Call Me To Heaven - Lee Jinwo...

By binjinpeach

35.8K 5K 1.5K

"Anak seumuran Jinwoo tuh masih terlalu kecil buat ngerasain sakit yang luar biasa ini." Jinwoo Arkasena, sis... More

Intro
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Polaroid for Jinu!!
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
versi baru
30. Jinhyuk's Family
Happy New Year!
hi?

29

1K 111 117
By binjinpeach

Aku saranin play lagu Andmesh yang Hanya Rindu :) happy reading :)


















Ini adalah hari dimana sebuah pengumuman penting dan membuat semua siswa baru untuk memperlihatkan hasil penerimaan murid baru SMP dan SMA.

Jinwoo sudah tidak sabar. Dari tadi dia pantengin handphonenya agar dia tidak ketinggalan waktu untuk log-in website PPDB.

Jinhyuk kemudian merebut handphonenya Jinwoo. "kok di ambil sih? Balikin, kak!"

"Kakak aja yang buka web nya. Kamu diem dan kasih tau aja akun sama password nya," kata Jinhyuk. Jinwoo cuma manyun aja.

Kondisinya kini agak membaik. Ada kemajuan setelah kemarin dinyatakan kondisinya menurun drastis. Jinwoo juga jadi banyak senyum dan ketawa.

Hasil penerimaan murid baru akan diumumkan jam sepuluh pagi ini. Ada waktu sekitar setengah jam lagi dan Jinwoo sudah tidak sabar dan terus memantau websitenya dari subuh. Terus-terusan di refresh laman web nya yang membuat sang kakak gemas.

Jinwoo melihat jam, sudah menunjukkan pukul sepuluh. "KAK! BUKA WEB NYA BURUAN!" seru Jinwoo.

"Aduh gusti... Sabar dong," keluh Jinhyuk dan mulai membuka laman web nya.

"Uname sama password nya apaan?" tanya Jinhyuk.

Jinwoo kemudian merebut handphonenya "makanya siniin!" Seru Jinwoo dan mulai mengetik username dan password nya.

"Ayolah, ayolah, ayolah, buruan," gumamnya.

Tak lama, laman web nya terbuka. Kolom namanya berwarna hijau yang berarti, Jinwoo di terima di sekolah pilihannya.

Nama : Jinwoo Arkasena
NISN : 1910***********

Dinyatakan diterima di SMA Negeri 1 Karawang dengan jalur PRESTASI.

"Alhamdulillah kak aku di terima kak!" seru Jinwoo kegirangan. Jinhyuk memeluk adiknya erat.

"Aku di terima, kak. Aku anak SMA sekarang," kata Jinwoo yang terisak. Dia terharu karena akhirnya dia diterima di sekolah pilihannya.

"Kakak juga seneng, Jinu. Selamat ya," kata Jinhyuk sembari melepaskan pelukannya.






















"Ya Allah, ijinkan aku untuk memperpanjang umurku sedikit lagi."




















Siang harinya, teman-temannya datang setelah Jinwoo memberitahu bahwa dia diterima di sekolah pilihannya. Semuanya senang tak karuan, Dohyun apalagi. Seminggu setelah pendaftaran lewat jalur prestasi, akan di buka pendaftaran lewat jalur rayon.

Dongpyo, Jeongwoo dan Yeongue tidak datang karena tengah tes di sekolah pilihan mereka.

Disana hanya ada Hyungjun, Inhong, dan Dohyun. Walaupun sebenarnya, kalo ada Dongpyo, Jeongwoo, dan Yeongue juga pasti bakal lebih ricuh disini.

"Daftar ulang berarti kapan?" tanya Inhong.

"Minggu depan," kata Jinwoo.

"Semoga aja ya, Minggu depan kamu udah bisa keluar dari sini," kata Hyungjun.

