✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis I...

By rainysunset

2.1M 242K 12.4K

Jasmin selalu memandang manusia lebih menakutkan dibandingkan roh-roh gentayangan. Mengapa? Karena ia sudah m... More

P R O L O G
They Are ...
O1. The Day
O2. Kelas Sains 2-4
O3. Kelas Sains 2-4 II
O4. 2nd Floor
O5. The Girl
O6. The Boy
O7. How did it all begin?
O8. Trance
O9. Navy Hoodie
1O. The Cafability
11. Fated
12. Who you are
13. Who He is
14. Fate
15. Daneen
16. Something You Know
17. The Yellow Tulip
18. Black Symphony
19. Black Symphony II
2O. Find Evidence
21. Thing ago
22. I Saw What You Done.
23. About The Yellow Tulips
24. You Must Know
26. Hey, Problem
27. The Real Killer
28. The Real Killer II
29. The Real Killer III
3O. Why You?
31. Paint It Red
32. Suffering
33. Look At Me
34. Life
35. Alesha Stories
36. Alesha Stories II
37. Aiming
38. Begin
39. Are You Ready?
4O. Big Scale
41. The END
42. Setelahnya
JEJAK PENDAPAT READERS
PENGUMUMAN
DITERBITKAN💙

25. He Know

34K 4.5K 163
By rainysunset

Jasmin sedang membaringkan tubuhnya di kamarnya. Ia menyorot lekat langit-langit kamarnya dengan banyak kebingungan yang menumpuk di kepalanya.

Perkataan Mauza sangat membuatnya penasaran. Apalagi, Mauza menghilang kala Jasmin menanyakan pelakunya. Jasmin menghentakkan kakinya kesal di atas kasur, masih dengan posisi yang sama.

"Nggak tau ah! Pusing banget, bisa-bisanya ngasih info penting tanpa info penunjang. Jadinya kan ambigu banget." Jasmin sangat kesal dengan Mauza.

Jasmin beranjak dari aktifitas rebahannya. Ia berjalan menuju jendela kamarnya, melihat kondisi di luar rumah. Langit hari ini cukup cerah, bintang-bintang pun menghiasi indahnya malam. Dengan perasaan cukup senang, Jasmin meraih hoodie miliknya. Ia berjalan dengan terburu-buru menuju keluar rumah.

Langkah kakinya mantap, ia melewati taman kompleks, di sana ada sesosok arwah lelaki yang membawa sebuah bunga. Seluruh bagian wajahnya hancur, tubuhnya penuh dengan serpihan kaca. Jasmin mengerut dahi sejenak, lalu menggelengkan kepalanya kembali.

Kini Jasmin berada di sebuah cafe. Letaknya tak jauh dari perumahannya. Langkahnya semakin lebar, dengan senyum yang terhias di wajahnya. Ia ingin melupakan sejenak tentang segala hal yang sudah mati.

Setelah memesan, Jasmin duduk di dekat jendela agar dirinya dapat melihat kendaraan yang ber-lalulalang. Sesekali, ia menyedot frappucino green tea cream miliknya.

Baru duduk sejenak, sesosok arwah perempuan duduk di sebelahnya dengan raut lapar. Ia menatap, cheesecake milik Jasmin. Gadis itu menoleh pada sosok tersebut, lalu perlahan-lahan menggeser piring cheesecake miliknya tepat di hadapan arwah tersebut.

Jasmin melihat ponsel genggamnya, untuk streaming di youtube, ia melihat seorang youtuber yang menceritakan kisah-kisah mistik atau misteri. Adapula teori konfirasi yang sangat menarik minat Jasmin.

Baru sepuluh menit berada di sana. Dua orang lelaki duduk tepat di kursi di hadapannya. Jasmin mendongak menatap keduanya. Kaisar tersenyum sembari mengangkat sebelah tangannya. Sehun hanya menatap dirinya dengan datar.

"Kok kalian ada di sini?" tanya Jasmin dengan raut bingung.

