AMALA Istri Kontrak Sang CEO

By eista_

230K 9.6K 365

AMALA hanyalah wanita biasa hingga takdir merubah hidupnya . Amala rela menjadi wanita malam untuk menyelamat... More

1. Pertemuan Tak Terduga
2. Terbakar Gairah
3. Tawaran Pernikahan
4. Tak Ada Pilihan Lain
5. Rapat Pemegang Saham
7. Kemarahan Marvis
8. Aku Menginginkanmu
9. Satu Kamar Dengannya
10. Merasakan Sedikit Ketulusan
AMALA 11
AMALA 12
13. Maafkan Aku
14. Sulit Mengatakannya
15. Mantan Suamiku
16. Aku Mencintaimu
AMALA 17
AMALA 18
AMALA 19
AMALA 20
PENGUMUMAN
AMALA 21
Amala 22
AMALA 23
24. Hukuman Untukmu
PROMOSI
25. Jurang Kematian
26. I Promise Sweetie
27. Only You Amala
28. Hidup & Mati
29. Belum Berakhir
30. Pilihan Terberat
31. Akhir Yang Bahagia

6. Perasaan Apa Ini

11K 421 2
By eista_

Yeee author hari ini baik jadi bakal double updatenya .

Jangan lupa vote sebelum membaca .

"Bawa dia masuk." Perintahnya pada Varen.

Varen membuka pintu besar yang ada diruang rapat tersebut dan semua orang yang ada diruangan itu melihat kearah pintu menantikan apa yang sedang di rencanakan Marvis.

W-wanita. . Pintu terbuka dan munculah seorang wanita cantik dari balik pintu itu. Amala masuk dengan sangat anggun menggunakan gaun berwarna hitam dengan taburan swarovski dan tatanan rambut yang digelung kebelakang.

"Perkenalkan dia istriku ." Ucap Marvis santai, dia menautkan jari jari tangannya pada jari wanita itu.

"Tidak mungkin dia istrimu ". Janied masih coba menyangkal apa yang di utarakan adik tirinya .

Marvis tersenyum sinis. "Varen tunjukan surat nikahnya."

Varen lalu meletakan bukti pernikahan Marvis dengan Amala.

"Silakan kalian periksa keaslian surat ini." Kata Marvis.

"Sudah cukup!." Kini pengacara keluarga itu mulai bicara. "Semua bukti ini sudah cukup untuk menunjukan bahwa tuan Marvis sudah menikah."

Janied tidak terima, Adik tirinya yang b*jingan itu telah mempermalukannya, pria itu berdiri lalu merobek surat itu didepan semua orang.

Ketegangan mulai terjadi, semua orang mulai waspada dan melirik kesatu sama lain.

"Dia hanya anak dari hasil perselingkuhan, dia tidak pantas menerima semua saham itu, aku lebih pantas karena aku anak kandung ayah."

Marvis geram, pria itu menatap tajam kakaknya, cukup sudah batas kesabarannya kini mulai habis.

"Bawa penipu itu masuk." Kembali pria itu menyuruh Varen membawa seseorang untuk masuk kedalam ruang rapat.

Varen lalu mendorong seorang pria masuk keruangan tersebut, pria itu dalam kondisi babak belur diwajah serta tangannya.

"Tuan Janied . ." Ucap pria itu jatuh tersungkur.

Janied terkejut. Kenapa dia bisa ada disini ?.

"Dia adalah orang suruhanmu, benar kan ?. Dia juga orang yang telah menjual desain Seanlytex pada perusahaan lain.

Janied coba menyangkal. "Jaga bicaramu Marvis, aku tidak mengenalnya. Tak ada bukti untuk semua omong kosongmu itu."

Marvis lalu melempar beberapa berkas di hadapan Janied.

"Apa semua bukti itu masih kurang." Kata Marvis. Pria itu tak memberikan celah sedikitpun pada kakak tirinya.

Janied mengambil itu dan melihatnya satu persatu. "Semua bukti ini palsu, jangan menuduhku dengan semua bukti palsu itu."