"Aamiinn.. aku juga berharapnya bisa sembuh. Tapi kondisi aku naik turun mulu. Untung kemarin aku gak kena epilepsi," kata Jinwoo.

"Eh iya, kemarin kamu kejang-kejang? Itu awalnya kenapa?" tanya Inhong. Dohyun yang tau sejak awal, tidak mau ikut campur.

Jinwoo menatap Dohyun sekilas kemudian melirik pada teman-temannya. Kemudian dia mulai bicara, "aku gak tau. Padahal aku cuma minum air di galon. Kata kak Jinhyuk aku cuma kena efek obat aja," ujar Jinwoo.

"Berarti bukan keracunan dong ya?" tanya Hyungjun.

"Ya bukanlah. Kalo keracunan mah beda lagi efeknya." Inhong mendengus pelan, "Soal beginian mah cuma si Yeongue yang tau," kata Inhong.

Jinwoo akhirnya cuma diam. Tidak ada topik pembicaraan lagi diantara mereka. Hyungjun dan Inhong tengah mabar. Dohyun sendiri cuma main hape gak jelas apa aja dia cek.

Sedari tadi sejak awal datang, Dohyun dan Jinwoo tidak mengobrol. Di ruangan ini hanya ada mereka berempat. Kakaknya tengah berkumpul dengan teman-temannya dan orangtuanya ada di Tempuran dan nanti malam mereka datang lagi ke rumah sakit.

Rasanya canggung. Jinwoo cuma pengen kaya dulu, tertawa dan becanda bareng sama Dohyun. Walau cuma sebentar. Dan akhirnya, Jinwoo mulai membuka pembicaraan duluan.

"Dohyun," sahut Jinwoo.

Dohyun menoleh, "hm?"

"Kamu, jadinya bareng sama aku 'kan?" tanya Jinwoo.

"Iya. Aku bareng sama kamu di Smansa," kata Dohyun. Jinwoo tersenyum.

"Kamu, cepet sembuh ya. Biar aku ada temennya lagi," kata Dohyun. Jinwoo cuma mengangguk lemah sebagai jawabannya. Dohyun tersenyum karena merasa puas dengan jawaban Jinwoo.

"Aku mau tidur dulu ya. Gak tau kenapa aku udah ngantuk banget ini," kata Jinwoo lirih.

"Iya. Tidur aja, Jinu. Kasian aku liat kamu pasti kecapean," kata Hyungjun.

"Hooh. Kita tetep disini kok buat jagain kamu," timpal Inhong. Jinwoo cuma senyum dan mulai memejamkan matanya. Dia mulai tidur.

Hyungjun dan Inhong kembali mabar dan hanya tersisa Dohyun saja. Dohyun merasa ada yang tidak beres pada nada bicara Jinwoo. Entah kenapa dia mulai memikirkan yang aneh-aneh terhadap Jinwoo.




















Dia takut Jinwoo tidak akan bangun dari tidurnya.





















Sementara itu, Jinhyuk masih asyik di tempat tongkrongan bersama ke-enam teman-temannya. Bukan hanya ke-enam teman-temannya, bahkan hampir anak cowok satu kelasnya ada disitu semua.

Jadi begini, si ketua kelas, Jaehyun membuat acara ini khusus untuk cowok kelas A jurusan Manajemen sebelum acara wisuda. Apalagi setelah lulus, akan mengambil jalan masing-masing. Entah ada yang satu tempat kerja atau ada yang mau langsung lanjut S2.

Jaehyun dan Wooseok langsung mengambil S2 di Jakarta.

Yuvin dan Kookheon ambil S2 di Jogja.

Dan sisanya mengambil jalan kerja sebelum melanjutkan S2 mereka. Termasuk Jinhyuk.

"Keinget gue waktu PKKMB fakultas, si Winwin celeng masa cuma gegara anak komdis," kata Seungyoun sambil menyeruput kopi nya.

