SECRETS [M]

Chyndwrite

395K 31.4K 2.4K

Terlampau naif untuk Jihan menolak , Juga teramat bodoh jika Jihan menerima Tawaran untuk menjadi Wanitanya d... Еще

Prolog | Revisi
Chap 01 | Revisi
Chap 02 | Revisi
Chap 04 | Revisi
Chap 05 | Revisi
Chap 06 | Revisi
Chap 07 | Revisi
Chap 08 | Revisi
Chap 09 | Revisi
Chap 10 | Revisi
Chap 11 | Revisi
Chap 12 | Revisi
Chap 13 | Revisi
Chap 14 | Revisi
Chap 15 | Revisi
Chap 16 | Revisi
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20
Chap 21
Chap 22.
Chap 23
Chap 24
Chap 25
26.

Chap 03 | Revisi

21.9K 1.4K 73
Chyndwrite

________

Tidak ada sedikitpun rasa cemburu yang menggrogoti hati. Sama sekali tidak, yang ada hanya rasa acuh tak acuh tentang Eunha yang berada di ruangan Jungkook.

Tidak perduli dengan dua insan yang berada didalam sana tengah berbagi kasih bertukar saliva atau bahkan bertukar keringat sekalipun. Bukan urusanku mereka memang sudah bertunangan, bukan hakku masuk keranah mereka.

Yang aku tau posisiku disini hanya seorang wanita yang pernah menjual diri untuk menghasilkan uang. Meskipun berlanjut hingga kini menjadi simpanan.

Tapi sungguh saat Jungkook memintaku menjadi Simpanannya, aku sempat menolak dan mengacuhkannya selama beberapa hari ( kecuali di kantor ) itu beda lagi.

Jungkook berkali-kali memaksaku melayani nafsu sialannya itu, tapi aku menolak dan mengancam untuk mengundurkan diri dari perusahaan. jika saja ia masih memaksaku.

Untung nya Jungkook tidak senekat itu, tapi bukan Jungkook namanya kalau hanya diam saja tanpa balik mengancamku dengan cara menyebarkan issue bahwa aku telah hamil anaknya. Gila memang! Jungkook itu sinting.

Kalau bisa di bilang Jungkook memang tidak pernah melakukan hal manis terhadapku, kecuali saat sedang di atas ranjang itu beda lagi. Memang yang aku tahu Jungkook itu dingin nyaris tak tersentuh, terbukti saat ini- di balik kaca ruangan Jungkook.

Ruangan yang memang separuhnya terbuat dari kaca tebal tidak ditutup dengan tirai. Sengaja atau apa yang pasti dapat aku lihat Eunha yang sedang duduk diatas paha Jungkook, dengan Jungkook yang sama sekali tak mengacuhkan Eunha dan malah melirikku dari balik punggung Eunha yang sedari tadi sibuk menjelajahi ceruk leher Jungkook.

Fokusku kini bukan pada kedua insan yang sedang bercumbu di dalam sana (ralat) bukan dua melainkan satu, Eunha lah yang hanya bermain sendiri! Perlu di garis bawahi. Hanya Eunha yang seagresif itu.

Sebenarnya untuk wajah sepolos dan selugu Eunha. Aku sendiri tidak menyangka Eunha jauh lebih berani di bandingkan aku. Sepertinya aku harus lebih banyak belajar, sebelum Jungkook yang mengomel tentang service yang aku berikan kurang Memuaskan!.

Saat otakku sibuk mencari-cari. bagaimana cara memuaskan Jungkook setelah ini. Dering ponselku berbunyi, hanya sebentar. Menandakan pesan masuk.

Aku alihkan pandanganku pada pesan yang baru saja masuk di layar ponsel. Menoleh sebentar kearah Jungkook yang hanya diam tanpa merespon Eunha, lalu berahli mengambil ponsel yang sudah menunjukan beberapa pesan masuk. Sebelum membaca isi pesan yang membuat jantung Jihan hampir saja merosot dari tempat seharusnya.

