SECRETS [M]

بواسطة Chyndwrite

395K 31.4K 2.4K

Terlampau naif untuk Jihan menolak , Juga teramat bodoh jika Jihan menerima Tawaran untuk menjadi Wanitanya d... المزيد

Prolog | Revisi
Chap 01 | Revisi
Chap 02 | Revisi
Chap 03 | Revisi
Chap 04 | Revisi
Chap 05 | Revisi
Chap 06 | Revisi
Chap 07 | Revisi
Chap 08 | Revisi
Chap 09 | Revisi
Chap 10 | Revisi
Chap 11 | Revisi
Chap 13 | Revisi
Chap 14 | Revisi
Chap 15 | Revisi
Chap 16 | Revisi
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20
Chap 21
Chap 22.
Chap 23
Chap 24
Chap 25
26.

Chap 12 | Revisi

10.9K 992 45
بواسطة Chyndwrite

Sedikit Spicy!

Jihan Pov

Tidak ada yang bisa mengalahkan Ego-nya Jeon Jungkook. Tidak termasuk aku. semua yang terucap di mulutnya, tidak dapat dibantah. Jika dia bertanya— maka aku harus benar-benar menjawab sesuai dengan apa yang Jungkook tanyakan, berbohong? Sama dengan aku menyiksa diriku sendiri.

Jawaban yang Jungkook terima tidak sesuai dengan apa yang ingin dia dengar. Jungkook tahu aku berbohong. Aku juga tidak mungkin berkata jujur— tidak akan pernah untuk yang satu ini. Mustahil jika aku mengatakan siapa yang meneleponku, Kim Taehyung. Pria yang aku temui direstoran siang tadi.

Kebohonganku, mengantarkanku di tempat yang cukup sepi dengan orang yang berlalu lalang. Jungkook menghentikan mobilnya di jalanan sepi, dia menurunkan kursi mobilku dan pindah tiba-tiba ketempatku diduduk. Memposisikan tubuhnya dihadapanku, dengan resleting yang sudah dibuka.

Mengeluarkan sesuatu yang sudah menegang, sedikit terkejut karena benda itu menampar bibirku. "Mulutmu, sudah berani berbohong. Sayang!" Jungkook melepaskan ikatan rambutku, menariknya kebelakang. "Nakal sekali."

"I-ibu menelepon. Aku tidak berbohong." Aku bersumpah, ini menjijikan. Bukan karena Jungkook melesakan penisnya kedalam mulutku. Tapi karena tempatnya, benar-benar membuatku takut. Takut ada orang yang melihatku, takut sekali.

Jungkook menekan miliknya, ujung penisnya sengaja dia gerakan dibibirku. "Tidak apa, berbohonglah selagi bisa. Kau benar-benar menyukai penisku didalam mulutmu, benar?" Jungkook menarik rambutku, sampai aku meringis. "Buka mulutmu!" Aku menggeleng lirih. "Buka! Yoon Jihan. Isap dan kulum milikku!"

"Akh! Eemmmp—" Jungkook menarik rambutku sampai rasanya sakit, mulutku terbuka dan Jungkook tidak menyia-nyiakan itu. Dia melesakan miliknya kedalam mulutku, sampai sebagian miliknya, menekan dan mendorongnya lebih dalam lagi. Memaksakan mulut kecilku melahap penisnya hingga menyentuh kerongkonganku.

Rasanya pedih, mataku mulai berkaca-kaca. "Kau suka dinakali 'kan? Jihan Sayangku. Kau memang cabul sekali— Ugh! Ahn..." Jungkook menggeram dengan permaiannya sendiri. Aku tersedak dan benar-benar merasa mual, pinggulnya bergerak liar diatasku. Jungkook menekan kursi mobilnya lagi, semakin turun kebawah dan aku terbaring di bawah kakinya yang mengapit tubuhku.

Kepala Jungkook menengadah keatas langit-langit mobilnya. Mengeluar masukan penis panjang itu dibibir kecilku, air mataku terus mengalir. Dan Jungkook tampak tidak perduli, "Eughn—n bagaimana bisa mulut kecilmu ini membuatku gila— ahn.."

Jungkook bergerak berutal, dia mengacak mulutku dengan penisnya. Pinggulnya menekan semakin dalam. Geraman kencang dengan napas terengah, Jungkook menarik miliknya yang berkedut dan mengeluarkan banyak cairan lengket berbau pekat. Bukan hanya dimulut— wajah serta leherku terkena sperma miliknya. Dan tanpa merasa bersalah dia tersenyum.

"Woahhh.. Jihan Sayangku.. cantik sekali." Seru Jungkook merasa puas dengan hasil karyanya yang menghiasi wajahku dengan sperma miliknya. Menaiki kembali celananya seraya memberikan tissue kewajahku, dan kembali menyalahkan mesin mobilnya. "Kau tahu kalau aku tidak suka di bohongi Jihan. Tolong jangan memaksaku untuk melakukan hal seperti tadi, sekalipun aku menyukainya." Aku menatap Jungkook marah. Merapihkan penampilanku dengan tissue, sial rasanya Jihan ingin berteriak.

"Haha... konyol. Alasan klise yang sering aku dengar dari mulut sialanmu itu, Jeon Jungkook. Ahli-ahli menghukumku dengan cara lain, kau selalu menggunakan penismu untuk menyakitiku!" Sejujurnya aku membenci diriku sendiri. Yang lagi-lagi tidak bisa menolak itu.