"Iya ih, sekelompok kan lu sama Seungyoun?" tanya Jaehyun pada Winwin.

"Ya kaget anjir emang ga kaget apa gue lagi fokus ke depan eh tetiba ada hentakan gitu," kata Winwin.

Teman-temannya tertawa, termasuk Jinhyuk. Sedari tadi, Jinhyuk cuma menyimak dan sesekali tertawa. Sampai tawanya terhenti saat handphonenya berdering. Telepon masuk dari Hyungjun.

Jangan tanya kenapa Jinhyuk bisa menyimpan nomor teman-teman dari adiknya itu.

Jinhyuk kemudian mengangkat teleponnya. "Assalammu'alaikum."

"Wa'alaikumssalam. Hiks, Jinhyuk." Terdengar isakan seorang wanita dari seberang sana.

Alis Jinhyuk mengernyit heran, "ibu? Ibu kenapa? Kok nangis?" tanya Jinhyuk. Percakapan antara Jinhyuk dan ibunya membuat teman-temannya tertarik.

"Hiks, Jinhyuk, ini—ini,"

"Ini, ini kenapa Bu? Yang jelas dong."

"Jinu, Jinhyuk..."

"Jinu kenapa?" tanyanya rada panik.

"Jinu, udah gak ada."































"Gue pasti mimpi."

























Semua orang di ruangan itu menangis sesenggukan. Termasuk ketiga temannya Jinwoo.

Setelah menelpon Jinhyuk, ibu jatuh pingsan dan di bawa ke ruang IGD. Jinwoo sudah di cabut selang infus dan sudah di tutupi kain di sekujur tubuhnya.

Dohyun jatuh lemas dan menangis sejadi-jadinya. Hyungjun memeluk Dohyun dan menenangkan sahabatnya itu.

Awalnya Jinwoo hanya tidur. Dan saat hendak dibangunkan, Jinwoo tidak merespon dan ternyata sekujur tubuhnya sudah dingin dan kaku. Nafasnya sudah tidak ada.

Dongpyo, Yeongue dan Jeongwoo kemudian datang ke rumah sakit setelah tau berita duka, Jinwoo sudah meninggal dunia. Padahal tadi kondisinya sudah mulai membaik dan anaknya sudah bisa tersenyum dan tertawa.

"JINU.....!!!! Kenapa kamu tega ninggalin aku, Jinu!!" Teriak Dohyun.

"Dohyun, jangan kaya gini. Kasian Jinu," kata Dongpyo.

"GA ADIL! DIA HARUSNYA SEMBUH! JINU HARUS SEMBUH DIA GA BOLEH MATI!" Dohyun kemudian menghampiri Jinwoo yang sudah ditutup kain putih. "BANGUN, JINU! BANGUN! HUAAAAA...!!"

Dohyun frustasi. Dohyun tidak menerima semuanya. Tidak bisa menerima kenyataan bahwa Jinwoo sudah meninggal.

Tak lama, Jinhyuk datang dengan nafas yang terengah-engah. Dia melihat Jinwoo sudah tertutup oleh kain putih di sekujur tubuhnya.

Kaki Jinhyuk melemas. Keringat dingin keluar, dan badannya mulai tak kuat menopang tubuhnya lagi. Dia berlutut karena tak menyangka bahwa adiknya tidak bisa disembuhkan.

Jinhyuk menangis sambil meremas celananya. Hatinya sakit. Sangat sakit. Dia sudah mengeluarkan biaya banyak untuk penyembuhan kanker darah adiknya itu.

Tapi, itu kehendak maha kuasa juga. Umur tidak ada yang tau.

Jinhyuk mencoba untuk berdiri dan berjalan menghampiri Jinwoo yang sudah tertidur pulas tanpa terbangun. Jinhyuk membuka kain tersebut dan menampakkan wajah imut Jinwoo yang pucat pasi.

