DISPARAÎTRE [END]

this_browneyess tarafından

22.6K 3.1K 116

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!] NOTE : AWAS TYPO "Gue Renald. Kalo lo mau t... Daha Fazla

1. MORNING PROBLEM
2. MET BY
3. UNKNOW NUMBER & KISSED
4. VERY PUSHY
5. ANNOYED
6. REYSA SICK
7. INVITE TO GO
9. PROBLEM COMES
10. FEEL HURT
11. THREAT
12. RUN AWAY
13. HALFWORD
14. TIRED
15. TWO HARD CHOICES
16. CONFUSING CHOICE
17. MOCKING LAUGHTER
18. NEW STUDENT
19. FEEL GUILTY
20. HARD SLAP
21. FAILED
22. THE PAST
23. LOST
24. PANIC & RESTLESSNESS
25. ENGAGEMENT
26. EVIDENCE & ARREST
27. APOLOGIZE
28. ARGUMENT & JEALOUS
29. MISS, HUG, & JEALOUS
30. JEALOUSY & ANNOYANCE
31. TOGETHERNESS & EMOTION
32. COMPETITION & FRUSTRATION
33. WAITING & A DISSAPOINTMENT
34. NERVOUS
35. MISUNDERSTANDING
36. CASTE & TROUBLE
37. HOT HEARTED
38. SURPRISE
39. BAZAAR PREPARATION
40. MUSIC EVENTS & BAZAAR
41. BAD DAY
42. BAD LUCK, REYSA
43. REAL INCIDENT
44. REYSA'S EXPLANATION
45. THE TRUTH
46. REGRET
47. BE CAGRINED
48. REFUSE
49. DARE
50. TOO SUDDEN
51. HOSPITAL & BAD NEWS
52. SAD TEARS
53. REVENGE
54. NIGHTMARE
55. LASTING MEMORIES
56. LINGERING SADNESS

8. HEARTBEAT

492 66 0
this_browneyess tarafından

"What's wrong with him now? Why did he feel fluttered by his words?"

***

Seperti janji Renald pada Reysa siang tadi. Laki-laki sekarang tengah menunggu gadis itu datang. Ia berada didepan rumah gadis itu, dan tengah duduk diatas motornya.

Renald hanya mengenakan hoodie dan juga ripped jeans, yang dipadukan dengan sepatu converse berwarna putih.

Renald tersenyum ketika gadis yang ditunggunya keluar dari gerbang. Netranya sibuk mengamati penampilan Reysa yang, cantik mungkin. Siapa sangka, kalau Reysa mengenakan sweater warna senada seperti hoodie yang dipakai oleh Renald.

Reysa berdehem, membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya. "Lo cantik banget Rey." puji Renald sembari menunjukkan raut kagum pada gadis itu.

Reysa hanya bisa menahan gejolak dalam jantungnya yang seperti akan meledak sekarang juga. Ia berdehem untuk menghilangkan kegugupan.

"Eh-iya makasih." ucap Reysa disela kegugupannya. Ia mengutuk dirinya sendiri, mengapa ia bisa gugup hanya dengan sebuah pujian dari Renald.

"Yuk." ajak Renald, sembari menyodorkan helm berwarna pink yang sering Reysa gunakan akhir-akhir ini. Ya mau bagaimana lagi, Renald itu aneh.

Kadang Reysa heran sendiri dengan tingkah Renald. Ada-ada saja yang membuat ia kagum dan juga marah pada laki-laki itu.

Renald menghidupkan mesin motornya ketika gadis itu sudah naik ke atas motor. Segera Renald menancap gas agar tak membuang waktu.

Pasar malam adalah tujuannya sekarang. Renald juga tidak tahu, Reysa menyukai tempat ini atau tidak. Semoga saja suka.

Ia hanya ingin bersenang-senang disana, sembari menaiki wahana. Atau membeli sesuatu yang enak di pasar malam itu.

Renald melirik Reysa yang masih setia memandang ke arah pasar malam. Ada raut tidak suka, dan mungkin suka. "Lo gak seneng ya Rey, gue ajak ke sini?" seketika Reysa menoleh ke arah Renald.

"Seneng kok. Udah jarang banget gue kesini." balas Reysa. Senyum gadis itu mengembang. Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat ini.

"Yuk." ajak Renald. Tak lupa menggenggam tangan Reysa yang membuat jantung Reysa tiba-tiba berdebar. Entah perasaan seperti apa yang tengah Reysa rasakan.

Ada rasa senang dan juga tidak enak karena laki-laki itu selalu bersikap baik padanya. Sementara dirinya, hanya terus menaikkan volume suara pada laki-laki itu.

