SHAFANA |HIATUS|

By SalwaAdeliadotcom

2.1K 521 135

Highest rank : #2 in jalancinta 12/06/20 #2 in kanker 13/07/20 Cover by : graphic_cii "Temani aku sampai hab... More

bagian 2 : berbicara dengan hujan
bagian 3 : berpisah
bagian 4 : bertemu di supermarket
bagian 5 : sepenggal lirik
bagian 6 : pingsan
bagian 7 : begitu manis
bagian 8 : bersenang-senang
bagian 9 : mereka pulang
bagian 10 : coretan dibatu
bagian 11 : Star Cassiopeia
bagian 12 : mengobatinya
bagian 13 : panggilan sayang
bagian 14 : pertandingan sengit
bagian 15 : perhatian
bagian 16 : lembar ke 89
bagian 17 : kasmaran

bagian 1 : sekolah baru

617 60 31
By SalwaAdeliadotcom

Pagi ini matahari sudah berani menyusup masuk ke dalam kamar seorang gadis cantik yang tengah tertidur pulas dengan ditemani boneka teddy bear berwarna coklat yang sudah lusuh. Merasa tidurnya diganggu oleh kilauan sinar matahari yang sangat menyengat gadis itu pun membuka matanya lalu merenggangkan otot otot tubuhnya yang mungil.

Ia beranjak dari tempat tidurnya lalu menuju kaca besar jendela kamarnya yang terhalang oleh tirai berwarna putih, gadis itu tersenyum lalu kedua tangannya membuka tirai itu dan terlihatlah pohon besar yang berada disamping rumahnya menitikkan air embun yang sangat menyegarkan mata dan burung burung pun berterbangan kesana kemarin seraya berkicauan dengan sangat merdu ditambah dengan sinar mentari yang menyorot wajah cantik alami gadis itu dengan sinarnya yang menghangatkan.

Ketika sedang asik memerhatikan suasana pagi di jendela kamarnya tiba tiba suara alarm dikamarnya berbunyi. Menyebalkan! ia segera mematikan alarm yang dibuatnya semalam agar ia tidak kesiangan masuk ke sekolah barunya di Bandung, ternyata lebih cepat dirinya yang bangun dari pada alarmnya.

Ia tersenyum lebar lalu beranjak menuju kamar mandinya yang siap untuk memanjakan dirinya dengan siraman air hangat dan gumpalan gumpalan busa yang lucu.

Setelah selesai mandi gadis cantik itu memakai seragam sekolahnya dengan lengkap dan tidak lupa pula sweater rajut berwarna merah muda pemberian dari mendiang kakak perempuannya yang sudah siap untuk menghangatkan tubuhnya.

Ia tidak sabar melihat sekolah barunya dan bertemu dengan teman teman barunya disekolah barunya pula, akhirnya ia bisa bernafas lega setelah sekian lama berada di kota yang penuh dengan polusi dan lalu lalang kendaraan yang membuat telinganya hampir tidak berfungsi. Gadis itu menuruni tangga kamarnya dengan sumringah menuju meja makan keluarganya yang sudah berisi tiga orang yang paling berharga bagi hidupnya.

"Bun, Yah, Bang Ali. Shafa berangkat dulu ya" Ucap Shafa seraya menciumi pipi keluarganya satu per satu lalu dengan senyum devil disudut bibirnya ia mengambil roti yang ada ditangan Ali sontak membuat sang empu terkejut.

"Shafa! itu roti a-"

"Assalamualaikum!" Potong shafa dengan cepat seraya terkekeh dan berlari keluar rumahnya

"Waalaikumsalam...hati hati sayang!" Teriak Bunda yang bernama Gita lalu diiyakan oleh Shafa.

Kedua orang tuanya Shafa hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat anak gadisnya yang sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah barunya. Akhirnya setelah sekian lama mereka meninggalkan kota sejuk ini dan kini mereka kembali lagi dengan seorang gadis yang sudah bertumbuh dewasa.

Shafa menghampiri mobilnya yang terparkir tepat didepan rumahnya seraya memakan roti dengan lahap.

"Mang parjoooo, ayo buruan nanti Shafa telat"
Teriaknya seraya mengunyah roti yang belum tertelan dimulutnya, Mang Parjo yang mendengar suara Shafa pun bergegas menghampirinya dengan tergesa gesa.