Hatinya makin sesak. Sangat, sangat, sangat sesak. Adik satu-satunya, adik kesayangannya, kini sudah tiada.

"Jinu," Jinhyuk mengelus wajah Jinwoo yang sudah kaku. "Maafin, maafin kakak ya. Selama ini, kakak gak pernah merhatiin kamu. Kakak suka marah-marah sama kamu. Kakak suka mengabaikan kamu. Menyia-nyiakan kamu. Kesempatan bersama kamu. Kakak minta maaf," kata Jinhyuk sambil terisak.

"Kakak ini blo'on emang. Kakak ga bisa jadi kakak yang baik buat kamu, Jinu. Kamu sakit aja kakak gak tau. Maafin kakak, Jinu... Hiks.." Jinhyuk menangis dan memeluk Jinwoo untuk terakhir kalinya.

Sementara itu, Jinwoo yang berwujud cahaya, hanya memandang dari sudut ruangan. Jinwoo abadi hanya bisa tersenyum manis. Melihat semua orang bersedih atas kepergian dirinya.

Tapi sekarang, Jinwoo sudah tidak merasakan sakit lagi. Jinwoo sudah ikhlas dia dijemput sekarang oleh Sang Maha Kuasa.

Jinhyuk melepaskan pelukannya, "Kamu udah gak ngerasain sakit lagi, Jinu. Kakak ikhlas buat kepergian kamu. Yang tenang ya, dek," kata Jinhyuk sambil mengelus kepala Jinwoo dengan rambutnya yang masih utuh.

Jinwoo abadi menghampiri Jinhyuk dan memeluk kakaknya itu. Walaupun tidak nyata, tapi Jinwoo bisa merasakan kasih sayang kakaknya selama seumur hidupnya.

Jinhyuk kemudian menemukan sebuah amplop dan pulpen diatas nakas. Jinhyuk mengambil amplop itu dan membukanya. Terdapat sebuah surat yang ditulis oleh Jinwoo. Surat terakhir sebelum ia meninggal.

Untuk kak Jinhyuk, dari Jinu yang imut

Hai kak, apa kabar?

Aku baik. Aku udah ga ngerasain sakit lagi. Aku udah sembuh kak.

Jinhyuk yang baru membacanya saja sudah menangis. Ia lanjut membaca.

Aku cuma mau bilang, makasih udah jadi kakak aku. Udah jagain aku dari kecil sampai sekarang. Aku seneng banget.

Aku beruntung punya ayah dan ibu yang hebat, yang sayang sama aku. Dan seorang kakak yang ga kalah hebatnya dan ngasih aku kasih sayang yang begitu berlimpah. Aku beruntung dilahirkan di keluarga yang sederhana tapi bahagia ini.

Maaf, selama aku sakit, aku cuma bisa nyusahin. Aku tau, aku beban buat kalian. Aku merasa ga pantes aja kalo aku lama-lama sakit begini dan bikin kalian kerepotan buat ngurusin aku.

Buat temen-temen aku, terutama Dohyun, makasih banget ya udah mau temenan sama aku. Udah peduli sama aku. Udah sayang sama aku. Aku juga sayang sama kalian♡

Buat temen-temennya kak Jinhyuk, terutama kak Seungyoun, aku banyak-banyak makasih banget. Buat support dan hadiah dari kalian buat aku semangat buat sembuh. Sayang kalian para abangku♡

Teteh Vebby, aku harap aku bisa ketemu lagi sama teteh. Aku sayang teteh. Makasih udah mau jagain aku pas hari kedua aku disini. Aku restuin teteh sama Kak Jinhyuk wkwkwk.. dia suka sama teteh♡

"Heh! Ini apaan si? Aduh Jinu.."

Aku udah bahagia. Jadi jangan nanyain lagi ya.

Aku pamit.

Jinwoo Arkasena, 14 Juni 2019


















"Jinu..."

















