Lisa memandang wajah Jungkook dari samping, wajah tampan itu terlihat kusut. Setelah pemeriksaan terhadap kaki dan saraf-saraf pinggangnya, dokter memastikan bahwa terdapat cedera di saraf tulang belakang Jungkook yang menyebabkan kelumpuhan pada kakinya. Dokter tidak bisa memprediksi sampai kapan kelumpuhan itu bisa sembuh. Tapi dengan terapi dan pengobatan yang terbaik, ada kemungkinan Jungkook bisa berjalan kembali.
Tapi pemuda itu masih belum menerima keadaannya yang tidak bisa berjalan. Dia jadi sedikit pendiam dan murung. Lisa menjauhkan kursi roda yang diduduki Jungkook dari jendela.
"Kita ke taman yuk..."
Sebelum duduk, Lisa merapikan dulu selimut yang menutupi kaki Jungkook. Setelahnya dia duduk di kursi taman sebelah Jungkook. Lisa menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook, tangannya menggenggam erat jari-jarinya.
"Diamlah sebentar dan nikmati udara disini."
Jungkook menunduk untuk melihat wajah Lisa di bahunya. Mata gadis itu terpejam, merasakan nyaman berada di pundaknya. Jungkook menghela napas, bagaimana jika dia tidak bisa lagi membahagiakan gadisnya itu karena dia lumpuh. Dia yang seharusnya melindungi kekasihnya, sekarang terbalik Lisa yang menjaganya sekarang. Dia tidak membenci takdirnya, hanya menyesali kenapa tubuhnya tidak bisa lagi menjadi tameng untuk Lisa.
"Maafkan aku..."
Lisa membuka matanya mendengar gumaman Jungkook.
"Kenapa meminta maaf?"
"Aku tidak bisa lagi melindungimu."
"Jangan bicara sembarangan, kau hanya tidak bisa berjalan bukan pergi meninggalkanku."
Jungkook memandangi rimbunan tanaman hijau di depannya.
"Tapi aku hanya akan menjadi bebanmu."
"Cinta itu saling melengkapi, memberi dan menerima. Bukan berjalan dengan caranya masing-masing. Aku akan selalu berada disisimu sampai kau bisa berjalan lagi."
Lisa mengangkat wajahnya, menarik wajah Jungkook agar menatap padanya.
"Kumohon...jangan pernah mengucapkan kata-kata itu lagi. Seolah-olah kau mengusirku dari kehidupanmu. Aku tetap tidak akan pergi...kita harus melanjutkan impian kita. Aku ingin kita berjuang lagi sampai titik terakhir."
Jungkook memeluk Lisa, meletakkan dagunya pada bahunya.
"Terimakasih masih ingin bersamaku, masih mau menerima kekuranganku. Tapi kalau aku tidak bisa berjalan selamanya... apa kau masih tetap bersamaku?"
"Aku sudah mengatakan padamu, aku akan berada disisimu sampai kau sembuh. Itu berarti kalau kau tidak bisa sembuh pun aku tetap bersamamu. Tolong jangan ragukan lagi perasaanku, jangan sampai aku lelah dan menyerah karena keraguanmu padaku."
"Tidak...aku tidak akan seperti itu. Aku membutuhkanmu...sangat...tetaplah bersamaku." Jungkook menghapus air mata yang membasahi pipi Lisa. Kemudian mengecup kening dan bibirnya.
...
Di sebuah pantai dengan deburan ombaknya yang tenang dan angin yang sepoi-sepoi berdiri sebuah altar pernikahan yang cantik dengan beberapa kursi putih yang sudah ditempati beberapa tamu di belakangnya. Di altar itu, menunggu dengan berdebar seorang pemuda yang duduk di kursi roda. Di sampingnya ada ayahnya dan seorang pendeta. Jungkook menatap ke arah seorang gadis yang sedang melangkah mendekatinya dengan menggandeng lengan ayahnya.
Untuk sesaat Jungkook tidak bisa bernapas, melihat aura kecantikan Lisa dalam dress sederhana itu. Jungkook merasa menjadi laki-laki yang paling beruntung bisa mendapatkan gadis itu.
Tuan Lee seperti ingin menangis dengan bahagia ketika tangannya menyerahkan tangan putrinya pada Jungkook. Kebahagian seorang ayah sepertinya adalah ketika bisa mengantarkan putri satu-satunya pada pemuda pilihannya sendiri.
Lisa sendiri merasa gugup setengah mati, tapi melihat senyum tampan dari Jungkook membuatnya mendapat kekuatan.