"Iya non maaf tadi mamang abis nyuci motornya den Ali, yaudah ayo kita berangkat non" Ajak mang parjo sambil membukakan pintu mobil untuk shafa

"Oh gitu, yauda ayo mang shafa takut telat"

•••

Cittt...

Suara rem mobil yang begitu nyaring berhenti didepan gerbang sekolah ternama diBandung lalu dari dalam mobil turunlah gadis cantik dengan rambut yang dikuncir dan sweater rajut yang masih melekat ditubuhnya. Shafa tersenyum simpul melihat suasana sekolah barunya yang sangat sejuk karena banyaknya pepohonan.

Sekolahnya terlihat sepi sepertinya sudah bel dan dia kesiangan tetapi bukan hanya Shafa yang kesiangan, ada beberapa pemuda pemudi yang juga baru berdatangan. Dengan langkah santai Shafa berjalan menuju kelasnya yang diberi tahu oleh kedua orang tuanya yang mendaftarkannya disekolah ini.

Shafa menyipitkan matanya melihat papan diatas pintu yang menunjukkan kelasnya yaitu kelas 11 MIPA 1 dengan cepat Shafa membuka pintu tersebut lalu terlihatlah guru yang sepertinya sedang menunggunya.

"Selamat pagi, Bu" Ucap Shafa sopan.

"Selamat pagi, oh kamu anak baru itu ya?" Shafa mengangguk lalu masuk kedalam kelasnya dan mencium punggung tangan gurunya

"Mohon perhatiannya sebentar anak anak" Ucap bu Dita dengan kencang melerai kebisingan didalam kelas itu.

"Kalian kedatangan teman baru pindahan dari Jakarta, ayo nak perkenalkan namamu" Ucap Bu Dita beralih ke Shafa.

Shafa pun langsung berdiri disamping Bu Dita dan memperkenalkan dirinya didepan teman teman sekelasnya.

"Selamat pagi perkenalkan nama aku Shafana Adelia Husein kalian bisa panggil Shafa, terima kasih" Ucap Shafa membuat para laki laki yang berada dikelasnya melongo melihat kecantikannya dan pasti hidung mancungnya yang menambah daya tarik tersendiri.

Shafa memerhatikan teman teman sekelasnya dengan tempat duduknya yang abstrak, kenapa dibilang seperti itu? Karena ada yang duduk laki laki dengan laki laki dan perempuan dengan perempuan dan ada juga laki laki dengan perempuan. Tetapi ini lebih didominasi oleh laki laki yang duduk bersama perempuan, entahlah ia akan duduk disamping laki laki atau perempuan.

"Baiklah Shafa kamu silahkan duduk disamping Galang" Menunjuk bangku yang kosong yaitu bangku yang ada disamping laki laki yang tengah tersenyum ke arahnya. Ya Tuhan harus ya duduk sama laki laki? Apa laki laki bisa diajak bercerita?

"Anak anak hari ini kalian freeclass karena Pak Barjo ada urusan, ya udah selamat pagi" Ucap Bu Dita membuat penghuni kelas 11 MiPA 1 tersenyum sumringah.

"Pagiiii Bu Dita kuh yang cuanntik alafyoh."
Ucap cowo yang bernama Labim yang langsung membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak.

Dan kini shafa berjalan menuju bangku yang ditunjukkan Bu Dita yaitu bangku yang berada disamping cowo bernama Galang.

"Permisi" Ucap Shafa dan dia pun langsung duduk dibangkunya.

"Ehh iya silahkan, kenalin nama gue Galang Zanu Algara" Ucap Galang seraya tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke Shafa.

"Shafa" Ucapnya datar dan segera mengambil headphone didalam tasnya lalu memasangnya ke telinganya.

"Aduh kapten basket masa dicuekin cewe, gak banget aseli hahaha" Cibir Labim seraya tertawa meledek.

"Sesajennya kurang, Bim" Sambung Rean.

"Shafaaaa..." Pekik salah satu cewe yang baru memasuki kelasnya diambang pintu kelasnya membuat cewe yang satunya yang sedang fokus terhadap ponselnya terkejut karena teriakkan cewe yang ada disebelahnya

Sejak tadi kedua perempuan itu memang izin untuk keluar ke kamar mandi untuk membuang hajat.