Sedangkan Jungkook yang melihat raut perubahan dari ekspresi Jihan, buru-buru memberhentikan aktifitas Eunha yang sedari tadi membuat Jungkook risih. Mendorong sedikit agar Eunha menjauh dari paha Jungkook sebelum berakhir keluar dari ruangnya, menghampiri aku yang masih terpaku pada ponsel di gengaman tanganku.

Jungkook menghampiri aku perlahan. " Jihan.. ada apa?" Tak ada jawaban dariku Jungkook berusaha mendekat namun Eunha menghentikan langkahnya "Ada apa denganmu, Nona Yoon?" Suara itu mengalun lembut. "Mukamu tampak pucat"

Senyum miris terpatri setia di celah bibirku saat mendengar nada kekhawatiran calon istri dari selingkuhanku ini. Sungguh miris bukan menjadi selingkuhan dari wanita sebaik Eunha?

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit- pusing" Melirik Jungkook sekilas "boleh aku ijin pulang untuk hari ini... Tuan?" tak ada jawaban hanya anggukan dari Jungkook, yang kubalas dengan ucapan, "Terima kasih" sebelum pergi meninggalkan kedua pasangan itu.

***

Jihan pikir dengan pulang ke apartemen akan membuatnya merasa tenang. Akan tetapi perkiraannya tidak sesuai dengan yang dia harapkan, bukan ketenangan yang wanita itu dapatkan, melainkan rasa kesal setengah mati!.

"Jung-" sepuluh menit yang lalu Jungkook datang ke apartemen Jihan. Tepatnya menerobos masuk ke dalam saat Jihan berhasil memasukan sidik jari untuk mengakses kata sandi.

Jihan takut, ketika Jungkook menghimpit tubuhnya di pintu apartemen. Pria itu mengunci pintu yang berada dibalik punggung Jihan. Dengan sorot mata Jungkook yang mulai menggelap, pria itu mengangkat tubuh Jihan. menggigit telinganya, sakit sekali.

Jungkook meletakkan Jihan di meja makan, dia menyibak rok span ketat yang Jihan pakai. "Jung! ahn."Jihan mengeram saat lengan Jungkook meremas pahanya.

"Kau mengabaikanku lagi Hanie?, sengaja agar aku menuyusulmu? Benar begitu!?". Pertanyaan yang lebih menjuru ke pernyataan Jungkook lontarkan dengan lantang. Pria itu meremasnya lagi, lebih kuat.

Jihan menggelengkan kepalanya, "Tidak, Jung— akh! It's hurt." Jihan mencengkram kemeja lengan Jungkook. Jemari panjangnya lagi-lagi menerobos masuk menggoyak milik Jihan. Tanpa ada nya persiapan, tentu saja itu sakit. Perih.

"Jung! Stop please.. ahn-" Jihan menggigit bibir bawahnya saat suara desahan lirih tak bisa lagi dia tahan. Jungkook menyeringai saat mendapati tubuh Jihan yang tak nyaman dan mulai basah.

"Hukumanmu, karena mengabaikan pesanku." Jungkook tahu itu sakit, tapi tetap memaksakan Jihan untuk menerima kedua jarinya. "Sudah kukatakan padamu, jangan berulah. Tidak paham 'kah? Yoon Jihan. Kau bahkan tidak sadar dimana posisimu sekarang, bagaimana bisa kau seberani ini untuk bertingkah pongah!"

Jihan lemas, keningnya jatuh di dada bidang Jungkook. Jemari pria itu bermain kegirangan didalam sana, bergerak tak tentu arah, seolah dia tengah mencari sesuatu. Dan saat mendapatkan apa yang dia cari, jemarinya justru semakin cepat memutar— acak. Ngilu, sedikit geli. Jihan suka, tubuhnya menyukai itu.

"Suka?" Jungkook berbisik ditelinga Jihan. Sekalipun wanita itu menggeleng, dia jelas tahu Jihan menyukai bagaimana dia mempermainkan tubuhnya dibawah sana. "Jangan naif, Sayang. Nikmati saja surga yang kuberikan untukmu."

"Jung— berhenti please." Jihan mencengkram lengan Jungkook. Wajahnya sudah merah, manik berkaca-kaca. Tapi Jungkook masih terus menggerakan jemarinya di liang Jihan, mengacak-acak, keluar masuk. Sampai Jihan lemas sendiri. "Jungkook! Kubilang berhenti!"

