Groom Of The Darkness

Oleh girlwhiteroses

205K 8.5K 461

[ Romance x Action ] The Darkness. Kehidupan seorang pria tampan penuh dengan sejuta rasa yang memiliki kisah... Lebih Banyak

1 - Schoner Mann [Adam Hulbert]
2 - Dumme Frau [Alice Victoria Scarlett]
3 - Weirdness
4.1 - Dinner
4.2 - Dinner
5.1 - Mysterious Man
5.2 - Mysterious Man
6 - Welcome In Los Angeles
7.1 - Summertime's
7.2 - Summertime's
7.3 - Summertime's
8 - Jonathan
9 - Attention!
10 - Sleep with Mr. Hulbert
11 - Worry, Alice Pregnant?
12 - Fucking Kiss!
13 - Decision
14 - The Dark Side
15 - My Best Enemy
16 - Lost in The Dark
17 - Company in The Night
18 - Bad Thing
19 - A Little Sympathy
20 - Simple Thing
21 - Don't Go Away
22 - It Feels Impossible
23 - Changing The World's
24 - How Far I'll Go
26 - If You Know
27 - Loveless
28 - Only One
29 - Let Me Love You
30 - A Plan

25 - Take Away

2.9K 140 30
Oleh girlwhiteroses

Mungkin ucapanku dapat berbohong tapi hatiku tidak. Ya, itu benar. Aku tidak pandai menyembunyikan rasa yang tiba tiba saja datang dengan sejuta makna, lalu suara indah itu menyapa dan berkata 'Aku mulai menyukaimu'.

______________

Tidak mudah bagi seorang Adam untuk menikahi wanita yang tidak mencintainya namun hal itu tidak jadi masalah, yang saat ini Adam pikirkan adalah bagaimana ia mengungkap fakta kebenarannya tentang dirinya selama ini sebab Alice harus mengetahuinya.

Ini tentang Adam dan masa lalunya yang sangat indah dan manis bahkan memorial nya pun engga lupa. Yah, itu tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun ujar Adam saat itu. Tapi kenangan manis itu berubah menjadi kenangan buruk, kenangan yang penuh pilu. Hingga detik ini bayang bayang masa lalunya masih terngiang dipikirannya dan Adam sangat tertekan dengan adanya kejadian tersebut.

Bukan, bukan tentang Adam yang membenci Ayah kandungnya. Ah mengingat hal itu seketika membuat perutnya mual dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.

Hanya Valentina dan Daniel yang mengetahui masa lalu Adam, selama ini ia bungkam tidak pernah mau kenal dekat dengan wanita manapun terkecuali sahabatnya, Elena. Maka dari itu ia selalu menyibukkan diri pada pekerjaannya dan fokus dengan perusahaan yang telah ia besarkan.

Adam ragu untuk mengungkapkan secara terang terangan pada Alice tentang masa lalunya, sudah pasti Alice akan marah jika mengetahui semuanya, selama bertahun-tahun ia menutup rapat tentang ini bahkan Elena pun tidak mengetahuinya.

Ah persetan dengan hal itu! Bagaimanapun Alice harus mengetahuinya ia tidak peduli dengan Alice yang nantinya akan marah atau membunuhnya secara brutal karena ini hal satu satunya yang bisa dilakukan untuk menikahi Alice atau lebih tepatnya menebus rasa bersalahnya.

"Kemasi semua barang pentingmu," perintah Adam pada Valentina sembari tangannya sibuk berkutat dengan lembaran kertas tebal di hadapannya. Ruang kerja yang begitu flats membuat Valentina merasa jenuh apalagi saat melihat Adam sibuk di atas meja kerjanya.

Valentina memutar bola matanya, malas. "Kau mengajakku camping? Ah tidak tidak.. itu ide yang buruk, aku tidak mau tinggal di tengah hutan yang menyeramkan itu belum lagi kita jadi santapan binatang liar dan buas. Arghh rasanya ak-" kalimat Valentina terputus saat Adam menyambarnya. "Kita akan kembali ke Jerman,"

"Apa?!" Valentina speechless.

Gadis lugu ini terdiam cukup lama, ia masih belum bisa meninggalkan rumah peninggalan Ayah tirinya.. Ya Lord, ini rasanya bercampur aduk; senang, sedih, bimbang, dan juga tidak rela. Bertahun-tahun Valentina menyimpan banyak kenangan ditempat ini-mansion Marvel, tapi mau bagaimana lagi, dengan berat hati ia ingin tinggal bersama Adam.