"Apaan sih, Sya? berisik bgt" Omel cewe yang tengah memainkan ponselnya, bernama Reyna.

"Itu liat napa jangan main hp mulu, itu Shafa Reynaaaa!" Ucapnya sambil menarik tangan Reyna menuju Shafa yang sedang duduk sambil mendengarkan musik lewat headphonenya.

"Shafa!"

"Shaff"

"Shafanaaaa..." Teriak mereka berdua sambil menggoyang goyangkan tubuh Shafa sedangkan teman teman sekelasnya menyeritkan dahinya bingung, ada hubungan apa mereka berdua dengan Shafa? Begitu juga dengan Galang dan kedua temannya yang melihat Reyna dan Syakira temannya mengetahui nama anak baru yang berada dikelasnya.

Shafa yang merasa terganggu pun akhirnya berdiri dan melepas headphonenya dan betapa terkejutnya ia karena bisa melihat teman teman lamanya yang sekian lama ia rindukan.

"Reynaaa...Syakiraaa...gue kangen banget sama lo berdua" Ucap Shafa mengerucutkan bibirnya dan langsung memeluk kedua sahabatnya yang selama beberapa tahun berpisah.

"I miss miss miss you too Shafa sahabat gue yang paling mancung" Ucap reyna diangguki oleh syakira.

"Kita kangen banget sama lo Shaf sumpah, gak ada yang baik dan secantik lo" Ucap Syakira diiyakan oleh Reyna.

"Yauda yang penting kan kita udah ngumpul lagi, nanti deh kapan kapan gue ceritain kenapa gue pindah ke Jakarta waktu itu" Ucap Shafa menenangkan kedua temannya itu karena banyak yang memerhatikan mereka bertiga dengan wajah bingungnya, Shafa berharap Reyna dan Syakira lupa dengan apa yang diucapkannya barusan karena ia tidak ingin kedua sahabatnya tahu kalau ia sakit kala itu.

"Hmm okey..." Ucap Reyna.

•••

Bel istirahat berbunyi nyaring menggelar ke seluruh sudut sekolah seluruh kelas pun memuntahkan isinya dengan gemuruh dan dengan tujuannya masing masing.

"Kantin yu" Ajak Shafa

"Ayooo" jawab Reyna dan Syakira berbarengan.

Mereka bertiga pun berjalan menuju kantin sekolahnya yang menyuguhkan aneka macam makanan yang terkenal diBandung.

"Oh iya tenang aja Shaf disini ga ada yang namanya labrak labrakan kok, kalo ada yang berani bakal langsung di keluarin tanpa basa basi" Ucap Reyna.

"Iya soalnya yang kaya gitu gitu udah pada dibasmi sama kepsek gara gara ada yang meninggal gara gara dilabrak sama dibully" Sambung Syakira sontak membuat Shafa terkekeh pelan karena ia sudah tidak heran lagi karena itu sudah menjadi hal yang sangat lumrah disekolahnya yang diJakarta.

"Kalo ada pun gapapa kali" Ucap Shafa seadanya sontak membuat kedua temannya melotot keheranan.

"Udah gausah dipikirin" Ucap Shafa seraya menarik kedua tangan temannya untuk mempercepat laju langkahnya menuju kantin. Dan sesampainya di kantin mereka berdua mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka duduki.

"Rey, Sya lo berdua tunggu aja disini takutnya nanti ada yang nempatin kalo lo bedua ikut pesen, biar gua yang pesenin makanannya" Ucap Shafa ketika sampai dimeja kosong yang akan mereka bertiga tempati.

"Asikk Shafa debes deh, yauda gue mao mie ayam satu sama jus alpuketnya satu" Ucap Reyna dengan kedipan kediapan mata genitnya membuat Shafa bergidik jijik.

"Iya iya, lo pesen apaan, Sya?" Tanya Shafa ke Syakira.

"Mmmm-"

"Syaa...gausah kelamaan deh ah cacing diperut gue udah pada tawuran nih" Potong Reyna

"Ck, iya iyaaa Reyna victoria, yauda Shaf gua jus lemon sama batagor aja"

"Oke bentar ya" Ucap Shafa lalu berjalan menuju penjual penjual makanan, matanya terbelalak ketika melihat orang yang ia kenal sejak SMP berada disini juga.

"Bu Iyam!" Panggil Shafa ke wanita yang sedang membuat jus.

