Dokter Tania (COMPLETED)

By Meidina04

28.6K 1.1K 102

Menceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa k... More

Cast
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19 (END)

Bagian 1

3K 87 4
By Meidina04

Pagi itu sangat cerah, ketika itu Tania sedang memeriksa seorang pasien. Saat itu memang ada kegiatan pengobatan gratis di sebuah desa. Pasien yang di tangani oleh Tania adalah seorang bapak-bapak. Namun ada yang membuat Tania tercengang ketika sang pasien itu malah meminta resep obat kuat. Akan tetapi Tania menasehati bapak itu supaya berolahraga dan berhenti merokok.

"Aduuhh pak… sebaiknya bapak itu olahraga .. dan satu lagi jangan banyak merokok…!!!", Ucap Tania.

"Saya mohon Dok… tolong kasih resep itu aja…besok ulang tahun istri saya…saya ingin memberikan kado spesial untuk dia.. ya… ituuuuu… hehehe", ucap pasien.

"Dengarkan saya ya pak… kalo seorang istri itu pasti akan lebih bahagia kalo suaminya berhenti merokok dan rajin olahraga dari pada minum obat kuat..!!", Ucap Tania tegas.

Bapak itu pun akhirnya tidak bisa berkata apa pun lagi dan pergi meninggalkan Tania.

Setelah selesai melakukan pengobatan gratis, Tania mentraktir teman-temannya makan sebagai acara perpisahan karena ternyata diam-diam Tania mengambil program magang di rumah sakit besar di Jakarta dan diterima.

Tiba-tiba ada seorang yang datang dan berteriak minta tolong pada Tania dan teman-temannya bahwa ada seseorang yang patah kaki. Tania dan teman-temannya pun langsung buru-buru lari  hendak menolong orang itu.

Namun saking terburu-buru, ketika sedang berlari Tania menabrak seseorang sampai stetoskopnya terjatuh.

"Brruuuggghhh!!!"

"Maaf.. maaf..", ucap Tania yang langsung terus berlari.

Orang itu terus saja melihat Tania dan menemukan stetoskop Tania yang terjatuh di depannya.
Setibanya di tempat pasien yang patah tulang tadi, Tania langsung mengintrogasi sang pasien.

"Pak.. apa yang lebih dulu jatuh lutut??? Apa ini yang sakit.. ??  Bagian mana yang sakit pak???", Tanya Tania.

"Dada", jawab singkat sang pasien.

"Apa bapak punya sakit jantung atau diabetes??", Tanya Tania.

Tapi jawaban sang pasien hanya menggeleng. Tapi yang jelas kakinya patah jadi harus menunggu. Ambulans datang. Di tengah kebingungan, tiba-tiba orang yang tadi di tabrak Tania datang dan menyelonong memeriksa keadaaan pasien patah tulang tadi dengan memakai stetoskop milik Tania.

"Eehh, kamu siapa?. Itu stetoskop saya!", ucap Tania.

Orang itu tidak memperdulikan celotehan Tania. Ia tetap fokus memeriksa pasien. Saat Tania masih menggerutu kepada orang tersebut, tiba-tiba pasien susah nafas dan membuat Tania panik. Kemudian ambulance un datang dan mengangkut orang itu ke klinik terdekat.

Akan tetapi Tania menolak.

"Nggak! nggak bisa!. klinik terdekat tidak punya peralatan yang memadai untuk pasien!!", Ucap Tania.

"Hehhh!. Pasien ini terkena cardiac tamponade dan kalau tidak cepat kasih pertolongan pertama maka pasien bisa kehilangan nyawa!. Ucap orang itu dengan nada tinggi.

Tania malah memasang tampang bingung dengan istilah cardiac tamponade (pendarahan di dalam rongga dada). Alhasil pasien patah tulang tadi langsung dibawa ke klinik terdekat. Di tengah jalan, tekanan darah pasien meningkat drastis.

Tania pun panik dan menyuruh supir ambulans mempercepat mobilnya. Sesampainya di klinik terdekat, Tania meminta spuit jarum suntik pada suster dan langsung memberikannya kepada orang yang Tania tabrak itu. Spuit jarum pun langsung di tusukkan pada dada pasien.