Jungkook menoleh, dan melihatku yang sama sekali enggan untuk menatapnya. Tapi aku terpaksa membawa pandanganku padanya. "Kau tahu Jungkook. Apa yang paling Aku benci dari dirimu?" Kataku lirih dan di balas tatapan mematikan oleh Pria di sebelahku. "Ah, sejujurnya semua yang ada padamu aku membencinya. Aku benci semua yang berkaitan denganmu!" Bohong jika aku tidak takut dengan tatapan yang dia tunjukan padaku. Apalagi saat dia justru tersenyum kecut dengan bibir terangkat naik.

"Benar Jihan. benci sebesar yang kau bisa. karena semakin kau membenciku, maka keinginanku memilikimu, bertambah besar— aku akan mengikatmu dibawah kaki. Membuatmu berlutut dengan bibir terbuka, mengerang dan merintih. Apapun akan kulakuan untuk dapat mengikatmu, Sayang." Jungkook mengulurkan lengan besarnya, mengapit daguku. "Aku akan membawamu masuk kedalam sangkar yang kubuat untuk. Mengurung dan mengikat mati dirimu sampai tak mampu lagi lepas dariku."

***

Beberapa jam yang lalu Jungkook mengantarkan Jihan ke apartemen. Setelah melihat apartemen yang Jungkook beli untuknya, sudah dipastikan bahwa harga yang Jungkook keluarkan tidak main-main jumblahnya. Mampu untuk dirinya bertahan hidup sampai tua nanti.

Jihan semakin sesak, dia justru semakin takut. Takut jika dirinya akan terikat lebih jauh lagi dengan pria itu. Karena Jihan tahu— Jungkook tidak memberikan apartemen mewah itu dengan cuma-cuma padanya. Mengingat perkataan Jungkook di mobil tadi, kepalanya jadi sakit. Padahal dulu, Jihan sempat berpikir untuk menguras banyak-banyak uang dari Jungkook. Tapi itu dulu, dulu sekali sebelum Jihan menyadari semuanya, semua perasaan yang tumbuh tanpa permisi. Dan berakhir dengan sesak saat menyadari kalau bukan uang lagi yang Jihan harapkan dari Jungkook.

Ketika dirinya sedang asyik melamun, ponsel di nakas berbunyi dengan keras. Jihan mengambil ponselnya, bibirnya tersemyum kecil.

"Hai, babe— apa aku mengganggu,hm?"

"Kim Taehyung?" Suaraku berubah lembut, ada rasa geli yang mengelitik entah apa perutku. Itu aneh, tapi rasanya  cukup nyaman mendengar suara Taehyung.

"Ehm? Apa kau sibuk. Sampai melupakan janjimu padaku malam ini?"

Jihan diam, tidak menjawab. Dia menatap langit-langit kamarnya. Sesaat sebelum suara husky yang menenangkan itu, kembali terdengar.

"Kau baik-baik saja, Jihan? Ah maaf, aku tidak tahu jika dia melihat keberadaanku."

Jihan tersenyum simpul, sekalipun tidak ada yang melihatnya. Entah mengapa suara Taehyung, mampu mengurangi ketakutan Jihan. "Memang nya aku kenapa? tentu saja aku aman. Hanya saja ada sedikit masalah tadi, tapi bukan karenamu kok tenang saja aku masih oke." Well. Hanya untuk sekarang.
"Lagi pula jangan terlalu banyak memikirkan urusanku dengan Jungkook. Urus saja istrimu itu! Aku tidak mau kalau lagi-lagi harus diburu istrimu, karena suaminya ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk menelponku." Taehyung berdecak halus terdengar samar, helaan napas berat Taehyung lolos dari celah bibirnya. Jihan yakin sekali, kalau Taehyung kesal saat Jihan membahas istrinya.

"Maaf, jika kehadiranku justru menambah masalahmu."

Jihan tertawa, "Jangan berbicara begitu, kau sama sekali tidak menambah bebanku kok. Tae ..." Ada jeda sebelum Jihan melanjutkan. "Kau— merindukanku?" Tanya Jihan dengan suara yang teramat pelan. Tapi Taehyung dapat menangkap suaraku dengan jelas.

"Pertanyaanmu, sungguh koyol. Yoon Jihan, kau sangat tahu— seberapa besar aku merindukanmu, sangat. Ingin memelukmu, apa boleh?"

"Boleh, asal setelahnya aku adukan pada istrimu!" Jihan mendengar gelak tawa, tak lama Taehyung kembali berujar.

"Adukan saja. Justru bagus sekali, karena dengan begitu Hana akan menceraikanku. Lalu, menjadikan kau sebagai pengantinku."

"Sudah gila, ya? Kim Taehyung. Kepalamu inginku buat pecah menjadi dua, huh?" Jihan mendengus, Taehyung mengudarakan tawanya semakin keras. "Kau bodoh. Kita hanya teman— jangan berkata begitu terus padaku, kau bisa membuatku jatuh juga."

"Aku tidak mendorongmu, bagaimana bisa kau terjatuh? Kalaupun sudah telanjur jatuh— bawa aku jatuh bersamamu."

Jihan terdiam, hatinya menghangat untuk sejenak. Jihan berharap jika pernyataan tersebut dia dengar dari mulut seseorang yang mengacak-acak kehidupannya saat ini. Wanita itu tidak lagi ingin masuk kedalam permainan lain, ada baiknya mengabaikan Taehyung diseberang sana.

Mematikan panggilan tersebut saat pintu apartemen miliknya berbunyi, terbuka lalu tertutup kembali. Jantungnya berdebar kencang, sial. Tidak sekarang sungguh, Jihan meletakan ponselnya didalam nakas, menarik gaun tidurnya asal. Mengacak sedikit surainya, sebelum mematikan lampu kamar dan menyalahkan saklar lampu tidur.

[]

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

689K 34.1K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
6.5M 335K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3M 152K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
276K 1.2K 15
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!