"Ehh masyaallah, Neng Shafa sekolah disini? udah lama ga ngeliat Neng Shafa sekarang makin cakep aja"

"Iya Bu Shafa sekolah disini, ah ibu bisa aja ibu juga tetep cantik kaya dulu"

"Neng Shafa mau pesan apa?" tanya Bu iyam sambil menyodorkan buku menu makanan warungnya

"Shafa mau mie ayam 1, batagor 2, terus jus alpuketnya 2, sama jus lemon 1 udh itu aja bu nanti anterin ke meja yang paling pojok ya Bu, makasiii"

"Siap neng" Ucap Bu Iyam dengan hormatnya membuat Shafa terkekeh geli melihatnya. Shafa pun kembali ketempat duduknya menghampiri teman temannya tidak lama kemudian Bu Iyam datang membawa pesanan yang tadi Shafa pesan.

"Makasii bu iyam."

"Sama sama neng Shafa cantik, ehh ya Allah ada neng Reyna sama neng Syakira juga" Ucap Bu Iyam tersenyum lebar.

"Aduh Bu iyam masih ngenalin kita aja" Ucap Syakira.

"Ibu baru pindah kesini ya?" Tanya Shafa karena kedua temannya saja merasa terkejut.

"Iya baru tadi pagi, Neng" Jawab Bu Iyam membuat ketiga gadis cantik itu ber oh ria.

"Yaudah ibu permisi ya, selamat menikmati semoga suka yaaa" Ucap Bu iyam dan diacungi jempol oleh mereka bertiga dengan sumringah karena sejak mereka SMP warung Bu Iyam tidak pernah ada yang tandingi kelezatannya.

Tidak lama setelah itu Galang, Rean dan Labim datang menghampiri mereka bertiga yang kini sudah berdiri disamping meja ketiga gadis itu.

"Boleh gabung ga?" Tanya Galang dengan senyuman manisnya yang membuat pipinya bolong berbentuk bulan sabit.

"Lah kan tempat duduk banyak Lang, ngapain harus disini sih?" Ucap Reyna ketus tapi matanya terus mengarah ke Rean yang berada disebelah kanan Galang.

"Lo ga liat noh meja udh penuh semua, cuma meja lo doang yang masih muat buat kita bertiga, yakali kita gelar tiker dibawah" Ucap Galang yang diangguki oleh teman temannya.

Semenjak Reyna dan Syakira bersekolah disini hanya Galang, Labim dan Rean lah yang sangat akrab dengan mereka berdua.

"Sstt..ssstt udah udah, yauda kalian bertiga boleh gabung sama kita"

"Thanks Shafa" Ucap mereka berbarengan.

Keheningan yang menemani mereka berenam dan akhirnya suara Galang lah yang memecahkan keheningan itu.

"Fa, boleh minta nomor WhatsApp lo ga?" Mohon Galang.

Galang yang mengetahui Shafa tengah menimang nimang permintaan Galang pun akhirnya meyakinkan.

"Gue ga bakal aneh aneh ko, janji. gue cuma pengen kenalan aja sama lo"

Reyna, Syakira, Rean dan Labim menatap Galang dengan tatapan aneh karna tidak biasanya Galang ngedeketin cewe disekolah ini, biasanya kan cewe yang selalu ngejar ngejar Galang, selama 1 tahun menetap diAltschool mereka tidak pernah melihat Galang deket sama cewe atau ngejar ngejar cewe, paling yang deket sama Galang cuma Reyna dan Syakira itu pun hanya sebatas teman sekelasnya.

"Yauda mana hp lo?" Final.

Senyum bahagia tercetak disudut bibir Galang, dengan cepat ia mengambil benda pipih dari saku celananya lalu menyodorkannya ke Shafa.

"Nih"

"Nih lo cari aja Shafa" Ucapnya dingin sambil menyodorkan ponsel miliknya Galang.

"Oke makasih ya" Ucapnya dengan senyum yang begitu manis

kriingg...kriingg

Siswa/i yang berada dikantin pun berhamburan menuju kelasnya masing masing karna bel sudah berbunyi tandanya pelajaran akan segera dimulai.

