RakSa (END)

De julianrhdd_

25.9K 996 47

SEBELUM BACA, ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU. Kisah tentang hati yang menginginkan perasaannya dibalas ke... Mais

Tokoh
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
chapter 5
Chapter 6
chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23
Info Penting
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52 (END)

Chapter 22

355 15 0
De julianrhdd_

"Kita adalah aku dan kamu ketika bersama,"  ~Julianrhdd_

Author POV

Di jalan, mereka hanya diam. Karena Rakha sendiri bingung mau memulai percakapannya dari mana. Sedangkan, Sanaya sendiri jantungnya belum berdetak dengan normal karena kejadian tadi. Dimana Rakha  memasangkan sealtbet untuknya.

Keadaan ini membuat suasana di mobil hening dan sunyi.

"Ini bukan arah menuju rumah gue kayaknya," ucap Sanaya.

"ikut gue bentar, gue mau bawa lo ke tempat yang indah," ucap Rakha pada Sanaya tanpa mengalihkan pandangannya yang tetap fokus pada jalanan.

"kemana emangnya?" tanya Sanaya.

"ke Surga mau?" Jawab Rakha di iringi tawa renyah.

"Terus ngapain ajak gue, kalo gitu. Gue masih ingin hidup yaa," ucap Sanaya diiringi degupan jantung yang kian cepat.

Rakha tertawa geli karena ucapan Sanaya dan perilakunya.

"kenapa ketika lo senyum gantengnya menjadi berkali-kali lipat? Kenapa jantung gue jadi tak terkendali??gue kenapasih?!?!"  ~ucap Sanaya pada batinnya yang meronta butuh penjelasan.

Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat anak-anak untuk berlatih pencak silat (padepokan). Dan membawa Sanaya menuju ke arah samping padepokan tersebut menuju sebuah pohon besar yang ada di sana.

"Kamu ikut pencaksilat?" tanya Sanaya pada Rakha yang terlihat sedang menyapa anak-anak yang sedang berlatih.

"iya. Dulu gue pernah ikut. Namun, karena fisik gue lemah, gue akhirnya nyerah dan keluar dari silat." jawab Rakha setengah melirik cewek disampingnya yang sedang melihat anak silat.

"Menurut gue ya Rak, anak silat tuh keren, macho gitu." ucap Sanaya tiba tiba.

"Meskipun begitu gue nggak mau punya cowok pesilat nantinya, takut dikasarin." sambung Sanaya lagi.

"Nggak gitu juga kali. Kebanyakan nonton sinetron ya gitu, suka ngarang." ucap Rakha.

"Enak aja. Gue nggak suka sinetron yaa," ucap Sanaya untuk membela dirinya. Padahal dari dalam hati dia memang menyukai sinetron apalagi sinetron India.

Sanaya memang bukan orang asli India bahkan, dia tidak ada darah India sama sekali. Namun, entah kenapa dia sangat menyukai India terutama film nya.

Mereka akhirnya sampai di sebuah pohon besar yang di atasnya terdapat sebuah rumah yang tidak begitu besar.

"Rumah pohon?" tanya Sanaya pada Rakha untuk memastikan penglihatannya.

"iya. Yuk naik," ucap Rakha.

"Kamu naik duluan coba," ucapnya lagi, pada Sanaya yang tengah celingak celinguk kesana kemari mengamati sekitar.

Memang, rumah pohon ini terletak di samping padepokan dimana sekitar tempat ini adalah hutan yang tidak terlalu lebat. Tempat ini jauh dari perumahan. Bahkan tak ada rumah satupun. Hanya ada sebuah padepokan.

"Disini bagus bangeet Rak. Ya ampunn." ucap Sanaya sangat antusias sambil duduk merentangkan tangnnya dan menjulurkan kakinya ke bawah.

"Jangan panggil gue 'Rak' napa siiih. Gue bukan rak buku kali," ucap Rakha. Padahal di sekolahpun, dia sudah biasa di panggil Rak. Namun, entah kenapa saat Sanaya memanggilnya 'Rak' itu tidak cocok untuknya yang manis dan lucu.

"terus panggil apa?" tanya Sanaya bingung.

"ya terserah," jawab Rakha.

"Bintang. Gue pangil lo Bintang. Nama lo kan, Rakha Bintang Pradipta." ucap Sanaya.

"Baguss," ucap Rakha.

"Bin, kenapa manusia harus diciptakan untuk mencintai dan dicintai?" tanya Sanaya tiba-tiba kepada Rakha.

