juga dengan Tania yang stand by di samping pasiennya.

"Tania... pasienku menderita usus buntu.. dan hari ini aku akan mengoperasinya .. wahh senangnya...", ucap Joana sombong.

Biasanya operasi usus buntu menjadi kesempatan bagi para dokter tahun pertama untuk pertama kalinya menggunakan pisau bedah pada pasien dengan pengawasan tentunya.

"Pasienku juga sepertinya di diagnosa usus buntu dr. Jo.. ", ucap Tania sambil senyum.

Senyum bangga joana pun langsung pudar. dr. Raka lebih dahulu memeriksa pasien Joana .

"Ini usus buntu kan dok??? Tanya dr. Joana.

"Ini bukan usus buntu dr. Joana!!", ucap dr. Raka.

dr. Joana sangat kecewa apalagi setelah dr. Raka mendiagnosa bahwa pasien Tania menderita usus buntu.

Saat di ruang sterilisasi sebelum operasi ketika sedang cuci tangan, Tania sengaja batuk-batuk disamping dr. Raka. Ia mengerti apa maksud Tania.

"Kamu mau melakukan operasi tahap pertama?? Ngiris kulit dan bersihin??", Tanya dr. Raka.

"Iya dok.. mau..", ucap Tania semangat.

Tania melakukan operasi dengan lancar dan hal iti membuat dr. Raka tenang. Karena merasa lelah tidak tidur 40 jam, dr. Raka pun duduk sebentar lalu tertidur. Dan akhirnya Tania mengoperasi dari awal sampai akhir, padahal harusnya tahap awal saja.

Begitu Tania selesai operasi tahap pertama, dia pun membangunkan dr. Raka. Namun dr. Raka hanya berkata lanjutkan saja dan tidur kembali.

Seusai operasi, Tania mengunjungi pasien operasinya dengan sering karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Awalnya si pasien baik-baik daja dan terlihat sangat normal, tapi kemudian suatu hari si pasien mengalami nyeri hebat pada perutnya.

dr. Raka memeriksa pasien namun tidak menemukan keanehan. dr. Raka pun meminta pasien menahan rasa sakitnya karena mungkin ini karena pasien belum buanh angin saja.

"Dok.. pasien benar tidak apa-apa???", Tanya Tania cemas.

Tania khawatir kalau dirinya melakikan kesalahan saat operasi. Tapi dr. Raka langsung marah dan meyuruh Tania jangan bicara masalah itu lagi.

Tania pun mendapat sms dari Rania yang mengabatkan bahwa ibunya ada di Rumah sakit harapan untuk berobat. Tania langsung berlari ke ruang periksa dokter untuk mengintip ibu dan Rania.

Tania menelepon sahabatnya.

"Ibu kenapa Ran??", Tanya Tania.

"Katanya perutnya sering sakit Tan..", ucap Rania.

"Kenapa gak ke rumah sakit lain...???", Ucap Tania.

"Dari kliniknya rujuk kesini Tan.. ", ucap Rania.

Pembicaraan mereka pun terhenti ketika ibu Linda di panggil untuk masuk ruang periksa.

Kemudian ada pertemuan antar dokter. Prof. Teguh bicara soal Radit yang telah membaik kepada Prof. Gunawan. Dokter-dokter lain pun mengucapkan selamat pada Prof. Gunawan atas kesembuhan cucunya atau anak keponakannya itu.

Kemudian ada dokter lain yang mengatakan bahwa Prof. Teguh juga seharusnya diberi selamat. Prof Taguh malah langsung pamer kalau sekarang media ramai membicarakan soal operasi Radit yang pertama kali di Indonesia dan memiliki kesulitan paling tinggi.

Prof. Teguh juga menambahkan bahwa operasi iti juga memberikan kesan bagus bagi Rumah sakit Harapan. Prof. Gunawan hanya bisa terdiam.

