Irrational Love

By zain_nnn

145 5 4

Tidak semua cinta membodohkan, seperti aku padamu Bagiku cinta adalah cinta, tidak akan cukup menghancurkan d... More

1
2
3
4
5
6
8
9
10

7

6 0 0
By zain_nnn

Arsalan tidak bermaksud membesar-besarkan masalah, ia hanya merasa bertanggungjawab memberikan pelajaran kepada bawahannya.

Begitu panggilannya tersambung 'Assalamu'alaikum' suara seorang perempuan mengejutkan Arsalan, 'suara ini terasa tidak asing.. tapi ini tidak penting sekarang." pikirnya.

"Kamu yang bertanggung jawab dengan proyek PT Hans? Bagaimana material itu dibandrol dengan harga segitu? bangun!! perbaiki dan laporkan lagi besok!"

Tut ... Tut..

Panggilan berakhir tepat ketika Freya hendak membuka mulutnya untuk protes. 'siapa yang menelpon? tiba-tiba mengintruksinya tanpa perkenalan.. dan lagi, berani sekali dia berbicara dengan nada meyebalkan'. Dingin, arogan itulah kesan pertama Freya tentang Arsalan. 'pasti orang iseng.. tapi mana mungkin orang iseng sampai tahu tentang apa yang sedang aku kerjakan'.

Freya masih sibuk dengan pemikiran-pemikirannya tapi... 'bangun!' Si penelpon menyuruhnya bangun 'apakah dia seorang dukun?' dia menyuruhnya bangun tepat ketika Freya akan menuju alam mimpi.

Karena rasa penasaran, diambilnya laptopnya sambil kemudian ia bersila diatas ranjang, membuka Proposal kerjasama dengan PT Hansakti dan mulai meneliti kalau-kalau kesalahan yang dimaksud penelpon tadi benar adanya, dan ternyata iya .. 'Bagaimana aku seceroboh ini?"ada kekeliruan dalam perencanaan harga jual yang tidak sesuai dengan kualitas bahan yang digunakan.

Freya masih berpikir, siapa yang menelponnya tadi. 'Pak Arion? ah dia cukup ramah sebelumnya. Pak Gandhi? Rasanya bukan gayanya menegur dengan cara ini. apa CEO baru? ya.. CEO baru.. tapi masa iya?' Tapi siapapun itu Freya tetap bersyukur kesalahannya ketahuan sekarang atau jika tidak, ketika harga sudah disepakati oleh PT.Hans tanpa diperiksa ulang, pastilah dia tidak akan selamat.

Tok.. tok .. "Frey?"

"ya bang, masuk!"

"Kenapa?" Tanya Freya begitu Azzam membuka pintu dan masuk ke kamar Freya.

"Lapar Frey, Masakin dong!"

"Ahh Abang.. Cari aja di dapur masa gak ada makanan. Frey cuma bisa masak air bang"

"Gak ada Frey, Bunda juga lagi istirahat kayanya. Yaudah keluar yuk!"

"Kemana?"

"Sate mang jali deh"

"Horee"

Azzam tau, adiknya itu tidak akan menolak kalau menyangkut Sate mang Jali. itu favoritnya dari zaman kuliah dulu.

"Giliran makanan aja cepet."

"Manusiawi"

"Cepet abang tunggu di depan!"

"Oke deh"

Freya langsung bersiap-siap, mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian yang sopan dan tertutup. tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Freya bersiap-siap.

Kemudian keduanya langsung berangkat ke Kedai Mang Jali, tempat makan sederhana yang cukup dikenal orang karena kelezatannya terutama Freya. Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar lima belas menit keduanya sudah sampai dan memilih tempat duduk.

"Dua porsi ya mang!"

"Plus nasi neng?"

"Iya mang, tapi satu aja nasinya!"

"Oke neng"

Malam ini warung mang Jali tidak begitu ramai seperti biasanya, situasi mendukung Freya untuk menikmati makanannya. Begitu pesanan datang mereka langsung melahap makanannya.