Sehun melirik sosok arwah yang berada di sisi Jasmin. Ia juga tidak berniat menjawab pertanyaan Jasmin. Kaisar melirik Sehun berharap sahabatnya tersebut menjawab pertanyaan Jasmin.

"Tadi kami ke rumah kamu, ternyata kamu nggak ada. Bi Nuri yang bilang, kamu biasanya ke sini," papar Kaisar.

Jasmin manggut-manggut menjawab pertanyaan Kaisar, lalu ia bertanya, "Terus ngapain ke rumahku? Nggak mungkin kan kalau nggak ada tujuan," selidik Jasmin dengan raut ganar.

Kaisar menyenggol lengan Sehun, sedang Sehun menyenggol lengan Kaisar kembali. Begitu terus sampai Jasmin bosan.

"Mulai aneh," ketus Jasmin.

Kaisar mengambil napas dalam-dalam lalu berkata, "Aku mau ngomongin mayat yang ada di pohon belakang sekolah."

Jasmin pun tercenung, itu adalah kesalahannya saat di rumah sakit. Ia tidak sengaja mengatakan segalanya di depan Kaisar. Jasmin menundukkan kepalanya diam sebentar. Arwah di sebelah Jasmin menyorot Jasmin lesu.

Ia mengambil napasnya dalam-dalam lalu tersenyum. "Aku beli minum, makanan dulu ya. Kita omongin di rumah aja."

Sehun beranjak dari duduknya, ia berucap, "Biar aku aja, aku juga ada yang mau di beli. Sar, kamu mau apa?"

"Apa aja aku mah," balas Kaisar.

"Kamu?" tanya Sehun pada Jasmin.

Jasmin mendongak menatap Sehun. "Yang kayak gini." Ia menunjuk kue dan minuman yang berada di atas mejanya.

Jasmin menatap Kaisar, sebenarnya suasananya sangat canggung. Tetapi Jasmin mencoba mencairkannya.

"Bang, ke sini naik apa?" tanya Jasmin, setelahnya ia menghisap minuman-nya.

"Bawa mobil tadi, aku jemput Sehun di rumahnya. Aku penasaran banget soalnya." Kaisar cengar-cengir.

Jasmin mengerut dahi, ia bertanya, "Wajar sih, Abang kan pemilik sekolah."

"Bukan karena itu. Tapi karena tempat itu, tempat kami biasa nongkrong," ujar Kaisar, "kok bisa-bisanya ada mayat di situ. Serem banget." Kaisar menggosok kedua lengannya, mengisyaratkan ia merinding.

Jasmin terkekeh mendengar perkataan Kaisar. "Anak yang sering ngerasain hantu di sekitarnya. Masa bisa ngerasa serem dalam kondisi begitu? Sekarang aja kamu nggak ngerasa serem."

"Seremnya itu, karena kami semua nggak nyadar kalau di sana ada mayat. Padahal kami kan sering kumpul di sana," balas Kaisar.

"Oh gitu, kirain serem karena hantunya," kata Jasmin. "Lagi pula Bang, mayat itu ada sejak liburan. Kebetulan musim hujan, jadi wajar kamu nggak tau."

Kaisar terkejut sendiri dengan perkataan Jasmin, ia berkata, "Wah! Sadis banget."

Sehun datang membawa se-kresek makanan dan minuman yang ia beli. Mereka pun berjalan ber-iring menuju rumah Jasmin. Mereka meninggalkan mobil, di rumah Jasmin.

Sampai di rumah, Jasmin membawa mereka ke taman belakang. Di sana ada sebuah kursi gantung cukup untuk dua orang. Di sisi kanannya terdapat kursi berbentuk bulat. Lantainya terbuat dari kayu. Dengan beberapa tanaman yang mengisi  ruangnya.

Sehun duduk di kursi bulat, sedang yang lainnya duduk di kursi gantung. Kaisar memposisikan duduk berhadapan dengan Jasmin.

"Jadi kita mulai darimana?" tanya Kaisar antusias.

Jasmin menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia menatap sebuah pot bunga kaktus. "Ada seorang cewek, dia dibuli di kelasnya, karena dia bukan orang yang berada. Semua orang mau dia menderita di kelas. Karena bagi beberapa anak, dia bisa ada kelas itu tanpa usaha.