Pasar malam itu tidak terlalu ramai, tapi bisa dikatakan ramai. Mungkin karena hari besok bukan hari libur. Maka dari itu, mereka lebih memilih menetap di rumah untuk sekedar membaca materi untuk esok hari.

"Mau naik apa?" tanya Renald sembari memandang gadis itu.

Reysa mengubah raut wajahnya, kemudian menggeleng.  "Gue nggak mau. Lo aja."


Ia hanya kurang menyukai wahana pasar malam yang membuat nyawanya seperti melayang. Ia hanya menyukai jajanan yang dijual ditempat ini.

Renald mengerutkan keningnya. "Kenapan takut?"

Reysa kembali menggeleng. "Nggak suka aja."

"Bilang aja takut." ejek Renald sembari tersenyum jahil.

Kan mulai lagi. Gadia itu berdecak. "Ish, enggak. Gue nggak takut, tapi nggak suka."

"Kenapa? Mau cari tempat lain?"

Reysa menggeleng. "Gak usah. Disini jajanannya enak. Apalagi cilung, kerak telor, terus... apa lagi ya?" Reysa tampak berfikir. Sudah lama sekali dia tidak mengunjungi tempat ini. Sampai-sampai ia lupa apa saja yang dijual ditempat ini.

Renald tersenyum. "Mau beli apa?" tanyanya.

"Kerak telor kayanya enak."

Mereka  berdua mencari stand yang menjual keraj telor. Beberapa penjual tampak semangat meneriaki para pembeli untuk datang ke tempat mereka.

"Pak, kerak telor dong. Dua puluh ribu aja." Reysa mulai memesan kerak telor. Ia mengedarkan pandangannya. Tampak ada yang baru saja datang dari arah parkiran.

Beberapa menit berlalu akhirnya kerak telor tersaji. Reysa membuka sling bagnya untuk mencari dompet. Namun Renald sudah lebih dulu memberi uang pada penjual tersebut.

"Ren, kok lo yang bayar? Gue aja nggak papa." ucap Reysa sembari mengeluarkan uang dari dalam dompetnya.

"Gak usah. Gue aja."

"Yuk, lo mau beli minum kan?" Reysa kemudian mengangguk.

Reysa tampak membaca menu minuman yang mereka sajikan. Ia menoleh pada Renald. "Ren, lo mau pesen apa?" tanya Reysa. 

"Samain sama lo."

"Suka orange soda?"

Renald mengerutkan keningnya. "Emang ada yang jual orange soda?"

Reysa tertawa. "Ya enggak lah. Kirain lo nggak tau."

Ia mulai memilih. "Kalo milkshake coklat gimana? Atau rasa lainnya?"

"Coklat aja mungkin. Manis, kaya lo "

Blush. Reysa tidak bisa menahan rona merah dipipinya. Ia juga tidak mengerti, mengapa pipinya bisa memerah hanya karena ucapan Renald.

Gadis itu memalingkan wajahnya, mulai memesan dua minuman untuknya dan untuk Renald.

Keduanya memilih mencari tempat untuk menikmati makanan itu. Sampai mereka menemukan kursi panjang yang tak jauh dari sana.

Ia memberikan sebungkus kerak telor itu pada Renald.

Mereka berdua terdiam sembari menikmati kerak telor, dan suasana disekitarnya. "Ren, lo suka kerak telor?" tanya Reysa begitu saja. Mungkin keheningan yang membawa Reysa untuk bertanya. Sekedar untuk berbasa-basi.

Renald tampak mengangguk. "Suka. Tapi nggak terlalu." Reysa hanya ber'oh'ria. Kembali menusuk kerak telor itu.

Keduanya sama-sama diam. Sampai akhirnya, suara Renald memecah keheningan keduanya. "Tau nggak Rey, ini pertama kalinya gue kesini ajak cewek." Reysa menautkan kedua alisnya.

Sedikit aneh saja mendengar pernyataan Renald tadi. Kalau dilihat-lihat, Renald itu tampan dan juga pintar membuat suasana menjadi tidak canggung lagi.

"Kenapa? Lo nggak laku?" tanya Reysa asal. Sebenarnya ia malas berbasa-basi dengan Renald.

"Bukannya kepedean sih." laki-laki itu memandang beberapa anak kecil yang berlari kesana kemari. Atau merengek meminta dibelikan sesuatu. "Banyak yang nembak gue, ngejar-ngejar gue. Sampe ada yang kemarin nggak sengaja ke sandung kakinya sendiri, pas ngejar gue."

"Lo tolongin dia?" tanya Reysa antusias.