Orang itu berulang kali mengeluarkan darah dari dada pasien dengan spuit jarum itu. Setelah beberapa menit kemudian, tekanan darah pasien kembali normal dan kondisi pasien membaik.

"Ini hanya pertolongan pertama .. sekarang bawa dia ke rumah sakit besar agar dapat penanganan selanjutnya..", ucap orang itu.

Orang itu pun langsung pergi tanpa pamit. Tania pun mengejar orang itu untuk mengucapkan terima kasih. Namun orang itu menanggapi ucapan terima kasih Tania dengan ketus.

"Dokter!. Kamu seorang dokter kan?? Hmmm terima kasih sudah membantu menyelamatkan pasien saya.", ucap Tania.

"Jangan jadi dokter…kalau tidak bisa apa-apa!", Ucap orang itu lalu pergi.

Tania sempat tersinggung dengan ucapan orang itu, tapi Tania tipe orang yang cuek dan tahan banting. Ucapan orang itu tidak membuatnya putus asa. Bahkan ketika orang itu sudah pergi, Tania langsung ingat apa itu cardiac tamponade.

Keesokanharinya Tania berpamitan kepada ibunya hendak pergi ke London. Tapi sebenarnya Tania bukan ke London tapi ke rumah sakit di Jakarta.

"Ibu jaga kesehatan ya.", ucap Tania.

"Kamu juga jaga kesehatan. Jangan ngirit-ngirit uang, beli makanan sehat ya, jangan sampai sakit.", ucap Ibu Linda sambil berkaca-kaca.

"Iya bu. Ibu tenang aja ya. ", ucap Tania sambil memeluk sang ibu.

Ia sangat merasa bersalah karena telah berbohong kepada ibunya. Karena ia tahu bahwa sang ibu tidak mungkin mengijinkannya untuk menjadi dokter. Selama ini Tania berusaha menutup-nutupi kuliah kedokteran dari sang ibu.

Yang di ketahui ibunya adalah bahwa Tania berkuliah di fakultas sastra. Namun saking keras kepalanya, Tania nekat bohongi ibunya dengan bilang ke London padahal ia ke rumah sakit di Jakarta agar bisa menjadi dokter bedah jantung.

Tiba di rumah sakit di Jakarta.

Tania menginjakkan kaki di rumah sakit dengan penuh semangat. Saking semangatnya sampai-sampai dia mengira sedang masuk ke ruang kosong padahal ada seseorang yang sedang tidur di dalamnya, ia adalah Rafa.

Rafa yang mendengar suara seseorang masuk langsung terbangun dari tidurnya dan mengamati Tania yang dengan entengnya ganti baju di ruangan itu. Rafa bahkan menahan tawa saat melihat celana setrait Tania bergambar doraemon.

Setelah ganti baju, Tania pun keluar ruangan. Baru beberapa langkah meninggalkan ruangan tersebut, tiba-tiba ada panggilan darurat. Semua dokter pun berlarian menuju ruang operasi 1 termasuk Rafa yang langsung keluar dari ruangan dan membuat Tania kaget.

"Hah!. Apa orang itu melihat aku ganti baju?", Tania bertanya pada dirinya.

Semua dokter berkumpul di ruang operasi 1. Para dokter magang pun berkumpul disana dengan tujuan melihat jalannya operasi. Rupanya Rafa yang akan melakukan operasi.

Operasi berhasil dan semua dokter terutama dokter magang langsung memandang kagum kepada Rafa, tak terkecuali Tania. Ketika keluar dari ruang operasi pun Rafa masih menjadi bahan pembicaraan para dokter magang yakni Fahmi, Joana dan Wira.

Tapi pembicaraan ketiga orang itu tiba-tiba beralih ke kabar bahwa ada dokter wanita yang masuk ke departemen bedah jantung.

"Katanya sih ada dokter baru masuk spesialis bedah jantung.", kata Joana.

"Iya.", jawab Wira.

"Namanya Tania, tapi dari kampung. Kampusnya pun gak terkenal. hehehe", ucap Joana.