"Bicaralah." Suruh Marvis pada orang itu

"Itu semua benar, tuan Janied menyuruh saya menyuap semua orang yang hadir di rapat dan juga menjual design Seanlytex pada perusahaan lain agar Seanlytex mengalami kerugian."

Janied tak mampu berkata kata lagi, keringat dingin mulai bercucuran didahinya. "Kau . .!"

Pria itu hendak memukul Amala namun tangannya lebih dulu dicekal Marvis.

"Aku tak akan membiarkan tangan kotormu itu menyentuh istriku."

Janied berusaha melepaskan tangannya dari Marvis. Marvis memegang pundak pria itu dengan satu tangannya. "Kali ini aku pemenangnya kakak. Menyerahlah sebelum aku berbuat kasar padamu."

"Hahh . . Dasar b*jingan br*ngsek ! !." Pria itu meninggalkan ruang rapat. "Aku akan membalasmu suatu saat nanti."

"Rapat selesai kalian semua boleh pergi."

Apa yang baru saja terjadi ?. Amala masih tak percaya dengan kejadian barusan. Jadi inilah alasan Marvis menikahinya. Cukup membuat wanita itu tercengang diam seribu bahasa.

Setelah rapat pemegang saham selesai Marvis dan Amala keluar dari gedung perusahaan di iringi pengawal di setiap sudutnya. Para wartawan telah menantikan mereka di depan gedung perusahaan itu, untuk mendapatkan berita ekskkusif dari Ceo muda yang tampan dan kaya raya.

"Siapkan kamera, siapkan kamera. .mereka keluar ."

"Bagaimana dengan rapat pemegang saham kali ini, apakah anda masih menjadi pemegang saham tertinggi?."

"Apakah anda memenangkannya lagi."

"Siapa wanita itu ?."

"Siapa wanita yang ada disamping Anda?."

Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para wartawan.

"Ya aku memegang saham tertinggi." Jawab pria itu.

"Lalu siapa dia , siapa ?."

Marvis mempererat pelukannya pada Amala. "Dia istriku Amala."

Setelah menyatakan itu mereka berdua kembali berjalan untuk masuk kedalam mobil.

"Dasar wanita j*lang, mati saja kau, beraninya merebut Marvis dariku !." Tanpa mereka sadari salah satu wanita melempar Amala dengan telepon seluler ,tepat mengenai kepala wanita itu .

"Ahh . . ." Amala merasakan sakit di kepalanya ,tubuhnya goyah dan hampir terjatuh. Marvis dengan cepat menangkap istrinya dan menggendongnya.

"Tangkap dia."

Beberapa pengawal langsung menangkap wanita itu yang dikenal sebagai sasaeng (Fans berat).

"Laporkan dia kepolisi, pastikan dia membusuk dalam penjara."

"Baik tuan."

Marvis masuk kedalam mobil berniat membawa Amala kerumah sakit.

" Aku tidak papa, tidak perlu kerumah sakit."

"Kau terluka . ."

"Ini hanya luka kecil. Lagipula kau tidak perlu melaporkannya ke polisi hanya karna dia melemparku dengan telepon seluler."

"Itu hukuman untuknya karna telah melukai istriku."

I-istri. . Seketika pipinya memerah mendengar Marvis mengucapakan kata istri langsung didepannya. Mantan suaminya saja dulu tidak pernah melakukan hal yang sebegitu perhatiannya seperti Marvis sekarang.

"Wajahmu memerah, apa kau demam." Marvis menyentuh kening wanita itu , membuat Amala semakin salah tingkah .

"Tidak." Dia menggeleng keras, "Singkirkan tanganmu, aku hanya ingin pulang sekarang juga."

"Oke kita akan pulang ."

Didalam mobil Marvis menyuruh Amala untuk tidur, perjalanan yang cukup panjang untuk tiba dirumahnya. Wanita itu akhirnya bisa tidur sesuai perintah Marvis. Dia memejamkan mata sambil menyenderkan punggungnya dibangku mobil mewah itu.

