Betrayal of Love [LENGKAP☑️]

By d_lisnawati

1.8M 102K 10.5K

⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengak... More

Tasya Gania Sacita
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Q&A Berhadiah special proses penerbitan.
Answer and winner ... 1
Answer and Winner... 2
Info terbit
vote cover
H-1 Open PO
OPEN PRE-ORDER
Tersedia di Shopee
Ayo guys
Hallo
Ada berita terbaru!!!
SAYEMBARA...

Bagian 14

31K 2K 100
By d_lisnawati

Bell istirahat berbunyi, baru saja Aca dan Billa hendak keluar kelas. Seorang anak laki-laki berlari menghampirinya, membuat Aca dan Billa menghentikan langkahnnya.

"Kak Aca!"

"Iya?"

"Ikut kita yuk."

Aca melirik Billa, ikut kemana? Dan anak itu siapa? Aca tak pernah mengenalnya sebelumnya.

"Ah, saya temen sekelasnya Bima Kak. Kita mau ke SMA Harapan mau support Bima, tapi katanya kita suruh ajak kakak."

Aca lagi-lagi melirik Billa, dan sahabatnya itu hanya mengangguk mengiyakan.

"Yaudah, aku ambil barang-barang dulu ya. Bill titip absen ya."

"Oke Princess." Dan Aca segera berlari memasuki kelas.

*****

Aca turun dari mobil yang membawanya serta membawa teman satu kelas Bima ke sekolah yang menjadi tempat Bima bertanding, sekolah itu sangat-sangat ramai. Dan ingatkan Aca jika ia hanya sendirian di sana, ia tak kenal adik kelas yang ikut kesana. Dan kenapa pula ia tak mengajak Billa?

"Kak, Yuk!"

Aca melirik kearah samping dimana seseorang mengajaknya dan ya, itu anak lelaki yang tadi menyuruhnya ikut. Aca mengangguk dan segera mengikuti anak lelaki itu memasuki bangunan sekolah, dan sampailah mereka didepan lapangan in door sekolah itu.

Aca menaiki satu persatu tangga dan memilih duduk di kursi terdekat dengannya, disampingnya kini di apit oleh teman satu kelas Bima. Acara sepertinya sudah di mulai, di tengah lapangan sana sudah ada matras khusus juga juri dan panitia lainnya. Tribun penonton pun sudah penuh dengan seragam yang berbeda-beda, sepetinya merekapun dari sekolah yang berbeda untuk mendukung jagoannya.

"Kak Aca, kalau butuh apa-apa bilang saya ya. Saya duduk di belakang Kak Aca."

Aca menengok kearah suara, dan masih anak yang itu. Mungkin ia merasa bertanggung jawab pada Aca karna sudah membawa Aca kemari, dan Aca hanya mengangguk. Hingga suara MC menyebutkan nama sekolahnya.

"Dan inilah jagoan dari SMA Purna Bakti, Bima Reksana Abrama."

Suara tepuk tangan gemuruh, teman satu kelas Bima heboh saat Bima berjalan memasuki arena. Aca tertegun, ini baru pertama kalinya Aca melihat Bima bertanding, dan anak itu terlihat sangat menawan dengan kostum silatnya. Baju serba hitam di lengkapi dengan rompi pelindung.

Sebelum bertanding, Bima memberi salam dengan membungkukan tubuhnya kearah supporter, juri dan lawan. Dan saat kearah tribun supporter dari sekolahnya, tatapan matanya bertemu dengan mata Aca. Bima tersenyum tipis dan pertandingan di mulai.

Aca harap cemas di kursinya, demi apapun jantungnya berdetak cepat dengan ras khawatir yang kentara. Ini pertandingan satu lawan satu dengan mengandalkan kemampuan fisik dan trik juga jurus, dan Aca benar-benar khawatir jika Bima terluka. Mungkin menonton olahraga lain ia akan biasa saja, tapi ini sangat-sangat berdeda. Dan ini adalah kali petamanya menonton pertandingan seperti ini.

Aca hampir berteriak saat lawan menjatuhkan Bima, tapi oke Aca harus santai. Lagi, pergulatan diarena itu sangat-sangat menegangkan hingga boom. Bima menjatuhkan lawan dan menguncinya hingga wasit memisahkan mereka, dan pertandingan selesai. Pendukung makin heboh sedang Aca bersyukur bisa menghela nafas lega, Bima masih bisa berdiri dan berjalan tegap kearah samping arena.