Jinwoo di makamkan di Rawamerta, di dekat makam kakek dan neneknya dari pihak sang ibu. Jinhyuk cuma bisa meratapi makam sang adik.

Pemakaman selesai dan kini tinggal keluarga dan kerabat dekat saja. Dohyun tidak ikut ke pemakaman karena dilarikan ke rumah sakit akibat asma nya kambuh dan harus kembali di uap.

Dohyun dari kemarin sudah lemas dan sekarang efeknya kena. Hyungjun kembali teringat akan kejadian dimana Hyunbin dulu seperti ini.

Yuri memeluk kakaknya erat. Padahal baru sekali Yuri bertemu Jinwoo eh sekarang adek gemas itu harus pergi untuk selamanya. Wonjin yang disamping Yuri, cuma bisa mengelus punggung sang gadis.

Jinhyuk berlutut dan mengusap papan nisan adiknya. Jinhyuk masih tidak menyangka bahwa Jinwoo akan pergi secepat ini. Baru kemarin adiknya itu bahagia karena diterima di SMA pilihannya.

Ayah menghampiri Jinhyuk dan membujuk anak sulungnya itu untuk pulang. Jinhyuk cuma menuruti perintah sang ayah dan mulai meninggalkan area pemakaman.

Setelah kepergian Jinhyuk dan keluarganya, Jinwoo abadi hanya memandang punggung kakaknya yang mulai menjauh. Jinwoo senang, kakaknya tidak terlalu depresi setelah kepergiannya. Setidaknya, dia masih bisa melihat kakaknya sukses walaupun dari atas.

Disampingnya, ada kakek dan neneknya dari pihak sang ibu. Nenek mengusap kepala Jinwoo dan melemparkan senyuman pada cucunya.

Tangan nenek meraih tangan Jinwoo. Begitu pula tangan kakek ditangan sebelahnya. Mereka mulai menghilang dari area pemakaman dan pergi ke dunia yang abadi.





















"Kak, baik-baik ya.."













The End~



















24 September 2019





















































Yash! Udah ending deh wkwkwk gimana endingnya? Kecepetan kah atau begimana?

Jujur ya, aku nahan nangis anjir nulisnya :") ga rela aslinya tapi mau bagaimana lagi😭 ini 2000+ word loh ya ampun🤧

Makasih ya udah ngikut kisah Jinu dari awal sampe akhir ini. Aku seneng punya readers kaya kalian♡

Maaf ya kalo dari awal cerita sampe akhir cerita ini agak absurd, aneh atau bagaimana gatau. Tapi respon kalian, vote dan komen kalian sukses bikin aku semangat buat nulis lapak ini😭

Udah dua bulan lebih ya aku bikin work ini eh ternyata ending juga biasanya aku kalo bikin work hampir setahun loh baru beres😭

Aku kalo bikin versi lain pada mau ga? Cik komen ya :)

Sekali lagi makasih banget, banget, banget ya aku bersyukur banget udah debutin work ini di dunia Oren ini❤️

Lup yu gayseuu😍❤️
—Abel

Continue Reading

You'll Also Like

481 81 11
[Kumpulan Cerpen] "Petrikor dan aroma masa lalu kembali menyapa, mengembalikan memori tentang kita yang tak pernah menjadi apa-apa." ©Deadofwrite_04 ...
9.9K 1.5K 21
[ End ] Berjanjilah untuk bertemu dengan ku di pohon bunga sakura saat senja. Permintaan terakhir seorang lelaki bersurai raven sebelum ia terbang t...
26.7K 3.6K 15
a bunch of oneshoot collection of Crime Stories starring by Thai Idols
Suffering By .

Fanfiction

14.5K 2.4K 14
(Kagehina)(END) Sibisu? Sicacat? Itu aku. "Mau mati bareng nggak?" ______ Cerita ini akan membuat perasaan anda campur aduk!!! ______ ☡ NOT BXB ☡ ka...