FLASHBACK

"Letakkan foto itu !"

Wanita itu terkejut dan hampir menjatuhkan bingkai foto yang ada di tangannya. Sejak kapan pria itu ada disini ?.

"Aku memang menyuruhmu untuk menunggu di kamarku, agar kamu bisa istirahat. Bukan berati kamu berhak menyentuh barang-barangku dengan bebas." Gerutu Marvis.

"Ah maaf aku cuma . ." Amala tertunduk lesu.

"Haish . . ya sudahlah, lupakan perkataanku tadi, lagipula aku memanggilmu kesini bukan untuk memarahimu. Tunggu aku disofa kita harus bicara."

Amala meletakan bingkai foto itu, dan berjalan keluar dari kamar Marvis.

Lima belas menit kemudian Marvis keluar dengan menggunakan jubah mandi dan rambut yang masih basah.

Amala menelan ludah, dada bidang itu terlihat cukup jelas didepannya dan juga paha pria itu yang berotot seolah olah memanggil tangannya untuk disentuh.

Tidak apa yang aku pikirkan saat ini.

Mereka berdua duduk disofa, Marvis menghela nafasnya untuk memecah keheningan diantara mereka.

"Jadi aku memanggilmu kesini untuk menikah denganku secepatnya."

Amala menolaknya dengan keras, "Tidak! Aku belum siap."

"Bualan apa lagi yang kau katakan, kemarin kan sudah setuju." Sergah Marvis.

"Tapi tidak secepat ini Marvis."

"Aku tak perduli Amala, mau kamu setuju atau tidak besok kita akan menikah. Lagipula kamu sudah menggunakan uangkukan jadi aku berhak memakai jasamu."

Amala melotot, bagaimana bisa pria itu tau ?. Dia memang sudah menggunakan kartu atm yang Marvis berikan untuk membayar rumah sakit sekitar dua puluh juta.

"Baiklah baiklah aku mengalah."

"Bagus! wanita yang pintar."

"Tapi sampai kapan pernikahan ini, kenapa itu tidak tertulis dikontrak." Wanita itu kembali melontarkan pertanyaan tersebut.

"Sampai kakakku menyerah dan kembali keParis. Tujuan pernikahan ini adalah untuk menyingkirkan kakakku dari perusahaan." Lalu pria itu menjelaskan dengan detail situasinya saat ini.

"Jadi begitu. Baiklah aku paham, ini juga karena aku sudah memakai uangmu."

"Satu lagi, cinta. Tidak boleh ada cinta diantara kita." Ucap Marvis menambahkan.

"Itu hal yang mudah, lagi pula sudah kukatakan sejak awal bahwa aku tak tertarik dengan pria sepertimu."

Setelah mengucapkan kata itu Amala berdiri dari tempat duduknya berniat untuk kembali ketempat tinggalnya. Tapi Marvis dengan cepat mencekal tangannya.

"Mau kemana ?."

"Pulang, pembicaraan kita sudah selesai dan aku akan pulang.' ucap wanita itu.

"Tinggallah disini?."

"Apa ?. Tinggal disini. berdua seatap denganmu. Tidak aku dia menyukainya."

"Kenapa? lagi pula setelah menikah kita memang akan tinggal berdua, iyakan."

Yang dikatakan Marvis memang benar. Wanita itu menarik nafas panjang sebelum menuruti perintah Marvis untuk tinggal di Apartemennya. Tidak ada salahnya juga karena besok adalah hari pernikahannya dengan Marvis.

Satu hari berlalu dengan begitu cepat, hari ini adalah hari pernikahannya. Bukan pernikahan yang mewah, mengingat pria yang dinikahi wanita itu adalah seorang ceo yang kaya raya. Hanya pernikahan sederhana dan secara diam-diam yang dilakukan didalam Apartemen tersebut. Bahkan Amala tidak mengenal semua orang yang ada dihadapannya.

Saat penghulu mengucapkan kata sah di saat detik itu juga Amala telah resmi menjadi istri sah dari Marvis Sean.

