JEAN [TAMAT]

By inipuspha

30.2K 1.8K 179

Jean itu toxic. Tukang ngupil, biang rusuh, bandar bokep, pokoknya semua yang jelek-jelek dia juaranya. Dala... More

✨✨✨
0 | Ini Jean
1 | Jean Bangsat
2 | Jean Mesum
3 | Jean Pulang sono
4 | Jean Bego
5 | Jean Stop
6 | Jean Kampret
7 | Jean Semangat
8 | Jean Kita perlu bicara
9 | Jean Ganteng
10 | Jean Kecewa
11 | Jean Makasih
12 | Jean Bucin
13 | Jean Makhluk Tuhan yang paling seksi
15 | Akhir dari Jean [END]
[+1] Epilog untuk Jean
PROMOSI

14 | Jean Mohon jangan lagi

901 56 1
By inipuspha



Happy 3k.. 🥳🥳
Makasih semuanyaaa..🤝🥰

Lopeyu 😘



"Semesta tolong selesaikan ini segera."



***


Hari ini genap satu minggu Gisel resmi berpacaran dengan Jean. Setelah bermain bersama di mall minggu lalu, Jean dan Gisel memutuskan untuk memperbaharui hubungan mereka.

Jean kini jauh lebih perhatian kepada Gisel, cowok berlesung pipi itu selalu saja mengirimi Gisel pesan entah untuk menanyakan kabar ataupun sekedar menanyakan tanggal. Jean pun selalu menghabiskan waktu istirahat dikelas Gisel dan tak pernah absen mengantarnya pulang.

Gisel sangat senang, Jean selalu menyempatkan waktu untuknya. Bahkan terkadang cowok itu overprotektif dan terlalu berlebihan. Gisel memaklumi, karena mungkin ini kali pertamanya Jean menjalin hubungan. Jadi tak heran jika dia bisa menjadi makhluk sebucin itu.

Namun berbeda dengan hari ini. Entahlah Gisel juga tidak mengerti. Sudah sedari pagi Gisel menunggu chat dari Jean tapi sampai kini tidak ada satupun yang ia terima. Gisel bahkan sudah menghampiri kelas Jean, tapi kata Andra cowok yang kini merangkap jadi pacarnya itu tidak masuk sekolah. Gisel semakin bingung, padahal ia sudah menyiapkan kado spesial untuk Jean —mengingat cowok berlesung pipi itu sedang berulang tahun hari ini.


JEAN🐽


[P]

[P]

[P]

[Je]

[Gak sekolah?]

10.45 ✔️


Gisel sudah mencoba menghubungi Jean, namun hanya satu centang abu yang hadir disana -menandakan nomor yang ia kirimi pesan itu sedang tidak aktif. Gisel sudah gelisah sedari tadi, ia bahkan mengecek ponselnya berkali-kali. Gisel berdecak kemudian menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan diatas meja, ia mulai terpejam dan berharap hari ini segera berakhir.





***



Jean membelokkan motornya, ia terus mengamati mobil berwarna hitam yang terlihat mencurigakan dari kaca spion. Jean bahkan berbelok dan memutar arah, ia menggeram ketika mereka benar-benar mengikuti kemana pun ia pergi.

Mau tak mau, Jean kembali membelokkan kemudi menuju gang sempit serta jalan tikus yang sekiranya tidak dapat dilalui oleh mobil. Cowok berlesung pipi itu tersenyum menang ketika mengetahui rencananya berhasil,  mobil itu tercekat diujung jalan membuat ia bisa melajukan motornya dengan tenang.

Sebenarnya tanpa perlu menduga ataupun berhipotesis, Jean sudah mengetahui bahwa mobil yang mengikutinya tadi ialah mobil suruhan Ardinata. Kakeknya itu pasti sedang berharap cemas mengenai keberlangsungan harta yang ia miliki. Terlebih fakta bahwa Jeanlah yang menjadi pewaris tunggal dalam perjanjian itu.

Tentu, Ardinata tidak terima karena pada faktanya ia membenci Jean. Ardinata selalu beranggapan bahwa Jean adalah anak pembawa sial, karena sejak lahir anak itu selalu saja membawa dampak buruk baginya.

Dimulai dari Jean yang terlahir hasil dari kecelakaan —yang berimbas batalnya hubungan perjodohan Nata dan kerja sama Ardi dengan salah satu anak konglomerat ternama. Lalu 9 tahun setelahnya, Jean menjadi penyebab kematian Rinjani— istri dari Ardinata atau dengan kata lain nenek kandung Jean. Rinjani meninggal ketika ia mencoba menyelamatkan Jean yang hampir tertabrak truk pengangkut barang.

Sejak saat itu lah rasa tak suka Ardi terhadap Jean betambah dalam bahkan hingga hari ini. Terbukti ketika Ardi mengirimkan anak buahnya untuk mencelakai Jean tadi.

Jean tidak peduli, ia memarkirkan motornya kemudian menghampiri Nata. "Je, cepat duduk." Suruh Papahnya itu dan dengan cepat Jean menuruti apa yang dikatakan Nata.

Kalian tidak perlu bertanya mengapa Jean mengikuti perintah Papahnya. Hal itu akan sangat panjang jadinya bila dijelaskan, tetapi kalian tidak perlu khawatir karena Nata kini berada dipihak Jean.

Mereka berkumpul di sebuah meja persegi panjang yang lumayan besar. Disana sudah ada seorang notaris, dua orang saksi, Papah, Sega, dan Mamah tirinya. Mereka hanya perlu menunggu satu orang lagi barulah acara ini akan dimulai.

