Yoora, mungkin terdengar tidak asing bagi dunia agensi Big Hit. Wanita yang sempat 2 tahun bersama dengan Taehyung itu sangat dikenal di kalangan agensi yang kini berkembang pesat itu.
Menjadi seorang presenter di Rusia, membuat Yoora bisa saja melupakan kenangan di Korea, jika saja adiknya tidak menunjukkan konser dan penghargaan yang dipegang oleh BTS.
Ya, grup yang pernah menjadi kenangan indah di hidupnya, namun semuanya hanya dalam keterpaksaan, hanya untuk sebuah taruhan yang lama lama membawa perasaan nyata.
"Setelah lama kita tidak bertemu, akhirnya aku kembali bisa melihatmu. Walau kau tidak menyukaiku, aku akan pastikan kau tidak bisa melepaskan kenangan yang kubuat,"
Obsesi? Sekarang mungkin iya!
"Kau pernah bilang, bahwa aku tidak perlu menemui, menghiraukan, dan memikirkanmu lagi. Tapi bagaimana jika kubuat semua itu terbalik? Permainan yang kukendalikan pasti akan sangat menyenangkan,"
.
.
Heena baru saja pulang dari supermarket terdekat bersama Yeonjun dan Soobin, membeli beberapa camilan dan beberapa makanan yang bisa mengenyangkan.
Soobin dan Yeonjun berjalan dengan kantung plastik di tangan mereka, sambil menikmati es krim yang mereka beli.
" Appa pasti akan sangat suka dengan ayam goreng itu, sudah saatnya makan siang."
Heena hanya tersenyum menanggapi perkataan Yeonjun, walaupun menurutnya belakangan ini sikap suaminya agak aneh. Suka berubah ubah dan tidak bisa ditebak.
Pintu hotel terbuka untuk mereka, menaiki lift menuju ke lantai 5. Lantai yang memiliki lobby khusus dan bisa dibilang dihuni untuk para orang besar.
TING!
Tangan Heena teralihkan pada ponselnya yang berbunyi. Sebuah pesan dari orang tak dikenal masuk begitu saja, tanpa ia ketahui orang itu siapa.
Unknown
Aku tidak tahu bahwa ini suamimu,
Jadi maaf, aku 'menyentuhnya' sedikit?
(Foto)
Aku baru melihat cincin kawin di jarinya,
Bisakah kau memaafkanku?
DEG!
Heena terhenti cukup lama, memandangi nomor itu dan benar benar memandangi foto yang ada, banyak sekali editan yang menipu mata, jadi Heena hanya berusaha meyakini bahwa itu hanyalah sebuah editan.
Dia segera menghapus nomor itu, yang ia perlukan hanya percaya pada suaminya, itu saja.
"Eomma, ada apa?"
Heena tersadar, dia tersenyum dan menggeleng kecil,
" Tidak apa apa,"
" Ayo kita ke ruang istirahat, paman pasti sudah menanti makanannya,"
Yeonjun dan Soobin langsung menuju ke ruangan yang dimaksud, meninggalkan Heena yang masih terdiam, berusaha menetralkan pikiran dan menenangkan jantungnya yang sangat berdegup kencang.
-o0o-
Member lain sangat menikmati makanan yang dibawakan oleh Yeonjun dan Soobin beberapa waktu lalu, semuanya sangat bahagia dan banyak berbicara hal seru selepas konser kemarin malam.
Hoseok terus menggosok telapak tangannya tidak sabaran, masih memikirkan apa yang ia dengar dan lihat kemarin.
" Hoseok, ayolah! Makanan nya enak sekali, isi perutmu, jangan diet lagi," ucap Seokjin sambil tertawa.
" Apakah Taehyung tidak datang?" Tanya Namjoon.
" Kulihat dia keluar 3 jam yang lalu, aku tidak tau kemana, aku hanya pastikan dia punya pengamanan ketat," ucap Yoongi.
" Dia tau cara bersenang senang," tutur Jimin.
Tidak ada yang merasa curiga kecuali Hoseok dan Heena. Hoseok bisa melihat wajah Heena yang tampak sangat khawatir.
" Nyonya Kim, makanlah. Jangan hanya membelikan kami makanan, kau juga harus coba," Hoseok mencoba mengalihkan pikiran Heena.
"Ah iya,"
" Ayolah, jangan hanya melihat," Youna mulai membujuk.
" Menunggu Taehyung? Aaa, lihatlah pasangan ini, sangat manis.." ucap Taerin.
" Jangan menunggunya, dia akan baik baik saja, oke? Sekarang makanlah ayam ini, enak sekali," ucap Hejoon.
Heena dengan segala rasa keberatan juga ikut makan, sepersekian menit kemudian Hoseok berdiri dari duduknya, berpura pura menerima telepon.
" Kau dimana, Taehyung-a?"
Hoseok terus menghubungi nomor pria itu, namun sama sekali tidak diangkat.
" Eoh? Hyung!"
Hoseok segera menyimpan ponselnya segera setelah melihat Jungkook baru saja muncul dari dari lorong depan.
" Mencari siapa?"
" Tidak, kau darimana?"