*****

Pertandingan demi pertandingan sudah di laksanakan dan kini giliran pengumuman kemenangan, Bima menunggu dengan santai. Kalah menang dalam pertandingan sudah biasa, jadi Bima tak banyak berharap untuk itu. Kalau menang yang bersyukur, ia bisa membanggakan nama sekolahnya. Kalau kalahpun masih ada pertandingan-pertandingan lainnya.

"Juara ketiga ..."

Suara MC menggema mengumumkan kemenangan, suara supporter hening dan ramai saat si jagon menang hinga..

"Juara pertama kita adalah.. Bima Reksana Abrama SMA Purna Bakti." Dan riuh supporter di tribun menggema.

Bima berjalan untuk menaiki tangga kemenangan, ia sekilas melirik kearah tribun supporter sekolahnya dimana disana sang tunangan tengah menyaksikannya dan Bima segera menaiki tangga kemenangan dan ia menerima medali serta penghargaan lainnya.

Acarapun selesai, para supporter ada yang menuruni tribun untuk berfoto dengan jagoannya dan tak terkecuali pendukung Bima. Saat Aca berjalan menghampiri Bima dengan beberapa teman sekelas anak itu, tiba-tiba Bima di tarik oleh salah seorang pendukung dari sekolah lain. Aca melihat seorang perempuan dengan pakaian yang hampir serupa dengan Bima didorong hingga menabrak Bima dan para pendukung itu memfoto Bima dengan perempuan itu.

Bima tersenyum tanpan sekali hingga ia menengok kearah teman sekelasnya dan melihat Aca berdiri disana dengan wajah tanpa ekspresinya, Bima menengok kearah sampingnya.

"Gue ke sana dulu ya." Bima menunjuk teman-temannya yang sepertinya mnunggunya dan anak sekolah lain yang tadi menariknya itu mengangguk.

Bima berjalan mendektai teman-temannya dan menyapa mereka, hingga melirik Aca yang tak bereaksi sama sekali. Sepertinya Aca marah.

Bima mendekati Aca lalu memberikan buket bunga hasil kemenangannya ke hadapan Aca membuat gadis itu mengerutkan keningnya, Bima menarik tangan Aca lembut lalu menyimpan buket itu di tangan Aca dengan senyuman menawannya. Demi apapun, wajah Bima itu sangat tampan meski masih terlihat kekanakan. Dengan senyumannya seperti itu, musahil anak gadis tak terpincut.

"Aku menang, gak mau jadi orang pertama yang ngucapin selamat?" Aca menghela nafas, menjadi orang pertama?

"Orang pertama apanya, tadi MC sama juri juga udah ngucapin selamat. Dan tadi, cewe-cewe itu juga udah ngucapin selamat. Mana ada yang pertama!"

Oke, apa Aca mulai merasakan perasaan cemburu pada Bima? Jika iya apa perasaan Aca sudah berbeda pada Bima? Apa Aca sudah mulai jatuh cinta?

"Cemburu?"

Aca melotot, cemburu apanya? Ia bukan cemburu. Hanya saja ucapan Bima yang meminta Aca mengucapkan selamat kepadanya utuk menjadi yang pertama itu tidak benar adanya. Lagi pula cemburu? Aca cemburu? Aca hanya tidak suka ada perempuan peicilan pada Bima, bagaimanapun Bima adalah tunangannya.

"Iya iya kamu gak akan pernah cemburu sama aku, mendingan kita foto bareng aja yuk." Bima menggengam tangan Aca.

"Guys, foto bareng yuk sebelum pulang." Ucap Bima dan semuanya segera berkumpul dan mengatur posisi di mana Aca kini berdiri di samping Bima sambil memegang buket bunga dengan Bima merangkulnya, oh sungguh serasi bukan?

*****

Bima terjengkat saat pintu kamarnya di buka secara kasar, Bagus berjalan kearahnya dengan tatapan tajam. Lagi, Bima di buat kaget saat sang Abang melempar ponselnya kehadapannya yang sedang asik duduk diatas tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya.

"Apa-apaan lo hah?"

Bima mengerutkan keningnya, apa-apaan? Memangnya ada apa? Ia baru selesai membersihkan tubuhnya setelah sepulang pertandingan beberapa jam yang lalu. Dan abangnya tiba-tiba masuk ke kamarnya dengan wajah garang dan melempar ponselnya, kalau memang sudah tidak butuh ya kasih secara baik-baik bukan di lempar.

"Liat, apa yang lo perbuat!"