"Manusia diciptakan untuk mencintai dan dicintai agar kehidupan manusia itu lebih indah. Coba kalau nggak ada cinta, manusia akan berbuat sesukanya dan tidak akan memiliki perasaan. Karena pada dasarnya cinta itu fitrah. Cinta tidak hanya untuk lawan jenis. Cinta itu diberikan untuk semua orang. Karena kalau tak ada cinta, bagaimana kasih sayang bisa hadir??  Pada dasarnya, cinta diciptakan agar para manusia dapat hidup dengan kedamaian dan kasih sayang antar sesama manusia."  jawab Rakha panjang kali lebar.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rakha dia berbicara sepanjang itu. Bahkan, berbicara pada kedua sahabatnya pun, kadang sungkan.

"Iya sih, bijak juga ternyata lo." ucap Sanaya terkikik karena terkejut dengan jawaban yang Rakha lontarkan.

"Yang paling sakit dalam sebuah percintaan yaitu mencintai. Dimana kita harus menyiapkan mental dan hati kita sekuat baja, agar tak retak ketika sakit hati ataupun patah hati nantinya." ucap Rakha kemudian.

Sanaya menoleh ke arah Rakha yabg sedang memandang langit cerah di atasnya.

"Lo ada masalah?" tanya Sanaya.

"Salah nggak sih gue mencintai?" tanya Rakha balik dengan menatap mata Sanaya tepat di manik matanya.

"Mencintai itu tidak salah, lo sendiri kan tadi yang bilang, bahwa cinta itu fitrah," jawab Sanaya.

"Iya. Tapi gue rasa gue terlalu berharap, karena gue tahu benar gue cinta sama orang yang mencintai orang lain. Ini sangat rumit Nay," jawab Rakha yang semkin sendu.

"Pantesan kalau para cewek kadang suka nangis kalau patah hati, karena memang sakit Nay," ucap Rakha

"Makanya jangan nyepele in perempuan. Kelihatannya memang lemah, tapi aslinya perempuan itu kuat luar dalam." ucap Sanaya bangga sebagai perempuan.

"Cewek yang lo sukai itu kaya apa emangnya?" tanya Sanaya penasaran dengan sosok cewek yang membuat Rakha  begitu galau dan patah hati seperti ini.

"Dia, sosok yang hebat. Karena mampu mendobrak hati gue yang udah beku selama bertahun-tahun menjadi cair karena kehadirannya."  jawab Rakha dengan pandangan lurus ke depan.

"udah sore, pulang yuuk," Ajak Rakha pada Sanaya untuk mengalihkan pembicaraan mengenai hal itu.

Jujur, Rakha belum mampu untuk menyatakan cintanya saat ini.

"Biarlah gue pendem dulu. Nanti kalau waktunya gue bakal ngomong langsung,"  -ucap batin Rakha.

"Ya udah yuuk," jawab Sanaya kepada Rakha.

Merekapun akhirnya pergi dari tempat dimana tempat itu menjadi saksi bisu kepiluan hati dua remaja yang dilanda masalah karena cinta.

Cinta. Satu kata lima huruf,  beribu makna, namun begitu merepotkan.  Saran buat yang belum mengenal cinta dengan baik jangan jatuh cinta dulu. Siapkan mental dan hati kalian kalau ingin mencintai. Cinta bukan hanya butuh hati yang tulus namun juga perlu hati yang kuat, agar tidak mudah rapuh dan retak ketika cintanya tak sesuai ekspetasinya.

Hallo guysss!!!! I'm come back!!!!  Sanaya dan Rakha kayaknya makin deket niih🤗🤗  gimana???? Setuju???

Follow yok. @julianrhdd_ nanti bolehlah tanya-tanya😂 nanti di follback kok, kalau dm tapi😂😂

Masih adakah pembaca RakSa?? Jangan lupa Vote dan comment yaaa🤗🤗

Seee uuuu😘😘😘

Continue lendo

Você também vai gostar

Rakha (End) De algraaa

Ficção Adolescente

189K 13.1K 55
Seorang anak CEO besar! Ia di jodohkan dengan anak perusahaan terbesar di jakarta pusat!. ELISA NAURA EBALEND RADEN RAKHA DANISWARAH Start: 19 Juni...
1.4M 103K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.2K 354 61
'Kata orang cinta itu indah namun tidak dengan tiga gadis yang tidak percaya pada cinta bahkan menganggap cinta adalah rasa sakit yang paling sakit...
Ephemeral De si lemah

Ficção Adolescente

3.4K 320 51
Ephemeral (adjective), artinya berlangsung untuk waktu yang sangat singkat. Sialan. Mala merutuki hatinya yang sangat mudah untuk jatuh cinta itu. B...