Prof. Teguh lalu bicara berdua dengan dr. Bara di ruangannya. Dia bercerita tentang rasa percaya dirinya yang tinggi bahwa gedung baru akan jadi pusat penyakit jantung. dr. Bara hanya diam mendengarkan kata-kata Prof. Teguh.

Pasien operasi Tania kembali mengalami nyeri hebat bahkan sampan muntah-muntah. dr. Raka langsung menyuruh Tania melakukan tes lab serta X-ray dan CT scan pada pasien tapi semua normal.

dr. Raka dan Tania pun menemui dr. Rafa untuk mencari tahu apa penyebab pasien mengalami kondisi seperti itu. Tania pun akhirnya terpaksa bilang kalau dialah yang melakukan operasi.

dr. Rafa langung marah apalagi setelah tahu kalai Tania melakukannya tanpa pengawasan dr. Raka yang sedang tidur. dr. Raka dan Tania sama-sama kena semprot oleh dr. Rafa.

Para dokter senior sangat profesional saat menjalankan tugas. Mereka tidak mencampur adukan urusan pribadi dengan pekerjaan. Walaupun sudah akrab dengan Tania tapi jika Tania salah tetap dapet marah.

dr. Manda menjenguk Radit lalu dr. Bara menghampirinya. Radit rupanya sedang tidur.

"Cara tidur Radit.. miriiip sekali dengan cara tidur Rafa.. sehingga siapa yang sangka kalau Radit bukan anak kandung Rafa..", ucap dr. Manda.

Wira dan dr. Kiki pun mendengar tentang itu lalu berlati ke toilet untuk membicarakannya. Toilet kelihatan sepi tidak ada seorang pun di dalamnya. Tapi ternyata setelah mereka pergi, dr. Rafa keluar dari dalam toilet dengan muka masam.

Kabar sangat cepat menyebar. Prof. Gunawan yanh mendengar gosip tentang keponakannya itu langsung menemui dr. Rafa untuk menanyakan kebenarannya.

Dia lalu memarahi dr. Rafa dan pergi. Beberapa saat setelah keluar dari ruangan dr. Rafa, Prof. Gunawan kembali laku bertanya siapa ayah kandung Radit sebenarnya.

dr. Rafa hanya diam. Prof. Gunawan semakin marah karena menganggap keponakannya itu sangat bodoh sampai-sampai tidak tahu siapa ayah dari anak yang dikandung istrinya sendiri.

Di tempat lain, Rania mencoba menelepon Tania di luar kamar rawat ibu Linda tapi tak kunjung diangkat. Ibu Linda yang heran kenapa Rania terus-terusan di luar lalu menemui putrinya.

Kemudia tepat saat ibu Linda di luar kamarnya, Fahmi lewat mengenali Rania. Fahmi juga bertanya apakah ini ibu dr. Tania. Tapi ibu Linda mengira Fahmi memanggil Rania dengan sebutan dokter sehingga langsung mengatakan bahwa Rania bukan dokter.

Kemudian Tania tampak dari kejauhan. Fahmi pun langsung menunjuk Tania untuk memberitahukannya pada ibu Linda. Tania yang menyadari hal tersebut langsung balik badan.

Fahmi yang kebingungan lansung di kode oleh Rania dan Fahmi pun mengalihkan perhatian. Ibu Linda sempat melihat ke arah Tania dan curiga. Akan tetapi Rania berhasil membujuk ibu Linda agar kembali masuk kembali ke kamar.

Dati situlah Fahmi akhirnya tahu kenapa Tania mesti bohong pada ibunya. Fahmi juga bersedia jadi dokter jaga untuk ibu Linda atas permintaan Tania.

Setelah itu, Tania lebih hati-hati lagi. Dia hanya bisa mengintip ibunya dari pintu padahal Tania sangat cemas. Kemudian ada panggilan darurat ternyata dari pasien yang di operasi oleh Tania.

Tenyata pasien itu mengalami rasa sakit ang hebat lagi. Suami pasien pun meminta Tania cepat bertindak, tapi karena semua hasil diagnosa sebelumnya normal-normal saja, Tania pun bingung harus berbuat apa.