"Maaf, hanya pernikahan sederhana yang bisa aku berikan saat ini." Ujar Marvis saat wanita itu mencium tangannya.

Amala terkejut tapi dalam posisinya yang tenang. Apa barusan dia mengatakan maaf ?.

*****

"Bangunlah kita sudah sampai ."

Amala terbangun saat Marvis menyentuh pipinya, sentuhannya bahkan membuat hatinya ikut bergetar, apakah dia telah jatuh cinta pada Marvis?. no, that's impossible !.

"Hei . . Sampai kapan kau akan duduk di dalam mobil."

Tanpa sadar ternyata Marvis telah keluar dari mobil dan menunggunya sedari tadi .

"Apa kamu tidak bisa berjalan, kalau begitu aku akan menggendongmu lagi."

"T-tidak, tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri, lagipula yang sakit kepalaku bukan kakiku." Jawab wanita itu dan langsung keluar dari mobil.

Amala tidak ingin berada dalam gendongan Marvis, bau feromon pria itu sungguh membuatnya gila.

Amala menatap rumah mewah yang ada didepannya. "Ini rumah siapa?."

"Ini rumah mamahku, kita akan tinggal disini sementara sampai aku mendapatkan rumah yang pas di tengah kota nanti."

Amala agak canggung saat masuk kedalam pintu rumah tersebut. Marvis menyuruhnya duduk di sofa yang berdekatan dengan televisi, sedangkan Marvis mencari kotak obat untuk istrinya.

"Mendekatlah. ."

Wanita itu terkejut saat Marvis mendekatkan wajahnya, Amala menutup mata sejenak sampai dia merasakan sebuah plester kini menempel pada dahinya.

"Apa yang kau pikirkan?. Tanya Marvis. "Apa kau pikir aku akan menciummu."

Wanita itu mendorong Marvis, memberikan akses bernafas untuk dirinya sendiri. Berdekatan dengan pria itu sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Ekspresi macam apa itu, kenapa wajah wanita itu memerah?. Batin Marvis.

"Ayo akan ku tunjukkan kamarmu."

Mereka naik kelantai dua. "Ini kamarmu, dan kamarku ada disebelah kamarmu."

"Terpisah ?."

"Benar."

"Maksudmu kita tidak tidur dalam satu kamar." Tanyanya ragu.

Marvis mendekat, menghimpit tubuhnya dengan tembok. "Apa kamu kecewa ?."

Amala menggeleng, bukan kecewa bagamanapun mereka sudah sah menjadi suami istri, itu yang dipikirkan Amala.

"Jika kamu ingin tidur bersama, aku dengan senang hati bisa mengabulkannya." Marvis menggoda istrinya.

"No ! aku ingin tidur sendiri."

Amala lalu mendorong Marvis dan dengan cepat dia berlari masuk kedalam kamarnya menutup pintu itu. Nafasnya memburu, detak jantungnya kini berdetak lebih cepat dari biasanya. Semakin lama berdekatan dengan Marvis membuat hatinya goyah.

T-tidak ini tidak boleh terjadi, aku tidak boleh jatuh cinta padanya




Jangan lupa vote and comment , see youu bye bye 👐😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

188K 5.7K 19
Lena, seorang mahasiswi yang diharuskan menikah dengan seseorang yang bahkan tak ia kenal oleh sang kakak. Diusianya yang hampir menginjak 23 bahkan...
12.4K 597 38
TERBIT ⚠Belum Revisi⚠ Kisah perjalanan Cinta yang terpaksa menikahi pemuda Miliarder bernama Rama Ramanta--pewaris Ranstel. Pernikahan mereka sah di...
117K 10.7K 50
Warning 21+ Roy Forrester, pimpinan Forrest Group terpaksa mengikuti perintah ayahnya untuk menikah. "Perusahaan kita adalah perusahaan keluarga. Kal...
126K 12K 33
[#6 Wiratama's] Diandra merasa beruntung bisa menjadi sekretaris seorang Reza Wiratama. Bukan karena bos-nya itu tampan, melainkan gaji yang sangat m...