"Frey, Gak bosen sama mang Jali dari dulu?"

"Gak lah bang, dari zaman kuliah Sate mang Jali favorit Frey, Frey kan orangnya setia"

"Setia juga gak, sama orang yang suka nemenin makannya?"

Sekilas pertanyaan bang Azzam mungkin biasa saja, tapi tidak bagi Freya. Freya paham siapa teman makan yang dimaksud bang Azzam tapi seperti biasa Freya sudah terlatih mempertahankan ketenangannya.

"Freya setia sama orang yang setia bang" Jawab Freya tenang.

***

"Freya?"

Tidak jauh dari tempatnya duduk, Arion cukup terkejut bisa melihat Freya di kedai sate. Awalnya dia ragu untuk menyapa takuntnya dia salah mengenali orang. Setelah dirasa yakin itu Freya baru Arion berdiri dan menyapa 'siapa yang duduk dengan Freya? suaminya? atau kekasihnya? jadi, aku kalah sebelum bertempur?'

"Pak Arion?" Tanya Freya, berusaha bersikap ramah.

"I .. iya." Jawab Arion sedikit terbata. "Boleh.. Boleh saya gabung?" Tanya Arion dengan ragu takut malah mengganggu.

" Silahkan pak. duduk disini!" ucap Azzam dengan hormat.

Freya yang tadinya mau menolak permintaan Arion, kalah start dengan kakaknya Azzam.

"Makasih ..."

"Azzam" sambil mengulurkan tangan tanda perkenalan "Kakaknya Freya" jelas Azzam.

'Oh.. syukur Kakaknya ternyata' "Saya Arion, rekan kerja Freya. Cukup panggil Arion saja jangan pakai pak." jawab Arion sambil tersenyum simpul dan menerima uluran tangan Azzam.

Arion bukan orang yang sulit bergaul sekalipun dengan orang baru dia akan mudah berbaur.

"Oh oke.. "

"Pak Arion, sering makan disini?"

Apa yang harus Arion jawab, dia hanya sekedar mampir untuk membelikan pesanan Arsalan. dia sama sekali tidak berniat makan sate.

"Lumayan." Alih-alih menjawab jujur, kata 'lumayan' malah yang keluar dari mulut Arion. "Kamu?"

"Ini kedai sate langganan kita. Kalau lagi mau makan sate, pasti kesini. Apalagi Freya dari zaman kuliah" Jelas bang Azzam mencoba akrab.

"kebetulan sekali kita ketemu disini"

"Jodoh sepertinya.." Kata Arion sedikit tidak sadar.

"Apa?"

"Hah? oh.. kita jodoh makan sate bersama sepertinya. haha.."

Malam ini menjadi malam keakraban Azzam dan Arion, mulai dari tukar cerita tentang kesibukan masing-masing, trend saham masa kini hingga olahraga kesukaan masing-masing. malam ini seperti mereka sengaja bertemu dan Freya sekedar obat nyamuk.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh. Selain karena mereka sudah selesai makan, juga Azzam terpaksa mengakhiri pembicaraan karena kalau terlalu malam takutnya orang rumah akan khawatir dan lagi Freya perlu istirahat karena harus ke kantor besok pagi.

Freya dan Azzam lebih dulu pamit dan meninggalkan Arion.

Ketika Azzam akan mengeluarkan uang dan membayar..

"Biar saya yang bayar.." kata Arion

"Oh.. gak usah" tolak Azzam sopan.

"Ayolah, Freya sudah jadi teman saya, jadi abang juga abang saya. Biar saya yang bayar."

'Teman? sejak kapan kita berteman' pikir Freya.

"Yaudah.. thanks ya. maaf ngerepotin"

"Santai bang"

"Oke.. duluan ya yon"

"Duluan pak. makasih" Ucap Freya.

Freya dan Azzam meninggalkan Arion. Ketika sudah masuk ke dalam mobil, Freya baru ingat dia melupakan kesempatan bertanya kepada Arion perihal orang yang menelponnya membahas Hansakti. 'ah.. sepertinya harus ditanyakan besok saja.'