Mereka bertiga tidak sadar kalau dari tadi orang yang mereka bicarakan ada di belakang mereka. Dan dengan percaya diri, Tania malah menunjukkan id cardnya. Mereka bertiga yang sedang membicarakan Tania pun kaget karena orang yang mereka bicarakan ternyata ada di sebelah mereka.

Selanjutnya Raka dan Kiki selaku senior para dokter magang spesialis bedah jantung dan bedah umum memberikan instruksi kepada para dokter magang.

"Apapun yang terjadi kalian tidak boleh bertindak dengan keputusan sendiri. Bertanyalah apapun!. walaupun untuk pergi ke kamar kecill!", Ucap Raka so' tegas.

Raka memberikan instruksi pertamanya pada Tania dan Tania pun langsung mendengarkan dengan baik bahkan dicatat olehnya. Tania menjalankan semua instruksi Raka. Suatu ketika Tania yang sedang mengatasi seorang pasien ia menemui masalah.

Tania terus saja menelepon Raka karena ia ingat instruksi Raka bahwa harus selalu bertanya apapun itu. Namun Raka malah marah setiap Tania menelepon.

"Gunakanlah otakmu dulu sebelum menelepon!", Ucap Raka kasar.

Tania merasa serba salah. Ia bingung harus bertindak apa. Ia pun mencoba mengatasi masalahnya sendiri. Akhirnya Tania membuka plester pelindung selangnya tapi rupanya selang sudah bersih dan dalam keadaan terpotong. 

Tania sebenarnya curiga, tapi Raka terus saja tak mengangkat telepon dari Tania. Ia pun langsung saja mencabut selang itu dengan sangat mudah. Tania semakin curiga dan akhirnya menemui Raka di ruang steril sebelum ruang operasi.

Betapa kagetnya Raka waktu Tania bilang bahwa selang pasien mudah sekali dicabut. Raka kaget karena belum saatnya selang itu dicabut. Tania pun kena semprot dengan di sebelahnya ada Dokter Rafa. Tania pun di suruh pergi oleh Raka, ia pun pergi dengan muka bete.

Tania pun menuju ruang rahasia seperti gudang penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai, ia pun duduk di tempat tidur. Dia menelepon sang ibu dan bilang seolah ia sudah ada di London.

"Bu, apa kabar? ", Ucap Tania.

"Ibu baik nak. Kamu gimana?. Kamu sudah sampai London nak?", Tanya Ibu Linda.

"Udah bu.", ucap Tania.

"Syukur Alhamdulillah, jaga kesehatan ya nak.", ucap bu Linda.

Tania sebenarnya merasa bersalah karena telah membohongi ibunya, tapi ia ingin sekali menjadi dokter ahli bedah jantung sedari kecil.

Setelah rasa kesalnya reda terhadap Raka, Tania pun pergi ke ruang data rekam pasien. Tak lama kemudian Raka datang dan langsung memarahi Tania. Karena menurut Raka ulah Tania yang mencabut selang pasien membuatnya di usir dari ruang operasi oleh dokter Rafa.

Dokter Rafa pun datang dan bertanya kepada Tania dan Raka, siapa yang dokter jaga Milka seorang pasien anak-anak yang menderita kanker hati yang sudah cukup parah. Tania pun langsung menunjukkan diri dan pergi bersama dokter Rafa menuju kamar Milka yang ternyata dokter Rafa adalah dokter yang akan mengoperasi Milka.

Di saat perjalanan menuju kamar Milka, dokter Rafa menyindir soal celana doraemon.

"Gambar Doraemon bagus hehehe", ucap Dokter Rafa sambil senyum sindir.

Tania pun langsung kaget karena ternyata dokter Rafa melihatnya saat ganti baju. Tapi Tania tetap tenang tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Sesampainya di kamar Milka, sudah ada dokter Manda selaku dokter spesialis anak untuk Milka. Manda pun memperkenalkan Rafa pada ibu Milka bahwa dialah dokter yang akan mengoperasi Milka.

Dokter Manda dan dokter Rafa bersikap biasa saja seolah tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka. Tapi setelah keluar dari kamar Milka, Manda  yang bersikap ramah pun di balas Rafa  yang malah sebaliknya, ia memasang muka yang ketus. Ternyata mereka pernah menikah dan sudah bercerai setahun yang lalu.