Akhirnya Tania mencari dr. Raka dengan panik. dr. Raka ternyata sedang tidur dan ketika Tania membangunkannya, dia sangat marah dan mengancam Tania akan diberi nilai D kalau terus-terusan mengganggunya dengan masalah ini.

Tania pun kembali ke ruangan pasien yang ia operasi dan ternyata sakitnya sudah reda namun wajahnya tampak sangat pucat. Pasien dan suaminya bertanya apakah ada kesalahan saat operasi dan minta agar Tania jujur apabila ada yang tidak beres. Karena Tania merasa tidak melakukan kesalahan, dia hanya diam saja.

dr. Bara memeriksa Radit yang sudah bisa duduk. Keadaan Radit baik-baik saja dan itu membuat dr. Manda lega.

"Mah.. kapan ayah datang???", Tanya Radit.

"Mamah janji kalau ayah datang.. mamah pasti bangunin Radit..", ucap dr. Manda.

Keesokan harinya, dr. Bara dikunjungi adik angkatnya yang dulu sama-sama tinggal di panti asuhan. Adik dr. Bara melihat Prof. Gunawan dan menyadari bahwa dia orang yang dulu pernah mengadopsi dr. Bara.

"Kak... apa Prof. Gunawan yang menyebabkan kakak giat belajar dan bekerja di RS Harapan ???", Tanya adik angkat dr. Bara.

"Hhaha.. untuk apa kakak lakuin itu... guru kakak Prof. Teguh yang meminta kakak bekerja disini... ", ucap dr. Bara.

Namun saat di dalam ruangannya, dr. Bata terdiam dan menghela nafas panjang.

Di tempat lain, ibu Linda berjalan-jalan keluar kamar dan tiba-tiba Tania datang dari lorong sebelah kiri. Tania yang menyadari keberadaan ibunya langsung berbalik.

Namun, karena jarak mereka terlalu dekat, ibu Linda menyadari keberadaan Tania. Ibu Linda memanggil Tania beberapa kali sampai Tania akhirnya mau tidak mau menoleh.

Ibu Linda bertanya apa yang Tania lakukan di Rumah sakit ini bukankah ia berada di London sekarang. Sampai akhirnya ibu Linda melihat sendiri name tag Tania dan menyadari bahwa Tania menjadi dokter di rumah sakit ini.

Ibu Linda langsung lemas dan Tania panik. Ibu Linda memarahi Tania dan menyeret Tania pulang. Tapi Tania menolak dan langsung menceramahi ibunya. Tepat di saat itulah dr. Bara muncul dan mendengarkan pertengkaran Tania dan ibunya.

"Kami mau mati Tania??!!!", Tanya ibu Linda emosi.

Tania diam.

"Kamu masih mau di operasi lagi yang bisa mengancam jiwa kamu.. jika kamu terus seperti ini.. kamu bisa di operasi lagi dan akhirnya akan mati ..", ucap ibu Linda emosi.

"Aki gak apa-apa bu... jantung Tania gak selemah itu...", ucap Tania yang sudah meneteskan air mata.

"Apa yang tidak lemah... kamu pikir ibu gak tahu??!!!", Ucap ibu Linda marah.

"Jika kamu bekerja seperti ini, maka kamu akan di operasi lagi.. !! Katup dan jantungnya akan rusak.. kamu pikir ibu gak tahu apa-apa??!!", Ucap ibu Linda semakin marah.

"Dulu saat magang pertama kamu... kamu pingsan karena penyakit jantung kamu itu dan hampir kehilangan nyama kamu... dan sekarang magang lagii??!!!!", Ucap ibu Linda yang tetap marah.

"Enggak bu.. waktu itu aku gak sesehat sekarang... sekarang aku lebih kuat bu...", ucap Tania beralasan.