Bima melirik ponsel abangnya lalu mengambilya dan melihatnya, disana ada sebuah foto dimana Bima berdiri berhadap-hadapan dengan Aca dan membungkuk. Tapi foto itu mengambil dari arah punggung Bima, jadi apa yang aneh?

"Gak ada yang aneh."

"Bego! Lo nyium Aca hah?"

Lagi, Bima mencoba meneliti Foto itu. Foto yang di unggah di instagram fanbasenya, dan jangan kaget jika Bima memiliki fans. Toh dia anak terkenal, dan ya posisi foto itu seperti Bima tengah mencium Aca? dan Bima segera menarik sudut bibirnya. Ia mengerti sekarang kenapa abangnya terlihat sangat marah.

"Gak ada yang aneh bang, Mbak Aca tunangan gue dan dimana letak masalahnya?"

Sip, Bima melihat kemarahan yang menjadi di wajah abangnya.

"Lo gak malu? Itu tempat umum dan apa-apaan ini? Foto disebar di instagram!"

Serius, Bima ingin terbahak melihat kemarahan abangnya yang sangat-sangat tidak masuk akal. Apanya yang menjadi masalah besar sih hingga ia sebegitu marahnya, bahkan saat ia berpacaran dengan Acapun foto mereka sudah di pajang dimana-mana dengan pose romantis dan tak ada masalah. Kenapa sekarang dia repot? Dan lagi, untuk apa Bima malu jika ia saja tak mencium Aca. Memang angel foto disana sangat terlihat berbeda dari realita, tapi apa harus semarah itu? Atau jangan-jangan Bagus cemburu?

"Lo cemburu?"

"Lo harusnya ngejaga Aca, bukan ngerusak!"

Bima beranjak dari tempat tidurnya, berdiri menghampiri abangnya dan meempar kembali ponsel abangnya. Menatap dengan tatapan datar, tak lama lelaki itu menyeringai.

"Apapun yang gue lakuin, itu bukan urusan lo lagi! Mbak Aca udah jadi tanggung jawab Gue, dan lo cemburu?"

Bagus mengepalkan tangannya, membuat Bima yang melihatnya tertawa. Serius abanganya ini benar-benar bodoh menjadi laki-laki.

"Denger bang, abang adalah lelaki terbodoh yang gue temuin. Melepaskan berlian demi setitik debu."

"Hubungan semakin hari akan semakin rumit bahkan membosankan, dan kita harus mencari jalan keluar terbaik selain perpisahan." Bima membalikan ubuhnya membelakangi abangnya.

"Dan percaya bang, akan ada penyesalan di akhir kebahagian yang abang ciptakan di atas penderitaan mbak Aca. kalau alasan Mbak Aca manja, ingin dimengerti tanpa mau mengerti itu memang sifatnya. Abang kemana aja selama dua tahun sama Mbak Aca? apa Abang ngeluh? Abang itu Cuma bosen!"

Bima menghela nafas, terkadang ia harus bisa bersikap lebih dewasa dari abang bodohnya ini. Bima kembali berbalik menatap abangnya yang kini malah memasang wajah datarnya.

"Dan asal abang tau, gue gak akan ngelepasin Mbak Aca sekalipun lo mohon-mohon sama gue. Karna Mbak Aca udah jadi tunangan gue sekarang."

"Sekarang abang keluar! Kita mulai urusi aja urusan hidup masing-masing, Mbak Aca udah bahagia kok sama gue. Abang gak usah khawatir."

Dan Bagus segera mengambil ponselnya dan keluar dari kamar Bima, meninggalkan Bima yang kini mendudukan dirinya di bibir tempat tidur dan mengacak rambutnya. Hubungan cinta itu sangat rumit.

_________________________________________

Jangan lupa vote dan komentar yaaaa!!!

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 444K 61
Mereka hanya manusia biasa, yang sedang belajar jatuh cinta, peka dan memaafkan. *** 27-10-21 # 1 in girl 09-01-21 #1 in friendzone 03-11-20 #1 in fi...
32.7K 1.5K 41
Patah hati telah mengajarkanku berbagai pengalaman. Setiap jatuh cinta kita harus siap untuk terluka, patah hati, tangis, tawa dan lainnya.
756K 53.4K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.8M 130K 63
Gue selalu mencintai lo dengan sabar. Sebagian cerita di private, jangan lupa follow sebelum membaca 😉 #910 in teenfiction (03/04/2018) #710 in teen...