"Secepat itu? Apa kau tidak ingin berlama-lama di sini, Dami?" nada sendunya terdengar jelas dari bibir ranumnya. Tentu gadis ini tidak rela.

"Tidak, Vee."

Adam menjawabnya tanpa melihat wajah Valentina, ia terus disibukan dengan segudang kegiatannya.

"Oh ayolah, Dami, coba kau pikirkan kembali!" lagi. Gadis ini berusaha membujuknya, merengek bak anak kecil yang meminta sesuatu pada orang tuanya.

Adam menghentikan kegiatannya lalu menatap Valentina, datar.

"Alice tidak akan aman tinggal disini terlalu lama,"

Valentina mengernyit, apa hubungannya Alice dengan ia tinggal lama di sini, so why? bukannya itu tidak masalah ya.

"Karena kau ingin menikahinya, begitu?" celetuknya.

Adam menghela nafas sejenak. "Dia anak dari si tua bangka itu!"

"Siapa yang kau maksud si tua bangka itu?" tanya Valentina kembali.

"Abraham John Victor!"

Valentina diam sejenak otaknya sedang mencerna perkataan Adam tadi.

Abraham John Victor..

Abraham John Victor..

John Victor..

VICTOR!!

What the heck!

Nama itu begitu familiar di telinga Valentina. Yang ia ketahui fakta tentang Abraham John Victor adalah seorang triliuner sukses dan juga.. masa lalu Adam. Ah ya sekarang Valentina baru menyadari jika Victor memiliki dua gadis cantik dan satu pria tampan yang tak bukan adalah anaknya. Aneh. Setau Valentina kedua putrinya telah tiada dan kini hanya tinggal putranya semata wayang. Fakta yang lebih mengejutkannya lagi ketika Adam mengatakan bahwa Alice anak dari tuan Victor. Tentu gadis cantik ini tidak percaya karena semua anak Victor menyandang nama yang sama dengannya yaitu John Victor sedangkan Alice berbeda. Sepertinya Dami hanya bergurau saja, tebaknya.

"Aku ingin menikahinya secara diam-diam. Awalnya, karena hanya hutang nyawaku padanya tapi entah sejak kapan rasa itu muncul yang pasti ini sangat berbeda. Aku begitu mencintainya." Adam tersenyum tipis membayangkan bagaimana sikap Alice padanya, dia memang wanita yang tempramen dan pembangkang, ah gemas sekali jika membayanginya. Kemudian ia menoleh ke arah Valentina. "..Dan kau Vee, kau pasti tahu bukan mengapa aku menginginkannya. Selama ini aku menutup rapat tentang masa laluku, kurasa ini sudah cukup."

Sekarang giliran Valentina yang terkekeh geli mendengar penuturan kakaknya.

"Kau ini pasti sedang bercanda? Bagaimana mungkin auntie Alice anak dari Tn.Victor? Dari namanya pun jelas berbeda."

Pria yang kerap disapa Dami dengan adiknya itu menyeringai. Ah, dia terlihat sangat tampan!

"Namanya Alice Victoria Scarlett dan nama yang sebenarnya Alicia John Victor."

"Apa?!!" teriak Valentina karena terkejut, ia melebarkan matanya dan mulutnya sedikit terbuka. "Kau jangan mengada ngada, Dami, kedua putrinya sudah tidak ada."

"Aku mengetahuinya setelah menelisik beberapa dokumen tentangnya. Mereka sengaja mengubah identitas Alice lalu membawanya pada pelayan yang pernah bekerja di tempatnya dulu." jelasnya, tenang.

"Maksudmu mereka sengaja menyembunyikannya?"

Adam menganggukkan kepala. Dari sorot matanya terdapat kebencian yang teramat dalam. Pria ini benar benar murka pada Victor. Andai saja akal sehatnya lepas kontrol saat Victor datang ke perusahaannya beberapa minggu lalu maka detik itu juga Victor akan benar benar hancur di tangannya.

"Ini fakta yang mengejutkan," desis Valentina.

"Tidak, aku sudah mengetahuinya lama. Lagipula aku tidak peduli Alice anak dari si tua bangka itu karena aku akan tetap menikahinya.Tidak ada yang bisa menghalangi pernikahanku nanti sekalipun itu Victor!" kekeuh Adam, menurutnya itu keputusan yang baik, lagipula Adam sudah menganggap Victor telah tiada.