Jungkook tersenyum, " Aku dari toko perhiasan, hari ini istriku ulang tahun, bagaimana? Cantik bukan?"
Hoseok tersenyum melihat Jungkook memperlihatkan sebuah liontin dan kalung yang sangat cantik.
" Ah ya, Hyung! Aku melihat Taehyung di depan sana, dia tampak sedikit aneh. Aku mencoba menerka apa yang terjadi, tapi otakku tidak secerdas Namjoon Hyung, mungkin kau bisa menerkanya?"
" Bagaimana kau tau?"
" Wajahnya gelisah, mungkin.."
Hoseok terdiam, juga sedikit menerka apa yang sudah terjadi.
" Baiklah, aku tidak punya banyak waktu untuk kejutan. Sampai nanti, Hyung!"
Hoseok tersenyum simpul, lalu dengan segera menuju keluar, berharap mendapatkan Taehyung diluar sana. Dia harus bicara pada Taehyung.
.
.
Malam ini hujan turun dengan deras, beberapa panggilan dari wanita siang tadi terus meneror ponsel Heena. Bukan hanya itu, dia juga sempat mengirimi Yeonjun beberapa pesan yang tidak menjelaskan secara langsung apa yang terjadi, setidaknya Yeonjun bingung, tidak masalah.
" Eomma, bibi ini selalu memperingatkan aku untuk selalu menjaga Appa. Appa kan baik baik saja, untuk apa dijaga?"
Heena hanya diam, Yeonjun juga terdiam karena raut wajah sang ibu sudah sangat garang, dia tak ingin melihat ibunya mengamuk untuk pertama kalinya.
" Tidurlah, eomma akan urus itu,"
" Aigoo! Kau beruntung, Ji Eun-a! Suamimu sosok yang romantis sekali!"
" Bibi sangat cantik dengan kalung itu,"
Ji Eun hanya tersenyum bangga, mendapat hadiah yang tak pernah ia bayangkan di hari spesial ini.
" Taehyun, kemari nak,"
Taehyun yang tengah membaca novel pun menolah dan segera menyusul,
" Ini sudah larut, ajak yang lainnya untuk segera tidur ya, besok kita akan jalan jalan.. dan jangan lupa pastikan yang berusia muda harus tidur lebih awal, harus!"
" Baik, eomma.."
Taehyun berjalan menyusuri lorong dan mengajak yang lainnya untuk beristirahat. Setelah memastikan anak anak kecil sudah masuk ke kamar mereka, Taehyun yang masih bersama Beomgyu pun berjalan ke lorong yang lain menuju ke kamar mereka.
Namun, langkah mereka terhenti tatkala melihat Taehyung yang dipapah oleh seorang wanita. Bukan apa apa, tapi gelagat wanita itu agak aneh. Taehyung sepertinya mabuk, dan wanita itu berlagak seperti istri dari pria itu.
Taehyung beranjak ingin memberitahu Heena, namun tangannya dicegat oleh Beomgyu yang menggeleng kecil.
" Jangan! Nanti mereka bertengkar,"
Taehyun tampak ragu sebelum matanya menangkap Heena yang sudah berada di belakang mereka berdua. Taehyun dan Beomgyu bungkam, Heena tersenyum manis pada 2 anak itu. Hingga agaknya Taehyung sudah masuk dan wanita itu pergi tanpa sadar atas kehadiran Heena,
" Kalian belum tidur? Sudah larut, tidurlah,"
Beomgyu dan Taehyun yang tidak mau terlibat hal yang seharusnya tidak terjadi pun segera menurut dan beranjak dari posisi mereka. Sedangkan wajah Heena sudah sangat muram, dengan bergegas ia masuk ke kamarnya untuk menyelesaikan semuanya.
.
.
Beomgyu diam diam masuk ke lorong lain menuju ke kamar orangtuanya. Taehyun mungkin bisa bungkam, tapi tidak dengan dirinya. Beomgyu merasa tidak enak disaat dia menyimpan sesuatu yang seharusnya tidak menjadi pikirannya.
Pintu terbuka, memunculkan sosok Hoseok yang terlihat bingung. Tanpa basa basi, Beomgyu masuk dan menarik tangan Hoseok ke dalam.
" Appa, aku takut.."
" Kenapa? Ada apa?"
Beomgyu terdiam dan meneguk Saliva berkali kali,
" Tadi, aku melihat paman Taehyung dengan seorang wanita asing. Dan, bibi Heena mengetahui itu. Aku takut terjadi sesuatu nantinya, pada Yeonjun dan Hyunwoo,"
Hoseok yang mendengar itupun ikut terdiam, begitupun dengan Taerin yang baru saja keluar dari kamar mandi.
" Gyu, diamlah untuk beberapa saat. Hanya Appa yang tau soal ini, bersikaplah tidak tahu apa apa," ucap Hoseok.
Beomgyu mengangguk, perasaan nya lega sekali sudah berbicara hal yang mengganjal di hatinya beberapa jam yang lalu.
Beomgyu kembali ke kamarnya, meninggalkan Hoseok yang masih terdiam.
" Kenapa wanita itu disini? Apa rencananya kali ini?"