"Diamm!!! Sudah cukup dadamu di buka dua kali.. kalau kamu tidak mau pulang..kamu akan di operasi lagi. . Bahkan mati sekalipun aku tak sanggup melihat kamu mendapat cobaan seperti ini.. ayo pergi..!!" Ucap ibu Linda menyeret Tania.

Tania menolak diseret ibunya untuk pergi dan bahkan melepas tangan ibunya dengan kasar.

"Aku gak bisa pergi!!!. Bahkan jika aku mati sekalipun .. aku akan tetap melakukan pekerjaan ini.. ini impianku.. ini cita-citaku... aku senang pekerjaan ini .. aku mencintai pekerjaan ini...!!!" Ucap Tania emosi.

Mendengar itu ibu Linda langsung mengamuk dan memukuli Tania. Tania hanya diam saja dan tak melawan. Ibu Linda kemudian kembali menarik Tania pulang dan sekali lagi Tania menghentakkan tangan ibunya.

"Aku gak akan pergi walau harus mati bu..!!", Ucap Tania.

"Memangnya kenapa kalau aku mati ??tak masalah jika umurku lebih pendek sepuluh tahun. Bahkan apabila harus menggunakan katup jantung mekanik, tak masalah asal aku dapat makan dan menjalani kehidupanku. Aku ingin melakukan ini.. bahkan jika aku mati .. aku ingin melakukan ini..", ucap Tania kukuh.

dr. Bara masih berdiri disana dan masih mendengarkan mereka. Ibu Tania kembali mengamuk dan memukuli Tania. Rania kemudian datang dan melerai mereka.

Rania menyuruh Tania minta maaf tapi Tania memilih untuk diam saja dan pasrah dipukuli. Fahmi kemudian muncul dari belakang dr. Bara dan turut menyaksikan pertengkaran Tania dan ibunya.

Setelah memukul Tania beberapa kali, ibu Linda langsung lemas dan kemudian pingsan. dr. Bara dan Fahmi kemudian sama-sama berlari hendak menolong ibu Linda tapi karena dr. Bara melihat Fahmi telah lari duluan, ia pun mengurungkan niatnya.

Ibu Linda akhirnya dibawa kembali ke kamarnya. dr. Bara hanya bisa menghela nafas melihat kejadian tersebut. Merasa sedikit menyesal selalu memarahi Tania dan bersikap sinis padanya.

dr. Bara dan dr. Rafa berpapasan di jalan. Keduanya berhenti lalu berpandangan sesaat dan kemudian dr. Rafa lebih dahulu berlalu meninggalkan dr. Bara.

"Apa kamu tidak mau menyapaku???", Tanya dr. Bara.

"Lali kenapa kamu tidak menyapaku duluan??", Ucap dr. Rafa balik bertanya dengan sinis.

"Tidakkan kamu berterima kasih atas kesuksesan operasi Radit?" Tanya dr. Bara.

dr. Rafa hanya menghela nafas pendek kemudian bersiap untuk pergi.

"Radit sudah di pindahkan ke ruang rawat dan dia menunggu ayahnya..", ucap dr. Bara.

dr. Rafa tetap diam saja dan pergi meninggalkan dr. Bara.

dr. Manda mendapat pasien anak-anak yang mengalami pembesaran hati. Setelah diperiksa, ternyata tubuh anak tersebut lebam-lebam. Saat memeriksa anak itu, dr. Manda mendengar seorang dokter dan suster menggosipkannya namun dia berusaha tenang.

dr. Manda bahkan tak segan menelepon dr. Rafa untuk berkonsultasi tentang pasien anak yang mengalami pembesaran hati. Karena menolak lewat telepon, dr. Manda pun mendatangi langsung dr. Rafa di ruangannya.

dr. Manda langsung membahas masalah pembesaran hati pasiennya tapi dr. Rafa menyuruhnya konsultasi pada orang lain. Rupanya dr. Rafa malas bicara dengan dr. Manda karena gosip tentang mereka berdua sudah menyebar.