Victor, si tua bangka itu membuat Adam semakin marah, setengah mati Adam menahan amarahnya yang sudah di ujung tanduk tapi Victor malah semakin jadi, bagaimanapun tidak akan ada lagi insiden gagal untuk kedua kalinya dan tidak akan ada lagi Victor, untuk selamanya. Dengan itu Adam akan hidup bahagia tanpa ada yang mengusiknya lagi. Dan lagi.

*

Valentina beranjak dari kursi mendekati Adam lalu meraih tangan Adam dan menggenggamnya erat, tatapan matanya penuh permohonan; meminta Adam tidak melakukannya. Demi Tuhan! Valentina masih tak mempercayai kenyataan bahwa Alice adalah anak dari Victor terlebih Adam akan menikahinya. Sungguh Valentina takut terjadi apa-apa lagi pada Adam setelah apa yang diperbuat Victor pada kakaknya ini lalu.

Valentina selalu meminta Adam untuk berdamai dengan masa lalunya dan melupakan apa yang telah terjadi. Lupakan semua tentang keluarga Victor lalu menjauh seolah tidak pernah terjadi apa apa diantara mereka. Namun Adam enggan menanggapinya justru ia semakin gencar mendekati Alice yang notabenenya anak dari Abraham John Victor-pria tua bangka yang menjadi musuh paling berbahaya.

"Kumohon lupakan pernikahanmu itu sungguh aku mengkhawatirkanmu!"

Adam menggeleng cepat lalu bangkit dari tempat duduknya. "Percaya padaku semua akan baik baik saja, aku tidak berbohong padamu."

Di akhir ucapannya Adam langsung memeluk Valentina sedangkan Valentina mulai terisak menangis tersedu-sedu mendengar perkataan Adam. Pria itu. Dia memang keras kepala. Valentina pun tak habis pikir kenapa Adam selalu ingin mencari masalah dengan Victor; dengan menikahi putrinya. Bagi Adam, dirinya bukan selalu ingin mencari masalah tapi ia masih tidak terima dengan perlakuan Victor terhadapnya. Jika di ingat kembali itu begitu menyakitkan. Sangat. Hingga membekas di hatinya.

"Tidak, Aku takut kehilanganmu lagi, Dami! Aku sangat takut!" sekilas Adam mengecup kening sang adik guna menenangkan keadaannya. Lalu tersenyum tipis.

"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu karena aku begitu menyayangi gadisku ini,"

Valentina menyikut perut seksi Adam, bibirnya mengerucut tak suka. "Ish, jangan menggodaku saat situasi seperti ini, Dami!"

"Berhentilah menangis nanti cantikmu akan hilang," goda Adam.

Valentina melebarkan matanya. Apa katanya tadi? Kecantikan Valentina akan Hilang? Triple shit! Gadis ini secepat mungkin menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya. Ish tega sekali Adam membohongi adiknya ini jelas rupa Valentina melebihi dewi Cleopatra; dia sangat natural, cantik, manis, dan juga seksi.

Seutas senyum tulus pun terlontar dari bibir Adam saat melihat ekspresi Valentina takut seperti itu. Valentina sendiri sedikit kesal dengan Adam yang selalu menggodanya. Ah, itu memang kebiasaannya.

"Kau begitu menyebalkan!"

Adam memicingkan alisnya sebelah sembari tersenyum mengejek. Tangannya mulai mengusap lembut puncak kepala Valentina, ia membelai rambutnya penuh kasih. Ya, Adam begitu menyayangi adiknya ini.

"Jangan beritahu siapapun tentang hal ini,"

Valentina menyipitkan matanya yang terus menatap ke arah Adam. "Maksudmu tentang pernikahanmu yang diam diam itu?"

"Ya, dan juga Alice."

"Sekalipun pada Kak Daniel?" lagi, gadis ini kembali bertanya.

"Aku percaya padamu, Vee."

"Baiklah, aku akan menjaganya."

*

Alice duduk disalah satu bangku penumpang dekat jendela pesawat, pandangannya tidak putus dari luar jendela yang menampilkan panorama alam. Perjalanan yang cukup panjang membuatnya merasa jenuh. Tidak lama Adam menghampirinya lalu duduk berhadapan. Alice menatap Adam yang tengah sibuk dengan iPad canggih di genggamannya, jengah kemudian memalingkan pandangannya kembali ke luar jendela.

