Call Me To Heaven - Lee Jinwo...

By binjinpeach

35.8K 5K 1.5K

"Anak seumuran Jinwoo tuh masih terlalu kecil buat ngerasain sakit yang luar biasa ini." Jinwoo Arkasena, sis... More

Intro
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Polaroid for Jinu!!
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
versi baru
30. Jinhyuk's Family
Happy New Year!
hi?

23

715 102 123
By binjinpeach

Adek aku lagi sakit. Pengen nangis aja liatnya. Apalagi aku sibuk buat PKKMB, tapi kepikiran kondisinya😭

dua hal yang bikin aku kepikiran dan aku pengen aja prioritasin adek aku. Tapi gimana lagi, aku udah kek kak Jinhyuk disini😭 lebih mementingkan PKKMB daripada adek sendiri😭 au deh aku cape😭

Pengen aku ada di samping adek aku yang sekarang di rawat. Pengen aku nemenin dia. Aduh aku ngetiknya sambil nangis ini😭

Udah ah curhatnya. Aku lanjut sambungan cerita yang kemarin ya :)

























Yuri dan Jinwoo mengobrol dengan selingan candaan. Wonjin sendiri cuma diem aja nyimak dan sesekali rebahan di sofa.

Yuri juga menceritakan pengalamannya saat salah di diagnosis oleh dokter. Saat dokter mendiagnosis dirinya kena leukimia akut, tapi saat pemeriksaan kedua, hasil lab nya negatif.

Yuri juga sama seperti Jinwoo. Stress dan hanya bisa pasrah. Apalagi dirinya yang kini tengah mengidap hipertiroid. Tapi Yuri memberikan motivasi agar Jinwoo semangat menjalani perawatannya agar bisa sembuh.

Mereka berdua sama-sama terkena penyakit yang serius. Jinwoo yang sering mimisan dan pingsan, Yuri yang kecapean dikit langsung ngedrop.

"Teteh udah gak kuat buat minum obat terus. Udah pengen berenti buat minum obat. Cape teteh tuh. Tapi kak Seungyoun terus ngasih teteh semangat buat bisa sembuh. Kadang kalo lupa minum obat, obat yang gak diminum, suka teteh buang," kata Yuri.

"Kok dibuang sih, teh?" tanya Jinwoo.

"Soalnya biar gak curiga. Wonjin juga tau. Toh, aku lakuin hal itu juga hasil lab nya tiap ambil darah ga berubah. Gitu-gitu aja," kata Yuri. Jinwoo mengangguk.

"Walaupun dia bilang, teteh harusnya ga lakuin hal itu. Cuma ya teteh lupa kudu begimana. Itu juga sehari sekali minum dua," kata Yuri.

"Teh, tapi dulu pas teteh kena leukimia tea, Teteh ga stress kan?" tanya Jinwoo.

"Waktu itu teteh masih kelas 2 SMP. Teteh sih gak terlalu mikirin karena yang teteh lakuin cuma rebahan sama nurutin kata-kata orangtua sama dokter. Teteh awal denger diagnosa dari dokter gak stress, cuma teteh nangis aja kan. Teteh terlalu banyak liat orang yang kena leukimia pasti meninggal dunia. Teteh gak mau itu terjadi. Kalo dulu teteh bener-bener kena Leukimia, mungkin sekarang teteh ga disini," kata Yuri sambil menahan air matanya.

Wonjin cuma bisa menyimak saja. Dia juga udah tau soal cerita ini. Wonjin cuma bisa nahan air matanya agar tidak jatuh. Bagi Wonjin, Yuri adalah wanita yang kuat. Dia bisa sabar menghadapi semua masalah dan ujian yang menimpa kekasihnya itu.

"Ayah teteh juga stress, kak Seungyoun apalagi. Udah kek putus asa gitu. Apalagi kak Seungyoun yang waktu itu mau UN." Jinwoo jadi sedih. Dia mengira, hanya dirinya saja yang mengalami hal ini.

"Tapi lihat kamu, teteh merasa ada teteh di diri kamu. Pas Wonjin bilang kamu kena leukimia, teteh jadi inget ke diri teteh yang juga hampir kena Leukimia," kata Yuri. Jinwoo juga merasa seperti itu.

Jinwoo dan Yuri sama-sama orang yang sabar. Sabar menghadapi ujian hidup dan masalah yang ada.