Akhirnya mereka berdua pun bertengkar. Saat ada di puncak emosi, tiba-tiba Tania mengetuk ruangan dr. Rafa dan masuk. dr. Rafa dan dr. Manda langsung terdiam.

Tania tanpa basa basi langsung membahas soal pasien operasinya yang terus kesakitan hebat. dr. Rafa hanya berkata agar Tania pergi dan akan membicarakan ini besok.

Tapi Tania malah terus mengeluarkan argumen-argumennya dan itu membuat dr. Rafa marah lalu menyuruh Tania keluar. Tania pun keluar ruangan dr. Rafa.

" Apa kalian pacaran???", Tanya dr. Manda.

" Apak kami mau bantu pasienku??", Tanya dr. Manda lagi.

"Aku gak mau membantu kamu..", ucap dr. Rafa.

"Oke.. aku pergi..", ucap dr. Manda.

"Sebelum kamu pergi.. jawab .. siapa ayah Radit??!", Ucap dr. Rafa.

"Kamu kenal lelaki itu..", ucap dr. Manda dan langsung pergi.

Tania termenung di teras paling atas rumah sakit. Dia merasa tertekan karena harus memikirkan banyak hal sekaligus masalah ibunya serta pasiennya.

Tania kemudian pergi ke perpustakaan untuk mencari jawaban atas pasiennya. Karena kelelahan membaca di perpustakaan, Tania pun tertidur. Ketika terbangun dan mencoba berdiri, Tania merasakan ada yang tidak beres pada jantungnya.

Keesokan harinya Tania tidak nafsu makan. Tania pun telihat tidak tertarik ketika teman-temannya bergosip tentang dr. Manda dan dr. Rafa. Setelah makan, Tania mencoba membahas masalah ini dengan teman-temannya tapi belum sampai mendapat jawaban yang memuaskan, Tania pun mendapat panggilan darurat.

Ternyata pasien operasinya itu mengalami kejang. Tania meminta pasien diberi fenition untuk mengatasi kejang. Tiba-tiba Fahmi datang mengabarkan bahwa ibu Linda menolak operasi dan sekarang bergegas pulang.

Tania pun langsung berlari menemui ibunya dan mencegah kepulangannya. Ibu Linda pun mengajak Tania pulang. Tapi Tania tetap menolak. Ibu Linda beranjak meninggalkan Tania dengan kesal.

Tania lalu berteriak dan mengatakan bahwa ia akan membiarkan ibunya pergi. Tania bercerita mengenai masa kecilnya yang harus tinggal bersama neneknya dan jika bukan karena seorang dokter, dia mungkin sudah mati.

Tania menunjukkan betapa keras keinginannya untuk bertahan dan tak peduli jika ibunya ingin pergi. Ibu Linda hanya diam mendengarkan putrinya lalu perlahan berbalik dan mau di operasi.

Tania, dr. Raka dan seorang dokter lagi menjenguk pasien yang Tania operasi. Dokter itu mengatakan bahwa kemungkinan pasien memiliki kelainan syaraf sehingga mengalami kejadian yang tidak biasa seperti ini. Pasien itu pun menjalani beberapa pemeriksaan lebih lanjut.

Selanjutnya Tania mengantar ibunya ke ruanh operasi. Setelah itu dia kembali membaca banyak buku-buku tebal untuk menemukan masalah yang dialami pasiennya.

Tania meminta bantuan pada Joana dan Wira tapi keduanya menolak dengan alasan sibuk. Kerena kelelahan, Tania pun tertidur. Ketika terbangun, lagi-lagi Tania merasakan ada yang tidak beres pada jantungnya.

Tania pun menuju ruang penyimpanan obat kemudian mengambil lasix yang fungsinya mengurangi bengkak karena kaumulasi cairan pada tubuh yang bisa juga di sebabkan karena oenyakit jantung untuk dirinya sendiri.

Ketika akan menyuntik dirinya sendiri, Tania kaget karena ternyata dr. Bara mengawasinya.

"Hmm dok..", ucap Tania.