Keesokan harinya.

Rumah sakit yang menjadi tempat magang Tania kedatangan seorang Profesor termuda dan tampan yang sebelumnya mengajar di kampus tapi kemudian memilih untuk bekerja di rumah sakit.

Profesor itu pun memperkenalkan diri di hadapan para dokter. Dia bernama Bara Permana Putra dan Tania ingat betul siapa orang ini. Ya, dia adalah orang yang membantunya saat kegiatan pengobatan gratis saat itu. Tania terkagum-kagum karena tak menyangka bahwa orang itu adalah seorang profesor.

Tania bahkan melambai-lambai pada Dokter Bara tapi dokter Bara tidak melihatnya. Tania pun pergi dari ruang seminar karena ada panggilan darurat.

Tania mendapatkan pasien yang sangat bawel. Tania meminta pasiennya untuk melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan penyakitnya. Tapi sang pasien malah marah-marah dan menuduh itu adalah tipu daya yang biasa dilakukan dokter agar memperoleh banyak uang.

"Pokoknya saya tidak mau di periksa. cepat berikan saja obat maag. cepat!", Ucap lelaki itu.

Tania pun langsung saja meresepkan obat lambung dan lelaki itu pun pergi tanpa ucapan terima kasih padanya. Tania pun tak menganggap sikap lelaki itu padanya, ia pun datang ke kamar Milka. Rupanya Milka tidak mau makan.

Tania pun menasehati Milka agar makan sehingga dia bisa memiliki cukup energi untuk melawan penyakitnya. Milka pun langsung bilang kalau ia ingin makan sesuatu yakni ubi rebus.

Tania pun langsung membawakan ubi rebus untuk Milka.

" Sayang makannya pelan-pelan aja ya. Jangan cepet-cepet.", ucap Tania.

"Iya dokter. Makasihhh", ucap Milka dengan senyum lebar.

Tania pun pergi karena ada panggilan darurat. Milka pun langsung memakan ubi rebus itu dengan lahap dan tidak pelan-pelan. Di tempat lain Tania yang berlari menuju UGD karena panggilan darurat, ternyata pasien yang datang adalah pasien lelaki yang meminta resep obat lambung sambil marah tadi.

Pasien itu rupanya tak sadarkan diri setelah pulang dari rumah sakit. Tania kaget dan langsung panik setelah mengetahuinya. Apalagi ketika memasuki ruang UGD yang ternyata si pasien sedang dalam kondisi kritis.

Dokter Bara berusaha melakukan  pacu jantung pada pasien tapi tak kunjung berhasil. Dokter Rafa menyuruh dokter Bara berhenti memicu jantung pasien karena sudah 40 menit lebih. Dokter Bara pun berhenti tapi Tania langsung melanjutkan untuk memicu jantung pasien.

Tania pun tidak mau pasien meninggal dunia karena tadi ia yang membiarkannya pulang begitu saja setelah di beri obat lambung. Dokter Rafa menyuruh Tania berhenti, bahkan dokter Bara sampai membentak Tania beberapa kali sampai Tania akhirnya berhenti.

Tania terlihat sangat shock tapi kemudian menguatkan diri untuk mengumumkan waktu kematian pasien.

"Pasien Tomi, meninggal dunia pukul 21.56 wib.", ucap Tania sambil tertunduk lesu.

Continue Reading

You'll Also Like

34.7K 3.7K 21
16+ Tidak pernah Airin bayangkan sebelumnya menikah dengan pria yang tidak ia cintai. Karena satu kesalahan yang membuat orang tuanya kecewa, Airin d...
11.4K 1K 27
Ini tentang rasa yang sama di antara hati-hati yang rapuh. Rasa yang sama di antara sekat paling luas di dunia. Keyakinan. Satu-satunya perbedaan ya...
1.1M 80.5K 76
⚠️[Part tidak lengkap] Muhammad Atthar Alhanan. Seorang Dokter muda dan tampan. Dari yang orang-orang lihat, sikapnya begitu dingin. Tidak suka berte...
45.7K 2.9K 39
kisah seorang pemuda yang di jodohkan oleh kedua orangtuanya.