"Sampe teteh bolak-balik rumah sakit. Karawang-Bekasi, Karawang-Jakarta. Karena emang dari kecil, teteh udah sakit-sakitan. Disuruh makan aja susah. Kadang teteh mikir, jadi orang normal yang gak penyakitan pasti menyenangkan. Karena jujur aja, jadi orang yang penyakitan itu gak enak." Jinwoo tau, jadi orang yang penyakitan itu gak enak. Gak bisa ngapa-ngapain.

Yuri terus bercerita. Mulai dia yang kena tipes, DBD, dia yang hampir di operasi buat pengempisan kelenjar tiroid nya yang bengkak. Intinya, Yuri anaknya sabar. Kek Jinwoo.

Saat tengah asyik menyimak, Jinwoo merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Jinwoo mencoleknya, dan ini yang dia takutkan. Jinwoo segera menutup hidungnya.

"Teh, ambilin tissue di laci, maaf," titah Jinwoo.

"Oh iya bentar." Yuri mengambil tissue di laci. Jinwoo membuka telapak tangannya yang menutupi hidungnya. Darah yang keluar semakin banyak.

"Teh, buruan."

Yuri berhasil mengambil tissue dan membuka bagian atas tissue nya. Memberikan satu box tissue itu pada Jinwoo.

Dia mulai membersihkan hidungnya dari darah yang keluar begitu banyak.

"Astaghfirullahaladzim. Kamu mimisan. Teteh panggil suster ya," kata Yuri.

"Aku aja," kata Wonjin. Yuri mengangguk dan Wonjin keluar dari ruangan.

"Dek, ini darahnya banyak banget. Sering kek gini?" tanya Yuri. Jinwoo mengangguk.

Dadanya mulai sesak. Kepalanya mulai pusing karena kehabisan darah. Bisa mati dengan cepat kalau begini terus.

Wonjin datang dengan suster di belakangnya. Suster itu membawa obat rutin punya Jinwoo. Untung saja Jinwoo segera di tangani. Jika tidak, Jinwoo akan pingsan dalam jangka waktu yang lama.

"Terimakasih, sus."

"Sama-sama."

Jinwoo dibaringkan oleh Yuri. Membiarkan anak itu tenang karena darahnya yang keluar banyak. Yuri jadi kasihan. Anak seumuran Jinwoo harusnya main sama anak-anak seumurannya.

Jinwoo mengatur nafasnya. Dadanya akhir-akhir ini sering sesak entah kenapa. Yuri mengambil selembar tissue dan membersihkan darah dari hidungnya Jinwoo. Jinwoo memejamkan matanya, berniat untuk tidur.

Setelah membersihkan hidungnya Jinwoo, Yuri kembali duduk di kursinya dan menatap Jinwoo. Memperhatikan wajah imut anak itu. Mengingatkan pada adik sepupunya yang seumuran sama Jinwoo.

Tak lama, pintu ruangan terbuka. Menampakkan Jinhyuk dan Seungyoun. Jinhyuk terkejut karena ada dua orang asing dan Jinwoo yang terbaring lemas diatas kasur. Seungyoun sendiri terkejut karena ada Yuri disini.

"Ngapain kamu disini?" tanya Seungyoun ke Yuri. Yuri mencium tangan kakaknya.

"Diajak Binjin," kata Yuri. Binjin adalah nama kesayangan Yuri ke Wonjin.

Seungyoun menatap Wonjin. Wonjin cuma nyengir aja. "hai calon kakak ipar."

"Kakak ipar, kakak ipar. Apaan si," kata Seungyoun jutek. Raut wajah Wonjin jadi asem lagi.

"Becanda anjir. Serius mulu," kata Seungyoun sambil menjitak kepala Wonjin.

"Sakit anjir!" Seru Wonjin sambil mengusap kepalanya.

Jinhyuk menghampiri Jinwoo yang tengah tertidur. Dia melihat tissue bekas membersihkan darah dari hidungnya Jinwoo. Jinhyuk sudah menduga kalau Jinwoo tadi mimisan.

"Dia gak pingsan kan?" tanya Jinhyuk.

"Nggak, kak. Tadi pas mimisan, Wonjin langsung bawa suster kesini," ujar Yuri.

Jinhyuk bernafas lega. "Alhamdulillah."

"Cuma ya, kita khawatir aja kak tadi. Nafas dia sesak pas mimisan tadi." Jinhyuk tau, akhir-akhir ini memang ada yang dirasain Jinwoo selain leukimia nya itu.

Jinhyuk mengusap kepala adiknya yang tengah terlelap. Tanpa sadar, air matanya mengalir, menetes dan mendarat di telapak tangan Jinwoo.