"Obat apa itu??", Tanya dr. Bara.

"Ini obat radang dok.. akhir-akhir ini merasa gak enak badan...supaya cepet sembuh dok... saya gak pakai narkoba dok.. ini bukan narkoba..", ucap Tania.

"Siapa yang bilang kamu pemakai.. kamu sendiri yang bilang.. sini..", ucap dr. Bara.

dr. Bara pun akhirnya membantu menyuntikkan obat ke tangan Tania. Melihat sikap dr. Bara yang lunak, Tania pun langsung konsultasi masalah pasiennya. Dan jawabannya agar Tania membaca lebih banyak jurnal lagi.

Ketika Tania mengamati rekam medis pasien operasinya, tiba-tiba si pasien kejang lagi. Tania meminta obat seperti kemarin tapi kemudian tiba-tiba denyut jantung pasien menghilang.

Tania pun langsung panik dan memicu jantung pasien. Akhirnya denyut jantung pasien pun kembali. Tapi kemudian tiba-tiba kejang lagi. Tania meminta obat tadi lagi tapi suster bilang pasien batu saja di suntik obat itu 30 menit yang lalu.

Tania meminta obat yang lain dan di suntikan ke infusan dan akhirnya kejang pun berhenti. Tania menyadari seseuatu lalu segera membuka bukunya. Dan akhirnya Tania menemukan penyakit sang pasien.

Tania pun menangis karena akhirnya dia dapat menyelesaikan masalah pasien.

"Saat pertamaku selalu adalah yang terberat... cinta pertamaku,, pasien pertamaku,, dan pasien pertama yang ku operasi..", ucap Tania.

Di tempat lain menemui dr. Rafa di lobi dan mengajaknya bicara tapi dr. Manda menolak dengan alasan sibuk.

"Siapa berandalan itu.. siapa ayah Radit??!", Tanya dr. Rafa

dr. Manda menolak menjawab tapi dr. Rafa memaksa. Kemudian dr. Bara pun datang dan dr. Manda langsung pergi bersamanya. Hal itu membuat dr. Rafa mencurigai dr. Bara adalah ayah Radit.

Tania sedang tidur ketika Joana meneleponnya dan menyuruhnya berkumpul di ruang data pasien untuk diskusi kelompok. Tania pun segera bergabung dengan mereka. dr. Rafa datang untuk memimpin diskusi dan melihat betapa pucatnya wajah Tania.

Tapi dr. Rafa tetap melanjutkan diskusi seperti biasa. Satu persatu dokter tahun pertama melaporkan pasiennya. Dan ketika giliran Tania, dia tidak menjawab dan akhirnya pingsan.

dr. Rafa dengan sigap membopong Tania dan menyuruh Fahmi menyiapkan ruangan kosong. dr. Rafa pun membaringkan Tania di sebuah ruangan lalu memeriksa denyut nadi Tania.

dr. Rafa kemudian memasang infus pada Tania dan menungguinya sebentar. Kemudian dia meminta pada Fahmi agar menjaga Tania lalu dr. Rafa pergi. Tepat dr. Rafa pergi, Tania pun sadar.

Tania hendak melepaskan infusannya lalu Fahmi membantunya.

"dr. Rafa yang membopong kamu sendiri kesini bahkan memasang infusan untuk kamu Tan..", ucap Fahmi.

Tania kaget lalu berlari keluar kamar untuk mengejar dr. Raga yang ternyata sudah menghilang.

Continue Reading

You'll Also Like

17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.2M 41.6K 31
16+ | ROMANSA || SELESAI 𝐀𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐭𝐮...
1.6K 319 24
Aku mengenalnya, di sebuah tempat minuman klasik pada hari Minggu. Aku masih ingat betul suasana di sana, dan semesta mempertemukanku denganmu. Dia s...
1.6M 92.7K 24
Mengagumimu adalah candu Mengharapkanmu hanyalah semu Wahai sang perwira, adakah sedikit terlintas namaku diantara sekian ratus ribu pengagummu?