Mark mengacak-acak rambutnya, keliatan begitu frustasi begitu ia membaca contoh latihan soal fisika.
Yeah, saat ini Mark, Jihoon, Woojin, dan Yeonjun tengah belajar bersama di perpustakaan karena ada jam kosong; guru sosiologi mereka mendadak ada keperluan dan hanya memberi mereka tugas untuk dikerjakan dirumah.
"Jun, jangan main ponsel mulu bego! Ini gua gak bisa ngerjain soal nomor tiga."
Yeonjun melirik Mark tidak berminat. "Heol, kita disini udah lebih dari setengah jam dan lo masih ngerjain nomor tiga? Lo beneran gak ada harapan!" cibir Yeonjun.
"Sialan!"
Yeonjun kemudian memberikan selembar catatannya. "Nih, gua udah beres ngerjain soalnya, lo pelajari aja sendiri, disitu gua tulis langkah-langkahnya sama rumusnya juga."
Mark malah mendelik kesal. "Gua gak ngerti bangsat!"
Dengan perasaan dongkol Yeonjun akhirnya mendekati Mark, ia juga bisa melihat Woojin malah tidur dan Jihoon yang asyik main game di ponselnya; mereka berdua tidak benar-benar sedang latihan soal.
"Woojin goblok! Padahal dia yang ngotot pengen diajarin fisika, tapi orangnya malah molor!" maki Yeonjun.
Jihoon kemudian melirik Yeonjun. "Jun, entar sore gua ke rumah lo, sekarang gua males belajar, mau nge game dulu!"
"Entar sore gua ada les, tolol! Kalo mau belajar ya sekarang!" cibir Yeonjun. "jadi lo baru ngerjain nomor berapa?"
Mark menunjuk soal nomor tiga, ia meringis melihat ekspresi Yeonjun semakin keruh. "Ini pake hukum Coulomb, rumusnya yang ini, lo tinggal masukin angkanya." lalu Yeonjun mengambil pena, mulai mengajari Mark soal yang dianggapnya susah itu.
Cowok bermarga Min itu mengangguk. "Kadang gua suka gak ngerti sama otak lo, Jun. Soal sebegini susahnya lo ngerti, tapi nilai sejarah lo dibawah rata-rata, padahal lebih gampang belajar sejarah daripada fisika atau kimia."
Yeonjun memutar bola matanya. "Jangan bacotin sejarah, gua bisa mendadak mual! sekarang yang mana lagi yang lo gak paham?"
Mark berusaha keras untuk memahami semua bacotan Yeonjun, ia bertekad mendapatkan nilai diatas rata-rata pada ulangan harian fisika lusa nanti. Ia tidak mau berakhir mengikuti les, karena ibunya; Wendy sudah mengancam kalau nilai fisikanya jelek lagi, Mark akan dimasukan ke akademi les.
Apalagi Mark sudah kelas 12, dan harus bersiap untuk memasuki ujian masuk perguruan tinggi.
"Jun, lo mau kuliah jurusan apa?"
"Kedokteran, mungkin." jawab Yeonjun.
"Sejak kapan lo berminat masuk FK, Jun? Gua pikir cuma Soobin yang terobsesi masuk FK."
Yeonjun menutup buku catatannya. "Kalo lo sendiri mau kuliah jurusan apa?"
"Teknik sipil?"
Sedetik kemudian buku catatan Yeonjun mendarat di wajah Mark. "Goblok! Kalogitu jangan males belajar, buruan kerjain lagi soal latihannya!"
Yeonjun sialan!
🍀
"Kang Mina!"
Mark melambai ke arah teman sekelasnya itu. "Lo tumben duduk di halte? Emang gak dijemput?"
Mina menggeleng. "Mulai sekarang gue mau belajar mandiri, jadi gue pulang naik bus."
"Lo kerasukan apaan sampe punya niat kayak gitu, elo kan paling anti naik kendaraan umum!"
"Mark bego! Gue kan tadi bilang mau belajar mandiri, tapi malah lo katain kerasukan! Temen apaan lo!"
"Iya kali aja lo punya alesan lain!"
"Ck! Jangan sok tahu!"
Lalu tak lama kemudian muncul Lia. "Kak Mark, sebelum pulang kita mampir ke Olive Young dulu ya, aku mau beli parfum."
Mark mengangguk, lalu ia menoleh ke arah Mina. "Gua duluan ya."
Mina tersenyum tipis, menatap keduanya berjalan pergi. Ia menghela nafas cukup berat, matanya terus-terusan menatap ponselnya, sampai bus yang ditunggunya akhirnya datang.
🍀
"Kak, bentar ya, aku mau sekalian beli hair misk."
Mark hanya mengangguk, ia mengekori adiknya berjalan. "Wanginya enak dek, itu parfum apa?"
"Ini hair misk kak, bukan parfum."
"Wanginya lumayan enak, tapi bukannya kamu lebih sering pake parfum floral yang sweet honey gitu, kalo ini wanginya lebih ke rose." komentar Mark.
Lia berdeham. "Iseng aja sih, kak. Aku pengen cari suasana baru aja."
Setelah satu jam berputar-putar, mereka akhirnya keluar dari Olive Young. "Langsung pulang? atau mampir buat makan dulu?"
"Pulang aja kak, tapi ke minimarket dulu. Pengen beli roti melon."
Keduanya berjalan ke minimarket di dekat store Olive Young, namun begitu ia memasuki minimarket tersebut, Mark hampir kena serangan jantung melihat seseorang yang amat dikenalnya tengah berdiri di mesin kasir; tampak sedang melayani pelanggan.
Mark kemudian menahan lengan Lia. "Dek, kakak tunggu diluar aja ya."
Lia mengangguk, kemudian Mark keluar. Berdiri canggung, namun kedua bola matanya tetap melirik ke arah seseorang yang berhasil membuatnya terkejut.
Kang Mina.
Kenapa teman sekelasnya itu berdiri di depan mesin kasir? Sial! Mark mendadak penasaran. Setelah beberapa menit berpikir, Mark memasuki minimarket, berjalan ke arah adiknya. "Udah belanjanya?"
Lia mengangguk. "Udah kak, tinggal bayar aja."
"Biar kakak aja yang bayar, kamu tunggu aja diluar. Sini belanjaan kamu!"
Tanpa menunggu respon adiknya, Mark merebut belanjaan Lia dan berjalan ke arah kasir. "Ini saja, apa ada tambaha-"
Mina tidak menyelesaikan ucapannya ketika matanya menangkap sosok Mark sedang tersenyum ke arahnya.
"Jadi total belanjaan saya berapa, Kang Mina-ssi?"
🍀🍀🍀
050220
Bab 16
Kang Mina
as wakil ketua osis.
Kyaa, gemas sekali😭
Enjoy guys,
dari bucinnya neng Ryujin.
E.Yulli❤