Semua yang duduk di tempat itu seperti tersihir dengan calon pengantin di depan mereka. Nyonya Lee, Jisoo, Jin, Jennie, Rose, Jimin dan tamu yang hadir ikut tersenyum bahagia melihat wajah keduanya yang berbinar. Pasangan yang serasi...
Taehyung berdiri di belakang, ada senyum haru dari wajah tampannya. Tugasnya untuk menjaga Lisa sepertinya sudah selesai. Sungguh dia bahagia melihat sepupu cantiknya bersama laki-laki yang dicintainya. Ada sedikit cubitan kecil di dalam hatinya, ketika mengingat seberapa besar dia mencintai sepupunya itu. Tidak akan berubah, dia akan tetap menyayangi Lisa sampai kapanpun.
Udara cerah seperti mendukung sepasang calon pengantin itu untuk mengikat cinta mereka dalam pernikahan. Mereka berhak mendapat kebahagian setelah semua kejadian buruk yang terjadi belakangan ini. Cinta mereka terlalu kuat untuk dipisahkan.
"Yes, I do..."
Ketika kata-kata itu diucapkan, tidak ada lagi perasaan takut hanya kelegaan yang luar biasa di dada sepasang yang sudah resmi menjadi suami istri itu. Kata-kata itu seperti awal menuju sesuatu yang baru, sesuatu yang indah. Semoga...
Lisa harus sedikit menunduk untuk mencium Jungkook, tapi Jungkook menarik pinggang rampingnya hingga membuat Lisa duduk di pangkuan Jungkook. Dia kemudian menciumnya dengan lembut, membuat semua orang bertepuk tangan bahagia.
...
Jungkook akan melanjutkan pengobatannya di Jerman, karena nenek dan kakeknya memaksanya agar bisa dekat dengan mereka. Mereka juga sudah menyiapkan dokter yang terbaik untuk kesembuhan cucunya. Awalnya tuan Jeon dan orangtua Lisa keberatan dengan keputusan nenek dan kakek Jungkook. Tapi setelah diberikan penjelasan tentang segala sesuatunya untuk kebaikan Jungkook sendiri, mereka akhirnya mengalah. Dan disinilah mereka, sedang mengantar anak-anaknya berangkat di bandara.
Lisa memeluk Jennie, Rose dan Jisoo, kemudian mendekati Taehyung dan langsung memeluk sepupu tampannya itu.
"Terimakasih Tae..." Airmata Lisa membasahi kemeja Taehyung.
"Kau harus menjadi istri yang baik."
Lisa mengangguk, dia memeluk Taehyung dengan erat.
"Kau juga harus segera menyusul menikah sepertiku."
"Siapa yang mau menikah denganku?"
Lisa menunjuk Jennie dengan dagunya. Taehyung hanya tersenyum lalu mencium kening Lisa.
"Jaga diri baik-baik."
Lisa melepas pelukannya, lalu beralih memeluk ayahnya.
"Terimakasih ayah, maaf ya aku membawa ibu bersamaku. Tapi tidak akan lama kok, kalau aku sudah bisa beradaptasi di Jerman, baru aku kan mengembalikannya padamu."
Lisa memasang wajah menyesal, tapi tuan Lee dan nyonya Lee malah tertawa mendengarnya, putri mereka memang belum berubah masih ada sisi anak-anak dalam dirinya yang membuatnya menggemaskan.
Setelah Jungkook pamit pada ayah dan kakaknya dan semua yang mengantar mereka. Dia tersenyum ketika Lisa mulai mendorong kursi rodanya. Dia akan kembali ke Jerman, tempat dia selalu merasa nyaman kali ini dia membawa seseorang yang sudah menjadi istrinya. Dan semoga kebahagian selalu bersama keduanya, dimanapun mereka berada.
Takdir Tuhan memang tidak ada yang tahu, semua terserah padamu untuk melanjutkan atau menyerah. Tapi akhir yang baik selalu ada, bila kamu percaya.
...
maaf untuk segala kekurangan dalam ff ini
dan terimakasih yang udah mau baca, kasih vote dan comment di cerita ini.
mudah2an bisa memberikan hiburan yang menyenangkan bt kalian.
aku bakal bikin season ke 2 cerita ini, tapi ceritanya thriller romance gitu hehe
tapi...setelah aku menyelesaikan ceritaku selanjutnya ya, masih ttg liskook
tp bahasanya campuran baku non baku gitu.
karena diriku belum bisa move on dari MV ON nya Bts jadi aku pakai liriknya untuk judul ceritanya
"Hey...na na na"
hihi ;p
so...tetap disini dan follow akunnya agar tidak ketinggalan cerita-cerita selanjutnya dari emak-emak yang masih galau ini ^_^
sampai jumpa di cerita selanjutnya
...