Ya sesuai yang Adam katakan pada Valentina kemarin jika hari ini ia akan kembali ke negara asalnya; Jerman. Dan saat ini mereka sedang melakukan penerbangan dari USA - Germany dengan pesawat pribadinya.

Hanya ada keheningan diantara mereka karena Adam sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Alice tengah sibuk memandangi keindahan alam juga Elena dan Valentina yang tengah bercakap-cakap di kamar yang merupakan fasilitas pesawat itu sendiri.

"Ini tuan pesannya." kata pramugari cantik itu sembari menyusun satu persatu hidangan diatas meja disertai anggukan Adam.

Kemudian Adam mematikan iPadnya lalu menaruhnya disamping. "Makanlah aku sudah siapkan semuanya untukmu."

Alice melihatnya sekilas. "Kau makan saja, aku tidak lapar."

Adam memotong sandwich itu dan menyodorkannya pada Alice.

"Buka mulutmu." Alice menggeleng cepat. "Aku tidak lapar, apa kau tidak dengar itu?!" sahutnya dengan kesal.

"Buka mulutmu atau aku yang akan memakan mu!" kata kata Adam yang terkesan mengancam itu membuat Alice bergidik takut. Wanita itu mulai was was terhadapnya.

"Cih, seperti kau berani saja!"

What?! tunggu.. tunggu.. apa wanita ini sudah tidak waras heh? Apa dia tidak sadar apa yang baru saja dikatakannya. Berani sekali wanita ini kembali mengancamnya. Tentu Adam akan benar melakukannya.

Adam tersenyum bringas mendengar hal itu lalu menaruh sendoknya diatas piring cantik. "Ah rupanya kau menantang ku."

Tanpa berkata apapun lagi Adam bangkit dari tempat duduknya dan  menarik cepat tubuh Alice di hadapannya. Adam mendekapnya lalu tanpa aba aba mencium bibir seksi wanita itu, dalam. Dan sialnya lagi Alice menikmati french kiss yang Adam berikan.

Ah shit!

Kali ini berbeda. Tidak biasanya Alice ingin bercumbu dengan Adam walaupun sekedar berciuman; tidak menolak perlakuan Adam padanya. Tapi tak apa justru Adam semakin gencar mencumbuinya. Mereka melakukannya begitu intim. Sehingga tiba tiba..

"Ah sial kenapa harus mendesak seperti ini!" batin Adam ketika merasakan kejantanannya mulai mengeras, seolah meronta dan memintanya lebih. Uh itu hal yang tidak pernah terbayang di benaknya.

Mereka larut dalam bercumbu hingga tidak menyadari jika ada seseorang yang baru saja memergokinya. Baru beberapa langkah Elena keluar dari kamar ternyata ia mendapati pemandangan yang membuatnya enggan meneruskan langkahnya dan memilih untuk berbalik arah.

Elena tersenyum gusar melihat pemandangan tadi. Demi Tuhan sekarang Elena sudah melupakan perasaannya pada Adam bahkan ia selalu menganggapnya seperti teman. Tidak lebih. Tapi tetap saja itu membuat hatinya terasa perih. Sampai air matanya pun tak mau menetes karena iba padanya. Elena yang malang.

"Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu." ucap Elena seraya memejamkan kedua matanya, berharap Adam selalu bahagia dengan pilihannya dan tanpanya.

*tbc*


n/a;

Sebelumnya aku minta maaf buat kalian penggemar atau reader's yang baru baca GOTD. Pasti kalian udah nungguin.

Ini cerita kapan di updatenya?
Kok lama bgt atau jangan jangan ceritanya ga dilanjutin?

aku lg HIATUS.

Jujur aja kemarin itu aku lg kesel bgt gara gara ga sengaja sebagian work yang udah aku ketik ke hapus.. gezz kesel bgt ga tuh udah cape cape ketik panjang kali lebar eh malah ke delete! Dan, itu buat aku harus ketik ulang lagi sampe ceritanya lama di up.

So, aku butuh bgt dukungan dari kalian.

PLEASE, GIVE ME VOTE AND COMENT IN HERE !

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

301K 15.7K 48
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
340K 13.7K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
950K 12.8K 33
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1M 52.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...