Lalu, banyak orang yang menganggap, membuli orang seperti dia adalah hal yang biasa. Karena dia masuk ke sekolah dengan cuma-cuma. Ada beberapa yang lain, nganggap dia juga berusaha karena dia tekun belajar. Tapi anak-anak lain itu nggak punya power untuk ngebantu.

Hal yang memilukan terjadi, pada akhirnya ada orang yang ngebunuh dia karena iba. Menurutnya, ngebunuh siswi itu sama aja ngebantu ngeringanin kondisinya." Jasmin bercerita yang lain mendengarkan. Kaisar butuh beberapa saat sadar, kalau yang Jasmin ceritakan adalah kisah Mauza.

"Maksud kamu. Mayat di belakang sekolah itu Mauza?" tanya Kaisar dengan bingung. "Jadi kamu mukul Arnold kemarin karena kamu ngelihat semuanya?" tanya Kaisar.

Jasmin menggelengkan kepalanya beberapa kali, ia berujar, "Nggak semuanya, karena tiba-tiba aku sadar sendiri," kata Jasmin, ia menatap Sehun. "Aku juga nggak ngerti kok bisa gitu," tambah Jasmin.

Tanpa sadar, air mata mulai mengalir dari mata Kaisar. Hatinya sangat hancur mendengar cerita Jasmin. Ia merasa gagal sebagai kekasih Mauza.

Jasmin memeluk Kaisar, mengusap punggung ringkihnya. Sehun memijat bahu Kaisar. Mereka merasakan duka yang sama, perih rasanya melihat seseorang yang kita cintai menangis karena hal yang cukup kejam untuk diketahui. Di pintu, Mauza berdiri menyorot layu Kaisar.

⚫🎑⚫

Hari ini di sekolah muncul kabut. Jasmin berjalan memasuki pagar sekolah. Langkahnya terhenti di depan sebuah pohon cemara, tempat Mauza meminta pertolongannya.

Untuk pertamakalinya, Jasmin berangkat sedikit lebih terlambat dari biasanya. Seluruh murid sudah mengisi lorong sekolah. Sehun sudah datang duluan. Kaisar kini berada di kelas mereka, dengan senyum yang terhias kala menatap Jasmin.

Bel sekolah berbunyi, baru saja Kaisar ingin kembali ke kelasnya. Tak lama seorang wanita masuk membuka pintu kelas Jasmin.

"Di sini ada yang bernama Jasmin?" tanya wanita yang berumur beberapa tahun lebih tua dari ayahnya.

Jasmin mengangkat tangannya. Netra paruh baya tersebut menatap Jasmin dengan senyum di bibirnya. Jasmin beranjak dari duduknya menghampiri paruh baya tersebut. Wanita tersebut pun melakukan hal yang sama. Tepat di tengah-tengah kelas, wanita tersebut masih tersenyum menatap Jasmin.

Tak lama, sebuah tamparan mendarat keras di pipi Jasmin. Kelas menjadi hening. Sehun yang duduk langsung beranjak dari duduknya, sedang Kaisar mendekati keduanya.

...

Ditampar itu, panas banget, Bu.
Sakit -.-

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 88.2K 32
Kisah ini, berawal dari kepindahan keluarga Maleka ke Kota besar itu. Gabriel Maleka, adalah seorang Dokter Jiwa yang bekerja disebuah Rumah Sakit Ji...
130K 7.6K 35
Reina Amora, gadis berparas ayu khas pribumi, salah satu yang beruntung diterima di Black Campus melalui jalur beasiswa, kehidupan damai berubah begi...
147K 12.8K 31
Mengisahkan perjalanan mereka untuk menguak sebuah rahasia. Rahasia yang selama bertahun tahun merenggut banyak nyawa, rahasia yang menurut mereka se...
3.3K 262 13
Tidak ada masa depan gemilang tanpa sebuah kedisiplinan. Jadi, jika Anda ingin mendapatkan masa depan yang cerah, tak ada kata lain selain harus teru...