Kumpulan Cerpen dan Dongeng B...

By dayeuhsa

19.7K 935 44

D A F T A R I S I Bobo Nomor 8 Tahun XXIX 24 Mei 2001 - Cerpen "Jangan Bukan Amplop Ini" oleh Ellen Kristi ... More

Jangan Buka Amplop Ini
Lelaki Penunggang Beruang
Pengalaman Baru Pino
Rahasia Bung Jabrik
Pulanglah, Sayang!
Satu Cara Menjadi Teman
Belut dan Kelompok Enam Sekawan
Kakek dan Kerang Bertanduk
Aku Beda, Boleh Kan
Serial Tuan Omong Kosong: Koboi dan Indian
Hero, Pahlawanku
Lukisan Kasih Sayang
Kisah Badak dan Siput
Si Cerdik Murkhanand
Kejutan Liburan
Buah Kampungan
Anak Kincir Air
Kisah Kid dan Kitty
Misteri Hilangnya Kue Pai Bulan
Siapa Calon Pengganti Raja?
Batu Kedua
Nenek Serakah
Harta Warisan
Doa Nana untuk Esok
Nyanyian Si Gembala
Peramal Istana
Imam Sang Ketua Kelas
Biola Tua
Tanah Penghabisan
Serial Tuan Omong Kosong: Mengomel Bersama
Saat Terjaga di Malam Itu
Bisul
Juara Piala Dunia
Zeralda dan Raksasa
Si Sayap Rajawali
Senandung di Malam Hari
Ke Mana Si Anak Burung
Tikus Kecil yang Cerdik
Selendang Nenek
Ayo, Dido!
Peri dan Hutan Berkabut
Putri Sekarwangi dan Lebah
Baju Panggung Ilun
Patricia dan Jin dari Awan
Temanku Jadi Kenek
Puteri Tulus dan Pangeran Tidur
Misteri di Paviliun Kamboja
Rahasia Hadiah Nenek Alma
Boneka Kayu Uti
Giliran Belajar di Rumah Euis
Leontin Ajaib dan Bros Putri Alina
Mimpi Indah Mimpi Buruk
Nenek Sali
Pesan Sandi dalam Botol
Yang Lebih Berharga
Penyihir Tu La Lit
Leunca
Di Balik Penampilan Geri
Andai Ada Kesempatan Kedua
Tersinggung pada Kuda
Surat
Lo Sun
Satu Hari untuk Mama
Nanti Juga Bisa
Ike
Siapa yang Terpilih
Super Didin
Pensil Baru Fanny
Sepatu Ajaib
Peci Usang Mang Ujang
Rahasia Pran
Kasut Bidadari
Perjalanan Rahasia di Larut Malam
Kue Jemari Cokelat
Anak yang Memegang Pot Bunga Kosong
Namaku Tokek
Penghuni Rumah Tua
Si Beruang Hitam Kecil Tak Bisa Tidur
Kado untuk Emak
Peri Laura yang Baik Hati
Naga Emas
Sepatu Putih, Merah, Biru, Hijau, Ungu ...
Pencuri Prangko Oscar
Merpati Mata-Mata
Tiada Maaf Bagimu! Ha! Ha! Ha!
Serangan Seekor Beruang Buas (1)
Serdadu Napoli
Sahabat
Pak Danu dan Celana Hitam Sang Raja
Jalan Rahasia
Dua Ekor Harimau Putih
Surat Wasiat Kesembilan
Jejak Si Kaki Satu
Busana Pilihan Putri Raja
Pak Leon dan Pak Jahil
Wulan dan Sayuran
Keping Keberuntungan

Si Keledai Ingin Berguna

449 16 2
By dayeuhsa

Oleh Endang Firdaus

Bobo Nomor 11 Tahun XXIX 14 Juni 2001

Cemplu adalah seekor keledai. Ia tinggal di sebuah kandang yang nyaman di peternakan Pak Timbul. Setiap hari anak-anak Pak Timbul datang ke kandangnya dan memberinya makan.

Cemplu bersahabat baik dengan Kupluk, si Kucing. Akhir-akhir ini Cemplu sering terlihat murung. Ia banyak termenung. Kupluk merasa sangat heran. Tanyanya suatu hari, "Teman, beberapa hari ini, kuperhatikan engkau sering termenung. Raut kesedihan menampak di wajahmu. Ada apa?"

Cemplu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan sedih. Katanya, "Sebagai seekor keledai, aku adalah keledai yang sangat beruntung. Aku tinggal di sebuah kandang yang nyaman. Aku punya padang rumput yang luas untuk bermain. Setiap hari aku mendapat makanan enak." Air mata keledai itu meluncur turun membasahi hidungnya. "Aku juga punya engkau, teman yang baik dan amat memperhatikan. Pak Timbul dan anak-anaknya sangat menyukaiku. Tapi aku merasa semua itu tidak cukup. Aku ingin menjadi keledai yang berguna. Aku ingin punya sesuatu yang dapat kukerjakan."

Kupluk melingkarkan tubuhnya di atas tumpukan jerami kering. Ia menguap panjang. "Sekarang, mari kita tidur," katanya pada sahabatnya. "Besok kita pikirkan bagaimana menyelesaikan masalahmu itu."

Pagi datang.

Cemplu dan Kupluk telah bangun dari tidurnya. Mereka melihat Pak Timbul berdiri sedih di samping mobilnya. "Oh," keluhnya, "ada apa dengan mobil ini? Tadi malam tidak apa-apa. Mengapa pagi ini tiba-tiba mesinnya tak mau hidup? Padahal pagi ini aku telah berjanji pada anak-anak untuk membawa mereka ke pasar. Jika sampai tak jadi, mereka pasti sangat kecewa."

Kupluk berlari ke pojok pagar. Di sana ada sebuah pedati tua. Seru Kupluk pada sahabatnya, "Teman, kemarilah! Cepat!" Cemplu cepat menghampiri. Kupluk lalu mengeong keras-keras. Pak Timbul menoleh ke arahnya. Saat itu dilihatnya si Keledai dan pedati.

Seketika Pak Timbul memasang pedati di keledai. "Anak-anak," ucapnya. "Bagaimana kalau kita ke pasar naik pedati?" Anak-anak itu setuju. Mereka berseru gembira.

Anak-anak lalu naik ke pedati dengan riang gembira. Kemudian melajulah mereka menuju pasar. Cemplu amat bangga dan gembira. Sore hari mereka baru kembali. "Mulai sekarang," Pak Timbul berkata, "Aku akan pergi ke pasar dengan pedati saja. Nyaman dan bebas polusi."

Cemplu amat senang mendengar ucapan itu. Ia akan punya sesuatu yang dapat dikerjakannya. Kini ia merasa berguna. "Teman, terima kasih atas bantuannya," katanya pada Kupluk, si Kucing, sahabatnya yang baik dan penuh perhatian. Kupluk cuma tersenyum. *****

Continue Reading

You'll Also Like

239K 3.2K 17
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga Tolong jangan di bawa ke RL Futa Area
430K 26.4K 37
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"
104K 8.2K 34
Original story' by rld.oct Preview : "Sebenarnya sejak awal memang sudah jelas bahwa aku sangat mencintaimu , akan tetapi kenapa takdir berkata lain...
262K 8.4K 61
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.