Sedangkan Renald menggeleng. "Nggak lah. Dia cewek yang paling nakutin."

Reysa mengerutkan alisnya. "Maksud lo?"

"Iya. Dia yang paling sering neror gue pake surat, ngasih coklat, bahkan pernah sekali dia kasih hadiah jaket. Tapi gue nggak terima."

"Kenapa?"

"Gak mau. Ilfeel gue sama dia."

" Pernah sekali gue liat dia dikantin makan sama temennya. Ihh, makannya banyak. Ada dua mangkuk bakso, jus jeruknya dua, terus gue lupa satunya lagi apa."

"Cantik?" entah mengapa Renald tidak menyukai gadis itu. Tetapi kalau ia merasa sangat lapar, ia juga akan pesan banyak seperti gadis itu.

"Gak terlalu. Masih cantikan lo kemana-mana."

uhukk! uhukk! Reysa tersedak mendengar ucapan Renald barusan. Laki-laki itu menyodorkan milkshake pada gadis itu.

"Kenapa?" tanya Renald ketika Reysa selesai menyesap milkshake miliknya. Reysa menggeleng.

"Nggak papa."

Hening.

Hanya ada suara dentuman musik, dan beberapa suara teriakan dari mereka yang tengah menaiki wahana. 

Reysa mengusap bibirnya dengan jempol. Ia lumayan kenyang memakan satu porsi kerak telor dan juga milkshake.

Renald yang semula menatap sekitar, kini beralih menatap Reysa. Memposisikan diri senyaman mungkin menghadap gadis itu.

"Rey?" panggil Renald. Reysa yang semula menatap sekitar, kini beralih menatap Renald yang tengah memandangnya.

"Hm?"

Renald mendekat, dan membisikan sesuatu pada gadis itu. Yang membuat tubuh Reysa menegang ditempat. "Gue sayang sama lo." bau mint itu tampak menyeruak masuk ke indera penciumannya.

Deg.

Kalo dibiarkan terlalu lama seperti ini, ia takut akan terkena serangan jantung mendadak.

"Ha?eh-um... " gadis itu tampak gugup ditempat. Lidahnya kaku hanya untuk sekedar mengatakan sesuatu.

"Tau nggak, pas liat lo marah-marah di depan gerbang waktu itu. Rasanya aneh aja. Pikir gue, ada ya adik kelas berani sama kakak kelas."

Setelahnya, raut wajah Reysa berubah datar. "Lo lagi muji gue?"

Renald menggeleng. "Lo itu satu-satunya cewek yang beda dari yang lain."

"Maksudnya?"

"Gue suka cara lo, ketika lo nggak suka, ya nggak suka. Beda sama yang lain. Kalo papasan sama gue nggak sama temenya pasti nggak berani natap gue. Lain kalo bareng temennya. Bahkan muja-muja gue, rasanya geli. Keliatan banget nggak punya nyali.

"Beda sama lo. Asal aja ceplos. Pernah gue liat lo dikantin pas lo sendirian, lo diusir tuh sama kakak kelas cowok, ya seangkatan sama gue sih. Gue liat lo berani banget ngelawan dia. Keren."

"Sesama makan nasi kan? Buat apa kita takut sama orang kaya gitu. Mau dia labrak gue, juga gue jabanin."

Renald menangkup pipi Reysa. Membuat Jantung Reysa kembali berdebar. "Yang jelas, malam ini, tempat ini,  jadi saksi, kalau gue bener-bener sayang sama lo."

"Sejak pertama kali gue liat lo marah-marah sama gue didepan gerbang. Tau nggak? Lo beda dari yang lain. I love you, Rey." ucap Renald sembari mengecup kening Reysa.

Cukup lama. Membuat jantung Reysa seperti maraton setelahnya.

Ia masih merasa, kalau ini terlalu cepat untuknya. Jadi, debaran jantung ini bukan menandakan kalau ia juga menyukai Renald juga, kan?

****

Tbc.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

199K 9.5K 34
Langit Akalanka Mirza. Cowok dingin dengan sifat cemburuan tingkat akut. Ditambah lagi dengan gengsi yang setinggi namannya! . . . Itu aja,aku nggak...
34K 2.6K 37
FOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️ Bara Sebastian, seorang ketua geng motor yang mempunyai jiwa kepemimpinan tegas serta bertanggung jawab, memiliki sifat mis...
2M 129K 82
Gimana rasanya dijadikan bahan taruhan sama ketua geng motor? Alta Arsenio Wijaya, Manusia berdarah dingin yang paling ditakuti di kalangan Geng moto...
807K 11.4K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+