Jinhyuk menggenggam erat tangan Jinwoo yang dingin. Jinhyuk sangat, sangat, sangat berharap Jinwoo bisa sembuh. Tidak selamanya penderita leukimia harus berakhir meninggal dunia.

Seandainya keajaiban itu ada, Jinhyuk berharap Jinwoo bisa disembuhkan hari ini juga dan meluangkan waktu bersamanya. Seperti dulu.


























Malamnya, Jinwoo terbangun. Jinhyuk baru saja datang setelah dari luar untuk membeli makanan. Dia kelaparan ternyata.

Jinhyuk yang menyadari adiknya terbangun, langsung menyapanya hangat. Duduk disamping Jinwoo.

"Hai, jagoan," sapa Jinhyuk. Jinwoo tersenyum tipis.

"Kakak bawa apa?" tanya Jinwoo dengan suaranya yang kecil namun masih terdengar oleh Jinhyuk.

"Kakak beli roti. Eh, nemu tukang bacang, kesukaan kamu," kata Jinhyuk sambil mengeluarkan makanan satu persatu dari kantong plastik yang dibawanya.

Jinwoo terlihat berbinar saat matanya menangkap bacang, lontong nasi dengan isian daging sapi atau daging ayam dan dibungkus dengan bentuk segitiga. Bacang adalah makanan favorit Jinwoo.

Jinwoo langsung terbangun dan duduk bersandar ke sandaran ranjang. "Kak, mau bacang," kata Jinwoo.

"Mau bacang? Kakak kupasin ya." Jinwoo mengangguk. Jinwoo hanya melihat kakaknya yang tengah asyik mengupas bungkus bacang.

Setelah dibuka habis, Jinhyuk memberikannya pada Jinwoo. Jinwoo menerimanya dan mulai memakannya.

Rasanya enak. Jinwoo baru makan bacang lagi setelah sekian lamanya. Dia makan bacang aja jarang-jarang.

Jinhyuk yang melihat adiknya makan dengan lahap, jadi senang sendiri. Pasalnya, badan Jinwoo kurus banget. Di asupan makanan aja gak bikin berat badannya bertambah.

Jinwoo makan dengan lahap, seperti orang yang tidak makan selama tiga hari. Baguslah. Walaupun hanya itu, yang penting Jinwoo kenyang.

Karena kata Ehsan : bila kenyang, hati pun senang.

Jinwoo makan habis bacang nya dan sekarang minta dikupasin lagi bacangnya. Jinhyuk untung membeli banyak dan hanya untuk Jinwoo.

"Kakak kalo mau, ambil aja kak. Punya Jinu, punya kakak juga," kata Jinwoo sambil melahap kembali bacangnya.

Jinhyuk yang mendengarnya langsung mengambil satu bacang diatas meja. Mengupasnya dan memakannya dengan lahap.

Kedua kakak beradik itu memiliki sifat yang sama. Mulai dari tingkah laku, cara mereka makan, dan bagaimana mengekspresikan sesuatu.

Bedanya, Jinhyuk ini orangnya banyak omong. Kalo Jinwoo cenderung lebih suka menyimak dan sesekali nimbrung di sebuah topik pembicaraan.

Adem sekali melihat kakak adik ini akur. Apalagi dulu mereka tidak ada Moment seperti ini selama Jinwoo sakit.

Bagi Jinhyuk, ini adalah moment terbaik dalam hidupnya. Dia bisa makan bareng dan menghabiskan waktunya dengan Jinwoo.

Bagi Jinwoo, ini adalah moment yang akan selalu dia simpan baik-baik dalam ingatannya.

Disaat dia sudah meninggal nanti, dia ingin diingat oleh semua orang. Mengingatnya sebagai pribadi yang baik, ramah, imut, dan disayang semua orang yang mengenalnya.

Seandainya aja ada orang yang menciptakan memori permanen dalam bentuk card, Jinwoo ingin semua ingatannya dimasukkan kedalam memo card itu.

Jika di anime, itu adalah plastic memories.

Memori itu akan diputar kembali jika kakaknya sudah punya anak dan menceritakan sosok Jinwoo semasa hidupnya.




























23 Agustus 2019

























Semoga ga bikin kalian bosen ya :)

Jinu ganteng banget sumpah :")

Eh dedeq Dodo 😗

Hyungjun kek anak TK deh lucuuuu😗

Pyo nih si paketu kita😗

P for permisi ini Teteh sama Aa ipar nya Jinu ini😗


Babeh kesayangan kita❤️

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 123K 65
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.3K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
196K 16.8K 88
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
185K 17.2K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...