Shafa, Reyna,dan Syakira tengah berjalan menuju kelasnya tetapi langkah mereka terhenti ketika melihat dua cowok sedang adu jotos ditengah tengah lapangan dan dikerumuni oleh siswa-siswi Altschool

"Gue duluan" Ucap Shafa dan segera berjalan menuju kelasnya karna Shafa paling anti menonton cowo cemen seperti tadi karna menurutnya ga semua permasalahan diselesaikan dengan otot. Ini bukan yang pertama kalinya ia melihat kejadian seperti itu karena disekolah lamanya sering sekali terjadi seperti itu sampai berujung rumah sakit.

"Ehh..eh.. Shafa tungguin" Teriak Reyna dan Syakira dari belakang Shafa pun menghentikan langkahnya

Reyna dan Syakira mengapit Shafa dengan nafas yang terengah engah seraya memegang kedua lututnya.

"Ah lo mah Shaf, itu lagi seru tau" Ucap Syakira

"Tau lo Shaf cogan vs cogan dianggurin" Sambung Reyna

Shafa hanya memutar bola matanya muak dan segera berjalan menuju kelasnya tanpa membalas ucapan temannya, kerumunan siswa siswi Altschool yang sedari tadi menonton perkelahian itu pun segera berlarian menuju kelasnya masing masing karna dibubarkan oleh kepsek menggunakan toa.

•••

"Shaf nomor 3 apaan gue ga ngerti" Bisik Reyna dari tempat duduknya tetapi tidak digubris oleh Shafa karena Shafa paling tidak suka jika dirinya yang sedang fokus berfikir diganggu apalagi diganggu karena ingin meminta jawaban walaupun itu temannya sekalipun.

Labim melempar kertas yang sudah diremas remas ke meja Galang, Galang tahu betul pasti itu kertas contekan ia pun membaca isi kertas itu yang berisi tulisan Labim yang sangat abstrak

"Lang nomor 1 sampe 5 tulis jawabannya disini terus lempar lagi ke gue"

Galang tersenyum devil sambil melirik ke arah Labim yang sedang berpura pura mengerjakan soal, Galang pun mengambil pulpen dan menambahkan nama Labim dikertas itu.

"Ssstt..sstt" Bisik Galang ke arah Labim sambil mengacungkan kertas yang tadi Labim lempar ke Galang, Labim dengan senyum lebar pun bersiap siap untuk menangkap kertas itu.

Galang tersenyum devil ke Labim dan ia lempar kertas itu ke meja Bu Mela guru fisika yang paling killer yang sontak membuat Labim membulatkan matanya dan segera menundukkan kepalanya dimeja berpura pura mengerjakan soal.

Bu Mela menyeritkan dahinya membaca isi kertas yang tadi terlempar ke arahnya.

"Labim!" Teriak bu Mela membuat seisi kelas menatap ke arah Labim yang tengah menundukkan kepalanya tak lama Labim pun mengangkat kepalanya dan tangannya sontak membuat seisi kelasnya cekikikan.

"I-iya Bu, I'm here" Ucap Labim terbata bata sambil cengengesan.

"Sini kamu!" Suruh Bu Mela.

"Gamao ah Bu entar suami Ibu marah sama saya" Ucap Labim membuat seisi kelas terkekeh geli.

"Kamu mau ke sini atau ke ruang kepala sekolah?!"

"Eeh..eh..iya Bu iya peace" Ucap Labim sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V lalu berjalan ke depan menghampiri bu Mela yang tengah memasang wajah marahnya.

Bu Mela berdiri dan segera menjewer telinga Labim dengan kencang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Sekarang kamu ke lapangan dan hormat ke bendera sampai pelajaran selanjutnya!" Labim pun berjalan keluar kelas diiringi dengan sorak-sorai teman temannya.

"Awas Bim ada kepsek hahaha" Cibir Rean sambil terkekeh geli begitu pun dengan Galang.

"Anjir temen macam apa itu" Ucap Labim ketika diambang pintu

Pelajaran selanjutnya pun berlangsung dan Labim sudah masuk ke kelasnya dengan keringat yang bercucuran dikeningnya.

"Aduh panas ya bim" Cibir Galang

"Anjir lo Lang untung ga ada kepsek"

"Nih bim buat elap keringet kamu" Ucap Syakira sambil menyodorkan tissue ke Labim.

"Asik cople gos" Ucap Rean

"Couple goals bego" Tegas Reyna membenarkan ucapan Rean.