Jungkook berdecak, dia menarik jarinya. Mendengus kesal. Melihat Jihan yang menjatuhkan punggungnya diatas meja sambil menutup matanya dengan lengan. Helaan napas kesal dan marah jadi satu, Jungkook geram. Untuk kali ini membiarkan Jihan, karena wanita itu bilang kalau dia sedang tidak enak badan. Jungkook membawa Jihan kedalam kamar. Menidurkan tubuh itu ke atas ranjang, lalu disusul dengan dia yang ikut berbaring di sisi kosong.

Jihan menatap Jungkook dengan tatapan sayu. Jemari panjang Jungkook membelai lembut pipi Jihan, menarik tubuhnya kedalam dekapan hangat pria itu. Lalu Jungkook menjadikan lengan kekarnya itu sebagai bantalan untuk menopang kepala Jihan.

Sebenarnya ada hal lain yang terus menari-nari dikepala Jihan saat ini. Jungkook tahu, ada yang Jihan pikirkan. "Ada apa denganmu,hm?" Tanyanya.

Jihan mengangkat kepalanya menghadap Jungkook. Memandang lekat saat manik keduanya bertemu, lantas menjawab. "Apa menurutmu aku wanita jahat Kook?" Kening Jungkook berkerut, Pertanyaan macam apa yang wanitanya tanyakan. Sudah jelas Jihan tahu jawabannya bahwa Jungkook selalu bilang tidak ada wanita sebaik Jihan di matanya.

"Apa maksudmu Hanie?, tentu saja tidak!" Jawabnya kesal. Terlanjur bosan dengan pertanyaan aneh yang beberapa hari terakhir ini Jihan tanyakan.

"Aku jahat Jung!"

"Siapa yang bilang begit- ah" Jungkook teringat sesuatu tentang beberapa jam yang lalu saat mendapati Jihan melihat ponselnya dan berakhir menangis tiba-tiba.

"Apa ada hubungannya dengan ponselmu? Apa yang kau lihat?" Tanya Jungkook.

Jihan Buru-buru menggeleng, lantas membenamkan wajahnya di dada bidang Jungkook.

"Hanie., ingin bicara sendiri atau aku yang akan mencari tahu. kau tahu bukan,aku paling tidak suka saat kau mengabaikanku," Jelasnya."Jangan dengarkan perkataan apapun yang kau dengarkan dari mulut orang-orang di luar sana!" Sedikit jengkel dengan sikap Jihan yang akhir-akhir ini memang sering sekali mengabaikannya."Cukup dengarkan aku saja".

Bukan apa, Jungkook itu tidak suka di abaikan karena memang tidak ada wanita manapun dapat mengabaikan pesona Jeon Jungkook bukan?, kendati demian. Jungkook lah yang sering mengabaikan wanita-wanita cantik diluar sana.

Lain hal dengan yang satu ini. Seperti berbanding terbalik Jihan lah yang sering mengabaikan Jungkook, hingga membuat Jungkook gila sendiri.

Menghela nafas lalu kembali lagi mengelus surai panjang milik wanitanya,"Sayang, berikan ponselmu padaku" menggelangkan kepala sesaat lantas memeluk Jungkook makin erat Jihan hanya bisa diam kalau Jungkook sudah mengeluarkan suara lembut namun sedikit menekan.

"Dimana ponselmu sayang?"

"Mau mandi bersama Kook?" Lagi-lagi seperti ini. Mengalihkan pembicaraan dengan hal yang sulit sekali Jungkook tolak, adalah keahlian Jihan.

[]

Jihan di secrets udah tahu kan ya. Karakternya harus yang berdemage dan seksi. Hahhaha umurnya lebih tua beberapa tahu dari Jungkook:)

Cyn💕

Продолжить чтение

Вам также понравится

One shot Gxg iamsecretgirly

Любовные романы

509K 2.8K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
Pesona Paman Seno Karl Valerie

Любовные романы

2.5M 37.4K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
The Return of Villain Sister (END) Alda

Любовные романы

692K 34.2K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
1M 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...