"Bos kamu kayanya ramah Frey? atau ke kamu aja?"

"Apa sih bang.. emang gitu kali, orang baik ko dicurigain!"

"Ya bukan gitu, waktu kita ngobrol abang sempet lihat dia beberapa kali lirik-lirik kamu"

"Ya kali pegel.. jadi nengok-nengok dikit. Udah ah jangan suudzon."

"Bukan suudzon. ya kalau dia punya niat baik juga ga apa-apa"

"Frey baru tau abang orangnya geeran, baru ketemu juga udah mikir macem-macem. lagian ya bang.. dia tuh manger baru di kantor, jadi Freya juga baru kenal. Anak bos juga!

"Hah? yang tadi itu bos kamu. pantes kamu panggil pak terus."

"Ya makanya... ini lagi, abang sok akrab"

"biarlah akrab sama calon ipar?"

"What?.." Freya cukup terkejut dengan pernyataan Azzam, lalu dicubitnya pinggang Azzam.

"Aww.. ampun-ampun"

"Ngarang amat jadi orang" kata Freya sambil melepaskan cubitannya.

"Iya maaf, tapi abang gak keberatan kok punya ipar dia. kayanya baik"

"Dia atasan Freya bang.."

"Ya emang kenapa? dikantor kamu ada aturan bawahan gak boleh naksir atasan?"

"nggak sih.. tapi ya gak etis aja. Rasional dikit lah bang.. dia anak bos, lah Freya?"

"Cinta emang gak Rasional Freya"

Kata orang cinta memang tidak rasional. tapi Freya sudah merasionalkannya sejak tiga tahun lalu. kalau dua orang ada untuk saling meninggalkan kenapa harus ada pertemuan. Freya sudah tidak minat mencoba ketidakmungkinan.

Tapi bagaimana Freya menjawab seperti itu didepan Azzam. kekecewaannya sudah ia kubur sejak tiga tahun lalu tapi luka dan cintanya masih menganga mungkin sampai sepuluh duapuluh tahun yang akan datang. Selama ini Freya menguatkan dirinya hanya karena takut, takut sakit karena mengenang kesakitan, takut hancur menyaksikan kemarahan abangnya dan takut sakit melihat kehawatiran orangtuanya.

***

Setelah membungkus satu porsi sate mang Jali, Arion bergegas pulang ke rumah Arsalan. 'Ah.. Ar pasti marah'

Sebelumnya ia sempat berdebat dengan Arsalan prihal sate tapi 'Selera Arsalan tidak buruk'

Sore tadi setelah dari Kan Jaya Arion tidak langsung pulang. Arion pergi bertemu dengan teman-temannya. Di sebuah café tempat biasanya dia nongkrong sudah nampak beberapa orang temannya dan tak lupa Clarisa Anastasia gadis cantik yang selalu mengintilinya.

Terlihat Clarisa yang biasa ia panggil Risa melambaikan tangannya dari kejauhan. "Yon!" Arion segera menghampirinya, menyapa teman-temannya dan segera memposisikan dirinya untuk duduk.

"Kamu mau pesen apa?"

"Minum aja. es Lemon tea ya!"

"Gak makan sekalian?"

"Gak, belum lapar"

Risa memanggil waitres dan memesan pesanan Arion.

Teman-teman Arion kebanyakan adalah teman semasa kuliahnya dulu termasuk Risa yang selalu mengintilnya sejak jaman kuliah. Orang-orang mengenal Risa sebagai kekasih Arion. tapi Arion merasa tidak pernah mendeklariskan ataupun membantahnya. Clarisa gadis cantik, baik dan lembut, Arion tidak keberatan dia ada disekitarnya.

Clarisa pernah ketahuan jalan bareng dengan Galang teman Arion, waktu itu Arion begitu marah kepada Clarisa dan Galang. Clarisa pikir Arion cemburu. mungkin ya, tapi Arion masih tidak mau memperjelas hubungan mereka.