"Iya sayang itu maksudnya"

"Sayang sayang pala lo peyang" Ketus Reyna

"Muna lo Rey padahal mah mahu" Ledek Syakira.

"Tau lo padahal mah tu jantung mao koslet dipanggil sayang sama Rean" Sambung Galang, sedangkan Shafa hanya terkekeh pelan seraya mendengarkan teman temannya berbicara.

•••

Seluruh kelas memuntahkan isinya ditambah dengan riuh suara siswa siswi Altschool yang kegirangan menyambut suara bel yang menggema disepanjang koridor sekolah.

Hanya kelas Shafa yang masih terisi oleh penghuninya karna ada pelajaran tambahan dan tepat jam 13:00 akhirnya kelas Shafa pun bubar dan terlihatlah sekolah yang sepi hanya beberapa orang yang sedang melaksanakan ekstrakurikuler dilapangan

Shafa, Reyna dan Syakira sedang berjalan menuju gerbang sekolah sambil berbincang bincang.

Ponsel Shafa terus bergetar didalam saku baju seragamnya ia pun segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.

Mommy is calling

Shafa segera menggeser tombol hijau dilayar ponselnya dan segera menempelkannya ditelinga.

"Hallo mom"

"....."

"oh gitu"

"....."

"It's okay, Shafa bisa bareng temen Shafa kok, Mom"

Sambungan telpon itu terputus Shafa segera menaruh hpnya ke dalam saku baju seragamnya.

"Kenapa Shaf?" Tanya Reyna

"Gue ga dijemput, mang Parjo lagi nganterin mommy belanja bulanan"

"Oh yauda lo bareng kita aja ya gak Sya?" Tanya Reyna sambil melirik ke arah Syakira yang berada disampingnya

"Iya Shaf naik Vesya" Ucap Syakira

Vesya adalah panggilan untuk motor vespa kesayangannya Syakira yang berwarna merah cabe.

"Emm..gausah deh lo berdua duluan aja gue naik taksi aja" Tolak Shafa karna mau dikata apa nanti dia pake rok pendek terus tumpuk tiga bisa bisa distopin 86.

"Yauda deh kita duluan ya Shafa" Ucap Syakira sambil menepuk pundak Shafa, Syakira yang membonceng Reyna mengendarai motornya keluar gerbang.

Shafa berjalan ke depan gerbang untuk menyetop taksi yang lewat tetapi matanya sudah melirik ke kanan kiri tidak ada satu pun taksi yang lewat di depan sekolahnya.

"Shafa bareng gue aja yu dari pada lo nungguin taksi lewat, jam segini udah jarang ada taksi" Ucap lelaki dari arah belakang membuat Shafa membalikkan tubuhnya dan terlihat lah Galang dengan motor besar berwarna hitam pekat miliknya.

"Engga deh Lang gue nunggu taksi aja" Tolak Shafa.

"Jam segini udah ga ada taksi didaerah sini yang ada paling penculik anak yang pura pura jadi orang gila" ucap Galang nakut nakutin Shafa membuat Shafa melirik kanan kirinya yang terlihat hening dan sepi cuma ada beberapa motor yang lewat.

Galang terkekeh melihat Shafa yang celingukan melihat jalanan sepi disekitarnya.

"Ayo Shaf buruan naik gue itung ya"

"Satu"

"Dua"

"Dua setengah"

"Gue ikut Galang aja deh dari pada gue diculik om om kan ga lucu" Batin Shafa sambil melihat Galang yang bertengger dimotor miliknya.

"Ti-"

"Eh..eeh Lang yauda gue ikut lo" Ucap Shafa dan segera menduduki jok belakang motor Galang.

Setelah beberapa menit diperjalanan mereka pun sampai didepan gerbang rumah yang berwarna putih menjulang tinggi.

"Thanks ya Lang, ga mao mampir dulu ke dalem?" Tanya Shafa.

"Sama sama Shaf, engga deh gue buru buru, yauda gue langsung pamit ya" Galang pun menyalakan motornya dan tersenyum tipis ke arah Shafa.

"Hati hati lang" Mendengar ucapan Shafa Galang pun segera mengendarai motornya meninggalkan pekarangan rumah Shafa yang bersih dan sejuk.


See u next part 👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 267K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
3.3M 268K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
1.8M 129K 82
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
2.3M 125K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...