"Bentar lagi kakek pasti datang, tadi saya bertemu dengan anak buahnya dijalan." Jelas Jean membuat mereka semua mengangguk dan kembali menunggu.

Sudah setengah jam terlewati namun ternyata kehadiran Ardi belum juga terlihat. Mr. Alex yang menjadi notaris keluarga mereka pun mengangkat bicara. "Bagaimana jika kita mulai saja?" Tanyanya seraya meminta persetujuan dari mereka.

Sega menggeleng kencang. "Gak boleh! Kita harus tunggu kakek!" Tolak Sega dengan suara yang sangat nyaring. Membuat Nata menatap tajam kearahnya. "Sega, diam. Itu tidak sopan." Peringat Nata membuat Sega bungkam.

"Apakah tidak apa-apa jika kita memulainya tanpa kakek?" Kini suara Jean yang terdengar. Mr. Alex tersenyum kemudian mengangguk. "Dalam perjanjian tidak menyebutkan syarat seperti demikian dan berhubung perjanjian ini telah disepakati sebelumnya diatas materai tentu sudah terlindungi oleh hukum."

"Baik, saya akan membacakan terlebih dahulu isi dari perjanjian ini." Notaris keluarga Dinata itu membuka sebuah map dan berdeham pelan sebelum akhirnya membacakan isi perjanjian tsb.

"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya atas nama Ardinata Raharja dengan istri saya— Rinjani Dwi Atmojo, menyetujui dua butir perjanjian dibawah ini."

"Satu, saya Ardinata berjanji akan menyayangi serta mencintai anak, istri, menantu, serta cucu saya kelak. Saya berjanji akan memenuhi kebutuhan mereka baik berupa materil maupun berupa moril. Saya berjanji pada istri saya— Rinjani Dwi Atmojo untuk tidak melakukan dan menjauhi bisnis gelap mulai saat ini, baik berupa penjualan Narkotika maupun penjualan organ tubuh yang sudah saya geluti sebelumnya."

"Dua, saya Ardinata berjanji akan memberikan seluruh harta dan kekayaan yang saya punya baik berupa saham maupun tabungan kepada cucu kandung pertama saya tepat ketika usianya menginjak 17 tahun sebagai jaminan bahwasanya saya akan menepati janji saya pada bulir pertama."

"Perjanjian ini sudah saya sah kan bersama istri saya dan tidak dapat diubah serta diganggu gugat oleh pihak manapun termasuk oleh saya sendiri."

"Catatan, perjanjian pada butir kedua ditujukan kepada cucu kandung pertama saya yang memang sah dan diakui baik oleh keluarga maupun negara. Jika sewaktu-waktu ia mengundurkan diri atau keluar dari silsilah keluarga maka perjanjian ini akan diturunkan pada cucu kandung saya yang berikutnya tanpa mengubah bulir apapun."

"Dan demikianlah perjanjian ini saya tanda tangani. Januari 18 November 1990. Tertanda Ardinata dan Rinjani."

"Baik perjanjian ini sudah cukup jelas dan dari data yang telah didapat bahwasanya saudara Ardi telah melanggar bulir pertama dengan bukti rekaman kriminal berupa kasus pembunuhan terhadap saudari Radisya Jeana menyebabkan perjanjian bulir kedua harus dilaksanakan."

"Dan dari data baik dari surat keluarga, akta lahir, serta surat-surat lainnya. Dan juga dari hasil pemeriksaan DNA saudara Jeano Argya Dinata memang terbukti sebagai anak kandung dari saudara Dinata Sakha Atmojo dan saudari Radisya Jeana, yang merupakan anak pertama dari hubungan keduanya."

"Maka dari itu, hari Jum'at tanggal 14 Februari ini —tepatnya ketika cucu pertama saudara Ardi berumur tujuh belas tahun, perjanjian resmi berakhir. Dengan jaminan seluruh harta kekayaan seperti yang telah disebutkan pada bulir kedua jatuh kepada saudara Jeano Argya Dinata."

"Silahkan ditandatangani." Jean menandatangani map yang disodorkan oleh Mr. Alex. Diatas materai itu Jean membubuhkan coretan tangannya. Jean tersenyum ramah kemudian mengembalikan map tsb.

"Baik, saya akan mengurus surat kepemilikan baik berupa saham dan lain sebagainya. Untuk pertemuan kali ini saya cukupkan dan untuk saudara Jeano, Anda bisa menghubungi saya untuk mengadakan pertemuan selanjutnya. Terimakasih." Jelas Mr.Alex kemudian bangkit bersama dua orang saksi yang ia bawa. Jean menyambut uluran tangan pria seumuran kakeknya itu disertai dengan sebuah senyuman.

"Terimakasih, Mister." Ucap Jean. Ia mengantar Mr.Alex menuju pintu keluar bersama dengan Papahnya. Namun langkah kaki mereka terhenti seketika, tubuh Jean ikut mematung, ketika suara teriakan Sega terdengar.

"PAPAH, KAKEK BUNUH DIRI!" Dan saat itu pula jantung Jean seolah berhenti.




Tolong jangan lagi.





***

Continue Reading

You'll Also Like

854K 57.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
229K 26K 27
[COMPLETE] Jeon Jungkook salah follow akun Twituer terus minta orang itu buat unfoll. KookV + au [Top! Kook Bottom!V] HR: 1 #kooktae (10/12/18 - 21/1...
13.1K 352 11
Gadis itu tak henti menangis di atas kasur yang entah milik siapa. Ahh bukan gadis, lebih tepatnya wanita. Hatinya terasa hancur melihat keadaannya s...
912K 89.4K 50
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...