"Lo sibuk apa sekarang yon? ada job Fotografi lagi, kali ini gunung Gede Pangrango. Lo ikut ya!"

Sebelum bergabung dengan Kan Jaya Arion bekerja sebagai Fotografer handal yang namanya cukup dikenal. belakangan dia menekuni Fotografi plus naik gunung sebagai hobinya untuk kepentingan promosi dan pembayarannya juga cukup besar.

"Mantap tuh Ray, gila.. gua pengen tapi gak bisa"

"Why?"

"Gua lagi bantuin abang gua di kantor"

"Abang lo yang mana?"

"Arsalan, tepatnya sepupu gua. Dion lu pernah ketemu kan waktu ke rumahnya?"

"Oh.. yang itu. ia tau yang lebih ganteng dari lo kan?"

"Fitnah loh!" Sambil menoyor kepala Dion temannya.

"Jelas-jelas gantengan gua!"

"Ngapain Dion ke rumah seppupu lo?"

"Gua sering tinggal dirumahnya, trus Dion sempet minjem kamera gua buat liburan. ya gua suruh dia ambil ke rumah."

"Kalau Risa pernah juga?"

"Belum tuh, kalau rumah calon mertua pernah." jawab Risa.

Arion menghabisakan waktu sore itu hingga malam, banyak yang dibicarakan dengan teman-temannya dan tanpa ia sadari Arsalan sudah beberapa kali menelponnya.

segera ia telpon kembali Arsalan

"Apa?"

"Kok apa? tadi anda yang menelpon pak!" jelas Arion sambil bercanda.

"Oh.."

"Hah? Oh?"

"Udah lupa tadi gua mau apa."

Tadi Arsalan menelpon untuk membahas proyek Hans, tapi sudah ia urus sendiri. sudah tidak perlu diperpanjang pikirnya.

"Sialan. yaudah gua tutup."

"Yon!"

"Apa?

"Pulang kemana? Kapan?"

"Ke rumah lo. sekarang. lo kangen?

"Iya.." Jedanya sebentar "titip beliin sate"

"yee.. ada maunya"

"Mampir Kedai mang Jali ya, bawain gua sate!"

"ini gua lagi di café, kayanya ada sate deh. gua beliin disini ya!"

"Gak, harus mang Jali."

"yang di jalan Brawijaya deket kampus lo dulu kan?"

"Iya"

"Jauh Ar, yang disini aja ya?"

"Gak usah kalau gitu."

"Yaelah.. pundungan lu mah.. ia gua beliin. puas lo?"

"Thanks. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Setelah melakukan panggilan dengan Arsalan dan melihat waktu menunjukan pukul sembilan lewat lima belas menit, Arion segera pergi, mampir ke Kedai Mang Jali untuk membeli pesanan Arsalan, ketika memesan dilihatnya seseorang yang sepertinya ia kenal. 'Freya' setelah yakin itu Freya, segera ia sapa dan berakhir dengan makan bersama.

Bohong kalau ia katakan terbiasa makan disini, ini pertama kalinya. Sebelumnya makan ditempat sederhana seperti Kedai Mang Jali bukan Fashion nya. Arion manusia modern yang biasa nongkrong di tempat tongkrongan berkelas. tapi sejak tadi ia mulai menyukai tempat ini. bukan karena Freya tapi memang sate mang Jali benar-benar enak atau mungkin karena makan bareng Freya. entahlah..

Begitu sampai didepan rumah dan memarkirkan mobilnya, segera Arion memasuki rumah tapi ia tidak menemukan keberadaan Arsalan. Arion mencari ke kamarnya. Ternyata Arsalan sudah tidur, karena sudah lama menunggu.

Segera ia tutup kembali pintu kamar Arsalan, menyimpan bungkus sate di meja dapur, dan kembali ke kamarnya untuk istirahat.

Continue Reading

You'll Also Like

149K 712 15
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...
5.7M 280K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
711K 3.4K 10
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

232K 2.2K 18
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra