Married With Om Om

By a-zchen

184K 5.6K 244

[FOLLOW SEBELUM BACA] . Bagaimana jika ada orang yang mengatakan bahwa Arista menikah dengan seorang om om? T... More

prolog
1. First Impression
2. Nyebellin
3. Accident
Cast- Married With Om Om
4. Hadirnya Sang Mantan
5. Falling in Love?
7. Main Bareng
8. With You
9. Akad
10. First Night
11. Sepupu Wisnu?
12. Bulan Madu
13. Bahagia
14. Cemas
15. Stay With Me
BALIK LAGI!!!
16. Dijebak
17. Bersama Mas Wisnu
18. Test Pack
19. Kenyataan Menyakitkan
20. Kembali Membaik
21. Sayang
22. Karena Siapa?
23. Pikiran Buruk
24. Kesalahan
25. Keputusan
26. Bimbang
27. Jika Kita Mencintai Lagi

6. Om Mesum

12.6K 301 2
By a-zchen

Arista menatap layar laptop, membaca dengan teliti kata demi kata yang tertulis pada halaman website berupa syarat dan aturan untuk mendaftar ke salah satu universitas negeri di Jakarta. Karena tidak lulus SNMPTN, Arista mencoba ke jalur lain yaitu SBMPTN. Rasa kecewa pasti dia rasakan, karena sejak dulu dia sangat menginginkan untuk lolos jalur SNMPTN dan masuk di Universitas pilihannya dengan jurusan yang dia mau. Tapi dia tak menyerah. Masih ada satu jalur lagi yang harus dia perjuangkan saat ini.

Jauh-jauh hari, Arista telah mempersiapkan semuanya. Karena jika hanya mengandalkan jalur SNMPTN, dia akan cenderung terlalu melalaikan jalur SBMTN yang bisa saja dia lalui jikalau SNMPTN tidak lolos. Dan benar, jalur SNMPTN bukanlah menjadi takdirnya, melainkan jalur SBMPTN. Dia hanya butuh melengkapi beberapa data untuk mengikuti SBMTN yang akan dilaksanakan empat hari lagi.

Pintu kamar Arista diketuk beberapa kali dan ketukannya terdengar heboh. Tanpa melihat siapa dalangnya, Arista sudah tahu betul bahwa itu pasti ulah adik-adiknya.

"Masuk! Bisa roboh pintu kakak ntar kalo kalian pukulin kayak gitu!" Arista sedikit berteriak, dan tak lama munculah sosok dua orang yang berwajah sama dari balik pintu. Mereka adalah Amanda dan Aninda.

Aninda langsung menaiki ranjang Arista dengan kasar, sedangkan Amanda hanya duduk di ujung ranjang sambil meletakkan sesuatu milik Arista.

"Makasih kak, Manda udah selesai make jangkanya" ucap Amanda pelan.

Arista hanya menjawab dengan anggukan kecil sambil menggeser tubuhnya agak menepi ke ujung ranjang. Aninda yang langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membuat Arista sedikit berdecak.

"Dek, kamu punya ranjang sendiri kan? Ngapain sih masih tiduran di sini? Kakak masih ngurusin buat kuliahan, jadi minggir dulu!" ucap Arista sedikit kesal, namun terdengar lembut.

"Kak, kita di sini tuh cuma mau nanya ke kakak!" Aninda menjawab.

"Mau nanya PR? Nanti aja ya, kakak masih sibuk"

Aninda menggeleng, "Nggak kak. Kita mau nanya, gimana sih rasanya ciuman?" Aninda tertawa, sedangkan Arista langsung menjitak pelan kepala adiknya itu.

"Sakit kak!"

"Lagian, ngapain sih kamu nanya pertanyaan gak penting. Niat awal kita ke sini kan mau ngasih tau kak Tata sesuatu" Amanda ikut menimbrung.

Aninda nampak berfikir sejenak. Detik selanjutnya, dia malah memperbaiki posisinya menjadi duduk dan menghadap ke arah Arista. "Nggak jadi ah, aku pengen denger cerita kak Tata aja!"

"Kamu mau denger cerita apa dari kakak?"

"Cerita itu tuh kak!" ucap Aninda sambil memainkan kedua jari telunjuknya.

"Kamu pasti ngerasain kok, tapi nanti!"

"Aninda nggak usah ditanggepin kak, dia itu cuma pengen bikin kakak malu" Amanda menjeda kalimatnya, "Oiya, kita ke sini cuma mau nyampein pesan mama. Kakak disuruh mama buat siap-siap, karena nanti malem kita ada pertemuan sama keluarga calon suami kakak!"

Arista mengerutkan dahinya. Tentu saja dia terkejut, lantaran Wisnu sama sekali tak menghubunginya untuk memberitahu tentang perihal ini.

Seminggu setelah mengenal seorang Wisnu Atalla, Arista menjadi tahu bahwa Wisnu termasuk tipe orang yang tak suka bertukar pesan kecuali jika ada hal yang penting. Keduanya jarang sekali memberi kabar satu sama lain melalui chat, karena jika bukan Wisnu yang mendahului, maka Arista juga tak berani. Biasanya, Wisnu akan langsung mendatangi Arista jika ada hal yang mendesak. Entah itu apa.

Untuk satu hari saja, bahkan Arista nyaris tak mendapat satu pesan apapun dari Wisnu. Mungkin dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan inilah nasib Arista, dibilang jomblo nggak, tapi tetep aja kesepian.

"Oh ya? Kalian juga ikut?"

"Iyalah kak. Kalau misalnya kita gak boleh ikut, aku bakalan maksa!" Aninda melirik ke arah Amanda, "Iya kan Man?"

"Iya kak. Kita juga pengen kenal lebih deket lagi sama calon kakak ipar kita" Amanda menambahkan.

"Oke oke, kakak siap-siap. Kalian juga siap-siap sana!" ujar Arista, "Oiya, ntar kalau disana Aninda nggak boleh cerewet ya!"

"Siap"

"Yaudah sana, kakak mau mandi" ucap Arista sembari menutup laptopnya, sedangkan kedua adiknya itu segera beranjak meninggalkan kamar Arista.

*****

Saat menginjakkan kakinya turun dari mobil, Arista langsung dibuat tercengang oleh kemegahan rumah yang berada di hadapannya saat ini. Desain rumah yang klasik nan mewah seperti inilah yang merupakan rumah impian Arista. Tak diragukan lagi, betapa kayanya keluarga Atalla yang merupakan pengusaha terkenal di Indonesia.

Arista beserta keluarganya langsung mendapatkan sambutan dari beberapa pelayan yang sudah berbaris rapi disepanjang jalan menuju pintu utama rumah.

Di depan pintu utama pun sudah terdapat tiga orang yang tengah berdiri di sana. Tentu saja itu adalah Bagas, Tania, dan... Wisnu. Di antara ketiga orang tersebut, Wisnu lah yang berhasil membuat Arista tidak fokus. Bagaimana tidak, Wisnu selalu saja bisa membuat dirinya terpukau dengan ketampanannya itu. Dengan menggunakan kemeja berwarna hijau army dan lengan kemeja yang ditekuk ke atas, Wisnu menyambut Arista beserta keluarganya dengan senyuman yang sama sekali tak pudar dari bibirnya.

Tentu saja hal itu membuat Arista sedikit kikuk sekaligus salah tingkah. Astaga, Arista salting guys.

"Arista tambah cantik ya pa!" ucap Tania setelah memeluk Arista sesaat.

"Iyalah, kan calon mantu kita"

Arista hanya bisa tersenyum. Demi apapun, Arista sangat malu jika dipuji seperti ini.

Setelah melakukan sedikit cepika-cepiki, Bagas langsung mempersilahkan Niko beserta keluarganya untuk segera masuk ke dalam rumahnya. Untuk pertemuan kali ini, memang di agendakan bahwa orang tua akan mengobrol dengan orang tua, sedangkan Arista bersama Wisnu.

Wisnu segera mengajak Arista pergi dari keramaian, dia ingin mengajak Arista berkeliling rumahnya.

"Om, aku cantik kan pake baju ini?"

"Apa? Om?"

"Eh, maksud aku Mas, eh bukan, Wisnu, eh-_"

"Saya akan senang jika kamu memanggil saya Mas"

"Hmm tapi.., iya mas"

"Sip!"

Arista nampak merogoh tas selempangnya, dia sedang mengambil ponselnya.

"Gini aja mas, tolong fotoin aku di sini ya. Kayaknya backgroundnya bagus deh!" Arista memberi ponselnya kepada Wisnu, sedangkan Wisnu hanya bisa mengiyakan.

"Oke, satu, dua.._-"

"Bentar, posisiku belum bagus!" Arista merubah posisinya dan berpose layaknya seorang model.

"Oke siap ya, satu.. dua.. tiga.."

ckrek

Arista tersenyum saat melihat gambarnya sendiri di layar ponselnya. Ternyata untuk perihal berpose, dia juga tak kalah pintarnya dengan Angelina Danilova.

"Cantik kan mas?" Arista tersenyum sambil menunjukkan ponselnya ke arah Wisnu.

"Cantik"

Arista beralih menatap Wisnu. Bola mata berwarna coklat itu mampu membuat Arista menelan ludahnya sendiri. Tidak tidak, dia tak mungkin bernafsu pada si om om mesum ini.

"Tapi bajunya yang cantik, kalau orangnya biasa aja!" Wisnu melanjutkan kalimatnya.

Seketika senyum Arista memudar begitu saja. Kenapa si om ini sangat menyebalkan sekali? Lihat saja, Arista pasti akan membuat Wisnu menjadi kesal juga.

"Tapi kata Daniel, aku cantik kok kalau pake baju ini. Cantiknya ngalahin cinderella malahan" ucap Arista tak kalah menyebalkan.

Wisnu berfikir sejenak, "Daniel?"

"Iya Daniel, mantan pacar aku yang paling ganteng itu lho" Arista berjalan mendahului Wisnu yang masih terdiam. Padahal, Arista sama sekali tak mengenal siapa Daniel. Dia hanya ingin membuat Wisnu kesal.

"Kayaknya, kamu gak punya mantan pacar yang namanya Daniel deh!"

"Iih, kata sapa? Daniel itu pacar aku mulai SMP"

"Oya? Kamu nggak bisa bohong sama saya, saya tahu kalau kamu hanya ingin membuat saya kesal"

"Iih tau ah, om Wisnu nggak asik. Padahal, aku cuma pengen om Wisnu kesel. Eh ternyata, malah aku yang kesel sendiri"

"Saya tahu, mantan kamu itu hanya Rama"

Arista tak berniat menjawab kalimat terakhir yang dilontarkan Wisnu, lantaran dia tak mau teringat lagi pada Rama. Detik selanjutnya, dia langsung mengekori langkah Wisnu untuk segera memasuki salah satu ruangan yang ada di sana.

"Ini kamar siapa?"

"Ini adalah kamar yang akan menjadi saksi malam pertama kita"

Arista membelalakkan matanya. Dasar om-om mesum! Belum apa-apa udah bahas tentang malam pertama.

"Kenapa diam? Saya nggak salah kan? Karena setelah menikah nanti, kamu akan tinggal di sini"

Apakah semua pemikiran orang dewasa hanya mengarah pada perihal itu saja? Apa tidak ada topik lain? Mungkin, inilah resiko yang Arista dapatkan karena terlalu patuh pada orang tuanya.

*****

Part enam selesai...
-
-
-
-
-
kuy vote comment ya...
.
.
Terimakasih buat temen-temen yang sudah mensupport aku. Semoga aku bisa menyelesaikan cerita ini secepat mungkin.
.
.
31 agustus 2019
23:14

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 141K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
328K 25.7K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini βš οΈβ›” Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. πŸ”žβš οΈ. ...
276K 13.7K 24
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
608K 30.3K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...